Home / Rumah Tangga / SELINGKUH DENGAN TETANGGA / Anak Kecil Tidak Pernah bohong

Share

Anak Kecil Tidak Pernah bohong

Author: Adena Putri
last update Last Updated: 2023-05-26 14:46:13

________

 

"Apa yang  kamu katakan itu benar, Sayang?" Mas Haris mengelus rambut Mikhaila yang pastinya lembut itu. "Bundamu telponan?"

"Iya, Ayah." Jawab Mikhaila cepat.

"Mungkin kamu salah dengar, Sayang! Bunda memang tidak tidur. Tapi, bunda itu sibuk memomong adikmu yang rewel terus," Aku segera menyela, membuat anak sulungku menoleh dan memiringkan kepalanya.

"Kok bunda senyum-senyum?"

"Ya, biar Syahdan anteng, sayang." Belaku sambil segera menekan hidung mancungnya. "Khaila juga masih bayi seperti itu. Khaila tidak ingat, Ya?"

Nampak wajah putri sulungku yang memang darah daging Mas Haris, berubah pias. Rupanya ia kalah telak.  Heran, anak bau kencur sudah ikut campur urusan orang tua.

"Bundamu benar, Sayang. Mungkin karena semalam  Khaila mimpi!"

Penuturan Mas Haris membuat aku bisa menarik napas sebab merasa lega, ternyata Mas Haris tidak percaya dengan ocehan putrinya. Ya, tentu saja ia akan membelaku. Sebab tahu bagaimana dulu suamiku melihat aku harus gadang tiap malam karena Mikhaila terus rewel. Belum lagi, punya anak kecil memang repot yang mengharuskan banyak oceh untuk menghibur.

"Kamu mau puasa, Aline?" Aku mendongak mendengar pertanyaan Mas Haris. Aku tahu, dia pasti mengalihkan perhatian.

"Kalaupun tidak, boleh-boleh saja. Kamu baru saja habis melahirkan. Kecuali, kalau kamu kuat, Aline!" Belum aku menjawab, dia sudah berujar kembali.

"I-i-iya, Mas!" Aku hanya menunduk dan memasukan kembali telur dadar yang tinggal sedikit ke mulut.

***

Aku memomong Syahdan yang dibedong didekat kaca depan sambil menatap kepergian Mas Romli untuk mengantarkan istrinya mensurvei tempat dimana Risma akan mendirikan butik. Ah, polos sekali kamu, Risma. Habis-habisan kamu cari uang bahkan sampai rela menunda kehamilan, dan mengorbankan banyak waktu. Sedangkan, kau tak menikmatinya. 

Ya, Mas Romli terkadang cukup menengadahkan tangan untuk mendapatkan uang. Dan  saat berhasil dia langsung menyerahkannya padaku sebagai bentuk nafkah. Sedangkan Risma, ia kadang lupa waktu dan sibuk sampai-sampai tidak sadar jika hal itu membuat suaminya bermain api dengan istri tetangga. Risma berusia tiga tahun lebih tua dariku. Namun, baru lima tahun ia menjalankan biduk rumah tangga dengan suaminya. Sedangkan aku sudah menginjak tujuh tahun dengan Mas Haris. Meskipun, usiaku masih muda. Risma, bisa dikatakan ia terlalu sibuk dengan karir sampai-sampai menikah pun di usia yang hampir senja.

Seutas senyum terbit di bibirku setelah mobil yang menghantarkan kekasih gelapku hilang ditelan jarak. Namun, langsung bungkam saat tiba-tiba ada satu kendaraan roda dua yang mengarah ke halaman rumah dan berhenti di sana.

"Terima kasih, Mang!" 

Aku refleksi melangkah mundur saat tahu siapa yang datang. Ibu? Mau apa ibu ke sini? Segera kusembunyikan uang lima ratus ribu pemberian Mas Romli pagi tadi. Untung, suamiku tidak curiga sebab Mas Romli pura-pura mengantarkan wadah. Padahal, isinya memberikan uang yang telah dijanjikan juga melihat Syahdan yang mungkin ia rindukan.

"Nenek?" Khaila yang tengah asik menyisir rambut selesai mandi, menghambur keluar dan memeluk wanita yang menenteng berbagai tas di tangannya.

"Khaila? Kamu sudah besar, sayang?" Ibu mengusap pucuk kepala putriku. Namun, ekor matanya mengarah padaku. Apa maksudnya tatapan itu? Pasti dia datang untuk mengintimidasi, apalagi sekarang ada Mas Haris.

"Ini, Nenek bawa oleh-oleh kesukaan Mikhaila." Ibu berujar setelah pelukan pada cucunya terlerai.

"Rempeyek isi kacang tanah!"

"Hore!" Putriku bersorak dan segera menerima plastik berwarna transparan sehingga isinya nampak. Sedangkan ibu, langsung meletakkan barang bawaannya di sudut ruangan. Sepertinya tak ada niat untuk mendekati. Ah, ibu.

"Oya, Ayah Mikhaila dimana?" tanyanya mengabaikan aku yang terus berdiri memperhatikan. 

"Ayah sedang asyik memberi makan ayam-ayamnya, Nek. Ayam ayah banyak banget, nanti Mikhaila minta sembelikan satu untuk nenek ya!"

"Pinter banget!" Puji ibuku sambil menyentil dagu gadis berusia lima tahun itu. Aku hanya bisa memalingkan wajah ke sembarang arah. Kesal juga lama-lama.

Mikhaila menyeret tangan neneknya untuk menemui Mas Haris yang sedari tadi sibuk dengan peliharaannya. Aku hanya mennggaruk kepala yang tidak gatal ini saat melihat reaksi kedua bola mata ibu saat menatap sekeliling ruangan ini. Mungkin ia bertanya-tanya kenapa berantakan? Tentu saja, sebab aku membiarkannya seperti ini.

***

"Aline,"

"Ya," sahutku. 

"Ibu ingin bicara denganmu," tuturnya tanpa menghentikan aktivitasnya memotong ayam yang Mas Haris sembelihkan.

Ya, sesuai permintaan Mikhaila bahwa neneknya ingin disembelihkan ayam, dan Mas Haris melakukannya bahkan tiga sekaligus. Namun, aku angkat tangan untuk memasak. Sehingga, ibu yang turun tangan mengurusnya. Sedangkan Mas Haris, saat ini sedang mencari bakatul untuk pakannya ayam peliharaannya.

"Bicaralah, Bu. Aku sedang sibuk menenangkan Syahdan yang rewel dari tadi," titahku yang duduk di kursi khusus sambil menyodorkan puting ini pada mulut putraku.

Ibu berbalik badan, dan menghentikan tangannya memotong ayam. Aku hanya menautkan kedua alis menanti apa yang akan dibicarakan.

"Aline, kamu segera hentikan perbuatan tercela ini. Dan, berterus terang pada suamimu!" Ibu berujar dengan suara yang serak. Sedangkan, kedua bola matanya terus menatapku yang membuatku merasa risih. " Kamu tidak sadar, bahwa perbuatan kamu sudah di luar batas!"

"Apa ibu tidak sadar. Ibu juga juga mantan pelakor,"

"Ibu bukan pelakor, Aline!" Pekik ibu membantah ucapanku.

"Lantas, bagaimana dengan keempat kakak yang membenci Aline sebab perbuatan ibu yang membuat Mbak Halimah mati?" Telakku tak mau kalah.

"Itu kecelakaan, Aline. Bukan sebab_"

"Tapi, kecelakaan itu karena dia patah hati melihat suaminya bersanding di pelaminan, Bu!"

"Aline, jaga omongan kamu. Semua itu sudah berlalu, dan ibu sudah mengakui dan meminta ma'af atas kesalahan itu. Makanya, ibu tidak mau kamu merasakan penyesalan."

"Cukup ibu saja, Aline!"

"Bukankah buah tidak akan jatuh jauh dari pohonnya?" Bantahku tak terima. Singa yang bersemayam di dalam jiwaku sepertinya terbangun. "Jadi, Aku mohon ibu untuk tidak ikut campur urusanku. Aku melakukan semua ini karena Mas Haris seperti tidak punya waktu untukku, Bu! Apalagi, siapa yang menjamin dia tidak mencari kehangatan pada wanita lain di perantauan?"

"Aline, tugas sang istri itu menjaga diri saat suami tidak ada. Bukan malah mencarin kehangatan pada pria lain. Apa kamu tidak memikirkan akibat ke depannya, Aline? Apa kamu tidak menimbang bagaimana perasaan Risma jika ia tahu?"

"Dia yang salah, Bu. Coba kalau dia tidak terlalu sibuk dengan karirnya, mungkin Mas Romli tidak akan mencari kehangatan di tempat lain?" 

"Kami memang sama-sama terabaikan oleh pasangan, Bu! Ibu tahu itu?" Aku berdesis dengan menaikan nada bicara.

"Tapi, sebagai seorang istri shalihah, kamu _"

"Aku bukan istri shalehah, Bu!"

"Harus berusaha untuk menjadi, Aline!"

" Apa ibu juga pantas disebut shalehah setelah merebut suami orang?"

Tak ada sahutan dari mulut wanita yang telah melahirkanku setelah kalimat yang mungkin menyakitkan itu terlontar begitu saja. Mungkin, dia sadar bahwa apa yang aku katakan ini memang benar. Aku masih belum bisa menghapus bayangan akan makian orang-orang yang menyatakan bahwa aku anak pelakor. Belum lagi-lagi, setelah menikahi laki-laki beranak empat, kasih sayang ibu jadi terbagi. Lebih ke mereka, dan aku sebagai anak kandungnya dari almarhum bapak harus terabaikan.

"Ibu memang tidak shalehah, Aline! Tapi ibu sedang belajar untuk menjadi itu_ "

"Nenek!"

Perdebatan kami terhenti saat mendengar suara yang memanggil. Kami menoleh ke arah sumber suara dan melihat Mikhaila tergopoh-gopoh mendekati dengan napasnya yang tersengal-sengal.

"Cucu nenek yang cantik? Ada apa?" tanya ibu. Aku hanya menyimak sambil terus menekan-nekan puting ini pada mulut Syahdan yang tak kunjung berhenti menangis.

"Nek, Mikhaila_"

.

.

.

.

Bersambung

Related chapters

  • SELINGKUH DENGAN TETANGGA   Kecurigaan terhadap istri tetangga

    "Nenek, Mikhaila mau bakso ikan!""Bukankah cucu nenek sudah makan cilok_""Mikhaila kasihan sama abang-abang penjualnya. Dari tadi teriak-teriak tapi tidak ada yang beli!" Rengeknya sambil menengadah.Huft! Kira ada apa, ternyata cuma mau beli dagangan laki-laki tua yang selalu mangkal disana. Mikhaila memang memiliki kebiasaan unik, yang mungkin turun dari ayahnya_Mas Haris. Terlalu berlebihan mengasihi orang, kadang-kadang ia memborong dagangannya tapi tidak di makan. Tapi, tidak apa-apa. Aku tidak susah cari uang sebab mengalir dari dua tempat. Suamiku dan dari selingkuhanku."Ya, sudah! Cucu nenek yang cantik, langsung pesan sama abang-abangnya ya, nenek ambil uang dulu!" Ibu mengusap pucuk kepala putriku, kemudian mendaratkan kecupan singkat di keningnya.Ah, kentara sekali dia pilih kasih pada kedua cucunya. Padahal Mikhaila dan Syahdan terlahir dari rahim yang sama meksipun dari benih yang berbed

    Last Updated : 2023-05-26
  • SELINGKUH DENGAN TETANGGA   Mengembalikan istri pada ibunya

    ______"Apa maksud mengembalikan Aline pada ibu, Nak Haris?" Ibu menatap menantunya dengan nanar. Dilepaskannya sendok yang sempat digunakan untuk menyuap.Dasar memang, ibu itu memang tidak tahu apa pura-pura saja ? Padahal jelas, kalau dikembalikan pada ibunya berati aku ditalak."Aline Marline Binti Kusnaidi, detik ini aku jatuhkan talak satu padamu," Dengan lantang kalimat itu terucap dari mulut Mas Haris. Tanpa, mengindahkan pertanyaan ibu sebelumnya. "Setelah ini, haram bagiku akan tubuhmu!""Astaghfirullah!"Ibu membekap mulutnya dengan refleks menggelengkan kepala. Sedangkan Mas Haris masih menunduk setelah lepas kalimat sehingga tak bisa kulihat bagaimana ekspresi wajahnya. "Apa yang membuat kamu melakukan ini, Nak?" Disela terisak, ibu masih berkenan berucap."Aku bukan laki-laki yang baik, Bu. Maka, aku lepaskan Aline agar ia mendapatkan laki-laki yang lebih pantas!"Ibu menengadah dan nampak cairan bening yang sudah berlinang di pipi itu terkena cahaya lampu. "Apa kamu su

    Last Updated : 2023-05-26
  • SELINGKUH DENGAN TETANGGA   Tiba-tiba ada yang berdenyut

    _____________"Ayah?""Mikhaila?" Ibu berteriak keras dan menarik tubuh putriku yang sudah berdiri di depan mobil. Sebelumnya, putriku nekad mengigit lengan neneknya untuk menyusul Mas Haris karena telah masuk mobil yang nampak mengkilap."Ayah, jangan tinggalkan Khaila!" Putriku memukul-mukul jendela kendaraan roda empat itu, dan terus memanggil nama ayahnya yang tak satupun mendapatkan sahutan."Ayah?"Bukan menjawab atau setidaknya keluar dulu dan menenangkan buah hatinya. Kendaraan yang membawa Mas Haris Justru melaju dengan kecepatan sedang. Tanpa peduli pada sosok gadis kecil yang meraung di bawah cahaya lampu temaram.Aku hanya bisa menatap nanar pada mobil yang mulai hilang dari pandangan. Tanpa tahu apa yang harus aku lakukan. Mulut ini terasa Kelu dan mata pun tak bisa dicegah untuk tak menitikkan air mata. Mas Haris, selama ini ia nampak cuek dan seperti tidak tahu apa-apa. Namun, det

    Last Updated : 2023-06-14
  • SELINGKUH DENGAN TETANGGA   Kabar kehamilan istri selingkuhan

    ________"Tidak,""Kamu pasti sedang bercanda kan, Yang?" Aku memukul dada bidangnya untuk menafikan. Ini pasti prank, Risma tidak mungkin hamil."Aline, aku sungguh-sungguh!" Mas Romli mengunci lenganku, sehingga gerakannya dipaksa berhenti."Kamu tahu kan aku pernah mengatakan kalau Risma tidak mau punya anak sebelum keinginannya mendirikan butik tercapai?""Dan kemarin, dia sudah bulat untuk mewujudkan impiannya!" Lanjutnya yang bagiku seperti hantaman palu godam yang menghancurkan semua mimpiku hingga tak ada sisa."Kenapa ini seperti direncanakan, Yang? Kamu sengaja kan?" Aku berusaha menganggap ini hanya mimpi buruk di waktu tidur. Menyangkal, bahwa Mas Romli bukan laki-laki pengecut.Mas Romli menggeleng mendengar intimidasiku yang bersuara serak dan berat ini. Menyadarkanku bahwa ini bukan mimpi, melainkan sebuah kenyataan yang tak pernah aku dugakan.Tak

    Last Updated : 2023-06-14
  • SELINGKUH DENGAN TETANGGA   Detik-detik sebelum pergi

    ___________"Aku dengar kamu sedang sakit, Ris!""Aku hanya sedikit kelelahan, Mbak Aline." Tuturnya merespon basa basiku."Sekarang, mungkin harus banyak istirahat total demi menjaga calon buah hatiku,"Risma mengelus perutnya yang masih rata, wajahnya nampak pucat bahkan bibirnya pecah-pecah. Ia terbaring di atas ranjangnya yang mungkin tidak murah ini. Sedangkan aku, masih duduk dikursi sofa yang diletakan khusus di kamarnya yang luas nan mewah ini sambil terus memomong Syahdan. Meskipun pundak ini sudah pegal, tapi aku tidak bisa menunda Syahdan di rumah. Tidak ada asisten yang bisa kumintai bantuannya, bahkan sosok suami pun aku tak punya.Ya, aku sendirian sekarang. Benar-benar sengsara duniaku."Apa kau tidak mencurigai sesuatu, Risma?" tanyaku memberanikan diri setelah beberapa menit mengumpulkan kekuatan."Sesuatu apa maksudmu, Aline?" Ia menatapku dengan intens.

    Last Updated : 2023-06-15
  • SELINGKUH DENGAN TETANGGA   Pov Haris

    __________"Bagaimana, Mas? Apa menurutmu sudah bagus dekorasinya?" Sosok wanita berpenampilan seksi, duduk di sisiku."Mas, Hey!"Aku yang tengah menekan-nekan tutup pulpen tersadar saat ada lambaian tangan didepan wajahku. Segera kuusap wajah dan menoleh ke arah sosok yang mungkin sedari tadi memanggil-manggil namaku. Meletakkan kembali, pulpen yang semua kugunakan untuk corat-coret anggaran.Kutatap sekeliling yang keadaannya kini telah berubah. Wallpaper bergambar yang menempel di dinding menambah kesan hangat di ruangan ini. Bunga-bunga buatan yang diletakan di setiap penjuru, semakin memanjakan Indra penglihatan. Belum lagi, daun-daun beruntun yang dipasang di langit-langit tempat makan, semakin menyegarkan pemandangan."Bagaimana, Mas? Cocok kan dekorasinya!" Yumna memperagakan kedua tangannya seperti sales yang tengah mempromosikan produk."Cukup," Jawabku sambil mengacungkan kedua

    Last Updated : 2023-06-15
  • SELINGKUH DENGAN TETANGGA   Pov Haris 2

    POV HARIS 2_____________[ Aku hamil dan belum bisa bercerai dengan Mas Romli, Mas. ]Pesan masuk yang diiringi tiga emoticon sedih, membuatku tertegun. Jika Risma hamil anaknya Romli, kemungkinan kecil mereka bercerai. Meskipun, tidak sulit bagi Risma jika ingin mengugatnya. Wanita itu selain cantik terawat, juga berkarir yang membuat laki-laki mana pun akan tunduk padanya. Kecuali Romli, laki-laki itu terlalu bo-doh, lebih tergoda oleh istri tetangga mentang-mentang Aline di rumah sendirian. Jadi, bukan perkara sulit bagi Risma jika berpisah. Karena, dari yang kulihat laki-laki itu hanya ongkang-ongkang kaki, bahkan untuk uang pun kadang minjam sama istrinya. Risma selalu mengatakan, bahkan Romli jarang masuk ke tempat dimana ia bekerja. Dengan kata lain, pria pemalas dan tidak bertanggung jawab.Itu berati, laki-laki itu tidak mungkin menikahi Aline. Padahal, itu yang diharapkan aku dan Risma. Jika memang tidak bercerai dengan istrinya. Lantas, bagaimana perasaan Aline sekarang?

    Last Updated : 2023-06-16
  • SELINGKUH DENGAN TETANGGA   Pov Haris 3

    Bab 12________Suara riuh tepuk tangan, menggema. memenuhi ruangan yang cukup luas ini. Banyak para pengunjung yang datang silih berganti, bahkan tak luput saling bertabrakan karena saking penuhnya. Bukan untuk membeli makanan di tempat ini, melainkan mengambil satu porsi makanan untuk dilahap saat buka puasa. Ya, sebagai hadiah atas launching rumah makan khas ayam kampung bakar, juga peringatan anniversary pernikahan yang telah kandas, bahkan aku gabungkan dengan persembahan untuk hari ulang tahun Aline yang kini tak lagi bersamaku, ku anggarkan detik ini gratis makan untuk siapapun yang mau.Selain itu, sebagai ajang promosi akan rumah makan ini untuk mereka cicipi. Dan beruntung, sudah berapa mulut yang mengatakan bahwa porsi makanannya sangat memuaskan. Tak sedikit dari mereka yang minta tambah, karena sebelum mencicipi pun aromanya sudah mengugah, tapi pelayan menyetop sebab harus sesuai dengan ketentuan.Aku sendiri

    Last Updated : 2023-06-16

Latest chapter

  • SELINGKUH DENGAN TETANGGA   Keputusan terkini

    ______Aline menunduk untuk menetralkan gelombang yang saling tabrak dibenaknya. Sesekali ia mengangkat wajah, menatap sosok Mikhaila yang terus memeluk Syahdan, juga Mutmainnah yang menatapnya tajam secara silih berganti. Sungguh, jika selama ini sering mendapatkan pilihan, pilihan sekaranglah yang paling sulit. Patuh demi buah hati, atau bertahan demi harga diri."Aku bisa membencimu hingga mengakar, tapi tidak untuk memutuskan tali darah antara anak dan ibu. "Ketus Mutmainah nyaris hilang kesabarannya yang memang tipis. "Maka dari itu, masih menahan diri aku mintai satu keputusan darimu, Aline!"Mata Mutmainnah yang tak lagi bening itu terus menatap sang menantu dengan penuh kobaran api di netranya. Sesekali ia meraup udara sebanyak-banyaknya serta membuang sangat kasar."Baiklah," Tutur Aline sambil menarik napas."Aku memilih Khailanya yang tinggal bersamaku!" Dengan satu tarikan napas, kalimat itu

  • SELINGKUH DENGAN TETANGGA   Belanja untuk Sang Putri

    ______"Ada apa, Ris? Kenapa Risma pindah?" Mutmainah yang sedari tadi samar-samar menangkap pembicaraan Haris dan Risma di via telepon, menarik bokongnya dan mendekati sang putra. "Dan kenapa pula mesti mendadak?""Katanya, kedua orang tua Justin ingin ditemani putranya di akhir usia. Jadi, dia minta mereka tinggal di rumah yang berdekatan!" Sahut Haris memberikan penjelasan."Lo, terus rumah yang itu bagaimana?""Semula dia titipkan padaku, Bu. Setelahnya mungkin akan dijual, atau dijadikan rumah sewaan!"Mendengar penjelasan dari sang putra, Mutmainah menggedikan bahunya. "Ya, itu lebih baik sih. Kalau pemiliknya rukun!"" Daripada rumah kamu yang dibiarkan kosong molompong!" Mutmainah mencabik, kembali memalingkan wajahnya pada layar televisi tepat menayangkan film legend suara hati seorang istri."Kan itu rumah sejarah antara aku dan Aline, Bu. Jadi, canggung dijual jika

  • SELINGKUH DENGAN TETANGGA   Belanja untuk Sang Putri

    ______"Ada apa, Ris? Kenapa Risma pindah?" Mutmainah yang sedari tadi samar-samar menangkap pembicaraan Haris dan Risma di via telepon, menarik bokongnya dan mendekati sang putra. "Dan kenapa pula mesti mendadak?""Katanya, kedua orang tua Justin ingin ditemani putranya di akhir usia. Jadi, dia minta mereka tinggal di rumah yang berdekatan!" Sahut Haris memberikan penjelasan."Lo, terus rumah yang itu bagaimana?""Semula dia titipkan padaku, Bu. Setelahnya mungkin akan dijual, atau dijadikan rumah sewaan!"Mendengar penjelasan dari sang putra, Mutmainah menggedikan bahunya. "Ya, itu lebih baik sih. Kalau pemiliknya rukun!"" Daripada rumah kamu yang dibiarkan kosong molompong!" Mutmainah mencabik, kembali memalingkan wajahnya pada layar televisi tepat menayangkan film legend suara hati seorang istri."Kan itu rumah sejarah antara aku dan Aline, Bu. Jadi, canggung dijual jika

  • SELINGKUH DENGAN TETANGGA   Bukti Darah memang lebih kental

    ______"Mana jatah rokoknya?" Sebuah tangan menampan tepat di depan wajah yang sudah kuyu bersimbah keringat."Tahan dulu, Mas. Ini baru laku sepuluh ribu!""Alah, Kerja begitu saja tidak be-cus!"Pray!Meja tempat meletakkan kompor digebrak. Sehingga, wajan yang terletak di atasnya terlempar yang berakibat minyak panasnya berceceran kemana-mana."Mas, kamu itu bagaimana sih? Aku mati-matian untuk tidak membeli secuil pun makanan guna mengisi perut demi modal. Dengan pongahnya kamu tumpahkan?" Aline menatap nyalang suaminya uang sudah kesekian kali melakukan hal serupa. "O, kamu berani menyalahkan suamimu, Hah?" Bentak Romli yanh tidak terima dengan tak kalah sengit. "Seharusnya kamu yang benar menata barang-barang ini,""Dasar Oon!"Mendengar kalimat yang seumpama sebilah belati yang menusuk ulu hati. Aline memilih untuk diam dan melangk

  • SELINGKUH DENGAN TETANGGA   Mencari Syurga di Dunia

    _______"Ibu?"Haris me-me-kik kala usai berbincang dengan perawat, malah mendapatkan Iis sudah berdiri di belakangnya. Laki-laki beralis tebal itu memiringkan tubuh dan mendongak ke belakang ibu mertuanya dan mendapatkan Yusra berdiri diujung lorong dengan menampakan senyuman hangat disertai anggukan kepala. Dengan ragu-ragu, sudut bibir Haris mengulas senyum membalas laki-laki bercambang tebal itu."Ibu kenapa ada disini? Siapa yang sakit?" Haris memberondong pertanyaan disela ia meraih tangan berbalut kain milik ibu mertuanya, mengecupnya penuh takdzim.Iis mengulas senyum disela wajahnya beraura mendung serta pelupuk mata yang tiada berhenti mengeluarkan air bening. "Kamu sendiri sedang apa disini, Haris?""Ibu sedang menunggu suami yang sedang ditangani!" Lanjutnya menjawab pertanyaan sang menantu yang sempat terjeda."Ayah Riswanto mengidap penyakit apa, Bu?" Bukan menjawab, Haris mal

  • SELINGKUH DENGAN TETANGGA   Ternyata berada di tempat yang sama

    ________"Pak, Jang-""Jangan halangi papa, Ma!" Pinta Riswanto mengangkat tangan. "Tapi Mama takut terjadi sesuatu pada Papa!""Papa akan lebih sakit jika Aline tidak ditemukan, Ma. Jikapun mati, Papa akan merasa sangatlah bersalah dan tidak tenang di alam sana!" Ungkap Riswanto dengan suara serak disela ia harus menekan dada karena terbatuk-batuk."Papa jangan berfikir demikian. Papa pasti sehat, Papa pasti panjang umur." Bantah Iis dengan suara yang tak kalah serak serta air mata yang berderai. "Biar Mama yang cari Aline, Pa!""Mama lebih baik masak banyak untuk mempersiapkan kedatangan putri kita, Ma. Aline pasti sangatlah lapar, suaminya seorang pengangguran yang banyak hutang dan menuntut!"Kalimat pemungkas itu cukup membuat Iis terhenyak. Tangannya yang tengah menahan dada sang suami, ditarik paksa oleh Riswanto sehingga terlepas. Ia terkesima hingga tak sanggup untuk memb

  • SELINGKUH DENGAN TETANGGA   Dibalik perintah yang tak terbantahkan

    ______"Nek?""Iya, Sayang!" Mutmainah segera mengusap wajah dengan kasar serta menarik napas dalam-dalam. Detik sebelumnya, mulut bergincu merah itu telah refleks mengkhawatirkan sosok Aline. Yang, tentunya memang berasal dari hati kecilnya yang tak ia sadari."Maksud nenek tadi, bunda Khaila?" Gadis berusia delapan tahun itu menengadah disela tangannya menarik-narik sisi gamis yang Mutmainah kenakan. "Kalau begitu, antarkan Khaila ketemu Bunda, Nek!""Khaila rindu Bunda, Khaila ingin memeluk Bunda, Khaila juga ingin melihat Adek bayinya bunda!""Khai-""Sayang, Kan hari ulang tahun Khaila masih lama. Jadi, sekarang Khaila fokus saja belajar ya!" Tutur Mutmainah menenangkan. Wanita berusia paruh baya itu sedikit membungkuk serta tangannya mengusap pipi gembil Mikhaila. "Kenapa setiap Khaila ingin bertemu bunda, Nenek selalu bilang nanti pas ulang tahun. Ayah bilang nanti pas

  • SELINGKUH DENGAN TETANGGA   Siapa yang patut dibela

    "Mas Romli?" Pekik Aline lantas bangun saat mendengar suara rintihan dari luar. Diiringi suara bugeman dan sumpah serapah seseorang. Ia membenarkan sesaat hijab yang acak-acakan usai menyingkapnya sebab Syahdan, serta mengancingkan atasan dasternya yang sudah Kumal dan robek di beberapa bagian. Melangkah cepat tanpa peduli putranya yang kembali merengek.Kriet!Pintu kayu yang sudah usang dibuka paksa, Aline mendongak untuk melihat apa yang telah menjadi sebab kericuhan."Mas Romli!"Kali ini tak hanya me-me-kik, tapi juga berlari tanpa menggunakan alas kaki. Ia biarkan kaki telanjangnya menerjang tanah kering saat melihat sosok suaminya telah terhuyung sebab kena amukan dua laki-laki yang tak asing lagi."Mas Yusra, Mas Yandi?""Apa yang kalian lakukan?" Aline menarik tangan suaminya untuk bangkit."Kenapa kalian siksa suamiku?""Dia tidak pantas dapat pembelaan, Aline!"

  • SELINGKUH DENGAN TETANGGA   Dua sisi yang berlawanan

    _______"Aku,""Aku hanya tak ingin kau tahu penderitaanku, Kak!" Tutur Maheera serak seraya menatap suaminya nanar. "Aku mengidap penyakit ini sejak berumur lima tahun,""Lantas, kenapa kau sembunyikan ini, Maheera. Justru tindakanmu yang seperti ini membuat aku harus menanggung derita dua kali lipat!""Aku hanya ingin menikmati sisa hidupku untuk mengabdi pada sosok yang bernama suami, Kak. Setelah tidak mungkin pada kedua orang tua sebab mereka telah tiada," Maheera berucap lirih dengan tetap menatap suaminya nanar."Itu alasan selanjutnya kenapa aku ingin dinikahi kakak!" Tuturnya lagi dengan suara yang hampir tidak terdengar.Mendengar kalimat yang cukup menyayat, tak bisa Haris untuk tidak tersedu. Air matanya menitik kembali bersamaan dengan tangan yang merangkul tubuh Maheera. Padanya Haris memang belum ada cinta, sebab tak juga berhasil menggantikan sosok Aline. Hanya iba, serta rasa tanggung jawab yang membuat selama ini ia bersikap teramat lembut dan memperlakukan Maheera s

DMCA.com Protection Status