Share

Bab 45

Author: Julio
last update Last Updated: 2024-01-02 13:33:51
Mereka memesan taksi dan menunggu di pintu masuk kompleks perumahan.

Briella menatap mobil-mobil yang berlalu lalang di depannya, lalu bertanya kepada Zayden, "Sayang, bagaimana kalau Mama beli mobil?"

Zayden mendongak, lalu menjawab, "Kalau beli mobil, mama nggak akan bisa santai. Pertimbangkan lagi."

"Jangan khawatir. Setelah Mama punya uang, kita beli mobil saja. Uangnya masih bisa buat beli mobil."

Briella mulai membayangkan kehidupan masa depannya.

Zayden tenggelam dalam lamunannya. Dia menoleh menatap Briella, lalu bertanya, "Mama, setelah keluar dari pekerjaan, apa atasan Mama kasih banyak uang?"

Briella terdiam sejenak, baru mengangguk dan menjawab, "Ya. Bos Mama sangat royal."

"Begitu rupanya."

Otak Zayden berpikir dengan cepat. Biasanya dia memang suka berpikir.

Briella tidak ingin Zayden terlalu dekat dengan Pak Valerio! Mungkinkah karena ada sesuatu di antara Briella dan Pak Valerio? Pak Valerio meminta Zayden untuk mengacaukan lamarannya dengan wanita lain, artinya wanita
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

  • Romansa Valerio dan Briella   Bab 46

    Jika di profilnya tidak tertulis bahwa dia sudah berusia tiga puluh enam tahun, Briella akan mengira kalau pria itu adalah seorang pria muda.Dalam kencan buta, pria seperti itu mungkin menjadi tipe om-om yang disukai oleh banyak gadis muda."Halo, Pak Hans.""Aku sudah membaca profilmu dan kamu punya seorang anak. Apa sebelumnya kamu pernah menikah?""Pak Hans, ini privasiku, jadi aku nggak akan menjawabnya."Hans sama sekali tidak marah. Sebaliknya, dia kembali bertanya kepada Briella dengan sopan, "Lalu, kenapa kamu ikut kencan buta seperti ini?""Pak Hans, sejujurnya aku nggak suka kencan buta. Semua orang datang dan meletakkan profil mereka di atas meja, lalu memilih seperti membeli sayuran di pasar. Ini terlalu memaksa dan nggak sesuai dengan kriteria percintaanku."Hans mendengarkan dengan sabar dan berkata sambil tersenyum, "Nona Briella sudah punya anak dan masih menginginkan cinta di usia 25 tahun?""Tentu saja. Cinta itu tanggung jawab, rasa hormat, kesetaraan dan pengorbana

    Last Updated : 2024-01-02
  • Romansa Valerio dan Briella   Bab 47

    Davira menangis. Ketika dia melihat kalau Valerio tidak lagi menghentikan tangisannya, dia merasa lega dan merasa menang.Ini adalah langkah yang tepat. Dia yakin kalau penilaiannya Valerio terhadapnya perlahan mulai berubah."Apa yang terjadi saat itu adalah salahku sepenuhnya. Kita mungkin nggak akan putus kalau aku langsung menemuimu saat kamu meminta putus."Gurat rasa bersalah dan penyesalan muncul di wajah Valerio yang muram."Nggak begitu." Davira menggeleng dan mengulurkan tangan untuk menggenggam tangan Valerio. Dia menautkan jari-jarinya dengan erat, lalu mengatakan, "Kalau aku harus memilih sekali lagi, aku tetap akan minta putus denganmu. Hanya saja, aku sangat menyesal karena orang yang menemanimu berjuang selama lima tahun bukanlah aku."Valerio bisa memahami maksud dari perkataan Davira.Wanita yang telah menemaninya berjuang selama lima tahun hingga Valerio bisa sampai ke titik ini adalah Briella.Namun, wanita itu tidak menganggap serius semua ini dan malah pergi untuk

    Last Updated : 2024-01-02
  • Romansa Valerio dan Briella   Bab 48

    Briella malah terlihat tenang. Tangannya memegang setengah buah semangka.Semangka itu lebih besar dari kepalanya. Setelah selesai memakan daging buah semangka, dia mengambil sedotan untuk meminum airnya. Dia seperti seorang wanita bangsawan yang sedang minum teh di sore hari, lengkap dengan sikapnya yang santai dan anggun.Gita memperhatikan sikap Briella yang tenang dan akhirnya menyadari dari mana Zayden punya sifat seperti itu."Kamu benar-benar cuma akan diam saja?""Memangnya aku harus gimana?""Benar juga. Apa lagi yang bisa kamu lakukan."Lala tidak pernah menyelamatkan nyawa Pak Valerio dan dia juga tidak punya orang tua kaya seperti Davira atau latar belakang pendidikan di luar negeri. Jadi apa yang membuat Pak Valerio bersedia untuk menikahinya? Mengandalkan hubungan mereka selama lima tahun atau penderitaan tidak berperikemanusiaan yang telah dialami Lala selama bekerja dengan Valerio?Orang-orang bisa tertarik dengan Lala hanya karena melihat kecantikan Lala. Namun, saat m

    Last Updated : 2024-01-02
  • Romansa Valerio dan Briella   Bab 49

    Mendengar suara Briella, kelopak mata wanita itu terbuka. Saat melihat wajah Briella, kelopak matanya berkaca-kacaDia berseru pelan, "La ... Lala.""Ibu, ini aku." Air mata Briella berlinang saat menggenggam tangan ibunya. "Ibu, apa ada yang sakit? Mau aku panggilkan dokter?"Wanita dengan wajah pucat itu memejamkan mata, menutup kelopak matanya dan tertidur lelap ...."Lala, aku sangat lelah.""Ibu, kalau begitu jangan bicara dulu, istirahatlah."Briella berdiri dan berjalan keluar dari ruang rawat untuk mencari dokter dan menanyakan keadaan ibunya.Dokter memberi tahu, sejauh ini ibunya yang sadarkan diri merupakan pertanda baik. Namun, perawatan di rumah sakit ini terbatas dan akan lebih baik kalau ibunya segera dipindahkan ke rumah sakit yang lebih bagus agar tidak menunda perawatan.Briella berniat menelepon Nathan untuk menanyakan masalah rumah sakit yang pernah Nathan katakan.Saat menyentuh ponselnya, tiba-tiba pundak Briella ditepuk oleh seseorang. Ketika menoleh, Briella mel

    Last Updated : 2024-01-02
  • Romansa Valerio dan Briella   Bab 50

    "Ibu angkatmu sudah bilang siapa orang tua kandungmu?""Sekarang belum. Saat keadaannya membaik, aku akan tanya lagi.""Orang tua kandungmu juga kejam. Sudah bertahun-tahun, tapi mereka nggak punya pikiran buat cari kamu. Menurutku, lebih baik kamu menganggap mereka sudah meninggal saja."Briella menuangkan secangkir air hangat dan duduk di sofa sambil memegang cangkir itu untuk menghangatkan tangannya.Di masa-masa sulit Briella dulu, dia juga sangat membenci orang tua kandungnya yang sudah membuang dirinya. Namun, setelah menjadi seorang ibu, Briella juga belajar untuk memahami dan memaafkan. Mungkin mereka juga punya kesulitan sendiri."Gita, setelah wawancara besok, aku akan naik kereta cepat buat pergi ke Kota Veros. Aku titip Zayden.""Pergilah. Selama ada aku, kamu nggak perlu mengkhawatirkan anakmu.""Kalau begitu istirahatlah."...Keesokan harinya, Briella bangun pagi-pagi sekali. Wawancara di perusahaan dijadwalkan jam setengah sembilan. Setelah tes tertulis dan wawancara, p

    Last Updated : 2024-01-02
  • Romansa Valerio dan Briella   Bab 51

    Perusahaan Regulus.Pesawat Valerio baru saja mendarat. Dia langsung bergegas ke kantor begitu mendengar ada masalah besar yang terjadi di Perusahaan Regulus.Siska dipanggil ke ruangannya. Untuk pertama kalinya dia melihat Pak Valerio terlihat panik.Orang sepertinya pasti sudah melalui banyak hal dan tidak seharusnya dia segugup ini, bukan?"Di mana Briella?""Dia ... di kereta cepat.""Siapa yang menelepon polisi?""Ah ...."Siska terkejut saat mendengar pertanyaan Pak Valerio. Dengan risiko rahasia perusahaan bocor dan dicuri, bukankah seharusnya pilihan yang paling tepat adalah menelepon polisi?Namun, maksud dari kata-kata Pak Valerio, apa seharusnya mereka tidak lapor polisi?Siska baru beberapa hari mengambil alih pekerjaan Briella. Sikap Valerio membuat dirinya merasa kariernya sudah berakhir."Saya ... saya akan memeriksanya sekarang ....""Nggak perlu." Valerio menghentikan Siska, "Ke mana Briella pergi?""Saya ... nggak tahu. Nomor Bu Briella nggak bisa dihubungi."Valerio

    Last Updated : 2024-01-02
  • Romansa Valerio dan Briella   Bab 52

    Davira mencoba menekan amarah yang meledak di dalam dirinya lalu berbalik dan keluar dari ruangan Valerio.Begitu sampai di meja kerja Briella, dia menatap Siska lekat-lekat.Siska terus mencoba menghubungi Briella dan merasa tidak nyaman ditatap seperti itu oleh Davira."Bu Davira, ada apa?"Davira menjawab dengan tidak senang, "Kenapa nada bicaramu begitu? Kamu ada masalah denganku?"Siska mengerutkan bibir. Sejak terakhir kali Keluarga Atmaja datang ke ruang presdir dan membuat keributan, pegawai di kantor presdir mana yang tidak kesal kepada Davira?Bukan hanya itu, rasa kesal mereka kepada Davira sangat besar.Ketika Bu Briella masih bekerja di sini, dia melakukan semua pekerjaannya dengan penuh perhatian dan penuh pertimbangan, saat bekerja juga sangat efisien. Semuanya memiliki hubungan baik dengan Bu Briella. Begitu Bu Briella pergi, tiba-tiba saja suasana kantor menjadi tidak nyaman, seolah-olah mereka telah kehilangan seorang pemimpin yang sangat penting.Semua orang merinduk

    Last Updated : 2024-01-02
  • Romansa Valerio dan Briella   Bab 53

    "Rio, kenapa kamu pergi ke Kota Veros?"Davira belum pergi jauh, jadi sempat mendengar percakapan Valerio dan Siska. Dia langsung menghentikan pria itu di koridor."Mencari Briella."Davira menggerutu dan mulai mengeluh, "Masalah ini bisa selesai kalau lapor polisi, tapi kamu malah merepotkan dirimu sendiri."Valerio bertanya dengan nada dingin, "Davira, aku tanya, apa kamu yang melakukan ini?"Davira terkejut, terlihat kesedihan di wajahnya yang dingin. "Kamu pun curiga kepadaku? Rio, kamu sangat mengecewakanku ....""Kita bersikap profesional dan jangan bawa-bawa perasaan. Kamu hanya perlu jawab ya atau tidak.""Kalau memang aku yang melakukannya, kenapa aku bersikeras memintamu lapor polisi?" Davira menjadi emosional, "Bukankah harusnya aku takut? Rio, aku bukan orang bodoh!"Bibir tipis Valerio terkatup dan tidak bisa menepis pembelaan Davira."Nggak peduli apa yang kamu lakukan, jangan sakiti dia.""Heh ...." Davira mencibir, "Kamu itu tunanganku, tapi kamu memintaku buat nggak me

    Last Updated : 2024-01-02

Latest chapter

  • Romansa Valerio dan Briella   Bab 583

    Kecurigaan tiba-tiba terlintas di benak Briella. Dia merasa bahwa kemunculan Elena yang tiba-tiba di depan rumahnya hari ini terlalu mendadak.Ketika Briella tengah memikirkan kemungkinan ini, Valerio tiba-tiba menelepon.Pria itu pasti baru bangun tidur. Suaranya sengau, terdengar rendah dan magnetis."Apa anak-anak sudah bangun?""Pak Valerio, bisakah Pak Valerio nggak memberi tahu siapa pun alamat tempat tinggalku seenaknya?""Apa maksudmu? Aneh sekali."Mendengar sikap Valerio, Briella memiliki tebakan sendiri di dalam benaknya.Seperti yang dia duga. Elena datang bukan untuk menjemput anak-anak, tetapi untuk menyatakan kedaulatannya.Terlalu samar untuk menganggapnya sebagai ancaman."Barusan Elena datang dan bilang kalau dia ingin menjeput anak-anak.""Anak-anak ikut dengannya?""Aku nggak kasih izin."Pria itu terdiam, tidak mengatakan apa-apa lagi.Kemudian, dia berkata, "Marco sudah dapat kamar terbaru terkait anak itu. Rumah sakit memang membawa anakmu pergi dan berbohong kep

  • Romansa Valerio dan Briella   Bab 582

    Briella kembali ke kursi kemudi dan menyesuaikan sudut kursi, baru menyalakan mobil untuk pulang.Setelah melakukan banyak hal semalaman, Zayden mengikuti Briella pulang dan masuk ke kamar tamu untuk tidur. Briella memandangi kedua kakak beradik yang tertidur lelap di atas tempat tidur. Kedua anak kecil ini benar-benar seperti malaikat, sangat pintar dan pandai bagaimana cara bersikap. Papa mereka memang suka main perempuan, tetapi sungguh sebuah keberuntungan yang luar biasa karena bisa menemukan wanita-wanita yang bisa melahirkan anak sesempurna mereka.Briella membantu mereka memakaikan selimut, lalu kembali ke tempat tidurnya.Dia tidur hingga pukul sepuluh keesokan harinya dan dibangunkan oleh suara bel pintu.Setelah mengan mengenakan sandal rumahan dan melewati kamar tamu, Briella tidak lupa membuka pintu kamar tamu untuk melihat Zayden dan Queena yang masih tertidur.Menutup pintu kamar tamu, Briella berjalan ke pintu depan dan melihat melalui mata kucing.Wanita yang berdiri d

  • Romansa Valerio dan Briella   Bab 581

    Briella berjalan keluar bersama Zayden dan masuk ke dalam mobil Nathan. Saat itu sudah pukul dua pagi.Nathan mengetuk pintu mobil Briella, memberi isyarat agar Briella keluar dan berbicara.Briella menatap Zayden. "Jangan keluar dari mobil. Tidur saja kalau kamu ngantuk."Zayden memelototi Nathan dan mendengus dingin, "Banyak sekali masalah pria itu."Briella membelai kepala Zayden. "Dia memang banyak masalah. Meskipun begitu, dia bukan orang jahat. Dia akan berguna dalam keadaan darurat."Zayden menunjukkan sikap posesifnya. "Kalau begitu Mama nggak boleh suka sama dia. Mama cuma boleh suka sama Papa saja."Briella tersenyum tidak berdaya. "Apa Papa nggak pernah bilang siapa Mama kamu?""Tentu saja Papa pernah bilang. Kamu."Briella hanya menganggapnya sebagai lelucon. "Nak, tidurlah di mobil. Setelah itu, kita akan pulang."Nathan merokok tidak jauh dari situ, mengembuskan kepulan asap putih di tengah dinginnya cuaca malam. Melihat Briella turun dari mobil dan berjalan mendekat, dia

  • Romansa Valerio dan Briella   Bab 580

    Nathan dan Zayden berhenti berdebat dan menatap Briella bersamaan. Keduanya sedikit takut saat melihat Briella marah.Erna memperhatikan Nathan. Siapa pun pasti bisa melihat kalau Nathan sangat menyukai Briella.Dia langsung bertanya pada Nathan, "Apa hubunganmu dengan Briella?""Aku mantan pacarnya."Erna kembali melanjutkan, "Lala sudah punya tunangan. Dia akan menikah dengan Klinton, tuan muda dari Keluarga Atmaja. Lebih baik kamu nggak berhubungan lagi dengannya setelah ini.""Kamu dan Klinton bertunangan?" Nathan berkata sambil menatap Briella, bertanya dengan nada serius."Dia itu rubah tua, apalagi adiknya, Davira. Apa kamu bisa hidup damai kalau menikah dengannya? Jangan menikah dengannya. Lebih baik bersamaku daripada bersamanya. Kamu mengerti?"Briella menjawab tanpa mengangkat matanya, "Kenapa aku harus menikah? Setelah menemukan anakku, aku akan baik-baik saja bahkan tanpa menikah.""Omong kosong apa yang kamu bicarakan!" Erna melanjutkan dengan kesal, "Apa maksudnya menemu

  • Romansa Valerio dan Briella   Bab 579

    Cahaya di mata Zayden sudah meredup. Neneknya tidak sadarkan diri sejak dia lahir, jadi neneknya belum pernah bertemu dengan Zayden. Wajar saja kalau dia tidak mengenali Zayden."Dia Zayden Dominic. Biarkan saja dia memanggilmu begitu." Briella tidak tega melihat kelopak mata Zayden yang terkulai dan kehilangan. "Bukannya kamu ingin aku punya anak? Kebetulan sekali ada yang memanggilmu nenek."Erna melihat Zayden, lalu bertanya pada Briella dengan ragu, "Katakan, apa dia benar-benar anakmu?""Bukan." Briella menunjukkan ekspresi bingung. "Ini anak atasanku. Aku diminta menjaganya.""Kalau itu bukan anakmu, kenapa nama belakangnya Dominic?" Nathan berjalan mendekat dan menunjuk ke arah kepala Briella. "Apa kepalamu ini benar-benar terbentur. Kenapa kamu masih nggak percaya?"Briella tiba-tiba memikirkan hal ini dan ternyata benar. Zayden punya nama belakang yang sama dengannya.Namun, tidak peduli seberapa banyak Briella memikirkannya, dia tidak ingat kalau dia punya seorang putra seusi

  • Romansa Valerio dan Briella   Bab 578

    Briella bisa merasakan ketidakbahagiaan Nathan. Kebencian Nathan kepada Rieta sama besarnya dengan rasa sayangnya kepada Rieta. Dia tidak bisa bertemu dengan ibu kandungnya lagi, mana mungkin dia tidak sedih?"Aku memang sakit. Hatiku yang sakit."Briella menutup mulutnya dan menatap punggung Nathan tanpa berkata apa-apa."Jadi aku teringat denganmu. Melihatmu bisa membuatku merasa lebih baik.""Aku bukan obat penghilang rasa sakit. Pergilah ke rumah sakit kalau kamu nggak sehat.""Kamu jauh lebih manjur dibandingkan dokter dan perawat rumah sakit. Apa kaki dan pinggang mereka sekecil milikmu? Daripada mencari mereka, lebih baik aku menemuimu."Sebelum Briella sempat mengatakan sesuatu, Zayden berteriak marah, "Dasar memalukan!"Briella menutup telinga Zayden. "Nathan, kamu boleh sedih, tapi tolong tunjukkan rasa hormat padaku. Ada anak kecil di dalam mobil. Apa kamu nggak bisa bersikap normal?""Normal, aku sangat normal. Aku nggak nangis dan membuat masalah, kenapa kamu bilang aku ng

  • Romansa Valerio dan Briella   Bab 577

    Nathan melihat bahwa Briella tidak terlihat berpura-pura. "Ayo. Aku akan mengantarmu menemui ibu asuhmu. Kalian bisa bernostalgia di jalan.""Tunggu dulu. Aku mau ganti baju.""Pergilah. Pakai jaket dan sekalian bawakan jaket untuk putramu."Kata Nathan sambil menarik Zayden ke dalam rangkulannya.Briella menatap Zayden dan hatinya gelisah. Lalu, dia memerintahkan, "Aku ambil baju dulu. Nggak akan lama."Melihat Briella berbalik dan masuk ke dalam kamar, pria itu mencubit wajah Zayden dan menggodanya."Kasihan sekali, ibumu sendiri nggak mengakuimu sebagai anaknya."Zayden menoleh dengan angkuh, lalu berkata sambil mengerutkan kening, "Jangan menyentuhku!"Nathan menimpali, "Sifatmu ini sama persis seperti Valerio.""Aku anak kandungnya, tentu saja sama sepertinya.""Sepertinya kamu sangat menyukainya. Nggak boleh begitu. Apa kamu sudah lupa bagaimana dia memperlakukan Mama mu? Kamu harusnya membencinya.""Jangan mengatakan sesuatu yang nggak kamu mengerti." Zayden mencibir, "Aku punya

  • Romansa Valerio dan Briella   Bab 576

    Briella menutup pintu untuk menghalangi pandangan kedua anak itu. Lalu, dia mengerutkan keningnya dengan tidak senang. "Nathan, apa yang kamu lakukan di sini?"Nathan bersandar di ambang pintu, wajahnya terlihat sedikit muram. Bahkan tercium bau alkohol dari napasnya. Entah karena kematian Rieta atau karena apa, tetapi pria itu tidak terlihat baik-baik saja."Sudah malam. Kamu pergi saja."Lelaki itu mengaitkan bibirnya, berkata sambil tersenyum sangat tipis, "Kenapa? Sekarang kamu akhirnya berani mengakui kalau kamu itu Briella?"Briella mengabaikannya dan menutup pintu untuk mengusir Nathan pergi.Tangan Nathan menghalangi pintu dan melambai ke arah Zayden yang berada di dalam, "Nak, kamu masih nggak kenal sama Om?"Briella menoleh ke belakang. "Zayden, bawa adikmu ke kamar.""Zayden, kamu sama saja dengan Mama mu, tidak mau mengakuiku. Bagaimanapun, dulu aku pernah menolong kalian berdua, tapi sekarang kalian jadi orang yang nggak tahu terima kasih."Briella menyadari sesuatu, lalu

  • Romansa Valerio dan Briella   Bab 575

    "Queena khawatir nggak akan bisa bertemu Tante lagi, hiks."Briella menepuk-nepuk punggung Queena, mencoba menenangkannya, "Jangan menangis. Itu tempat orang jahat ditempatkan. Tante nggak melakukan kesalahan, mana mungkin dikurung di sana?"Kepala Queena terbenam dalam pelukan Briella, terus menempel kepadanya. "Lalu siapa orang jahatnya?"Briella menjilat bibirnya dan berkata dengan ragu-ragu, "Tante nggak tahu siapa orang jahatnya. Yang Tante tahu, orang jahat pasti akan dihukum."Queena mengedipkan matanya yang berkaca-kaca dengan polos. "Tapi kata para pelayan, Nenek meninggal dan Mama yang membunuhnya."Zayden berkata dengan jengkel, "Dia bukan Mama mu. Dia memperlakukanmu dengan nggak baik dan mengajarimu hal buruk. Dia nggak pantas untuk menjadi seorang ibu."Queena mengerutkan kening dan berkata dengan cemas, "Mama Queena orang yang jahat. Apa orang lain juga akan menganggap Queena jahat?""Nggak akan." Zayden bersumpah, "Selama ada Kakak, nggak akan ada yang berani menyebutmu

DMCA.com Protection Status