Share

Bab 58

Penulis: Julio
last update Terakhir Diperbarui: 2024-01-02 18:00:01
Briella berbalik, mengambil tisu untuk menutupi mulutnya dan mencoba sekuat tenaga untuk menekan rasa mual yang muncul.

"Kenapa?" Nathan menjadi panik. "Apa kamu sakit?"

Briella melambaikan tangannya dan menjawab, "Nggak apa-apa. Kalian makan dulu saja, aku mau ke toilet sebentar."

"Aku temenin."

Nathan mengikuti Briella dan mengantarnya ke toilet. Saat menunggu, dia bersedekap sambil bersandar pada tembok.

Ini adalah pertama kalinya dia merasa segugup ini saat menghadapi seorang wanita. Hal yang bahkan dia sendiri tidak pernah membayangkannya.

Briella mengusap-usap dadanya, merasakan perasaan ingin muntah namun tidak bisa membuatnya sangat tidak nyaman. Aroma di dalam toilet seperti jeruk, membuat rasa mualnya sedikit mereda saat menciumnya.

Briella merasa kalau dia seperti itu karena lingkungan baru, jadi tidak terlalu menganggap serius hal itu. Dia mencuci tangannya dan keluar dari toilet.

"Bagaimana?" Nathan menghampiri dan bertanya dengan penuh perhatian, "Kita langsung ke rumah s
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Romansa Valerio dan Briella   Bab 59

    "Kenapa aku nggak percaya?" Gita menggerutu pelan, lalu mengambil buku catatan Zayden untuk dibaca. Itu adalah majalah yang sudah sangat tua. Gita ingat kalau majalah itu sudah tidak diterbitkan sejak beberapa tahun yang lalu. Jadi bisa menemukan versi dokumen yang sangat berharga ini di internet bisa dikatakan seperti menemukan harta karun.Dia melirik Zayden, lalu mengatakan, "Kamu hebat juga kalau masalah cari sesuatu. Bahkan kamu bisa menemukan sesuatu yang sudah nggak diterbitkan seperti ini.""Sudah pasti. Selama aku mau, nggak ada yang nggak bisa aku temukan di dunia ini, termasuk pria itu.""Pria yang mana maksudmu?""Pria sialan yang sudah membuatku tapi meninggalkanku dan Mama!"Gita tertawa, lalu mengalihkan perhatiannya ke laptop milik Zayden.Itu adalah berita tentang kapal pesiar yang meledak di perairan saat itu, kapal pesiar milik Valerio. Karena dulu dia hanya seorang pengusaha biasa-biasa saja dan tidak memiliki reputasi seperti sekarang sebagai orang terkaya di dunia

    Terakhir Diperbarui : 2024-01-03
  • Romansa Valerio dan Briella   Bab 60

    Nathan datang dari kamar anak-anak. Dia melepaskan jas yang dia kenakan, lalu memakaikannya ke pundak Briella. "Ayo, kita ke rumah sakit."Briella merapatkan jas di tubuhnya, berdiri dan berjalan berdampingan dengan Nathan.Karena kejadian panti asuhan kali ini, hatinya memiliki penilaian lebih untuk Nathan.Nathan mengantarnya ke rumah sakit. Ibu Briella ditempatkan di bangsal VIP rumah sakit dan menikmati perawatan dari tim medis terbaik. Dokter mengatakan karena ibu Briella sudah sadar, jadi kemungkinan untuk sembuh cukup tinggi.Melihat ibunya dirawat dengan sangat baik oleh Nathan, perasaan utang budi dalam diri Briella kepada Nathan makin tidak terhitung.Briella merasa kalau dia makin berutang budi kepada Nathan, bisa saja hatinya luluh dan menerima Nathan seandainya pria itu menyatakan cintanya untuk sekali lagi."Setiap hari, ibumu dijaga oleh perawat secara bergantian. Sekarang, kamu bisa kembali ke hotel dan beristirahat dengan tenang."Nathan menoleh ke belakang. Dia sudah

    Terakhir Diperbarui : 2024-01-03
  • Romansa Valerio dan Briella   Bab 61

    Briella masuk ke dalam kamar dan sangat marah saat melihat pria itu sudah menguasai ranjang di kamarnya."Pak Valerio, mau saya pesankan kamar lain?"Mata pria itu terpejam dan tidak mengatakan apa-apa. Briella mengira kalau Valerio pura-pura tidur, jadi dia berjalan di sisi ranjang dan bertanya lagi, "Pak Valerio, apa Anda tidur?"Karena tidak ada jawaban atau reaksi dari Valerio, Briella berpikir kalau Valerio tertidur karena mabuk.Kenapa sikapnya menjengkelkan sekali! Valerio makin keterlaluan.Briella mencubit lengan Valerio dengan keras untuk menyalurkan amarahnya.Sepertinya Briella harus pergi ke resepsionis untuk memesan kamar lain.Briella membuka tasnya dan mengambil pakaian ganti, lalu berjalan ke kamar mandi untuk berganti pakaian. Saat Briella melepaskan jubah mandi, pintu kamar mandi tiba-tiba terbuka. Ada bayangan hitam yang melintas dan Briella langsung digendong oleh Valerio.Briella tersentak kaget. Dia refleks melingkarkan lengannya di leher pria itu agar tidak jatu

    Terakhir Diperbarui : 2024-01-03
  • Romansa Valerio dan Briella   Bab 62

    Briella menarik lengan baju Valerio dan berjalan keluar kamar. Begitu keluar, mereka sudah berada di depan kamar Nathan dan Briella langsung mengetuk pintu."Nathan, keluar sebentar."Begitu pintu terbuka, Nathan disuguhkan dengan pemandangan seorang pria dan seorang wanita yang berada di depan pintu kamarnya. Sebelum Nathan bereaksi, Briella sudah berhambur ke dalam pelukannya dan memeluknya erat-erat.Seketika, tubuh Nathan membeku. Namun, melihat reaksi tidak biasa di wajah Valerio, dia seketika mengerti apa yang sedang terjadi."Kenapa? Sudah kangen?" Telapak tangan Nathan menepuk punggung Briella dengan lembut. Dia pun tersenyum penuh kasih sayang. "Bodoh. Bukannya aku sudah bilang akan menemuimu nanti?"Briella membenamkan kepalanya ke dada Nathan dan mendorong Nathan masuk ke kamar. "Nggak bisa. Aku sudah nggak tahan."Keduanya menempel seperti lem. Valerio menyaksikan apa yang terjadi di depannya dengan wajah dan tatapan sedingin es.Briella mendorong Nathan masuk ke dalam kama

    Terakhir Diperbarui : 2024-01-03
  • Romansa Valerio dan Briella   Bab 63

    Di dalam kamar, film erotis yang muncul dalam layar televisi terus berlanjut. Setelah sekitar setengah jam, Briella berjalan ke pintu dan mengamati pergerakan di luar. Valerio seharusnya sudah pergi.Briella membuka pintu, ternyata koridor sangat sepi dan kosong. Dia kembali ke kamarnya dan memastikan kalau Valerio sudah pergi.Briella duduk di tempat tidur kamarnya dan menatap jas milik Valerio yang tertinggal di sofa.Mengusir pria itu ternyata tidak melegakan seperti yang dia bayangkan. Dia menghela napas dalam, lalu beranjak mengambil jas milik Valerio. Dalam hati, dia berharap kalau masalah ini akan berakhir.Tiba-tiba, ketukan di depan pintu kamar terdengar dan Nathan lah yang datang."Valerio sudah pergi?""Hmm.""Tindakanmu benar-benar sangat kejam." Nathan bersedekap dan bersandar di meja televisi. "Nggak ada pria yang mau diselingkuhi.""Ya. Kalau nggak kejam, mana mungkin aku bisa mengakhirinya?"Nathan mengangguk setuju.Wanita adalah makhluk yang mengedepankan perasaan. Me

    Terakhir Diperbarui : 2024-01-04
  • Romansa Valerio dan Briella   Bab 64

    Jika Davira, rasanya tidak terlalu mengejutkan kalau dia yang melakukannya.Briella menyelesaikan panggilan teleponnya dengan Siska. Kereta cepat tiba di stasiun, dia pun berjalan menuju pintu keluar bersama rombongan penumpang yang turun. Tiba-tiba, ada dua orang berseragam polisi berjalan ke arahnya dan memborgol pergelangan tangannya."Kamu yang bernama Briella Dominic? Kamu dicurigai menjual rahasia perusahaan dan melanggar tindak pidana penipuan komersial. Sekarang ikut kami ke kantor polisi untuk penyelidikan."Briella menatap borgol dingin yang membelenggu tangannya, seketika wajahnya berubah pucat."Siapa yang melaporkan kasus ini?""Pak Valerio dari Perusahaan Regulus."Briella tersentak, tidak menyangka kalau pria itu akan bersikap sekejam ini. Kalau dipikir-pikir, kemarin malam hubungan keduanya memang sudah berakhir. Atas dasar apa pria itu harus memedulikan perasaan Briella?Briella dibawa oleh dua polisi itu keluar dari stasiun. Orang yang lewat menatap Briella dengan tat

    Terakhir Diperbarui : 2024-01-04
  • Romansa Valerio dan Briella   Bab 65

    Briella tiba-tiba menyadari kalau ini bukanlah gejala sakit perut biasa. Rasa sakit di perutnya makin kuat dan menusuk, seperti yang dirasakan pada tahap awal kehamilan.Hal ini membuat Briella ketakutan. Dia mengambil kursi dan berjalan ke jeruji besi dengan menekan pinggangnya. Dia membanting kursi itu ke jeruji besi beberapa kali."Kamu kenapa lagi?" Petugas dengan badan kekar itu menghampirinya dengan tatapan tidak senang.Briella menjatuhkan kursi di tangannya, lalu merapikan rambutnya. Dia berkata dengan tenang, "Aku mungkin keguguran. Biarkan aku keluar."Ekspresi di wajah petugas itu sedikit berubah. Dia langsung pergi dan kembali bersama seseorang.Orang yang datang adalah seorang wanita. Begitu datang, dia langsung melihat jejak darah di celana Briella dan mengatakan, "Mungkin benar. Cepat lapor pada atasan."Mendengar hal itu, pemimpin sipir penjara itu mengeluarkan HP dan menghubungi seseorang untuk melaporkan apa yang terjadi.Briella menduga kalau orang yang dihubungi ada

    Terakhir Diperbarui : 2024-01-04
  • Romansa Valerio dan Briella   Bab 66

    "Semuanya kemarilah dan lihat sendiri. Bukankah pria sepertinya pantas dikutuk? Dia harus mati disambar petir!""Minggir!" Salah satu petugas itu berteriak marah, mendorong bahu Gita dan menarik Briella.Beberapa orang pria yang menyaksikan kejadian itu membantu Gita berdiri dan menghadang di depan Briella."Hei, laki-laki macam apa kamu ini? Istri lagi hamil, tapi masih memukulnya? Apa kamu masih pantas disebut laki-laki?""Aku bukan suaminya. Aku cuma melakukan pekerjaanku, jadi jangan ikut campur.""Melakukan pekerjaanmu? Hei, nggak peduli pekerjaan apa yang kamu lakukan, kamu nggak boleh menggertak wanita! Berani sekali kamu melakukannya di depan banyak orang begini. Benar-benar memalukan!."Beberapa pria yang tergerak karena situasi ini pun mengelilingi kedua petugas itu dan mulai mengungkapkan kekesalan mereka.Gita dan Briella memanfaatkan kekacauan yang terjadi untuk melarikan diri. Mereka bergegas keluar dari rumah sakit dan masuk ke dalam mobil Gita."Kita mau ke mana?""Ke r

    Terakhir Diperbarui : 2024-01-04

Bab terbaru

  • Romansa Valerio dan Briella   Bab 583

    Kecurigaan tiba-tiba terlintas di benak Briella. Dia merasa bahwa kemunculan Elena yang tiba-tiba di depan rumahnya hari ini terlalu mendadak.Ketika Briella tengah memikirkan kemungkinan ini, Valerio tiba-tiba menelepon.Pria itu pasti baru bangun tidur. Suaranya sengau, terdengar rendah dan magnetis."Apa anak-anak sudah bangun?""Pak Valerio, bisakah Pak Valerio nggak memberi tahu siapa pun alamat tempat tinggalku seenaknya?""Apa maksudmu? Aneh sekali."Mendengar sikap Valerio, Briella memiliki tebakan sendiri di dalam benaknya.Seperti yang dia duga. Elena datang bukan untuk menjemput anak-anak, tetapi untuk menyatakan kedaulatannya.Terlalu samar untuk menganggapnya sebagai ancaman."Barusan Elena datang dan bilang kalau dia ingin menjeput anak-anak.""Anak-anak ikut dengannya?""Aku nggak kasih izin."Pria itu terdiam, tidak mengatakan apa-apa lagi.Kemudian, dia berkata, "Marco sudah dapat kamar terbaru terkait anak itu. Rumah sakit memang membawa anakmu pergi dan berbohong kep

  • Romansa Valerio dan Briella   Bab 582

    Briella kembali ke kursi kemudi dan menyesuaikan sudut kursi, baru menyalakan mobil untuk pulang.Setelah melakukan banyak hal semalaman, Zayden mengikuti Briella pulang dan masuk ke kamar tamu untuk tidur. Briella memandangi kedua kakak beradik yang tertidur lelap di atas tempat tidur. Kedua anak kecil ini benar-benar seperti malaikat, sangat pintar dan pandai bagaimana cara bersikap. Papa mereka memang suka main perempuan, tetapi sungguh sebuah keberuntungan yang luar biasa karena bisa menemukan wanita-wanita yang bisa melahirkan anak sesempurna mereka.Briella membantu mereka memakaikan selimut, lalu kembali ke tempat tidurnya.Dia tidur hingga pukul sepuluh keesokan harinya dan dibangunkan oleh suara bel pintu.Setelah mengan mengenakan sandal rumahan dan melewati kamar tamu, Briella tidak lupa membuka pintu kamar tamu untuk melihat Zayden dan Queena yang masih tertidur.Menutup pintu kamar tamu, Briella berjalan ke pintu depan dan melihat melalui mata kucing.Wanita yang berdiri d

  • Romansa Valerio dan Briella   Bab 581

    Briella berjalan keluar bersama Zayden dan masuk ke dalam mobil Nathan. Saat itu sudah pukul dua pagi.Nathan mengetuk pintu mobil Briella, memberi isyarat agar Briella keluar dan berbicara.Briella menatap Zayden. "Jangan keluar dari mobil. Tidur saja kalau kamu ngantuk."Zayden memelototi Nathan dan mendengus dingin, "Banyak sekali masalah pria itu."Briella membelai kepala Zayden. "Dia memang banyak masalah. Meskipun begitu, dia bukan orang jahat. Dia akan berguna dalam keadaan darurat."Zayden menunjukkan sikap posesifnya. "Kalau begitu Mama nggak boleh suka sama dia. Mama cuma boleh suka sama Papa saja."Briella tersenyum tidak berdaya. "Apa Papa nggak pernah bilang siapa Mama kamu?""Tentu saja Papa pernah bilang. Kamu."Briella hanya menganggapnya sebagai lelucon. "Nak, tidurlah di mobil. Setelah itu, kita akan pulang."Nathan merokok tidak jauh dari situ, mengembuskan kepulan asap putih di tengah dinginnya cuaca malam. Melihat Briella turun dari mobil dan berjalan mendekat, dia

  • Romansa Valerio dan Briella   Bab 580

    Nathan dan Zayden berhenti berdebat dan menatap Briella bersamaan. Keduanya sedikit takut saat melihat Briella marah.Erna memperhatikan Nathan. Siapa pun pasti bisa melihat kalau Nathan sangat menyukai Briella.Dia langsung bertanya pada Nathan, "Apa hubunganmu dengan Briella?""Aku mantan pacarnya."Erna kembali melanjutkan, "Lala sudah punya tunangan. Dia akan menikah dengan Klinton, tuan muda dari Keluarga Atmaja. Lebih baik kamu nggak berhubungan lagi dengannya setelah ini.""Kamu dan Klinton bertunangan?" Nathan berkata sambil menatap Briella, bertanya dengan nada serius."Dia itu rubah tua, apalagi adiknya, Davira. Apa kamu bisa hidup damai kalau menikah dengannya? Jangan menikah dengannya. Lebih baik bersamaku daripada bersamanya. Kamu mengerti?"Briella menjawab tanpa mengangkat matanya, "Kenapa aku harus menikah? Setelah menemukan anakku, aku akan baik-baik saja bahkan tanpa menikah.""Omong kosong apa yang kamu bicarakan!" Erna melanjutkan dengan kesal, "Apa maksudnya menemu

  • Romansa Valerio dan Briella   Bab 579

    Cahaya di mata Zayden sudah meredup. Neneknya tidak sadarkan diri sejak dia lahir, jadi neneknya belum pernah bertemu dengan Zayden. Wajar saja kalau dia tidak mengenali Zayden."Dia Zayden Dominic. Biarkan saja dia memanggilmu begitu." Briella tidak tega melihat kelopak mata Zayden yang terkulai dan kehilangan. "Bukannya kamu ingin aku punya anak? Kebetulan sekali ada yang memanggilmu nenek."Erna melihat Zayden, lalu bertanya pada Briella dengan ragu, "Katakan, apa dia benar-benar anakmu?""Bukan." Briella menunjukkan ekspresi bingung. "Ini anak atasanku. Aku diminta menjaganya.""Kalau itu bukan anakmu, kenapa nama belakangnya Dominic?" Nathan berjalan mendekat dan menunjuk ke arah kepala Briella. "Apa kepalamu ini benar-benar terbentur. Kenapa kamu masih nggak percaya?"Briella tiba-tiba memikirkan hal ini dan ternyata benar. Zayden punya nama belakang yang sama dengannya.Namun, tidak peduli seberapa banyak Briella memikirkannya, dia tidak ingat kalau dia punya seorang putra seusi

  • Romansa Valerio dan Briella   Bab 578

    Briella bisa merasakan ketidakbahagiaan Nathan. Kebencian Nathan kepada Rieta sama besarnya dengan rasa sayangnya kepada Rieta. Dia tidak bisa bertemu dengan ibu kandungnya lagi, mana mungkin dia tidak sedih?"Aku memang sakit. Hatiku yang sakit."Briella menutup mulutnya dan menatap punggung Nathan tanpa berkata apa-apa."Jadi aku teringat denganmu. Melihatmu bisa membuatku merasa lebih baik.""Aku bukan obat penghilang rasa sakit. Pergilah ke rumah sakit kalau kamu nggak sehat.""Kamu jauh lebih manjur dibandingkan dokter dan perawat rumah sakit. Apa kaki dan pinggang mereka sekecil milikmu? Daripada mencari mereka, lebih baik aku menemuimu."Sebelum Briella sempat mengatakan sesuatu, Zayden berteriak marah, "Dasar memalukan!"Briella menutup telinga Zayden. "Nathan, kamu boleh sedih, tapi tolong tunjukkan rasa hormat padaku. Ada anak kecil di dalam mobil. Apa kamu nggak bisa bersikap normal?""Normal, aku sangat normal. Aku nggak nangis dan membuat masalah, kenapa kamu bilang aku ng

  • Romansa Valerio dan Briella   Bab 577

    Nathan melihat bahwa Briella tidak terlihat berpura-pura. "Ayo. Aku akan mengantarmu menemui ibu asuhmu. Kalian bisa bernostalgia di jalan.""Tunggu dulu. Aku mau ganti baju.""Pergilah. Pakai jaket dan sekalian bawakan jaket untuk putramu."Kata Nathan sambil menarik Zayden ke dalam rangkulannya.Briella menatap Zayden dan hatinya gelisah. Lalu, dia memerintahkan, "Aku ambil baju dulu. Nggak akan lama."Melihat Briella berbalik dan masuk ke dalam kamar, pria itu mencubit wajah Zayden dan menggodanya."Kasihan sekali, ibumu sendiri nggak mengakuimu sebagai anaknya."Zayden menoleh dengan angkuh, lalu berkata sambil mengerutkan kening, "Jangan menyentuhku!"Nathan menimpali, "Sifatmu ini sama persis seperti Valerio.""Aku anak kandungnya, tentu saja sama sepertinya.""Sepertinya kamu sangat menyukainya. Nggak boleh begitu. Apa kamu sudah lupa bagaimana dia memperlakukan Mama mu? Kamu harusnya membencinya.""Jangan mengatakan sesuatu yang nggak kamu mengerti." Zayden mencibir, "Aku punya

  • Romansa Valerio dan Briella   Bab 576

    Briella menutup pintu untuk menghalangi pandangan kedua anak itu. Lalu, dia mengerutkan keningnya dengan tidak senang. "Nathan, apa yang kamu lakukan di sini?"Nathan bersandar di ambang pintu, wajahnya terlihat sedikit muram. Bahkan tercium bau alkohol dari napasnya. Entah karena kematian Rieta atau karena apa, tetapi pria itu tidak terlihat baik-baik saja."Sudah malam. Kamu pergi saja."Lelaki itu mengaitkan bibirnya, berkata sambil tersenyum sangat tipis, "Kenapa? Sekarang kamu akhirnya berani mengakui kalau kamu itu Briella?"Briella mengabaikannya dan menutup pintu untuk mengusir Nathan pergi.Tangan Nathan menghalangi pintu dan melambai ke arah Zayden yang berada di dalam, "Nak, kamu masih nggak kenal sama Om?"Briella menoleh ke belakang. "Zayden, bawa adikmu ke kamar.""Zayden, kamu sama saja dengan Mama mu, tidak mau mengakuiku. Bagaimanapun, dulu aku pernah menolong kalian berdua, tapi sekarang kalian jadi orang yang nggak tahu terima kasih."Briella menyadari sesuatu, lalu

  • Romansa Valerio dan Briella   Bab 575

    "Queena khawatir nggak akan bisa bertemu Tante lagi, hiks."Briella menepuk-nepuk punggung Queena, mencoba menenangkannya, "Jangan menangis. Itu tempat orang jahat ditempatkan. Tante nggak melakukan kesalahan, mana mungkin dikurung di sana?"Kepala Queena terbenam dalam pelukan Briella, terus menempel kepadanya. "Lalu siapa orang jahatnya?"Briella menjilat bibirnya dan berkata dengan ragu-ragu, "Tante nggak tahu siapa orang jahatnya. Yang Tante tahu, orang jahat pasti akan dihukum."Queena mengedipkan matanya yang berkaca-kaca dengan polos. "Tapi kata para pelayan, Nenek meninggal dan Mama yang membunuhnya."Zayden berkata dengan jengkel, "Dia bukan Mama mu. Dia memperlakukanmu dengan nggak baik dan mengajarimu hal buruk. Dia nggak pantas untuk menjadi seorang ibu."Queena mengerutkan kening dan berkata dengan cemas, "Mama Queena orang yang jahat. Apa orang lain juga akan menganggap Queena jahat?""Nggak akan." Zayden bersumpah, "Selama ada Kakak, nggak akan ada yang berani menyebutmu

DMCA.com Protection Status