Share

Bab 486

Penulis: Julio
Valerio perlahan-lahan melepaskan tangannya di pinggang Briella. Wajah tampannya perlahan menyunggingkan senyum kemenangan dalam kegelapan.

Briella mendorong pria itu dengan kasar karena marah. "Apa kamu puas, sudah menghancurkan hidupku!"

Dia berlari keluar dengan napas terengah-engah. Dia mencoba menenangkan diri sebelum masuk ke dalam ruang workshop.

Workshop sudah dimulai, Samuel sudah berada di atas panggung dan berbicara dengan penuh semangat. Briella duduk di kursi yang ada label namanya, sementara kursi di sebelah kirinya kosong.

Klinton mungkin sudah pergi.

Briella menunduk, tidak memiliki pemikiran untuk menelepon Klinton dan menjelaskan situasinya. Itu adalah hal yang tidak bisa dia jelaskan dan tidak perlu dia jelaskan.

Sekarang, dia bahkan merasa kalau dia bisa berhenti bergantung pada perlindungan Klinton dalam segala hal. Ketergantungannya bisa menjadi beban bagi Klinton, yang juga membuat Briella tertekan.

Briella hanya duduk di sana dan menyaksikan workshop Samuel di a
Bab Terkunci
Lanjutkan Membaca di GoodNovel
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terkait

  • Romansa Valerio dan Briella   Bab 487

    Dasar orang gila!Briella memaki Valerio dalam hati, mengambil anggur di atas meja dan bersulang dengan Samuel. "Pak Samuel, aku akan bersulang untuk bapak. Mohon bimbingannya tentang dunia desain dan arsitektur."Samuel mengambil gelas anggur dan mendentingkannya dengan Briella. "Ya. Kalau mengalami kesulitan, jangan ragu buat menemuiku. Aku sudah memberikan kontakku kepadamu. Kamu bisa menghubungiku kapan saja."Setelah mengatakan itu, Samuel menenggak habis minuman di dalam gelasnya.Briella melakukan hal yang sama dan meminum semua anggur merah yang ada di gelasnya. Dia memiliki kemampuan minum yang bagus, jadi satu gelas anggur tidak akan menumbangkannya.Namun, tidak lama setelah itu, kepalanya sedikit pusing. Orang-orang di depannya bergoyang dan kepalanya terasa berat."Aku mau ke belakang sebentar." Briella beranjak dan menjaga keseimbangannya saat berjalan keluar dari ruang perjamuan. Dia merasa kepanasan, tiba-tiba menyadari kalau sepertinya ada yang tidak beres dengan anggu

  • Romansa Valerio dan Briella   Bab 488

    Keluar dari hotel, Briella langsung naik taksi menuju lokasi yang telah dia sepakati dengan Nathan.Briella tidak perlu menunggu terlalu lama dan Nathan pun tiba. Pria itu mengenakan pakaian kasual, yaitu kaus polo putih. Penampilannya terlihat sangat tampan.Pria itu menarik sebuah kursi dan duduk, menunjukkan penampilan sedikit garang.Dia memang sudah menduga kalau Briella akan berinisiatif untuk menghubunginya. Hal ini membuatnya senang."Kita persingkat saja." Nathan langsung ke intinya. "Kamu tahu kenapa nama belakang Zayden adalah Dominic, bukan Regulus?"Briella tetap berpikir jernih, masih tidak membiarkan dirinya terperangkap dalam perkataan Nathan."Apa hubungannya denganku?""Kalau nggak ada hubungannya, kenapa sekarang kamu ada di sini?" Nathan menyunggingkan senyum licik. "Renata, kamu nggak bisa menyembunyikan apa pun dariku. Aku punya banyak petunjuk tentangmu. Mau aku lanjutkan?"Briella menatap Nathan dengan hati-hati. "Kamu mau bilang kalau Zayden itu anakku?"Nathan

  • Romansa Valerio dan Briella   Bab 489

    Catatan medis Briella tersimpan dengan baik di rumah sakit ini, bahkan Klinton memiliki dokter khusus untuk menangani penyakit otak Briella.Klinton memandang wanita yang terbaring di ranjang rumah sakit dan bertanya kepada dokter, "Bagaimana kondisinya sekarang?""Ketika dia bangun, kemungkinan besar setelah dia bangun, dia akan mengingat apa yang dia lupakan setelah mengalami cedera dalam kecelakaan itu.""Jadi, keadaan apa yang merangsang terjadinya gejala ini?""Mungkin rangsangan, seperti seseorang yang menyebutkan bagian yang terlupakan dari masa lalunya kepadanya. Ada banyak pemicu lainnya. Singkatnya, ini adalah hal yang baik.""Bukan! Ini bukan hal yang baik." Wajah Klinton sudah sedingin es. Briella akan melakukan banyak hal yang tidak bisa dia kendalikan kalau sampai mengingat hal-hal yang tidak seharusnya.Dia tidak akan membiarkan hal itu lepas dalam kendalinya. Dia ingin memiliki dan mengendalikan Renata sepenuhnya, Renata yang mematuhinya."Dokter, aku nggak mau dia inga

  • Romansa Valerio dan Briella   Bab 490

    "Aku nggak ngerti, kenapa kamu berjuang begitu keras?"Klinton menatap Briella. Raut wajahnya yang datar diwarnai dengan tekad dan kepercayaan diri yang menunjukkan kekuatan dan kemewahan yang berbeda."Bukankah lebih baik menikah dengan keluarga kaya dan hidup sederhana dan memiliki hak istimewa?"Briella menyunggingkan senyum tipis di wajahnya, lalu menjawab, "Klinton, jalan yang kamu bicarakan nggak cocok untukku. Kalau aku nggak bisa mewujudkan apa yang menjadi tujuanku, aku akan merasa bersalah dengan semua rasa sakit dan penderitaan yang aku rasakan selama ini."Pikiran Klinton campur aduk. Dia mengagumi Briella yang seperti ini, tetapi dia khawatir kalau Briella akan meninggalkannya kalau sudah menjadi jauh lebih hebat."Klinton, aku merasa kalau aku baik-baik saja sekarang. Ada pekerjaan yang harus aku lakukan, jadi aku nggak perlu dirawat di rumah sakit." Briella mengikat rambutnya menjadi ekor kuda yang tinggi. Penampilannya yang seperti ini terlihat lebih segar dan bersemang

  • Romansa Valerio dan Briella   Bab 491

    "Omong kosong. Kamu pikir aku bercanda?""Aku nggak ada waktu main-main denganmu. Pergilah.""Aku akan diam, nggak akan mengganggu pekerjaanmu.""Nggak bisa juga."Zayden menyipitkan matanya, tatapannya menelisik masuk ke dalam ruangan melalui pundak Briella."Kenapa? Ada laki-laki di dalam rumah, jadi aku nggak boleh masuk?""Kamu ini! Apa biasanya cara bicaramu juga seperti ini dengan Papa mu?"Briella kesal, jadi menendang kaki panjang Zayden.Zayden tidak menghindar, hanya tersenyum. "Kalau aku bicara seperti ini sama Papa, aku pasti akan dipukuli sampai kulit mengelupas."Briella menjawab kesal, "Oh, jadi kamu beraninya cuma sama yang lemah?""Jangan bicara di luar, aku mau masuk. Nanti tetangga mengira kalau kamu berantem sama Papa dan meninggalkan anakmu."Briella hanya bisa mengaku kalah dan memberi jalan agar Zayden bisa melangkah masuk.Begitu masuk ke dalam rumah, Zayden langsung mengedarkan pandangannya, menelisik isi rumah. Seketika, dia merasa senang.Rumah ini jauh lebih

  • Romansa Valerio dan Briella   Bab 492

    Hati Zayden makin sedih, bahkan cahaya di matanya meredup.Papa tidak menyukai Mama, Mama juga tidak menyukai Papa. Namun, sebelumnya mereka berdua telah melalui banyak hal dan hampir berakhir bersama. Mungkinkah tidak ada perasaan khusus di antara mereka?Akan tetapi, kenapa Papa masih diam-diam memperlakukan Mama dengan baik?Apa karena rasa bersalah, jadi dia ingin menebusnya?Ada begitu banyak kebingungan dalam diri Zayden dan rasanya terlalu menyakitkan saat dipikirkan."Kenapa bukan Papa. Apa kamu sebenci itu sama Papa?"Briella terdiam. Bagaimana mungkin dia tidak membenci pria itu?Membencinya karena pria itu tidak ada di sana untuk melindunginya ketika dia terluka. Membencinya karena pria itu lebih memilih menemani wanita lain melahirkan daripada menemaninya yang habis kehilangan anak. Membencinya karena pria itu merayakan satu bulanan anaknya di halaman vila bersama istri dan putrinya ketika mental Briella terpuruk.Bagaimana luka ini bisa dimaafkan? Tidak akan pernah ter maa

  • Romansa Valerio dan Briella   Bab 493

    Valerio mengerutkan kening dan menatap Zayden dengan tatapan tajam. Seketika, Zayden langsung menahan amarahnya dan menunduk, diam-diam mengakui kesalahannya."Papa, maafkan aku. Aku ...."Perkataan Zayden disela oleh anak kecil yang mengenakan pakaian merah muda dari lantai atas. Queena berhambur ke pelukan Zayden. "Kakak, akhirnya kamu kembali. Queena sudah lama menunggu, lho."Ketika Queena melihat Zayden, dia langsung berubah menjadi gurita, terus menempel kepada Zayden dan tidak mau melepaskannya.Valerio beranjak. "Temani adikmu. Ada pekerjaan yang masih harus aku selesaikan."Setelah mengatakan itu, pria itu langsung pergi ke ruang kerja.Percakapan tidak menyenangkan antara keduanya berakhir di sini tanpa masalah....Mungkin kedatangan Zayden lah yang membuat Briella tidak bisa tidur malam ini.Dia mengalami mimpi buruk sepanjang malam. Dalam benaknya, muncul banyak potongan kejadian. Briella menggendong seorang anak kecil dan berdiri di tepi laut. Dia tengah menunggu seseoran

  • Romansa Valerio dan Briella   Bab 494

    Suasana di dalam ruang karaoke cukup terang karena dihiasi lampu warna warni. Semua orang sibuk bernyanyi dan bersenang-senang, menimbulkan pemandangan yang cukup ramah. Valerio duduk menyendiri, memancarkan aura dingin yang terlihat begitu mencolok.Briella ingat kalau pria itu tidak menyukai kebisingan, terutama pada saat-saat seperti ini.Dia menyikut Siska yang duduk di sampingnya, lalu berkata sambil menutupi mulutnya, "Bukannya Pak Valerio nggak datang?""Ya. Pak Valerio bilang ada acara yang nggak bisa ditinggalkan malam ini. Sepertinya dia bukan datang untuk bersenang-senang sama kita."Siska menarik Briella. "Hei, sudahlah. Kita jangan berdiri di depan pintu. Karena Pak Valerio sudah datang, ayo kita sapa dulu."Setelah itu, Briella ditarik oleh Siska ke posisi yang dekat dengan Valerio."Pak Valerio, kenapa Anda menyempatkan diri datang ke mari?" Siska bertanya.Valerio melirik sekilas ke arah Siska dan Briella, menunjukkan sorot mata dingin. Dia tidak menjawab pertanyaan Sis

Bab terbaru

  • Romansa Valerio dan Briella   Bab 583

    Kecurigaan tiba-tiba terlintas di benak Briella. Dia merasa bahwa kemunculan Elena yang tiba-tiba di depan rumahnya hari ini terlalu mendadak.Ketika Briella tengah memikirkan kemungkinan ini, Valerio tiba-tiba menelepon.Pria itu pasti baru bangun tidur. Suaranya sengau, terdengar rendah dan magnetis."Apa anak-anak sudah bangun?""Pak Valerio, bisakah Pak Valerio nggak memberi tahu siapa pun alamat tempat tinggalku seenaknya?""Apa maksudmu? Aneh sekali."Mendengar sikap Valerio, Briella memiliki tebakan sendiri di dalam benaknya.Seperti yang dia duga. Elena datang bukan untuk menjemput anak-anak, tetapi untuk menyatakan kedaulatannya.Terlalu samar untuk menganggapnya sebagai ancaman."Barusan Elena datang dan bilang kalau dia ingin menjeput anak-anak.""Anak-anak ikut dengannya?""Aku nggak kasih izin."Pria itu terdiam, tidak mengatakan apa-apa lagi.Kemudian, dia berkata, "Marco sudah dapat kamar terbaru terkait anak itu. Rumah sakit memang membawa anakmu pergi dan berbohong kep

  • Romansa Valerio dan Briella   Bab 582

    Briella kembali ke kursi kemudi dan menyesuaikan sudut kursi, baru menyalakan mobil untuk pulang.Setelah melakukan banyak hal semalaman, Zayden mengikuti Briella pulang dan masuk ke kamar tamu untuk tidur. Briella memandangi kedua kakak beradik yang tertidur lelap di atas tempat tidur. Kedua anak kecil ini benar-benar seperti malaikat, sangat pintar dan pandai bagaimana cara bersikap. Papa mereka memang suka main perempuan, tetapi sungguh sebuah keberuntungan yang luar biasa karena bisa menemukan wanita-wanita yang bisa melahirkan anak sesempurna mereka.Briella membantu mereka memakaikan selimut, lalu kembali ke tempat tidurnya.Dia tidur hingga pukul sepuluh keesokan harinya dan dibangunkan oleh suara bel pintu.Setelah mengan mengenakan sandal rumahan dan melewati kamar tamu, Briella tidak lupa membuka pintu kamar tamu untuk melihat Zayden dan Queena yang masih tertidur.Menutup pintu kamar tamu, Briella berjalan ke pintu depan dan melihat melalui mata kucing.Wanita yang berdiri d

  • Romansa Valerio dan Briella   Bab 581

    Briella berjalan keluar bersama Zayden dan masuk ke dalam mobil Nathan. Saat itu sudah pukul dua pagi.Nathan mengetuk pintu mobil Briella, memberi isyarat agar Briella keluar dan berbicara.Briella menatap Zayden. "Jangan keluar dari mobil. Tidur saja kalau kamu ngantuk."Zayden memelototi Nathan dan mendengus dingin, "Banyak sekali masalah pria itu."Briella membelai kepala Zayden. "Dia memang banyak masalah. Meskipun begitu, dia bukan orang jahat. Dia akan berguna dalam keadaan darurat."Zayden menunjukkan sikap posesifnya. "Kalau begitu Mama nggak boleh suka sama dia. Mama cuma boleh suka sama Papa saja."Briella tersenyum tidak berdaya. "Apa Papa nggak pernah bilang siapa Mama kamu?""Tentu saja Papa pernah bilang. Kamu."Briella hanya menganggapnya sebagai lelucon. "Nak, tidurlah di mobil. Setelah itu, kita akan pulang."Nathan merokok tidak jauh dari situ, mengembuskan kepulan asap putih di tengah dinginnya cuaca malam. Melihat Briella turun dari mobil dan berjalan mendekat, dia

  • Romansa Valerio dan Briella   Bab 580

    Nathan dan Zayden berhenti berdebat dan menatap Briella bersamaan. Keduanya sedikit takut saat melihat Briella marah.Erna memperhatikan Nathan. Siapa pun pasti bisa melihat kalau Nathan sangat menyukai Briella.Dia langsung bertanya pada Nathan, "Apa hubunganmu dengan Briella?""Aku mantan pacarnya."Erna kembali melanjutkan, "Lala sudah punya tunangan. Dia akan menikah dengan Klinton, tuan muda dari Keluarga Atmaja. Lebih baik kamu nggak berhubungan lagi dengannya setelah ini.""Kamu dan Klinton bertunangan?" Nathan berkata sambil menatap Briella, bertanya dengan nada serius."Dia itu rubah tua, apalagi adiknya, Davira. Apa kamu bisa hidup damai kalau menikah dengannya? Jangan menikah dengannya. Lebih baik bersamaku daripada bersamanya. Kamu mengerti?"Briella menjawab tanpa mengangkat matanya, "Kenapa aku harus menikah? Setelah menemukan anakku, aku akan baik-baik saja bahkan tanpa menikah.""Omong kosong apa yang kamu bicarakan!" Erna melanjutkan dengan kesal, "Apa maksudnya menemu

  • Romansa Valerio dan Briella   Bab 579

    Cahaya di mata Zayden sudah meredup. Neneknya tidak sadarkan diri sejak dia lahir, jadi neneknya belum pernah bertemu dengan Zayden. Wajar saja kalau dia tidak mengenali Zayden."Dia Zayden Dominic. Biarkan saja dia memanggilmu begitu." Briella tidak tega melihat kelopak mata Zayden yang terkulai dan kehilangan. "Bukannya kamu ingin aku punya anak? Kebetulan sekali ada yang memanggilmu nenek."Erna melihat Zayden, lalu bertanya pada Briella dengan ragu, "Katakan, apa dia benar-benar anakmu?""Bukan." Briella menunjukkan ekspresi bingung. "Ini anak atasanku. Aku diminta menjaganya.""Kalau itu bukan anakmu, kenapa nama belakangnya Dominic?" Nathan berjalan mendekat dan menunjuk ke arah kepala Briella. "Apa kepalamu ini benar-benar terbentur. Kenapa kamu masih nggak percaya?"Briella tiba-tiba memikirkan hal ini dan ternyata benar. Zayden punya nama belakang yang sama dengannya.Namun, tidak peduli seberapa banyak Briella memikirkannya, dia tidak ingat kalau dia punya seorang putra seusi

  • Romansa Valerio dan Briella   Bab 578

    Briella bisa merasakan ketidakbahagiaan Nathan. Kebencian Nathan kepada Rieta sama besarnya dengan rasa sayangnya kepada Rieta. Dia tidak bisa bertemu dengan ibu kandungnya lagi, mana mungkin dia tidak sedih?"Aku memang sakit. Hatiku yang sakit."Briella menutup mulutnya dan menatap punggung Nathan tanpa berkata apa-apa."Jadi aku teringat denganmu. Melihatmu bisa membuatku merasa lebih baik.""Aku bukan obat penghilang rasa sakit. Pergilah ke rumah sakit kalau kamu nggak sehat.""Kamu jauh lebih manjur dibandingkan dokter dan perawat rumah sakit. Apa kaki dan pinggang mereka sekecil milikmu? Daripada mencari mereka, lebih baik aku menemuimu."Sebelum Briella sempat mengatakan sesuatu, Zayden berteriak marah, "Dasar memalukan!"Briella menutup telinga Zayden. "Nathan, kamu boleh sedih, tapi tolong tunjukkan rasa hormat padaku. Ada anak kecil di dalam mobil. Apa kamu nggak bisa bersikap normal?""Normal, aku sangat normal. Aku nggak nangis dan membuat masalah, kenapa kamu bilang aku ng

  • Romansa Valerio dan Briella   Bab 577

    Nathan melihat bahwa Briella tidak terlihat berpura-pura. "Ayo. Aku akan mengantarmu menemui ibu asuhmu. Kalian bisa bernostalgia di jalan.""Tunggu dulu. Aku mau ganti baju.""Pergilah. Pakai jaket dan sekalian bawakan jaket untuk putramu."Kata Nathan sambil menarik Zayden ke dalam rangkulannya.Briella menatap Zayden dan hatinya gelisah. Lalu, dia memerintahkan, "Aku ambil baju dulu. Nggak akan lama."Melihat Briella berbalik dan masuk ke dalam kamar, pria itu mencubit wajah Zayden dan menggodanya."Kasihan sekali, ibumu sendiri nggak mengakuimu sebagai anaknya."Zayden menoleh dengan angkuh, lalu berkata sambil mengerutkan kening, "Jangan menyentuhku!"Nathan menimpali, "Sifatmu ini sama persis seperti Valerio.""Aku anak kandungnya, tentu saja sama sepertinya.""Sepertinya kamu sangat menyukainya. Nggak boleh begitu. Apa kamu sudah lupa bagaimana dia memperlakukan Mama mu? Kamu harusnya membencinya.""Jangan mengatakan sesuatu yang nggak kamu mengerti." Zayden mencibir, "Aku punya

  • Romansa Valerio dan Briella   Bab 576

    Briella menutup pintu untuk menghalangi pandangan kedua anak itu. Lalu, dia mengerutkan keningnya dengan tidak senang. "Nathan, apa yang kamu lakukan di sini?"Nathan bersandar di ambang pintu, wajahnya terlihat sedikit muram. Bahkan tercium bau alkohol dari napasnya. Entah karena kematian Rieta atau karena apa, tetapi pria itu tidak terlihat baik-baik saja."Sudah malam. Kamu pergi saja."Lelaki itu mengaitkan bibirnya, berkata sambil tersenyum sangat tipis, "Kenapa? Sekarang kamu akhirnya berani mengakui kalau kamu itu Briella?"Briella mengabaikannya dan menutup pintu untuk mengusir Nathan pergi.Tangan Nathan menghalangi pintu dan melambai ke arah Zayden yang berada di dalam, "Nak, kamu masih nggak kenal sama Om?"Briella menoleh ke belakang. "Zayden, bawa adikmu ke kamar.""Zayden, kamu sama saja dengan Mama mu, tidak mau mengakuiku. Bagaimanapun, dulu aku pernah menolong kalian berdua, tapi sekarang kalian jadi orang yang nggak tahu terima kasih."Briella menyadari sesuatu, lalu

  • Romansa Valerio dan Briella   Bab 575

    "Queena khawatir nggak akan bisa bertemu Tante lagi, hiks."Briella menepuk-nepuk punggung Queena, mencoba menenangkannya, "Jangan menangis. Itu tempat orang jahat ditempatkan. Tante nggak melakukan kesalahan, mana mungkin dikurung di sana?"Kepala Queena terbenam dalam pelukan Briella, terus menempel kepadanya. "Lalu siapa orang jahatnya?"Briella menjilat bibirnya dan berkata dengan ragu-ragu, "Tante nggak tahu siapa orang jahatnya. Yang Tante tahu, orang jahat pasti akan dihukum."Queena mengedipkan matanya yang berkaca-kaca dengan polos. "Tapi kata para pelayan, Nenek meninggal dan Mama yang membunuhnya."Zayden berkata dengan jengkel, "Dia bukan Mama mu. Dia memperlakukanmu dengan nggak baik dan mengajarimu hal buruk. Dia nggak pantas untuk menjadi seorang ibu."Queena mengerutkan kening dan berkata dengan cemas, "Mama Queena orang yang jahat. Apa orang lain juga akan menganggap Queena jahat?""Nggak akan." Zayden bersumpah, "Selama ada Kakak, nggak akan ada yang berani menyebutmu

Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status