"Kau tau, orang-orang... Sekarang orang-orang selalu memanggilku, rasanya aku seperti tidak sendirian lagi." Kata Gebbie.
"Apa maksudmu?" Tanya Joy serius."Selama ini, banyakan orang memanggil aku dengan sebutan 'hey dan kau' atau hal lain. Sangat jarang orang memanggil aku dengan nama yang benar. Kau tau aku juga punya nama, dan tak ada orang yang mau panggil aku dengan namaku. Tapi sekarang orang-orang memanggil aku dengan namaku, hal sekecil itu sudah buat aku bahagia, aneh kan?" Kata Gebbie sambil terus minum."Astaga, kau sudah mabuk! Dimana Rey dan Jimmie! Tuan Warren, apa aku tak mungkin biarkan dia sendirian disini." Kata Joy."Rasanya aneh, bukan?" Ucap Gebbie."Mari bersulang!" Ucap Joy akhirnya ikut minum."Bersulang!" Kata Gebbie.Joy lalu mencubit pipi Gebbie menyuruh Gebbie untuk tidur."Apa kau mau mati? Sudah ku bilang jangan sentuh aku?" Kata Gebbie."Kau diam disini jangan kemana-manaSemua yang ada di sana kaget mendengarnya. Joy yang tidak percaya menunjukkan potongan kertas di buku Gebbie yang menandakan bahwa hari ini adalah hari ultahnya. Gebbie membenarkan, tapi potongan tersebut kurang pas karena masih ada bagian yang hilang. Tanggal ulang tahunnya memang benar, tapi bulannya berbeda. “Tapi aku akan berpura-pura kalau hari ini adalah hari ulang tahunku,” ceplos Gebbie, sembari berterima kasih pada mereka semua karena sudah membuatnya merasa benar-benar sedang berulang tahun. Ia pun mengajak mereka untuk mulai makan. Dengan alasan ternyata sekarang bukan hari ulang tahun Gebbie, Jimmie beranjak pergi. Namun sebelum itu ia sempat menyatakan bahwa ia akan mulai memperhatikan Gebbie. Minus Jimmie, akhirnya Gebbie berhasil mengajak setidaknya Rey dan Joy untuk makan bersama di satu meja. Jimmie mengunjungi bengkel temannya, dan baru saja ia tiba, salah satu temannya yang tanpa di ketahui oleh Jimmie, teman
Setelah Gebbie makan hingga kenyang, ia lalu lanjut pergi namun siapa sangka di perjalanan saat ia melewati gang yang cukup sepi, ia bertemu segerombolan anak muda yang berpenampilan rupa preman. Mereka coba menganggu Gebbie, awalnya ia ingin melawan namun, ia berpikir itu akan sia-sia karena itu hanya akan membuatnya terjerat masalah. Ia lalu melarikan diri dan sesuatu yang tak ia duga di seberang jalan, ia melihat Joy sedang berjalan menuju mobilnya. Dengan keahliannya yang cukup cepat soal berlari, ia pun segera berlari menghampiri Joy dan langsung masuk ke dalam mobil Joy namun ia duduk di kursi pengemudi. "Gebbie." Joy terkejut. "Biarkan aku itu!" Kata Gebbie sembari ngos-ngosan. "Tidak boleh!" Tegas Joy. Gebbie merampas kunci mobil Joy, dan langsung menekan gas mobil saat Joy sudah di dalam mobil. "Kau bisa nyetir tidak?" Joy khawatir. "Aku hanya ingin hidup dengan damai."
"Kenapa aku senang sekali? Tapi apa hubungannya bilang tahun Gebbie denganku?" Pikir Joy.Esok harinya, Gebbie keluar dari kamarnya saat bersamaan Jimmie juga keluar dari kamarnya."Kenapa melihatku begitu?" Kata Jimmie.Gebbie terdiam...Jimmie lalu mendekati Gebbie dan mendekatkan wajahnya ke wajah Gebbie hingga membuat Gebbie terdiam tanpa sepatah katapun."Mulai sekarang, aku akan mengawasi mu! Situasinya sudah semakin menarik." Kata Jimmie lalu kemudian pergi."Apa yang sebenarnya di pikirkan oleh Jimmie?" Batin Gebbie dan ia kembali masuk ke dalam kamarnya.Beberapa waktu kemudian ia keluar dari kamarnya dan mendapati Rey sudah menunggunya di depan pintu. "Astaga! Kaget aku! Apa yang kau lakukan di depan pintu kamarku?" Ujar Gebbie.Ia ternyata datang untuk memastikan bahwa Gebbie baik-baik saja dan juga ia memastikan agar Gebbie tidak memikirkan kata-kata Jimmie yang semalam saat di halaman.
"Itu kan, aku benar! Kak Joy benar-benar orang baik." Gumam Gebbie."Aku orang baik?" Tanya Joy."Iya, kak Joy orang baik." Ucap Gebbie."Kenapa kau berpikir begitu?" Tanya Joy."Abang penjual siomay itu memberi tahu aku, kalau kak Joy selalu membayar dagangannya agar orang-orang bisa makan gratis." Ucap Gebbie.Joy binggung mendengar apa yang di katakan oleh Gebbie. Gebbie sendiri bicara pada Joy namun dalam pikirannya yang ia bayangkan adalah Jimmie ketika membayar Abang siomay agar orang-orang bisa makan gratis di gerobaknya."Kau berbagi dengan orang lain dan kau membayar banyak pedagang siomay, agar siapapun yang lapar bisa makan dengan gratis." Kata Gebbie."Gebbie, kau sudah mabuk. Bagaimana aku membawamu pulang? Apa yang akan mereka pikirkan jika aku membawamu pulang?" Batin Joy."Mereka akan tahu bahwa ada seseorang yang peduli dengan kesulitan mereka. Saat mendengar itu, aku benar-benar sangat terkesan
Sementara itu, di salon tempat kerja Lisa sang ibu tiri Gebbie, ia melihat ada nama Melly istri muda CEO Jackson ada di daftar pelanggan. Ia pun meminta untuk diperbolehkan menanganinya dan diijinkan. Saat sedang memberikan perawatan pijat, Ibu tiri Gebbie mencoba berbasa-basi dengan nyonya Melly. Dengan alasan mendengar rumor, ibu tiri Gebbie lantas menanyakan perihal adanya seorang wanita yang tinggal bersama ketiga anak tirinya di Sky House. Sempat kaget karena ada yang mengetahui hal tersebut, namun segera nyonya Melly lalu membantahnya."Kau tahu, akan selalu ada rumor yang tak benar!" Ucap nyonya Melly."Ah, iya. Maafkan saya." Ucap ibu tiri Gebbie.Melihat reaksi nyonya Melly sebelumnya, ibu tiri Gebbie yakin bahwa Gebbie kini benar-benar tinggal di sana. Ia pun memberitahukan hal tersebut pada anaknya, Lilis yang menjadi kesal dan iri karenanya.Sementara itu Gebbie yang sedang berada di krematorium abu jenazah ibunya, tak sengaja bertemu
Karena tidak tega meninggalkan Gebbie, Jimmie akhirnya membawah Gebbie pulang. "Ayo, kita pulang ke rumah." Kata Jimmie sembari menarik tangan Gebbie. "Tidak usah, aku mau pulang sendiri saja." Kata Gebbie. "Jangan buat aku marah, ayo pergi." Tegas Jimmie. Setibanya kembali di Sky House, Gebbie melihat Ms. Zhea sedang menyiapkan beraneka hidangan. "Oke sudah selesai." "Ambil buah dan hidangan lainnya juga." "Wow, apa ada acara pesta nanti?" Tanya Gebbie yang langsung menghampiri Ms.Zhea. "Ini buat acara hari kematian anak-anak nya CEO Jackson." Kata Ms. Zhea. "Oh, ayah para tuan muda itu." Gumam Gebbie. "Kau tau, ayahnya anak-anak itu. Makanannya harus di buat para pelayan di kediaman Sky House, jadi banyak sekali ini yang harus di siapkan." Kata Ms.zhea. Ternyata hari tersebut adalah hari peringatan kematian anak-anak CEO Jackson alias ayah kandung dari ketiga sepupu yang
Ia mengaku penasaran bagaimana rasanya berenang telanjang karena Jimmie berkata kalau ia selalu melakukannya. "Aku ingin tahu betapa nyamannya berenang telanjang, jadi aku mau coba. Bagaimana? Mau aku telanjang, karena kita sudah saling mengetahui satu sama lain?" Ucap Gebbie."Berhenti main-main! Kata Jimmie.Kali ini giliran Jimmie yang salting dan memilih keluar dari kolam renang. "Lihatlah dia itu, dia jadi ketakutan begitu, hahaha, dasar tak tau apa-apa!" Kata Gebbie.Dengan senyum penuh kemenangan, Gebbie pun membuka bajunya yang tentu saja ia tidak telanjang karena menggunakan baju renang di baliknya dan melompat masuk ke dalam kolam renang.Tanpa diduga, saat sedang hendak mandi di shower usai berenang, Jimmie datang menghampirinya. "Apa-apaan kau?" Ucap Gebbie."Hanya ada satu kamar mandi di kolam renang rumah kami." Kata Jimmie."Kau mengangetkan aku!" Ucap Gebbie.Jimmie lalu mend
"Pasti karena masalah yang tadi, sampai segitu stresnya kah kau? Jimmie dan Rey juga sebenarnya mereka kenapa, sih?" Gumam Joy."Bersulang, ayo kak Joy." Ucap Gebbie.Joy menemani Gebbie di balkon hingga Gebbie akhirnya tertidur."Ah, kau lagi-lagi membuat aku kerepotan." Ucap Joy sambil menggendong Gebbie turun dari balkon."Ah, kak Joy kau bisa membunuh aku kalau kita jatuh." Ucap Gebbie."Kau tak akan mati semudah itu, jangan khawatir." Kata Joy."Apa? Kenapa kau katakan itu?" Ucap Gebbie."Karena kau akan mati di jalanan saat mabuk." Ucap Joy.Gebbie lalu mulai menangis di pundak Joy."Kenapa semuanya mempersulit aku? Maksudku, kenapa tak ada yang merasa bersalah? Kenapa mereka tak begitu? Seharusnya begitu! Mereka harusnya minta maaf? Memangnya boleh tak merasa bersalah jika aku tampak tak peduli? Aku harus apa lagi? Apa aku harus menangis tersedu-sedu? Aku..... Aku juga merasa kesal! Harga diriku