Share

Bab 51

Penulis: Julio
last update Terakhir Diperbarui: 2024-01-02 13:34:12
Perusahaan Regulus.

Pesawat Valerio baru saja mendarat. Dia langsung bergegas ke kantor begitu mendengar ada masalah besar yang terjadi di Perusahaan Regulus.

Siska dipanggil ke ruangannya. Untuk pertama kalinya dia melihat Pak Valerio terlihat panik.

Orang sepertinya pasti sudah melalui banyak hal dan tidak seharusnya dia segugup ini, bukan?

"Di mana Briella?"

"Dia ... di kereta cepat."

"Siapa yang menelepon polisi?"

"Ah ...."

Siska terkejut saat mendengar pertanyaan Pak Valerio. Dengan risiko rahasia perusahaan bocor dan dicuri, bukankah seharusnya pilihan yang paling tepat adalah menelepon polisi?

Namun, maksud dari kata-kata Pak Valerio, apa seharusnya mereka tidak lapor polisi?

Siska baru beberapa hari mengambil alih pekerjaan Briella. Sikap Valerio membuat dirinya merasa kariernya sudah berakhir.

"Saya ... saya akan memeriksanya sekarang ...."

"Nggak perlu." Valerio menghentikan Siska, "Ke mana Briella pergi?"

"Saya ... nggak tahu. Nomor Bu Briella nggak bisa dihubungi."

Valerio
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Romansa Valerio dan Briella   Bab 52

    Davira mencoba menekan amarah yang meledak di dalam dirinya lalu berbalik dan keluar dari ruangan Valerio.Begitu sampai di meja kerja Briella, dia menatap Siska lekat-lekat.Siska terus mencoba menghubungi Briella dan merasa tidak nyaman ditatap seperti itu oleh Davira."Bu Davira, ada apa?"Davira menjawab dengan tidak senang, "Kenapa nada bicaramu begitu? Kamu ada masalah denganku?"Siska mengerutkan bibir. Sejak terakhir kali Keluarga Atmaja datang ke ruang presdir dan membuat keributan, pegawai di kantor presdir mana yang tidak kesal kepada Davira?Bukan hanya itu, rasa kesal mereka kepada Davira sangat besar.Ketika Bu Briella masih bekerja di sini, dia melakukan semua pekerjaannya dengan penuh perhatian dan penuh pertimbangan, saat bekerja juga sangat efisien. Semuanya memiliki hubungan baik dengan Bu Briella. Begitu Bu Briella pergi, tiba-tiba saja suasana kantor menjadi tidak nyaman, seolah-olah mereka telah kehilangan seorang pemimpin yang sangat penting.Semua orang merinduk

    Terakhir Diperbarui : 2024-01-02
  • Romansa Valerio dan Briella   Bab 53

    "Rio, kenapa kamu pergi ke Kota Veros?"Davira belum pergi jauh, jadi sempat mendengar percakapan Valerio dan Siska. Dia langsung menghentikan pria itu di koridor."Mencari Briella."Davira menggerutu dan mulai mengeluh, "Masalah ini bisa selesai kalau lapor polisi, tapi kamu malah merepotkan dirimu sendiri."Valerio bertanya dengan nada dingin, "Davira, aku tanya, apa kamu yang melakukan ini?"Davira terkejut, terlihat kesedihan di wajahnya yang dingin. "Kamu pun curiga kepadaku? Rio, kamu sangat mengecewakanku ....""Kita bersikap profesional dan jangan bawa-bawa perasaan. Kamu hanya perlu jawab ya atau tidak.""Kalau memang aku yang melakukannya, kenapa aku bersikeras memintamu lapor polisi?" Davira menjadi emosional, "Bukankah harusnya aku takut? Rio, aku bukan orang bodoh!"Bibir tipis Valerio terkatup dan tidak bisa menepis pembelaan Davira."Nggak peduli apa yang kamu lakukan, jangan sakiti dia.""Heh ...." Davira mencibir, "Kamu itu tunanganku, tapi kamu memintaku buat nggak me

    Terakhir Diperbarui : 2024-01-02
  • Romansa Valerio dan Briella   Bab 54

    Nathan membukakan pintu mobil dan mempersilakan Briella masuk. Sementara dia sendiri duduk di kursi kemudi dan melajukan mobilnya keluar dari stasiun.Briella memegang buket mawar di tangan dan membicarakan masalah ibunya dengan Nathan."Apa masalah ibu sudah beres?""Sudah. Rumah sakit di sini punya tim yang khusus yang bisa menangani penyakit ibumu. Jangan khawatir, perawatan di sini pasti lebih baik daripada rumah sakit di Kota Tamar.""Terima kasih, Nathan. Tolong catat semua pengeluarannya. Aku akan melunasinya nanti.""Kamu ini orang yang pintar dalam segala hal, tapi kamu sangat perhitungan.""Beberapa hal memang harus dihitung."Briella menyandarkan kepalanya, membuat angin yang melewati mobil menerpa wajahnya dan membuat rambutnya berantakan. Nathan sedikit melirik dan dia melihat kecantikan alami dalam diri Briella.Dia bahkan lupa dengan apa yang ingin dikatakannya. Alangkah baiknya kalau waktu bisa berhenti pada saat ini.Mobil melaju di jalanan Kota Veros yang sibuk, berbe

    Terakhir Diperbarui : 2024-01-02
  • Romansa Valerio dan Briella   Bab 55

    "Briella, tolong beri aku kesempatan."Nathan mengangkat tangannya dan dengan lembut menghapus air mata yang membasahi wajah Briella.Dalam suasana seperti ini, emosi Briella menyeruak dan hatinya dipenuhi dengan rasa haru.Dia mendongak. Dari balik bahu Nathan, Briella melihat sosok pria yang berdiri tidak jauh dari situ. Sekelebat keterkejutan melintas di pelupuk matanya saat melihat wajah pria itu.Valerio?Bagaimana dia bisa di sini?Valerio dan Briella saling bertatapan selama beberapa detik. Wajah Valerio yang tidak menunjukkan ekspresi apa pun, membuat orang lain tidak bisa memahaminya. Dia langsung pergi begitu saja tanpa mengatakan apa pun.Nathan mengikuti tatapan Briella dan melihat sosok Valerio. Dia kembali menoleh untuk melihat reaksi Briella."Pergilah kalau kamu mau menemuinya."Nathan melepaskan tangannya dari wajah Briella dan bergeser, memberi jalan untuk Briella.Untuk sesaat Briella ragu, lalu mengangguk pada Nathan. Dengan cepat dia mengejar Valerio.Valerio duduk

    Terakhir Diperbarui : 2024-01-02
  • Romansa Valerio dan Briella   Bab 56

    Briella menutup matanya dan ada dua garis air mata yang mengalir di wajahnya. Melihat itu, Valerio pun panik dan melepaskan cengkeramannya."Sakit?"Dia mengangkat tangannya untuk menyentuh wajah Briella, namun Briella menghindar dengan menoleh ke samping."Kenapa marah begitu." Valerio menggendong Briella. Melihat wajah Briella yang penuh amarah, membuatnya sangat ingin menggigit Briella."Cepat turunkan aku sebelum ada yang melihat!""Naik dulu ke mobil dan tetap bersamaku malam ini.""Nggak bisa! Pak Valerio, aku akan lapor polisi kalau kamu terus begini."Valerio sama sekali tidak peduli dan hanya menatap Briella. "Lapor saja."Briella tidak bodoh. Kalau lapor polisi, maka akan ada banyak orang yang terlibat.Valerio adalah orang penting dan sangat memedulikan reputasinya.Pria itu menggendong Briella masuk ke dalam mobil dan mendudukkannya di kursi samping kemudi."Di rumah sakit mana ibumu dirawat?"Briella mencengkeram sabuk pengamannya. Dia tidak ingin Valerio tahu terlalu bany

    Terakhir Diperbarui : 2024-01-02
  • Romansa Valerio dan Briella   Bab 57

    Gita pernah mengatakan kalau kita bisa bersikap santai di depan seseorang, itu berarti orang itu selalu bisa memahami kita. Ini juga salah satu bentuk dari rasa suka."Nathan, sebenarnya hubunganku dengan Valerio lebih dari sekadar sekretarisnya. Tapi, sekarang dia sudah punya tunangan dan aku harus menjaga batasan-batasan yang harusnya ada di antara kami. Jadi aku nggak ingin membicarakan dia dengan orang lain."Sejak awal Nathan sudah tahu seperti apa hubungan antara Briella dan Valerio. Jadi dia sama sekali tidak terkejut dengan apa yang dikatakan Briella."Karena kamu sudah memutuskan untuk melupakan masa lalu, jadi kamu bisa memulai semuanya dari awal. Kalau kamu mau, berikan aku status. Mungkin dengan begitu, dia nggak akan mengganggumu lagi.""Sementara ini aku nggak punya niatan buat menjalin hubungan yang melibatkan perasaan. Untuk sekarang, aku sudah bahagia hidup bersama anakku."Sekali lagi, Briella menolak isyarat yang diberikan Nathan.Briella sendiri juga merasa aneh, se

    Terakhir Diperbarui : 2024-01-02
  • Romansa Valerio dan Briella   Bab 58

    Briella berbalik, mengambil tisu untuk menutupi mulutnya dan mencoba sekuat tenaga untuk menekan rasa mual yang muncul."Kenapa?" Nathan menjadi panik. "Apa kamu sakit?"Briella melambaikan tangannya dan menjawab, "Nggak apa-apa. Kalian makan dulu saja, aku mau ke toilet sebentar.""Aku temenin."Nathan mengikuti Briella dan mengantarnya ke toilet. Saat menunggu, dia bersedekap sambil bersandar pada tembok.Ini adalah pertama kalinya dia merasa segugup ini saat menghadapi seorang wanita. Hal yang bahkan dia sendiri tidak pernah membayangkannya.Briella mengusap-usap dadanya, merasakan perasaan ingin muntah namun tidak bisa membuatnya sangat tidak nyaman. Aroma di dalam toilet seperti jeruk, membuat rasa mualnya sedikit mereda saat menciumnya.Briella merasa kalau dia seperti itu karena lingkungan baru, jadi tidak terlalu menganggap serius hal itu. Dia mencuci tangannya dan keluar dari toilet."Bagaimana?" Nathan menghampiri dan bertanya dengan penuh perhatian, "Kita langsung ke rumah s

    Terakhir Diperbarui : 2024-01-02
  • Romansa Valerio dan Briella   Bab 59

    "Kenapa aku nggak percaya?" Gita menggerutu pelan, lalu mengambil buku catatan Zayden untuk dibaca. Itu adalah majalah yang sudah sangat tua. Gita ingat kalau majalah itu sudah tidak diterbitkan sejak beberapa tahun yang lalu. Jadi bisa menemukan versi dokumen yang sangat berharga ini di internet bisa dikatakan seperti menemukan harta karun.Dia melirik Zayden, lalu mengatakan, "Kamu hebat juga kalau masalah cari sesuatu. Bahkan kamu bisa menemukan sesuatu yang sudah nggak diterbitkan seperti ini.""Sudah pasti. Selama aku mau, nggak ada yang nggak bisa aku temukan di dunia ini, termasuk pria itu.""Pria yang mana maksudmu?""Pria sialan yang sudah membuatku tapi meninggalkanku dan Mama!"Gita tertawa, lalu mengalihkan perhatiannya ke laptop milik Zayden.Itu adalah berita tentang kapal pesiar yang meledak di perairan saat itu, kapal pesiar milik Valerio. Karena dulu dia hanya seorang pengusaha biasa-biasa saja dan tidak memiliki reputasi seperti sekarang sebagai orang terkaya di dunia

    Terakhir Diperbarui : 2024-01-03

Bab terbaru

  • Romansa Valerio dan Briella   Bab 583

    Kecurigaan tiba-tiba terlintas di benak Briella. Dia merasa bahwa kemunculan Elena yang tiba-tiba di depan rumahnya hari ini terlalu mendadak.Ketika Briella tengah memikirkan kemungkinan ini, Valerio tiba-tiba menelepon.Pria itu pasti baru bangun tidur. Suaranya sengau, terdengar rendah dan magnetis."Apa anak-anak sudah bangun?""Pak Valerio, bisakah Pak Valerio nggak memberi tahu siapa pun alamat tempat tinggalku seenaknya?""Apa maksudmu? Aneh sekali."Mendengar sikap Valerio, Briella memiliki tebakan sendiri di dalam benaknya.Seperti yang dia duga. Elena datang bukan untuk menjemput anak-anak, tetapi untuk menyatakan kedaulatannya.Terlalu samar untuk menganggapnya sebagai ancaman."Barusan Elena datang dan bilang kalau dia ingin menjeput anak-anak.""Anak-anak ikut dengannya?""Aku nggak kasih izin."Pria itu terdiam, tidak mengatakan apa-apa lagi.Kemudian, dia berkata, "Marco sudah dapat kamar terbaru terkait anak itu. Rumah sakit memang membawa anakmu pergi dan berbohong kep

  • Romansa Valerio dan Briella   Bab 582

    Briella kembali ke kursi kemudi dan menyesuaikan sudut kursi, baru menyalakan mobil untuk pulang.Setelah melakukan banyak hal semalaman, Zayden mengikuti Briella pulang dan masuk ke kamar tamu untuk tidur. Briella memandangi kedua kakak beradik yang tertidur lelap di atas tempat tidur. Kedua anak kecil ini benar-benar seperti malaikat, sangat pintar dan pandai bagaimana cara bersikap. Papa mereka memang suka main perempuan, tetapi sungguh sebuah keberuntungan yang luar biasa karena bisa menemukan wanita-wanita yang bisa melahirkan anak sesempurna mereka.Briella membantu mereka memakaikan selimut, lalu kembali ke tempat tidurnya.Dia tidur hingga pukul sepuluh keesokan harinya dan dibangunkan oleh suara bel pintu.Setelah mengan mengenakan sandal rumahan dan melewati kamar tamu, Briella tidak lupa membuka pintu kamar tamu untuk melihat Zayden dan Queena yang masih tertidur.Menutup pintu kamar tamu, Briella berjalan ke pintu depan dan melihat melalui mata kucing.Wanita yang berdiri d

  • Romansa Valerio dan Briella   Bab 581

    Briella berjalan keluar bersama Zayden dan masuk ke dalam mobil Nathan. Saat itu sudah pukul dua pagi.Nathan mengetuk pintu mobil Briella, memberi isyarat agar Briella keluar dan berbicara.Briella menatap Zayden. "Jangan keluar dari mobil. Tidur saja kalau kamu ngantuk."Zayden memelototi Nathan dan mendengus dingin, "Banyak sekali masalah pria itu."Briella membelai kepala Zayden. "Dia memang banyak masalah. Meskipun begitu, dia bukan orang jahat. Dia akan berguna dalam keadaan darurat."Zayden menunjukkan sikap posesifnya. "Kalau begitu Mama nggak boleh suka sama dia. Mama cuma boleh suka sama Papa saja."Briella tersenyum tidak berdaya. "Apa Papa nggak pernah bilang siapa Mama kamu?""Tentu saja Papa pernah bilang. Kamu."Briella hanya menganggapnya sebagai lelucon. "Nak, tidurlah di mobil. Setelah itu, kita akan pulang."Nathan merokok tidak jauh dari situ, mengembuskan kepulan asap putih di tengah dinginnya cuaca malam. Melihat Briella turun dari mobil dan berjalan mendekat, dia

  • Romansa Valerio dan Briella   Bab 580

    Nathan dan Zayden berhenti berdebat dan menatap Briella bersamaan. Keduanya sedikit takut saat melihat Briella marah.Erna memperhatikan Nathan. Siapa pun pasti bisa melihat kalau Nathan sangat menyukai Briella.Dia langsung bertanya pada Nathan, "Apa hubunganmu dengan Briella?""Aku mantan pacarnya."Erna kembali melanjutkan, "Lala sudah punya tunangan. Dia akan menikah dengan Klinton, tuan muda dari Keluarga Atmaja. Lebih baik kamu nggak berhubungan lagi dengannya setelah ini.""Kamu dan Klinton bertunangan?" Nathan berkata sambil menatap Briella, bertanya dengan nada serius."Dia itu rubah tua, apalagi adiknya, Davira. Apa kamu bisa hidup damai kalau menikah dengannya? Jangan menikah dengannya. Lebih baik bersamaku daripada bersamanya. Kamu mengerti?"Briella menjawab tanpa mengangkat matanya, "Kenapa aku harus menikah? Setelah menemukan anakku, aku akan baik-baik saja bahkan tanpa menikah.""Omong kosong apa yang kamu bicarakan!" Erna melanjutkan dengan kesal, "Apa maksudnya menemu

  • Romansa Valerio dan Briella   Bab 579

    Cahaya di mata Zayden sudah meredup. Neneknya tidak sadarkan diri sejak dia lahir, jadi neneknya belum pernah bertemu dengan Zayden. Wajar saja kalau dia tidak mengenali Zayden."Dia Zayden Dominic. Biarkan saja dia memanggilmu begitu." Briella tidak tega melihat kelopak mata Zayden yang terkulai dan kehilangan. "Bukannya kamu ingin aku punya anak? Kebetulan sekali ada yang memanggilmu nenek."Erna melihat Zayden, lalu bertanya pada Briella dengan ragu, "Katakan, apa dia benar-benar anakmu?""Bukan." Briella menunjukkan ekspresi bingung. "Ini anak atasanku. Aku diminta menjaganya.""Kalau itu bukan anakmu, kenapa nama belakangnya Dominic?" Nathan berjalan mendekat dan menunjuk ke arah kepala Briella. "Apa kepalamu ini benar-benar terbentur. Kenapa kamu masih nggak percaya?"Briella tiba-tiba memikirkan hal ini dan ternyata benar. Zayden punya nama belakang yang sama dengannya.Namun, tidak peduli seberapa banyak Briella memikirkannya, dia tidak ingat kalau dia punya seorang putra seusi

  • Romansa Valerio dan Briella   Bab 578

    Briella bisa merasakan ketidakbahagiaan Nathan. Kebencian Nathan kepada Rieta sama besarnya dengan rasa sayangnya kepada Rieta. Dia tidak bisa bertemu dengan ibu kandungnya lagi, mana mungkin dia tidak sedih?"Aku memang sakit. Hatiku yang sakit."Briella menutup mulutnya dan menatap punggung Nathan tanpa berkata apa-apa."Jadi aku teringat denganmu. Melihatmu bisa membuatku merasa lebih baik.""Aku bukan obat penghilang rasa sakit. Pergilah ke rumah sakit kalau kamu nggak sehat.""Kamu jauh lebih manjur dibandingkan dokter dan perawat rumah sakit. Apa kaki dan pinggang mereka sekecil milikmu? Daripada mencari mereka, lebih baik aku menemuimu."Sebelum Briella sempat mengatakan sesuatu, Zayden berteriak marah, "Dasar memalukan!"Briella menutup telinga Zayden. "Nathan, kamu boleh sedih, tapi tolong tunjukkan rasa hormat padaku. Ada anak kecil di dalam mobil. Apa kamu nggak bisa bersikap normal?""Normal, aku sangat normal. Aku nggak nangis dan membuat masalah, kenapa kamu bilang aku ng

  • Romansa Valerio dan Briella   Bab 577

    Nathan melihat bahwa Briella tidak terlihat berpura-pura. "Ayo. Aku akan mengantarmu menemui ibu asuhmu. Kalian bisa bernostalgia di jalan.""Tunggu dulu. Aku mau ganti baju.""Pergilah. Pakai jaket dan sekalian bawakan jaket untuk putramu."Kata Nathan sambil menarik Zayden ke dalam rangkulannya.Briella menatap Zayden dan hatinya gelisah. Lalu, dia memerintahkan, "Aku ambil baju dulu. Nggak akan lama."Melihat Briella berbalik dan masuk ke dalam kamar, pria itu mencubit wajah Zayden dan menggodanya."Kasihan sekali, ibumu sendiri nggak mengakuimu sebagai anaknya."Zayden menoleh dengan angkuh, lalu berkata sambil mengerutkan kening, "Jangan menyentuhku!"Nathan menimpali, "Sifatmu ini sama persis seperti Valerio.""Aku anak kandungnya, tentu saja sama sepertinya.""Sepertinya kamu sangat menyukainya. Nggak boleh begitu. Apa kamu sudah lupa bagaimana dia memperlakukan Mama mu? Kamu harusnya membencinya.""Jangan mengatakan sesuatu yang nggak kamu mengerti." Zayden mencibir, "Aku punya

  • Romansa Valerio dan Briella   Bab 576

    Briella menutup pintu untuk menghalangi pandangan kedua anak itu. Lalu, dia mengerutkan keningnya dengan tidak senang. "Nathan, apa yang kamu lakukan di sini?"Nathan bersandar di ambang pintu, wajahnya terlihat sedikit muram. Bahkan tercium bau alkohol dari napasnya. Entah karena kematian Rieta atau karena apa, tetapi pria itu tidak terlihat baik-baik saja."Sudah malam. Kamu pergi saja."Lelaki itu mengaitkan bibirnya, berkata sambil tersenyum sangat tipis, "Kenapa? Sekarang kamu akhirnya berani mengakui kalau kamu itu Briella?"Briella mengabaikannya dan menutup pintu untuk mengusir Nathan pergi.Tangan Nathan menghalangi pintu dan melambai ke arah Zayden yang berada di dalam, "Nak, kamu masih nggak kenal sama Om?"Briella menoleh ke belakang. "Zayden, bawa adikmu ke kamar.""Zayden, kamu sama saja dengan Mama mu, tidak mau mengakuiku. Bagaimanapun, dulu aku pernah menolong kalian berdua, tapi sekarang kalian jadi orang yang nggak tahu terima kasih."Briella menyadari sesuatu, lalu

  • Romansa Valerio dan Briella   Bab 575

    "Queena khawatir nggak akan bisa bertemu Tante lagi, hiks."Briella menepuk-nepuk punggung Queena, mencoba menenangkannya, "Jangan menangis. Itu tempat orang jahat ditempatkan. Tante nggak melakukan kesalahan, mana mungkin dikurung di sana?"Kepala Queena terbenam dalam pelukan Briella, terus menempel kepadanya. "Lalu siapa orang jahatnya?"Briella menjilat bibirnya dan berkata dengan ragu-ragu, "Tante nggak tahu siapa orang jahatnya. Yang Tante tahu, orang jahat pasti akan dihukum."Queena mengedipkan matanya yang berkaca-kaca dengan polos. "Tapi kata para pelayan, Nenek meninggal dan Mama yang membunuhnya."Zayden berkata dengan jengkel, "Dia bukan Mama mu. Dia memperlakukanmu dengan nggak baik dan mengajarimu hal buruk. Dia nggak pantas untuk menjadi seorang ibu."Queena mengerutkan kening dan berkata dengan cemas, "Mama Queena orang yang jahat. Apa orang lain juga akan menganggap Queena jahat?""Nggak akan." Zayden bersumpah, "Selama ada Kakak, nggak akan ada yang berani menyebutmu

DMCA.com Protection Status