"Tapi selain itu, aku lebih suka jika kau bersikap seperti biasa saja padaku." Kata Gebbie.
"Astaga kau benar-benar gadis aneh, kau tau banyak wanita yang tidak seberuntung dirimu itu. Harusnya kau bahagia kau menjadi tunangan seorang Reinhard." Ucap Rey."Itu sangat melelahkan!" Kata Gebbie."Kenapa kau sangat memaksakan diri untuk membuat kami bertiga makan bersama denganmu?" Tanya Rey."Aku hanya ingin saja, lagipula persaudaraan macam apa biar makan bersama saja tidak perna!" Keluh Gebbie."Jujur saja, aku tidak ingin kau kerepotan, karena kau itu seorang gadis!" Kata Rey.Gebbie terdiam..."Apa aku menyebalkan?" Tanya Rey."Iya! Pesan teks yang kau kirim di ponselku terlalu banyak!" Kata Gebbie."Ah, itu karena kau tidak terlihat sejak tadi, apa kau sudah makan?" Kata Rey."Aku baru saja selesai makan bersama Joy." Kata Gebbie."Joy? Astaga! Jangan dekat-dekat dengan Joy apalagi s"Tidak...tidak!" Ucap Gebbie."Aku sudah bilang, ada yang ingin aku berikan padamu!" Ucap Rey."Tidak, terima kasih!" Kata Gebbie."Kau akan terkejut dan terharu jika kau melihatnya! Sungguh!" Kata Rey.Gebbie menutup panggilan teleponnya dan tidur."Wuah! Apa aku baru saja di abaikan?" Ucap Rey.Karena Gebbie tidak menghiraukannya, Rey mendatangi kamar Gebbie dan memamerkan ‘hadiah’ yang ia miliki, itu adalah seragam sekolah milik Gebbie yang tertinggal di hotel beberapa waktu lalu."Apa? Kenapa kau terus mengetuk pintu kamarku?" Tanya Gebbie."Kau, kau tunggu disitu!" Kata Rey dan kembali ke kamarnya."Apa-apaan ini?" Ucap Gebbie.Rey ke kamarnya dan mengambil seragam milik Gebbie, ia lalu menunjukannya ke pada Gebbie dari kamarnya."Hey, itu seragamku!" Kata Gebbie."Kemari dan ambil sendiri." Kata Rey."Hey, kenapa ada padamu? Cepat kembalikan!" Kata Gebbie.
"Lalu apa? Kakak akan mengusir aku pergi dari sini?" Ucap Gebbie."Bisa-bisanya kau acuh tak acuh begitu dengan dirimu sendiri?" Kata Joshua."Lalu aku harus menangis begitu? Kakak mau aku menangis di sini? Jadi kakak tidak akan mengusir aku pergi dari sini, sekarang begitu?!" Kata Gebbie."Kenapa kau harus tinggal disana jika kau merasa stres seperti itu." Kata Joshua."Kak Joshua, kau akan merasa kesal jika aku menangis. Dan jika kakak tahu kondisi mu yang sebenarnya kau juga akan tambah kesal nanti." Kata Gebbie."Tegal saja, kau harusnya cerita pada kakak. Itu lebih baik melihatmu menangis di depanku." Kata Joshua."Aku telah cukup menangis akhir-akhir ini. Satu hal yang aku tahu dan itu diajarkan oleh air mata, itu adalah fakta bahwa menangis tidak akan menyelesaikan apapun." Kata Gebbie sambil mengambil botol hendak minum lagi."Kau mau minum lagi?' tanya Joshua."Iya!" Kata Gebbie."Tidak boleh!"
Kehidupan Gebbie di mansion Sky House dimulai. Seperti sudah ia bayangkan sebelumnya, bukan perkara mudah menghadapi ketiga pria di sekelilingnya, dengan Rey yang berusaha menaklukkannya, Joy yang ramah dan baik hati, serta Jimmie yang dingin dan sering menuduhnya yang tidak-tidak. Baik Rahel maupun keluarga tiri Gebbie.Setelah berkunjung ke rumah Joshua, Gebbie akhirnya kembali ke mansion dan saat ia tiba di mansion, Strategi pertama adalah mengajak mereka di saat mereka lengah. Cara tersebut berhasil pada Joy dan Rey, namun gagal pada Jimmie. Dengan bantuan Tuan Warren, Gebbie mencoba menjalankan rencana B, yaitu menyiapkan makanan favorit ketiga tuan muda itu, di ruang tengah. Rencana itu nyaris berhasil karena kebetulan ketiganya sudah kelaparan. Tapi pada akhirnya gagal juga dan malah tuan Warren lah yang asik menikmati makanan-makanan tersebut.Kini giliran Ms.Zhea yang menjadi sasaran curhatnya Gebbie Ternyata ada beberapa hal yang menyebabkan ketiga cucu C
Gebbie pun bergegas pergi ke toilet untuk mengeringkannya."Tunggu sebentar, aku akan pergi ke toilet untuk membersihkannya." Ucap Gebbie.Jimmie ternyata mengikutinya. Ia mengatakan, apabila memang hal-hal seperti ini yang Gebbie ingin dapatkan, ia bisa memberikannya. "Hey, kau mau apa?" Tanya Gebbie."Apa kau sangat senang di belikan baju mahal oleh Rey dan di ajak makan ke restoran mewah seperti ini?" Ucap Jimmie."Hah! Kau mau cari gara-gara lagi denganku?" Keluh Gebbie."Aku bisa melakukannya untukmu!" Ucap Jimmie."Apa maksudmu?" Tanya Gebbie."Jika ini tujuanmu datang ke kediaman Sky House, benar-benar sangat menyedihkan!" Kata Jimmie.Gebbie pun memintanya untuk tidak meremehkan dirinya, karena tujuannya ada di mansion jauh lebih tinggi daripada itu.“Apa kau baru saja meremehkan aku? Aku tidak punya pemikiran dangkal seperti itu! Yang jelas, apapun itu, aku akan berusaha untuk menjadi
"Kau tau, orang-orang... Sekarang orang-orang selalu memanggilku, rasanya aku seperti tidak sendirian lagi." Kata Gebbie."Apa maksudmu?" Tanya Joy serius."Selama ini, banyakan orang memanggil aku dengan sebutan 'hey dan kau' atau hal lain. Sangat jarang orang memanggil aku dengan nama yang benar. Kau tau aku juga punya nama, dan tak ada orang yang mau panggil aku dengan namaku. Tapi sekarang orang-orang memanggil aku dengan namaku, hal sekecil itu sudah buat aku bahagia, aneh kan?" Kata Gebbie sambil terus minum."Astaga, kau sudah mabuk! Dimana Rey dan Jimmie! Tuan Warren, apa aku tak mungkin biarkan dia sendirian disini." Kata Joy."Rasanya aneh, bukan?" Ucap Gebbie."Mari bersulang!" Ucap Joy akhirnya ikut minum."Bersulang!" Kata Gebbie.Joy lalu mencubit pipi Gebbie menyuruh Gebbie untuk tidur."Apa kau mau mati? Sudah ku bilang jangan sentuh aku?" Kata Gebbie."Kau diam disini jangan kemana-mana
Semua yang ada di sana kaget mendengarnya. Joy yang tidak percaya menunjukkan potongan kertas di buku Gebbie yang menandakan bahwa hari ini adalah hari ultahnya. Gebbie membenarkan, tapi potongan tersebut kurang pas karena masih ada bagian yang hilang. Tanggal ulang tahunnya memang benar, tapi bulannya berbeda. “Tapi aku akan berpura-pura kalau hari ini adalah hari ulang tahunku,” ceplos Gebbie, sembari berterima kasih pada mereka semua karena sudah membuatnya merasa benar-benar sedang berulang tahun. Ia pun mengajak mereka untuk mulai makan. Dengan alasan ternyata sekarang bukan hari ulang tahun Gebbie, Jimmie beranjak pergi. Namun sebelum itu ia sempat menyatakan bahwa ia akan mulai memperhatikan Gebbie. Minus Jimmie, akhirnya Gebbie berhasil mengajak setidaknya Rey dan Joy untuk makan bersama di satu meja. Jimmie mengunjungi bengkel temannya, dan baru saja ia tiba, salah satu temannya yang tanpa di ketahui oleh Jimmie, teman
Setelah Gebbie makan hingga kenyang, ia lalu lanjut pergi namun siapa sangka di perjalanan saat ia melewati gang yang cukup sepi, ia bertemu segerombolan anak muda yang berpenampilan rupa preman. Mereka coba menganggu Gebbie, awalnya ia ingin melawan namun, ia berpikir itu akan sia-sia karena itu hanya akan membuatnya terjerat masalah. Ia lalu melarikan diri dan sesuatu yang tak ia duga di seberang jalan, ia melihat Joy sedang berjalan menuju mobilnya. Dengan keahliannya yang cukup cepat soal berlari, ia pun segera berlari menghampiri Joy dan langsung masuk ke dalam mobil Joy namun ia duduk di kursi pengemudi. "Gebbie." Joy terkejut. "Biarkan aku itu!" Kata Gebbie sembari ngos-ngosan. "Tidak boleh!" Tegas Joy. Gebbie merampas kunci mobil Joy, dan langsung menekan gas mobil saat Joy sudah di dalam mobil. "Kau bisa nyetir tidak?" Joy khawatir. "Aku hanya ingin hidup dengan damai."
"Kenapa aku senang sekali? Tapi apa hubungannya bilang tahun Gebbie denganku?" Pikir Joy.Esok harinya, Gebbie keluar dari kamarnya saat bersamaan Jimmie juga keluar dari kamarnya."Kenapa melihatku begitu?" Kata Jimmie.Gebbie terdiam...Jimmie lalu mendekati Gebbie dan mendekatkan wajahnya ke wajah Gebbie hingga membuat Gebbie terdiam tanpa sepatah katapun."Mulai sekarang, aku akan mengawasi mu! Situasinya sudah semakin menarik." Kata Jimmie lalu kemudian pergi."Apa yang sebenarnya di pikirkan oleh Jimmie?" Batin Gebbie dan ia kembali masuk ke dalam kamarnya.Beberapa waktu kemudian ia keluar dari kamarnya dan mendapati Rey sudah menunggunya di depan pintu. "Astaga! Kaget aku! Apa yang kau lakukan di depan pintu kamarku?" Ujar Gebbie.Ia ternyata datang untuk memastikan bahwa Gebbie baik-baik saja dan juga ia memastikan agar Gebbie tidak memikirkan kata-kata Jimmie yang semalam saat di halaman.
Dalam perjalanan pulang, Gebbie mendapat kabar bahwa Jimmie sudah sadarkan diri. Ia bergegas kembali ke rumah sakit. Namun melihat CEO Jackson sudah lebih dulu masuk, ia mengurungkan niatnya untuk menemui Jimmie dan hanya mengintip dari balik pintu. “Terima kasih sudah bangun, Jimmie. Terima kasih banyak.” gumamnya sambil menangis. Hari berganti. Nyonya Melly menemui CEO Jackson yang sedang bersiap untuk pulang dari rumah sakit. Ia meletakkan surat cerai serta cincin pernikahan yang ia kenakan di meja. Saat ditanya, nyonya Melly mengaku bahwa dari awal hubungan mereka berdasar atas cinta. Hanya semua berubah saat ia melihat sekretaris Warren, dimana insting keibuannya kemudian mengambil alih. Karena ia melakukan semua itu demi anaknya, nyonya Melly tidak peduli apakah CEO Jackson akan memaafkannya atau tidak. Namun ia meminta agar CEO Jackson memaafkan sekretaris Warren karena ia tetap setia menjaga CEO Jackson dan perusahaan hingga akhir. “Satu-satunya kesalahan sekretaris Warren
Lilis ngedumel pada ibunya, Lisa yang mengajaknya jalan jauh-jauh ke pasar hanya untuk membeli kecambah. Ibunya beralasan harganya lebih murah daripada di supermarket, selain itu hitung-hitung mereka juga berolahraga. Karena Lilis terus mengomel, Lisa ganti memarahinya karena dipecat dari pekerjaan paruh waktunya karena bermalas-malasan dan ketahuan tidur ibunya pun mengingatkannya agar bisa mandiri karena ayahnya saat ini sedang bekerja keras untuk mencari uang dan ia tidak bisa terus menyusahkannya. Tiba-tiba ponselnya berbunyi. Entah ada kabar apa, yang jelas Lisa tampak kaget mendengarnya. Lisa dan Lilis tiba-tiba mengajak Gebbie bertemu. Mereka mengabarkan bahwa ayah Gebbie, saat ini sedang berada di kantor polisi karena tidak sengaja menabrak mobil lain saat mengemudi dalam keadaan mengantuk. Ia baru bisa dibebaskan apabila sudah membayar uang jaminan sebesar 10 juta sebagai ganti biaya perawatan sopir mobil yang ia tabrak itu. Karena tidak punya uang, Lisa ibu tirinya meminta
Di mansion, Joy yang baru menerima SMS untuk menghadiri rapat pemegang saham mempertanyakan hal tersebut pada Rey. Reu pun menceritakan apa yang terjadi, termasuk bahwa saat ini kondisinya genting bagi CEO Jackson dan pihak lain yang ‘berkhianat’ adalah sekretaris Warren. Joy kaget dan tidak percaya mendengarnya. Rey lalu berbagi tugas dengan Joy, dan memintanya sebisa mungkin mempertahankan posisi CEO Jackson sampai ia tersadar. Joy pun menyetujuinya. Esok harinya, Rey mendatangi pemegang saham dan meyakinkan mereka untuk tetap berada di sisi CEO Jackson. Ia juga meminta mereka untuk percaya kepadanya, meski mungkin sulit bagi mereka untuk melakukannya. “Aku ingin melindungi Hokkaido Group yang merupakan milik kalian semua, tidak hanya milikku dan milik CEO.” Sementara Rey sibuk dengan urusanny saat ini, di butik, Rahel galau memikirkan Rey dan semua yang telah ia lakukan untuknya. Tak sengaja ia mendengar berita tentang Rey yang akan maju sebagai salah satu calon penerus perusaha
Gebbie yang sudah merasa baikan, keluar dari rumah sakit dan terlihat Jimmie sudah menunggunya. Gebbie kembali mencoba untuk pergi dari Jimmie. Jimmie kembali tidak memperbolehkannya. “Tetaplah di sampingku hingga kakek sadar kembali,” ujar Jimmie. Gebbie berniat menolak, tapi Jimmie langsung memotongnya dan dengan nada tinggi memintanya untuk menjelaskan bahwa yang dikatakan oleh nyonya Melly sebelumnya tentang Gebbie tidaklah benar. “Kamu sebenarnya juga ingin bersamaku, kan?” tanya Jimmie. Ia melanjutkan, “Aku cukup tahu kamu untuk tahu tentang itu.” Gebbie menyerahkan jaket Jimmie yang dititipkan kepadanya, lalu berpamitan pergi. “Maaf, aku minta maaf karena telah meninggalkanmu begitu saja pada waktu itu,” ujar Jimmie. “Aku tidak percaya apapun yang kau katakan pada hari itu. Aku tidak peduli alasanmu untuk tetap berada di sampingku. Jadi ku mohon, jangan tinggalkan aku.” Gebbie, yang menghentikan langkahnya, kembali hendak berdalih. Tapi Jimmie menghampirinya dan memelukn
Gebbie sedang bekerja dan ia mulai merasakan perih di bagian perutnya. Ia mengira mungkin itu karena ia belum makan, segera ia membeli makanan siap saji dan mulai memakannya. Namun, perih yang ia rasakan di perutnya bukanlah berkurang malah semakin menjadi-jadi. Wajahnya mulai berubah pucat sambil ia memegangi perutnya. Saat ia selesai bekerja ia duduk di depan cafe sambil menahan sakit hingga ponselnya tiba-tiba berdering. [Joy Memanggil...] "Kau dimana? Aku sudah sampai. Jangan bilang kau lupa kalau kita sudah pernah buat janji untuk makan malam bersama hari ini." Ucap Jimmie. "Maaf kak Joy, aku tidak bisa menepati janjiku hari ini." Kata Gebbie. "Oh, apa kau kerja lembur lagi hari ini?" Tanya Joy. "Iya, kak Joy pesan makanan saja jangan sampai kelaparan." Ledek Gebbie. "Suaramu terdengar tidak seperti biasanya, apakah kau kurang sehat?" Tanya Joy mulai khawatir. "Ti...tidak ...!" Ucap Gebbie menahan rasa sakit di perutnya. "Apa yang terjadi denganmu?" Tanya Joy. "Ah, ka
Jimmie sendiri mengendarai mobil tanpa tujuan. Ia terus melirik ke arah ponselnya, menunggu telpon dari Gebbie Akhirnya ia menyerah dan membuang ponsel itu, lalu lanjut memacu mobilnya. Sementara itu, Rey kembali ke rumah sakit karena diminta untuk menemui Dr. Kevin. Dr. Kevin mengatakan bahwa ia mencari Gebbie karena Gebbie sempat menemuinya setelah CEO Jackson dirawat dan menyatakan ingin menjadi donor. Namun hasilnya sama saja karena ia juga tidak cocok. Rey lantas menunggui CEO Jackson di kamarnya, saat seorang suster mengabarkan bahwa pihak restoran menelpon dan memberitahu ada barang milik CEO Jackson yang tertinggal di sana. Dengan heran Rey mengiyakan.Saat mengambil barang yang dimaksud, sebuah ponsel, Rey mendapat fakta bahwa saat CEO Jackson jatuh pingsan, sekretaris Warren dan nyonya Melly sedang berada di restoran. Rey yang mulai curiga lalu mendatangi kantor dan mendapat info bahwa saat itu sekretaris Warren tidak masuk karena hendak pergi ke rumah sakit bersa
Lilis sendiri tengah melakukan kencan buta untuk yang kesekian kalinya karena sudah merasa lelah dengan kesendirianya.Ia mencoba mencari pelampiasan dari kesepian yang ia rasakan dan pada akhirnya tergoda untuk melakukan kencan buta lagi.Setelah kencan buta nya, Keesokan paginya, tepat jam sembilan, di Kedai Kopi Barat...Memang ini bukan kencan buta pertama bagi Lilis, tetapi ini pertama kalinya dia menganggapnya serius. Pasangan kencan butanya, Tirto Husein, yang kini duduk di hadapannya berusia 36 tahun, dan terlihat cukup baik. Dia baru saja kembali dari luar negeri, dan sekarang bekerja sebagai insinyur senior di sebuah perusahaan elektronik. Dia tipe pria yang pendiam dan menahan diri, kemungkinan besar karena pekerjaannya. Sepanjang kencan tersebut, Lilis yang memimpin percakapan. Dia bercerita tentang mahar, rumah masa depan mereka, mobil keluarga, lebih tepatnya segala sesuatu yang telah ditentukan sebelumnya oleh
Sedangkan Rahel tengah berada di suatu tempat dengan seorang pria. Hal itu ia lakukan karena ia merasa seperti wanita yang kini sudah tidak ada harga lagi dan hak itu membuatnya stres hingga mabuk berat. Tanpa ia sadari ia di awasi oleh seorang pria dan mengetahui Rahel tengah mabuk berat, pria itu lalu menghampirinya dan menambahkan beberapa bubuk obat di kedalam minuman Rahel hingga membuatnya makin hilang kendali. Dan disaat itu pula, sang pria mengambil kesempatan kali membawa Rahel pergi ke apartemennya. "Sudah kehabisan tenaga?" goda pria itu dengan suara seraknya. Mereka di tengah ronde keempat mereka. Pria yang sedang menikmati tubuh rahel jelas sedang melampiaskan semua gairah terpendam yang menumpuk dalam dirinya."Apa kau menyukai hal ini?" Rahel berbalik dan memeluk leher sang pria. Hasrat di dalam matanya terlihat jelas. Dimata dan penglihatan Rahel, orang yang sedang memadu kasih dengannya adalah Rey."Hmm." Rahel menanggapi dengan gumam pel
Di jalan, CEO Jackson tanpa sengaja melihat Jimmie dan Gebbie yang sedang asyik berkencan. Ia menjadi geram melihatnya. Saat keduanya tiba di mansion dan berpelukan sebelum masuk ke dalam, giliran Joy yang tidak sengaja melihatnya. Tiba-tiba sekretaris Warren datang menghampiri Joy. Tidak ingin mereka ketahuan, Joy berpura-pura sakit bahu dan meminta sekretaris Warren untuk memijatnya.Setelah itu Joy kembali ke kamarnya. Di kamar, Joy mencoba menulis sesuatu sambil mengingat kembali kata-kata CEO Jackson tentang kontrak Gebbie. Tak lama ia pun pergi ke ruang makan untuk membuat teh. Tidak sengaja ia bertemu Gebbie di sana dan keduanya pun minum teh bersama. Gebbie lantas bercerita tentang temannya yang ingin membelikan hadiah untuk pacarnya. Ia menanyakan apa kado yang kira-kira cocok. Joy sadar bahwa sebenarnya Gebbie ingin membelikan hadiah bagi Jimmie.“Pria tidak membutuhkan hadiah-hadiah seperti itu,” jawabnya. “Selalulah bersama dengan dia dan tersenyum bers