Share

Bab 507

Penulis: Julio
"Rasa hormat adalah sesuatu yang kamu miliki, bukan sesuatu yang diberikan orang lain kepadamu." Suara Valerio sedingin es, tidak menunjukkan emosi apa pun. "Selain itu, aku nggak sejahat yang kamu kira."

Briella merasa seperti ada sepanci air dingin yang disiramkan ke tubuhnya. Setelah semua yang dia katakan, apa yang dia dapatkan selain dianggap lemah?

Dia menghela napas dalam, mencoba menenangkan diri. "Nggak ada untungnya bicara panjang lebar. Yang ingin aku katakan adalah, kita sudah melalui banyak hal yang nggak mengenakkan di masa lalu. Aku harap Pak Valerio tidak akan menyebutkan tentang masa lalu lagi. Aku juga berharap kita nggak akan saling menghubungi lagi setelah proyek taman bermain selesai. Tidak saling mengganggu dan hidup rukun adalah pilihan terbaik yang kita miliki."

Valerio terdiam, tangannya menangkupkan segelas anggur merah dengan kuat.

"Ya. Setelah hari ini, aku nggak akan mengganggumu dengan masa lalu lagi. Setelah proyek selesai, kita nggak akan punya kesempata
Bab Terkunci
Lanjutkan Membaca di GoodNovel
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terkait

  • Romansa Valerio dan Briella   Bab 508

    Erna menjawab tidak senang, "Apa yang salah dengan ucapanku? Aku yang membesarkanmu selama bertahun-tahun. Setelah kamu berhasil, apa aku harus menjaga perasaanmu saat akan mengatakan sesuatu?""Nggak perlu sampai seperti itu. Aku cuma ingin bicara baik-baik denganmu." Briella masih bersabar. "Justru karena kamu sudah membesarkanku, aku membawamu ke mari agar kamu bisa menjalani masa tua yang damai dan tanpa beban.""Kalau kamu benar-benar berbakti padaku, bawa aku pulang buat tinggal bersamamu. Aku bisa membantumu memasak dan mengerjakan pekerjaan rumah. Aku hidup dalam penderitaan. Aku membesarkanmu saat aku masih muda, bahkan sampai dipukuli oleh ayahku karena memutuskan buat membesarkanmu. Sekarang aku sudah tua, tapi masih harus mengkhawatirkan masalahmu. Jangan salahkan aku karena bicaraku nggak enak didengar. Kalau kamu nggak mau tinggal bersamaku, lebih baik kamu cepat menikah. Setelah kamu menikah, aku kembali ke kampung pun nggak akan menanggung rasa malu."Erna terus mengoce

  • Romansa Valerio dan Briella   Bab 509

    "Aku merendahkanmu? Aku melakukan ini demi kebaikanmu, bukan mau mencelakaimu! Kalau aku nggak mengambilmu dari hutan, kamu pasti sudah mati.""Aku berterima kasih karena kamu sudah menyelamatkan nyawaku, tapi itu bukan berarti kamu bisa mengekangku secara moral.""Apa katamu? Mengekangmu secara moral? Apa yang aku lakukan sampai kamu bilang aku mengekangmu?""Sudahlah. Ibu nggak akan ngerti.""Ibu nggak mau tahu, kamu harus cepat menikah. Jangan cuma main-main saja karena kamu sudah nggak muda lagi. Aku lihat kalau orang yang bernama Klinton juga cuma mau main-main denganmu. Dia punya banyak uang, jadi nggak kekurangan wanita. Tapi kamu berbeda. Seleramu jangan terlalu tinggi, lebih baik menemukan pria yang bersedia menikah denganmu."Briella tidak tahan mendengar perkataan Erna lebih lama lagi, jadi berniat untuk pergi. Dia akan beranjak, tiba-tiba ada seorang pria masuk.Klinton datang dan membawa banyak sesuatu di tangannya.Briella bertanya bingung, "Kenapa kamu ke mari?""Aku keb

  • Romansa Valerio dan Briella   Bab 510

    "Jadi, apa kalian sudah sampai pada titik di mana kalian membicarakan tentang pernikahan?" Erna mencoba mencari tahu lagi. "Apa kamu punya kelainan atau sudah pernah menikah beberapa kali? Pak Klinton, aku memang nggak pandai bicara. Maksudku, meskipun kamu punya banyak kekurangan, tapi Briella sangat beruntung bisa menikah denganmu."Briella mengerutkan keningnya pada Erna, merasa kalau sikap Erna sangat keterlaluan.Ibunya ini benar-benar sangat pintar dalam hal menyanjung orang lain dengan merendahkan putrinya sendiri.Klinton menjawab, "Keluargaku menjalankan bisnis turun temurun. Usiaku tiga puluh dua tahun dan belum pernah punya pacar atau menikah. Briella adalah pacar pertamaku. Aku sangat beruntung kalau hubungan kami bisa berhasil.""Pak Klinton, sebenarnya Briella orang yang bermasalah, jadi kamu harus memikirkannya lagi.""Nggak perlu dipikirkan lagi. Aku sudah yakin."Erna menjawab senang, "Kalau memang kamu sudah yakin, kalian harus cepat menikah."Klinton menatap Briella.

  • Romansa Valerio dan Briella   Bab 511

    "Serahkan saja semuanya padaku. Selama kamu bersedia, nggak ada hal yang sulit. Kamu mau mas kawin apa? Harta benda, dana atau saham yang bisa diuangkan? Atau mau perhiasan emas? Atau kamu mau uangnya saja biar kamu bisa beli sendiri? Mas kawin adalah sesuatu yang nggak boleh kurang dalam pernikahan. Selama kamu menyebutkan apa pun, aku akan menyiapkannya dan nggak akan menundanya barang satu detik pun. Aku sudah menjadi bujangan selama separuh hidupku. Briella, ayo kita akhiri masa lajang yang menyedihkan ini."Mendengar Klinton mengatakan hal ini, hati Briella menjadi hangat. Dia mengesampingkan faktor-faktor rasional yang muncul di akal sehatnya. Ketulusan Klinton benar-benar sulit untuk ditolak."Jangan ragu. Kalau kamu memintaku terus menunggu, kita hanya akan tambah tua. Aku tahu apa yang kamu inginkan, tapi kamu nggak mau menerimanya. Karena itulah kamu merasa kalau semuanya nggak cocok. Kalau aku nggak mendesakmu, kamu nggak akan membuat keputusan. Nggak mau menikah dulu juga n

  • Romansa Valerio dan Briella   Bab 512

    Briella dan Klinton pulang dari panti rehabilitasi. Sepanjang perjalanan, Klinton sangat bersemangat, sementara Briella terlihat sangat tenang. Namun, ada perasaan tidak nyaman di hatinya.Briella tidak tahu apa yang salah, tatapi sesuatu di dalam hatinya mengatakan kalau dia merasa sedikit tidak nyaman. Mungkin benar seperti yang dikatakan Klinton. Mereka berdua masih butuh waktu untuk memupuk hubungan mereka.Setelah kembali ke kota, keduanya melakukan kegiatan masing-masing. Sekarang, Klinton telah mengambil alih bisnis keluarga sepenuhnya. Dia sangat cakap dan properti Keluarga Atmaja tumbuh makin besar, menjadi nomor dua setelah Perusahaan Regulus yang dipimpin oleh Valerio.Briella berpikir bahwa, kalau Erna tahu Klinton berasal dari keluarga kaya, dia pasti akan sangat tidak sabar menantikan pernikahan Briella dan Klinton.Desakan Erna dan Klinton yang begitu agresif membuat Briella goyah dan harus berkompromi dengan keinginan mereka.Meskipun hubungan keduanya terus berjalan, B

  • Romansa Valerio dan Briella   Bab 513

    "Baiklah, aku akan cari kartu namanya dulu. Nanti aku kirimkan kepadamu.""Ya, terima kasih."Sekitar setengah jam kemudian, Briella mendapatkan informasi tentang pemilik pabrik perhiasan yang bernama Moonita.Moonita sangat hebat, telah berkecimpung dalam bisnis perhiasan di Kota Hebar selama lebih dari dua puluh tahun. Dia memulai bisnisnya dari sebuah toko kecil hingga membuka studio. Setelah itu, dia berhasil membuka beberapa pabrik yang tersebar di seluruh negeri dengan modal yang telah dia kumpulkan.Briella mengagumi Moonita. Berdasarkan intuisinya, Moonita pasti memiliki apa yang Briella inginkan.Dia segera memutuskan untuk pergi ke Kota Hebar untuk membicarakan kerja sama dengan Moonita.Briella pulang ke rumah dan langsung mengemasi tasnya, lalu mengeluarkan kalung permata yang diberikan Moonita kepadanya saat itu dari kotak perhiasannya.Kalung itu muncul setelah Briella selamat dari kematian dan dia bawa sampai ke Negara Jerius. Selama bertahun-tahun bahkan setelah pindah

  • Romansa Valerio dan Briella   Bab 514

    Briella tidak menyangka kalau berita ini akan menyebar dengan cepat. Ini jauh melebihi imajinasinya."Ya, benar."Valerio menyingkirkan gurat suram di matanya, lalu mengangguk. "Baguslah, ini berita bagus. Kamu juga sudah nggak muda lagi, sudah waktunya untuk memikirkan pernikahan."Briella menutup bibirnya rapat dan tidak berbicara."Jangan lupa undang aku ke pesta pertunangan kalian. Aku akan memberi kalian hadiah sebagai selamat untuk pertunangan kalian.""Nggak usah." Briella mencengkeram kertas-kertas di tangannya. "Klinton selalu rendah hati, jadi belum tentu kami akan mengadakan pesta pertunangan. Kamu juga tahu, sekarang aku adalah Renata, jadi nggak perlu terlalu menarik perhatian."Selama masih ada Rieta, Briella menjalani hidupnya dalam ketakutan. Jelas sekali betapa besar bayang-bayang insiden itu telah memengaruhi hidup Briella. Itu adalah sebuah fakta. Valerio tahu dengan jelas apa yang Briella hindari.Mungkin pilihan Briella untuk bersama Klinton adalah cara yang baik u

  • Romansa Valerio dan Briella   Bab 515

    "Sial! Kamu pikir aku nggak berani melakukan sesuatu kepadamu?"Pria itu sedikit takut saat menghadapi sikap tenang Briella. Dia mengeluarkan handuk yang diberi obat, lalu menutup mulut dan hidung Briella dengan handuk basah itu.Briella merasakan kantuk. Dia mengedipkan matanya beberapa kali dan penglihatannya menjadi makin kabur. Akhirnya, dia bahkan tidak bisa membuka matanya dan jatuh pingsan.Ketika terbangun lagi, Briella melihat seorang pria.Valerio menggendongnya, sementara mobil di belakang meledak, diiringi teriakan memilukan dari kedua pria itu. Saat mobil itu jatuh dari tebing tinggi, kicauan kaget burung di sekitar pun terdengar. Setelah itu, semuanya sunyi senyap dan menjadi tenang.Briella menarik ujung kemeja pria itu, berkata khawatir, "Ada beberapa gadis di dalam mobil.""Mereka sudah melarikan diri." Pria itu menunduk, menatap wanita yang terbaring dalam pelukannya. "Kamu memang bodoh. Sudah begini masih mengkhawatirkan orang lain."Briella memejamkan mata dan tubuh

Bab terbaru

  • Romansa Valerio dan Briella   Bab 583

    Kecurigaan tiba-tiba terlintas di benak Briella. Dia merasa bahwa kemunculan Elena yang tiba-tiba di depan rumahnya hari ini terlalu mendadak.Ketika Briella tengah memikirkan kemungkinan ini, Valerio tiba-tiba menelepon.Pria itu pasti baru bangun tidur. Suaranya sengau, terdengar rendah dan magnetis."Apa anak-anak sudah bangun?""Pak Valerio, bisakah Pak Valerio nggak memberi tahu siapa pun alamat tempat tinggalku seenaknya?""Apa maksudmu? Aneh sekali."Mendengar sikap Valerio, Briella memiliki tebakan sendiri di dalam benaknya.Seperti yang dia duga. Elena datang bukan untuk menjemput anak-anak, tetapi untuk menyatakan kedaulatannya.Terlalu samar untuk menganggapnya sebagai ancaman."Barusan Elena datang dan bilang kalau dia ingin menjeput anak-anak.""Anak-anak ikut dengannya?""Aku nggak kasih izin."Pria itu terdiam, tidak mengatakan apa-apa lagi.Kemudian, dia berkata, "Marco sudah dapat kamar terbaru terkait anak itu. Rumah sakit memang membawa anakmu pergi dan berbohong kep

  • Romansa Valerio dan Briella   Bab 582

    Briella kembali ke kursi kemudi dan menyesuaikan sudut kursi, baru menyalakan mobil untuk pulang.Setelah melakukan banyak hal semalaman, Zayden mengikuti Briella pulang dan masuk ke kamar tamu untuk tidur. Briella memandangi kedua kakak beradik yang tertidur lelap di atas tempat tidur. Kedua anak kecil ini benar-benar seperti malaikat, sangat pintar dan pandai bagaimana cara bersikap. Papa mereka memang suka main perempuan, tetapi sungguh sebuah keberuntungan yang luar biasa karena bisa menemukan wanita-wanita yang bisa melahirkan anak sesempurna mereka.Briella membantu mereka memakaikan selimut, lalu kembali ke tempat tidurnya.Dia tidur hingga pukul sepuluh keesokan harinya dan dibangunkan oleh suara bel pintu.Setelah mengan mengenakan sandal rumahan dan melewati kamar tamu, Briella tidak lupa membuka pintu kamar tamu untuk melihat Zayden dan Queena yang masih tertidur.Menutup pintu kamar tamu, Briella berjalan ke pintu depan dan melihat melalui mata kucing.Wanita yang berdiri d

  • Romansa Valerio dan Briella   Bab 581

    Briella berjalan keluar bersama Zayden dan masuk ke dalam mobil Nathan. Saat itu sudah pukul dua pagi.Nathan mengetuk pintu mobil Briella, memberi isyarat agar Briella keluar dan berbicara.Briella menatap Zayden. "Jangan keluar dari mobil. Tidur saja kalau kamu ngantuk."Zayden memelototi Nathan dan mendengus dingin, "Banyak sekali masalah pria itu."Briella membelai kepala Zayden. "Dia memang banyak masalah. Meskipun begitu, dia bukan orang jahat. Dia akan berguna dalam keadaan darurat."Zayden menunjukkan sikap posesifnya. "Kalau begitu Mama nggak boleh suka sama dia. Mama cuma boleh suka sama Papa saja."Briella tersenyum tidak berdaya. "Apa Papa nggak pernah bilang siapa Mama kamu?""Tentu saja Papa pernah bilang. Kamu."Briella hanya menganggapnya sebagai lelucon. "Nak, tidurlah di mobil. Setelah itu, kita akan pulang."Nathan merokok tidak jauh dari situ, mengembuskan kepulan asap putih di tengah dinginnya cuaca malam. Melihat Briella turun dari mobil dan berjalan mendekat, dia

  • Romansa Valerio dan Briella   Bab 580

    Nathan dan Zayden berhenti berdebat dan menatap Briella bersamaan. Keduanya sedikit takut saat melihat Briella marah.Erna memperhatikan Nathan. Siapa pun pasti bisa melihat kalau Nathan sangat menyukai Briella.Dia langsung bertanya pada Nathan, "Apa hubunganmu dengan Briella?""Aku mantan pacarnya."Erna kembali melanjutkan, "Lala sudah punya tunangan. Dia akan menikah dengan Klinton, tuan muda dari Keluarga Atmaja. Lebih baik kamu nggak berhubungan lagi dengannya setelah ini.""Kamu dan Klinton bertunangan?" Nathan berkata sambil menatap Briella, bertanya dengan nada serius."Dia itu rubah tua, apalagi adiknya, Davira. Apa kamu bisa hidup damai kalau menikah dengannya? Jangan menikah dengannya. Lebih baik bersamaku daripada bersamanya. Kamu mengerti?"Briella menjawab tanpa mengangkat matanya, "Kenapa aku harus menikah? Setelah menemukan anakku, aku akan baik-baik saja bahkan tanpa menikah.""Omong kosong apa yang kamu bicarakan!" Erna melanjutkan dengan kesal, "Apa maksudnya menemu

  • Romansa Valerio dan Briella   Bab 579

    Cahaya di mata Zayden sudah meredup. Neneknya tidak sadarkan diri sejak dia lahir, jadi neneknya belum pernah bertemu dengan Zayden. Wajar saja kalau dia tidak mengenali Zayden."Dia Zayden Dominic. Biarkan saja dia memanggilmu begitu." Briella tidak tega melihat kelopak mata Zayden yang terkulai dan kehilangan. "Bukannya kamu ingin aku punya anak? Kebetulan sekali ada yang memanggilmu nenek."Erna melihat Zayden, lalu bertanya pada Briella dengan ragu, "Katakan, apa dia benar-benar anakmu?""Bukan." Briella menunjukkan ekspresi bingung. "Ini anak atasanku. Aku diminta menjaganya.""Kalau itu bukan anakmu, kenapa nama belakangnya Dominic?" Nathan berjalan mendekat dan menunjuk ke arah kepala Briella. "Apa kepalamu ini benar-benar terbentur. Kenapa kamu masih nggak percaya?"Briella tiba-tiba memikirkan hal ini dan ternyata benar. Zayden punya nama belakang yang sama dengannya.Namun, tidak peduli seberapa banyak Briella memikirkannya, dia tidak ingat kalau dia punya seorang putra seusi

  • Romansa Valerio dan Briella   Bab 578

    Briella bisa merasakan ketidakbahagiaan Nathan. Kebencian Nathan kepada Rieta sama besarnya dengan rasa sayangnya kepada Rieta. Dia tidak bisa bertemu dengan ibu kandungnya lagi, mana mungkin dia tidak sedih?"Aku memang sakit. Hatiku yang sakit."Briella menutup mulutnya dan menatap punggung Nathan tanpa berkata apa-apa."Jadi aku teringat denganmu. Melihatmu bisa membuatku merasa lebih baik.""Aku bukan obat penghilang rasa sakit. Pergilah ke rumah sakit kalau kamu nggak sehat.""Kamu jauh lebih manjur dibandingkan dokter dan perawat rumah sakit. Apa kaki dan pinggang mereka sekecil milikmu? Daripada mencari mereka, lebih baik aku menemuimu."Sebelum Briella sempat mengatakan sesuatu, Zayden berteriak marah, "Dasar memalukan!"Briella menutup telinga Zayden. "Nathan, kamu boleh sedih, tapi tolong tunjukkan rasa hormat padaku. Ada anak kecil di dalam mobil. Apa kamu nggak bisa bersikap normal?""Normal, aku sangat normal. Aku nggak nangis dan membuat masalah, kenapa kamu bilang aku ng

  • Romansa Valerio dan Briella   Bab 577

    Nathan melihat bahwa Briella tidak terlihat berpura-pura. "Ayo. Aku akan mengantarmu menemui ibu asuhmu. Kalian bisa bernostalgia di jalan.""Tunggu dulu. Aku mau ganti baju.""Pergilah. Pakai jaket dan sekalian bawakan jaket untuk putramu."Kata Nathan sambil menarik Zayden ke dalam rangkulannya.Briella menatap Zayden dan hatinya gelisah. Lalu, dia memerintahkan, "Aku ambil baju dulu. Nggak akan lama."Melihat Briella berbalik dan masuk ke dalam kamar, pria itu mencubit wajah Zayden dan menggodanya."Kasihan sekali, ibumu sendiri nggak mengakuimu sebagai anaknya."Zayden menoleh dengan angkuh, lalu berkata sambil mengerutkan kening, "Jangan menyentuhku!"Nathan menimpali, "Sifatmu ini sama persis seperti Valerio.""Aku anak kandungnya, tentu saja sama sepertinya.""Sepertinya kamu sangat menyukainya. Nggak boleh begitu. Apa kamu sudah lupa bagaimana dia memperlakukan Mama mu? Kamu harusnya membencinya.""Jangan mengatakan sesuatu yang nggak kamu mengerti." Zayden mencibir, "Aku punya

  • Romansa Valerio dan Briella   Bab 576

    Briella menutup pintu untuk menghalangi pandangan kedua anak itu. Lalu, dia mengerutkan keningnya dengan tidak senang. "Nathan, apa yang kamu lakukan di sini?"Nathan bersandar di ambang pintu, wajahnya terlihat sedikit muram. Bahkan tercium bau alkohol dari napasnya. Entah karena kematian Rieta atau karena apa, tetapi pria itu tidak terlihat baik-baik saja."Sudah malam. Kamu pergi saja."Lelaki itu mengaitkan bibirnya, berkata sambil tersenyum sangat tipis, "Kenapa? Sekarang kamu akhirnya berani mengakui kalau kamu itu Briella?"Briella mengabaikannya dan menutup pintu untuk mengusir Nathan pergi.Tangan Nathan menghalangi pintu dan melambai ke arah Zayden yang berada di dalam, "Nak, kamu masih nggak kenal sama Om?"Briella menoleh ke belakang. "Zayden, bawa adikmu ke kamar.""Zayden, kamu sama saja dengan Mama mu, tidak mau mengakuiku. Bagaimanapun, dulu aku pernah menolong kalian berdua, tapi sekarang kalian jadi orang yang nggak tahu terima kasih."Briella menyadari sesuatu, lalu

  • Romansa Valerio dan Briella   Bab 575

    "Queena khawatir nggak akan bisa bertemu Tante lagi, hiks."Briella menepuk-nepuk punggung Queena, mencoba menenangkannya, "Jangan menangis. Itu tempat orang jahat ditempatkan. Tante nggak melakukan kesalahan, mana mungkin dikurung di sana?"Kepala Queena terbenam dalam pelukan Briella, terus menempel kepadanya. "Lalu siapa orang jahatnya?"Briella menjilat bibirnya dan berkata dengan ragu-ragu, "Tante nggak tahu siapa orang jahatnya. Yang Tante tahu, orang jahat pasti akan dihukum."Queena mengedipkan matanya yang berkaca-kaca dengan polos. "Tapi kata para pelayan, Nenek meninggal dan Mama yang membunuhnya."Zayden berkata dengan jengkel, "Dia bukan Mama mu. Dia memperlakukanmu dengan nggak baik dan mengajarimu hal buruk. Dia nggak pantas untuk menjadi seorang ibu."Queena mengerutkan kening dan berkata dengan cemas, "Mama Queena orang yang jahat. Apa orang lain juga akan menganggap Queena jahat?""Nggak akan." Zayden bersumpah, "Selama ada Kakak, nggak akan ada yang berani menyebutmu

Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status