Share

Bab 502

Author: Julio
Ditha meringkuk ketakutan dan merengek kepada Rendra, "Kakak, adikmu diganggu! Tolong!"

Rendra menarik Ditha dan menahannya di belakangnya, lalu bertanya pada Valerio, "Valerio, kenapa kamu begini sama adikku!"

Valerio mengabaikan kakak beradik itu dan menoleh ke arah Briella. "Kamu nggak ada urusan di sini. Keluar."

Davira menghalangi pintu ruangan VIP. "Dia nggak boleh pergi! Dia yang harus disalahkan atas kejadian malam ini, jadi nggak boleh pergi!"

Valerio memperingatkan, "Davira, ini masalah kita berdua, jangan membuat keributan yang nggak perlu."

Davira menjadi emosi dan berteriak histeris, "Ya. Aku cuma ingin semua orang tahu kalau Renata itu wanita simpanan. Kamu sangat bersikeras buat bercerai karena dia, karena dia mirip dengan Briella. Karena itulah kamu meninggalkan istri dan anak-anakmu, mengkhianatiku!"

Seketika, semua orang langsung terdiam.

Semua orang tahu kalau Briella adalah mantan sekretaris Valerio, yang dipertahankan Valerio selama beberapa tahun. Briella meningga
Locked Chapter
Continue Reading on GoodNovel
Scan code to download App

Related chapters

  • Romansa Valerio dan Briella   Bab 503

    Briella sedikit menjauh dan mengeluarkan ponselnya untuk menghubungi Klinton, menyuruhnya untuk menjemput Davira.Suasana di dalam ruangan cukup sunyi. Mereka yang tidak punya kepentingan pun pergi dengan sadar diri. Tidak lama kemudian, Klinton pun datang.Davira kelelahan karena menangis, sampai tertidur di sofa. Klinton menggendong Davira dan berkata pada Briella, "Ikut denganku."Valerio mengangkat tangannya dan menghentikan Briella. "Ada yang ingin aku katakan padanya malam ini."Klinton merasa tidak tenang, jadi dia bertanya kepada Briella, "Kamu ikut denganku atau tetap mau di sini."Briella ragu-ragu, tetapi dia memilih mengikuti kata hatinya. "Klinton, aku di sini dulu."Klinton menimpali kesal, "Sudah seperti ini, apa lagi yang harus kalian bicarakan?""Tenang saja, jangan terpancing." Adrian menepuk pundak Klinton. "Dia mau di sini dulu, kenapa kamu banyak omong sekali. Ayo pergi. Aku akan antar kalian pulang."Hanya Valerio dan Briella yang tersisa di dalam ruangan. Wajah p

  • Romansa Valerio dan Briella   Bab 504

    Briella mengatakan semua ini dalam satu helaan napas panjang.Dia sengaja mengatakan hal ini kepada Valerio untuk membuatnya frustrasi.Jangan berpikir kalau hanya karena Valerio sudah berhasil melakukan hal itu dengan Briella di atas ranjang, dia bisa melakukan apa pun yang dia inginkan kepada Briella.Tatapan Valerio berubah dingin. Malam ini dia minum cukup banyak. Briella berjalan di sampingnya selama beberapa saat membuatnya merasa kalau ini tidak nyata, seperti mimpi.Dia tidak ingin berbicara karena takut mengganggu ilusi dan mimpi ini.Briella melirik sekilas ke arah pria itu, melihat batang hidungnya yang tinggi dan bibir tipisnya yang seksi. Lampu-lampu jalan yang menyinari wajahnya membuat parasnya terlihat jauh lebih memesona.Pria ini benar-benar tampan.Keduanya terus berjalan dalam diam. Briella melihat ke pinggir jalan, mencoba mencari taksi. Namun, angin malam terasa makin kencang, membuat langkah mereka terasa berat. Briella kedinginan, sampai tubuhnya menggigil.Vale

  • Romansa Valerio dan Briella   Bab 505

    Valerio menarik kerah kemejanya, matanya melirik ke bawah tubuh Briella dan tertuju pada kaki kecilnya yang putih.Dia melepas kemejanya dan merangkul pinggang Briella, sambil mendorongnya ke arah kamar tidur."Mandi bareng.""Siapa yang mau mandi sama kamu!" Karena kesal, Briella melepaskan diri dari pelukan pria itu. "Pak Valerio, tolong jaga batasanmu.""Jaga batasanku?" Alis Valerio berkerut ambigu. "Saat belum dapat proyek ini, kenapa kamu nggak bilang padaku buat jaga batasan? Apa kamu ingin membuangku setelah mendapatkan apa yang kamu inginkan?"Briella menelan ludah dengan susah payah. Apa yang dikatakan Valerio memang benar. Dia sudah berhasil mendapatkan proyek, jadi terlalu malas untuk melayani Valerio.Valerio bisa membaca pikiran Briella dan mengusapkan telapak tangannya ke wajah Briella yang memerah."Biar kuberitahu Briella. Aku bukan orang yang baik, kamu seharusnya sudah tahu aturan mainnya sejak kamu membuat perhitungan denganku. Kamu sudah masuk dalam perangkapku. Ka

  • Romansa Valerio dan Briella   Bab 506

    "Sudah kenyang?" Pria itu bertanya pada Briella sambil menyeka rambutnya, berdiri di samping Briella."Sudah." Briella menuangkan segelas anggur merah untuk dirinya sendiri dan menyeruputnya perlahan-lahan. Gerakannya terlihat sangat santai.Valerio menunjukkan senyum tipis, lalu menjatuhkan handuk mandi di tangannya ke sofa. Dia pun duduk berhadapan dengan Briella.Postur tubuh pria itu terkesan santai dan malas, menggoyangkan anggur merah di gelas, menatap Briella dengan tatapan datar.Dia menikmati perasaan di mana wanita itu duduk dengan patuh dan menikmati makanannya, tidak berdebat dengannya atau berbicara kepadanya dengan nada memberontak.Briella mengeluarkan tisu dan menyeka sisa makanan di sudut bibirnya, sambil mengangkat matanya untuk menatap mata pria itu."Malam ini kamu minum banyak, apa itu karena Davira mengkhianatimu, jadi kamu ingin menggunakan minuman untuk meredam kesedihanmu?"Valerio menyesap anggurnya, terselip sebuah senyuman di dalam matanya. "Bukannya kamu ng

  • Romansa Valerio dan Briella   Bab 507

    "Rasa hormat adalah sesuatu yang kamu miliki, bukan sesuatu yang diberikan orang lain kepadamu." Suara Valerio sedingin es, tidak menunjukkan emosi apa pun. "Selain itu, aku nggak sejahat yang kamu kira."Briella merasa seperti ada sepanci air dingin yang disiramkan ke tubuhnya. Setelah semua yang dia katakan, apa yang dia dapatkan selain dianggap lemah?Dia menghela napas dalam, mencoba menenangkan diri. "Nggak ada untungnya bicara panjang lebar. Yang ingin aku katakan adalah, kita sudah melalui banyak hal yang nggak mengenakkan di masa lalu. Aku harap Pak Valerio tidak akan menyebutkan tentang masa lalu lagi. Aku juga berharap kita nggak akan saling menghubungi lagi setelah proyek taman bermain selesai. Tidak saling mengganggu dan hidup rukun adalah pilihan terbaik yang kita miliki."Valerio terdiam, tangannya menangkupkan segelas anggur merah dengan kuat."Ya. Setelah hari ini, aku nggak akan mengganggumu dengan masa lalu lagi. Setelah proyek selesai, kita nggak akan punya kesempata

  • Romansa Valerio dan Briella   Bab 508

    Erna menjawab tidak senang, "Apa yang salah dengan ucapanku? Aku yang membesarkanmu selama bertahun-tahun. Setelah kamu berhasil, apa aku harus menjaga perasaanmu saat akan mengatakan sesuatu?""Nggak perlu sampai seperti itu. Aku cuma ingin bicara baik-baik denganmu." Briella masih bersabar. "Justru karena kamu sudah membesarkanku, aku membawamu ke mari agar kamu bisa menjalani masa tua yang damai dan tanpa beban.""Kalau kamu benar-benar berbakti padaku, bawa aku pulang buat tinggal bersamamu. Aku bisa membantumu memasak dan mengerjakan pekerjaan rumah. Aku hidup dalam penderitaan. Aku membesarkanmu saat aku masih muda, bahkan sampai dipukuli oleh ayahku karena memutuskan buat membesarkanmu. Sekarang aku sudah tua, tapi masih harus mengkhawatirkan masalahmu. Jangan salahkan aku karena bicaraku nggak enak didengar. Kalau kamu nggak mau tinggal bersamaku, lebih baik kamu cepat menikah. Setelah kamu menikah, aku kembali ke kampung pun nggak akan menanggung rasa malu."Erna terus mengoce

  • Romansa Valerio dan Briella   Bab 509

    "Aku merendahkanmu? Aku melakukan ini demi kebaikanmu, bukan mau mencelakaimu! Kalau aku nggak mengambilmu dari hutan, kamu pasti sudah mati.""Aku berterima kasih karena kamu sudah menyelamatkan nyawaku, tapi itu bukan berarti kamu bisa mengekangku secara moral.""Apa katamu? Mengekangmu secara moral? Apa yang aku lakukan sampai kamu bilang aku mengekangmu?""Sudahlah. Ibu nggak akan ngerti.""Ibu nggak mau tahu, kamu harus cepat menikah. Jangan cuma main-main saja karena kamu sudah nggak muda lagi. Aku lihat kalau orang yang bernama Klinton juga cuma mau main-main denganmu. Dia punya banyak uang, jadi nggak kekurangan wanita. Tapi kamu berbeda. Seleramu jangan terlalu tinggi, lebih baik menemukan pria yang bersedia menikah denganmu."Briella tidak tahan mendengar perkataan Erna lebih lama lagi, jadi berniat untuk pergi. Dia akan beranjak, tiba-tiba ada seorang pria masuk.Klinton datang dan membawa banyak sesuatu di tangannya.Briella bertanya bingung, "Kenapa kamu ke mari?""Aku keb

  • Romansa Valerio dan Briella   Bab 510

    "Jadi, apa kalian sudah sampai pada titik di mana kalian membicarakan tentang pernikahan?" Erna mencoba mencari tahu lagi. "Apa kamu punya kelainan atau sudah pernah menikah beberapa kali? Pak Klinton, aku memang nggak pandai bicara. Maksudku, meskipun kamu punya banyak kekurangan, tapi Briella sangat beruntung bisa menikah denganmu."Briella mengerutkan keningnya pada Erna, merasa kalau sikap Erna sangat keterlaluan.Ibunya ini benar-benar sangat pintar dalam hal menyanjung orang lain dengan merendahkan putrinya sendiri.Klinton menjawab, "Keluargaku menjalankan bisnis turun temurun. Usiaku tiga puluh dua tahun dan belum pernah punya pacar atau menikah. Briella adalah pacar pertamaku. Aku sangat beruntung kalau hubungan kami bisa berhasil.""Pak Klinton, sebenarnya Briella orang yang bermasalah, jadi kamu harus memikirkannya lagi.""Nggak perlu dipikirkan lagi. Aku sudah yakin."Erna menjawab senang, "Kalau memang kamu sudah yakin, kalian harus cepat menikah."Klinton menatap Briella.

Latest chapter

  • Romansa Valerio dan Briella   Bab 583

    Kecurigaan tiba-tiba terlintas di benak Briella. Dia merasa bahwa kemunculan Elena yang tiba-tiba di depan rumahnya hari ini terlalu mendadak.Ketika Briella tengah memikirkan kemungkinan ini, Valerio tiba-tiba menelepon.Pria itu pasti baru bangun tidur. Suaranya sengau, terdengar rendah dan magnetis."Apa anak-anak sudah bangun?""Pak Valerio, bisakah Pak Valerio nggak memberi tahu siapa pun alamat tempat tinggalku seenaknya?""Apa maksudmu? Aneh sekali."Mendengar sikap Valerio, Briella memiliki tebakan sendiri di dalam benaknya.Seperti yang dia duga. Elena datang bukan untuk menjemput anak-anak, tetapi untuk menyatakan kedaulatannya.Terlalu samar untuk menganggapnya sebagai ancaman."Barusan Elena datang dan bilang kalau dia ingin menjeput anak-anak.""Anak-anak ikut dengannya?""Aku nggak kasih izin."Pria itu terdiam, tidak mengatakan apa-apa lagi.Kemudian, dia berkata, "Marco sudah dapat kamar terbaru terkait anak itu. Rumah sakit memang membawa anakmu pergi dan berbohong kep

  • Romansa Valerio dan Briella   Bab 582

    Briella kembali ke kursi kemudi dan menyesuaikan sudut kursi, baru menyalakan mobil untuk pulang.Setelah melakukan banyak hal semalaman, Zayden mengikuti Briella pulang dan masuk ke kamar tamu untuk tidur. Briella memandangi kedua kakak beradik yang tertidur lelap di atas tempat tidur. Kedua anak kecil ini benar-benar seperti malaikat, sangat pintar dan pandai bagaimana cara bersikap. Papa mereka memang suka main perempuan, tetapi sungguh sebuah keberuntungan yang luar biasa karena bisa menemukan wanita-wanita yang bisa melahirkan anak sesempurna mereka.Briella membantu mereka memakaikan selimut, lalu kembali ke tempat tidurnya.Dia tidur hingga pukul sepuluh keesokan harinya dan dibangunkan oleh suara bel pintu.Setelah mengan mengenakan sandal rumahan dan melewati kamar tamu, Briella tidak lupa membuka pintu kamar tamu untuk melihat Zayden dan Queena yang masih tertidur.Menutup pintu kamar tamu, Briella berjalan ke pintu depan dan melihat melalui mata kucing.Wanita yang berdiri d

  • Romansa Valerio dan Briella   Bab 581

    Briella berjalan keluar bersama Zayden dan masuk ke dalam mobil Nathan. Saat itu sudah pukul dua pagi.Nathan mengetuk pintu mobil Briella, memberi isyarat agar Briella keluar dan berbicara.Briella menatap Zayden. "Jangan keluar dari mobil. Tidur saja kalau kamu ngantuk."Zayden memelototi Nathan dan mendengus dingin, "Banyak sekali masalah pria itu."Briella membelai kepala Zayden. "Dia memang banyak masalah. Meskipun begitu, dia bukan orang jahat. Dia akan berguna dalam keadaan darurat."Zayden menunjukkan sikap posesifnya. "Kalau begitu Mama nggak boleh suka sama dia. Mama cuma boleh suka sama Papa saja."Briella tersenyum tidak berdaya. "Apa Papa nggak pernah bilang siapa Mama kamu?""Tentu saja Papa pernah bilang. Kamu."Briella hanya menganggapnya sebagai lelucon. "Nak, tidurlah di mobil. Setelah itu, kita akan pulang."Nathan merokok tidak jauh dari situ, mengembuskan kepulan asap putih di tengah dinginnya cuaca malam. Melihat Briella turun dari mobil dan berjalan mendekat, dia

  • Romansa Valerio dan Briella   Bab 580

    Nathan dan Zayden berhenti berdebat dan menatap Briella bersamaan. Keduanya sedikit takut saat melihat Briella marah.Erna memperhatikan Nathan. Siapa pun pasti bisa melihat kalau Nathan sangat menyukai Briella.Dia langsung bertanya pada Nathan, "Apa hubunganmu dengan Briella?""Aku mantan pacarnya."Erna kembali melanjutkan, "Lala sudah punya tunangan. Dia akan menikah dengan Klinton, tuan muda dari Keluarga Atmaja. Lebih baik kamu nggak berhubungan lagi dengannya setelah ini.""Kamu dan Klinton bertunangan?" Nathan berkata sambil menatap Briella, bertanya dengan nada serius."Dia itu rubah tua, apalagi adiknya, Davira. Apa kamu bisa hidup damai kalau menikah dengannya? Jangan menikah dengannya. Lebih baik bersamaku daripada bersamanya. Kamu mengerti?"Briella menjawab tanpa mengangkat matanya, "Kenapa aku harus menikah? Setelah menemukan anakku, aku akan baik-baik saja bahkan tanpa menikah.""Omong kosong apa yang kamu bicarakan!" Erna melanjutkan dengan kesal, "Apa maksudnya menemu

  • Romansa Valerio dan Briella   Bab 579

    Cahaya di mata Zayden sudah meredup. Neneknya tidak sadarkan diri sejak dia lahir, jadi neneknya belum pernah bertemu dengan Zayden. Wajar saja kalau dia tidak mengenali Zayden."Dia Zayden Dominic. Biarkan saja dia memanggilmu begitu." Briella tidak tega melihat kelopak mata Zayden yang terkulai dan kehilangan. "Bukannya kamu ingin aku punya anak? Kebetulan sekali ada yang memanggilmu nenek."Erna melihat Zayden, lalu bertanya pada Briella dengan ragu, "Katakan, apa dia benar-benar anakmu?""Bukan." Briella menunjukkan ekspresi bingung. "Ini anak atasanku. Aku diminta menjaganya.""Kalau itu bukan anakmu, kenapa nama belakangnya Dominic?" Nathan berjalan mendekat dan menunjuk ke arah kepala Briella. "Apa kepalamu ini benar-benar terbentur. Kenapa kamu masih nggak percaya?"Briella tiba-tiba memikirkan hal ini dan ternyata benar. Zayden punya nama belakang yang sama dengannya.Namun, tidak peduli seberapa banyak Briella memikirkannya, dia tidak ingat kalau dia punya seorang putra seusi

  • Romansa Valerio dan Briella   Bab 578

    Briella bisa merasakan ketidakbahagiaan Nathan. Kebencian Nathan kepada Rieta sama besarnya dengan rasa sayangnya kepada Rieta. Dia tidak bisa bertemu dengan ibu kandungnya lagi, mana mungkin dia tidak sedih?"Aku memang sakit. Hatiku yang sakit."Briella menutup mulutnya dan menatap punggung Nathan tanpa berkata apa-apa."Jadi aku teringat denganmu. Melihatmu bisa membuatku merasa lebih baik.""Aku bukan obat penghilang rasa sakit. Pergilah ke rumah sakit kalau kamu nggak sehat.""Kamu jauh lebih manjur dibandingkan dokter dan perawat rumah sakit. Apa kaki dan pinggang mereka sekecil milikmu? Daripada mencari mereka, lebih baik aku menemuimu."Sebelum Briella sempat mengatakan sesuatu, Zayden berteriak marah, "Dasar memalukan!"Briella menutup telinga Zayden. "Nathan, kamu boleh sedih, tapi tolong tunjukkan rasa hormat padaku. Ada anak kecil di dalam mobil. Apa kamu nggak bisa bersikap normal?""Normal, aku sangat normal. Aku nggak nangis dan membuat masalah, kenapa kamu bilang aku ng

  • Romansa Valerio dan Briella   Bab 577

    Nathan melihat bahwa Briella tidak terlihat berpura-pura. "Ayo. Aku akan mengantarmu menemui ibu asuhmu. Kalian bisa bernostalgia di jalan.""Tunggu dulu. Aku mau ganti baju.""Pergilah. Pakai jaket dan sekalian bawakan jaket untuk putramu."Kata Nathan sambil menarik Zayden ke dalam rangkulannya.Briella menatap Zayden dan hatinya gelisah. Lalu, dia memerintahkan, "Aku ambil baju dulu. Nggak akan lama."Melihat Briella berbalik dan masuk ke dalam kamar, pria itu mencubit wajah Zayden dan menggodanya."Kasihan sekali, ibumu sendiri nggak mengakuimu sebagai anaknya."Zayden menoleh dengan angkuh, lalu berkata sambil mengerutkan kening, "Jangan menyentuhku!"Nathan menimpali, "Sifatmu ini sama persis seperti Valerio.""Aku anak kandungnya, tentu saja sama sepertinya.""Sepertinya kamu sangat menyukainya. Nggak boleh begitu. Apa kamu sudah lupa bagaimana dia memperlakukan Mama mu? Kamu harusnya membencinya.""Jangan mengatakan sesuatu yang nggak kamu mengerti." Zayden mencibir, "Aku punya

  • Romansa Valerio dan Briella   Bab 576

    Briella menutup pintu untuk menghalangi pandangan kedua anak itu. Lalu, dia mengerutkan keningnya dengan tidak senang. "Nathan, apa yang kamu lakukan di sini?"Nathan bersandar di ambang pintu, wajahnya terlihat sedikit muram. Bahkan tercium bau alkohol dari napasnya. Entah karena kematian Rieta atau karena apa, tetapi pria itu tidak terlihat baik-baik saja."Sudah malam. Kamu pergi saja."Lelaki itu mengaitkan bibirnya, berkata sambil tersenyum sangat tipis, "Kenapa? Sekarang kamu akhirnya berani mengakui kalau kamu itu Briella?"Briella mengabaikannya dan menutup pintu untuk mengusir Nathan pergi.Tangan Nathan menghalangi pintu dan melambai ke arah Zayden yang berada di dalam, "Nak, kamu masih nggak kenal sama Om?"Briella menoleh ke belakang. "Zayden, bawa adikmu ke kamar.""Zayden, kamu sama saja dengan Mama mu, tidak mau mengakuiku. Bagaimanapun, dulu aku pernah menolong kalian berdua, tapi sekarang kalian jadi orang yang nggak tahu terima kasih."Briella menyadari sesuatu, lalu

  • Romansa Valerio dan Briella   Bab 575

    "Queena khawatir nggak akan bisa bertemu Tante lagi, hiks."Briella menepuk-nepuk punggung Queena, mencoba menenangkannya, "Jangan menangis. Itu tempat orang jahat ditempatkan. Tante nggak melakukan kesalahan, mana mungkin dikurung di sana?"Kepala Queena terbenam dalam pelukan Briella, terus menempel kepadanya. "Lalu siapa orang jahatnya?"Briella menjilat bibirnya dan berkata dengan ragu-ragu, "Tante nggak tahu siapa orang jahatnya. Yang Tante tahu, orang jahat pasti akan dihukum."Queena mengedipkan matanya yang berkaca-kaca dengan polos. "Tapi kata para pelayan, Nenek meninggal dan Mama yang membunuhnya."Zayden berkata dengan jengkel, "Dia bukan Mama mu. Dia memperlakukanmu dengan nggak baik dan mengajarimu hal buruk. Dia nggak pantas untuk menjadi seorang ibu."Queena mengerutkan kening dan berkata dengan cemas, "Mama Queena orang yang jahat. Apa orang lain juga akan menganggap Queena jahat?""Nggak akan." Zayden bersumpah, "Selama ada Kakak, nggak akan ada yang berani menyebutmu

Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status