Share

Bab 405

Penulis: Julio
"Aku ...." Davira terdiam. Dia ingin mengatakan sesuatu, tetapi tidak ada yang terlontar dari mulutnya.

"Baiklah, ini salahku. Aku nggak bisa menang kalau sudah bicara denganmu. Aku akan diam, apa kamu puas?"

Valerio mulai kehabisan kesabarannya. "Hari ini kamu datang di saat yang tepat. Kamu akan bicara sama tim pengacaraku tentang masalah perceraian."

"Rio, kamu benar-benar berniat akan menceraikanku?"

Valerio menjawab tanpa keraguan sedikit pun, "Ya."

Davira mengangguk getir. "Baiklah, karena kamu ingin bercerai, aku akan mewujudkan keinginanmu itu. Tapi aku nggak mau cerai sekarang. Beri aku waktu satu bulan untuk menyesuaikan emosiku."

Tatapan Valerio tetap tertuju pada dokumen-dokumen di atas meja. "Sesegera mungkin. Satu bulan terlalu lama."

"Setidaknya aku ini ibu Queena. Rio, apa kita nggak bisa akur layaknya pasangan lainnya?"

"Bagaimana kita bisa akur kalau awal pertemuan kita adalah kebohongan yang kamu buat sendiri?"

Davira menghela napas dalam dan masih belum mau mengalah
Bab Terkunci
Lanjutkan Membaca di GoodNovel
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terkait

  • Romansa Valerio dan Briella   Bab 406

    "Tante?" Valerio kembali bertanya, "Tante siapa?""Tante yang berambut panjang, cantik punya aroma seperti Mama. Dia kerja di perusahaan Papa, kok."Queena menyimpan bros itu dengan hati-hati."Papa, bukannya kita mau jemput Kak Zayden? Ayo berangkat, bawa Queena ke sana."Valerio melirik bros yang dianggap Queena sebagai harta karun, lalu menghilangkan keraguan dalam hatinya."Ayo kita jemput Kak Zayden."Queena sangat gembira dan bertepuk tangan dengan penuh semangat.Valerio menggendong putrinya dengan satu tangan, memakaikan topi putih yang cantik dan imut untuknya. Dia juga membawa tas bahu kelinci putih berisi makanan ringan, lalu mendandani putrinya, membuatnya terlihat lebih menggemaskan.Valerio menggendong anak itu di sela-sela tindakannya. Kemeja putih samar-samar menunjukkan garis ototnya yang kuat. Pria kuat dan anak kecil ini membentuk kontras yang jelas. Pemandangan keduanya yang berjalan di perusahaan membuat banyak karyawan ternganga takjub.Valerio muncul di depan mat

  • Romansa Valerio dan Briella   Bab 407

    Zayden menggendong Queena yang terus mengusap-usap lengan Zayden dengan wajahnya. Dia bahkan terlihat sangat gembira dan menatap Zayden dengan tatapan penuh puja. Bahkan ada jejak air liur di ujung mulutnya.Setelah sampai di depan Valerio, Zayden mendorong topinya ke atas. "Papa."Valerio mengangguk pelan. "Naiklah."Zayden menggendong Queena masuk ke dalam mobil dan Valerio pun mengikutinya.Keberadaan mereka menarik perhatian banyak orang di sekitar sejak kemunculan mereka. Semuanya mengagumi keindahan keluarga mereka yang luar biasa. Melihat kedua anak itu saja mereka bisa membayangkan secantik apa ibu mereka.Di dalam mobil, Queena terus menikmati pelukan Zayden dan tidak mau didudukkan di kursi khusus untuknya. Dia hanya mau duduk di kaki Zayden dan dipeluk olehnya."Kak Zayden, sudah lama Queena nggak ketemu sama Kakak. Queena kangen banget sama Kakak. Papa sudah bawa Queena pulang, jadi setelah ini Queena akan tinggal sama Papa dan Kakak."Zayden menatap ayahnya, lalu menunduk

  • Romansa Valerio dan Briella   Bab 408

    Namun, dia tidak suka berebut, jadi menarik kembali tangannya."Aku cuma minum air merek ini saja. Terima kasih karena sudah memberikannya kepadaku."Suara wanita di sampingnya terdengar dan Zayden langsung mematung. Dia menoleh, yang seketika tidak bisa mengalihkan pandangannya dari wajah wanita itu. Dia terus terpaku pada wajah wanita itu.Briella memperhatikan tatapan remaja muda itu dan menatapnya. Dia merasa sedikit bingung saat melihat mata remaja itu yang berbinar, bahkan wajahnya terlihat terkejut.Sikap Zayden membuat Briella menjadi waspada. Dia pun segera mengambil air mineral itu dan berjalan ke kasir untuk membayarnya.Zayden menatap punggung wanita itu dan cahaya di matanya sedikit meredup. Kesedihan serta rasa kehilangannya meluap dari lubuk hatinya, membuat hidung dan matanya terasa perih.Mama nya benar-benar sudah tidak menginginkannya lagi ....Briella menyelesaikan pembayaran dengan cepat. Ketika akan pergi, dia masih menyempatkan diri untuk melirik ke arah remaja i

  • Romansa Valerio dan Briella   Bab 409

    Valerio mengangguk puas, "Bagus."Dia menambahkan dengan nada serius, "Zayden, kamu ingat. Kamu adalah putra Valerio, pewaris masa depan Perusahaan Regulus, putra sulung Keluarga Regulus. Kamu harus punya pandangan yang lebih luas dan nggak boleh terjebak dalam sentimentalitas sesaat. Kamu mengerti?"Zayden mengangguk. "Mengerti."Valerio melihat ke arah Queena dan menasihati Zayden, "Queena itu adikmu. Meskipun dia dilahirkan bukan dari ibu yang sama denganmu, aku ingin kamu memperlakukannya seperti adikmu sendiri. Kamu harus menjaga dan mencintainya, mengambil tanggung jawabmu sebagai seorang kakak.""Aku akan melakukannya. Papa jangan khawatirkan itu. Aku akan menjaga Queena seperti adikku sendiri. Hanya saja ....""Katakan.""Di hatiku cuma ada satu Mama. Aku nggak akan pernah mengakui Mama yang jahat sebagai Mama ku. Aku harap Papa bisa mengerti.""Aku nggak akan memaksa. Aku juga akan mengakhiri hubunganku dengan dia."Keduanya berbincang dari sudut pandang dua orang pria, membic

  • Romansa Valerio dan Briella   Bab 410

    "Pantas saja Davira terkadang bersikap seperti itu saat emosinya terpancing. Ternyata begitu." Briella menghela napas dalam. "Sebenarnya, dengan semua tekanan yang ada di masyarakat saat ini, kalau emosi kita nggak berhasil dikondisikan dengan baik, gejala mental semacam itu bisa muncul. Khususnya bagi wanita, yang pada dasarnya sedikit lebih emosional daripada pria. Mereka sangat mudah terluka kalau hubungan atau pernikahan mereka nggak berjalan dengan baik.""Benar. Jadi karena itulah aku lebih perhatian pada masalah mental adikku. Aku pun akan memberinya lebih banyak pengertian dan dukungan. Aku pikir sangat sulit bagi pasien depresi untuk mendapatkan pengertian dan empati dari orang lain. Sebagai anggota keluarga, yang bisa aku lakukan juga nggak banyak."Briella sangat setuju dengan apa yang dikatakan Klinton karena dia pernah mengalami depresi ringan. Renata yang menyedihkan karena belenggu rasa sakit berhasil dikuasai oleh monster emosi yang tak terlihat. Rasa sakit ini tidak ja

  • Romansa Valerio dan Briella   Bab 411

    Briella menimpali santai, "Jangan khawatir. Aku nggak akan membuat diriku merasa nggak nyaman. Kalaupun ada yang seperti itu, aku akan menjaga diriku sendiri dengan baik."Klinton menimpali tidak senang, "Kapan kamu bisa bergantung padaku? Kamu selalu menyelesaikan semuanya sendiri, membuatku terlihat nggak berguna."Briella tersenyum, tetapi tidak mengatakan apa-apa. Setelah sampai sejauh ini, dia akhirnya sadar. Dia tidak bisa mengandalkan siapa pun kecuali dirinya sendiri, bahkan Tuhan.Keduanya berjalan ke kediaman Keluarga Atmaja. Mereka datang lebih awal, jadi makan malam masih belum dimulai. Klinton mempersilakan Briella pergi ke kamarnya untuk beristirahat sejenak. Saat makan malam tiba, dia akan memanggilnya.Briella berjalan menuju kamar Klinton. Ketika melewati kamar mandi untuk umum, tiba-tiba ada sebuah tangan yang menariknya masuk ke dalam."Siapa kamu? Lepaskan aku!"Briella merenggut tangan itu dengan paksa dan memukul balik dengan pukulan standar karate. Pukulan ini ma

  • Romansa Valerio dan Briella   Bab 412

    "Duh, jangan khawatir. Aku akan mengirimkan kontaknya kepadamu."Ditha mengambil ponselnya dan mengirimkan nomor itu ke Davira."Aku beritahukan, lembaga itu sangat luar biasa. Bukan hanya bisa mendeteksi selingkuhan, mereka juga bisa mencegahnya. Mereka pasti bisa membantumu menyelamatkan pernikahanmu. Tapi sekali lagi, bukankah hal yang normal kalau banyak wanita yang berada di sekitar Valerio? Selama ini kamu selalu bersikap tenang, kenapa sekarang punya pemikiran buat menyingkirkan para wanita itu?"Davira menimpali kesal, "Lebih baik nggak usah tanya. Aku benar-benar sangat kesal dengan masalah yang terjadi akhir-akhir ini."Hari ini, Davira pergi ke perusahaan Valerio untuk menguji sikap pria itu. Melihat wajah Valerio, sepetinya pria itu memang bertekad untuk bercerai dengan Davira.Ditha menepuk pundaknya. "Apa yang membuatmu kesal? Kamu menikah dengan Valerio yang berpengaruh, dia pun menyayangimu. Bukankah nasibku lebih menyedihkan darimu?"Dia sudah menunggu selama bertahun-

  • Romansa Valerio dan Briella   Bab 413

    Briella itu pacar Klinton, bagaimana dia bisa bersikap murah hati seperti itu?Herman dan Resti saling bertukar pandang. Mereka merasa kalau sikap yang dilakukan Briella bukanlah sesuatu yang bisa dilakukan oleh gadis biasa. Sepertinya putra mereka masih belum bisa mendapatkan hati Renata sepenuhnya.Davira melirik Briella yang duduk di sampingnya dan menggodanya, "Aku benar-benar nggak menyangka kalau kamu cukup murah hati.""Itu hanya sebuah kursi, nggak perlu diributkan." Briella menjawab dengan percaya diri dan tenang.Resti tidak bisa menahan pujiannya lagi, "Aku benar-benar nggak menyangka kalau Renata punya karakter yang baik. Dia nggak perhitungan, murah hati dan sangat baik hati. Davira, ini sesuatu yang harus kamu pelajari dari Renata. Kamu mengerti?"Davira memutar bola matanya kesal, "Papa, lihat, sejak kapan Mama jadi cerewet begitu. Kita ada di depan meja makan, tapi Mama sangat menyebalkan."Herman pun menengahi, "Sudah, makanlah makanan kalian. Renata, malam ini kami me

Bab terbaru

  • Romansa Valerio dan Briella   Bab 583

    Kecurigaan tiba-tiba terlintas di benak Briella. Dia merasa bahwa kemunculan Elena yang tiba-tiba di depan rumahnya hari ini terlalu mendadak.Ketika Briella tengah memikirkan kemungkinan ini, Valerio tiba-tiba menelepon.Pria itu pasti baru bangun tidur. Suaranya sengau, terdengar rendah dan magnetis."Apa anak-anak sudah bangun?""Pak Valerio, bisakah Pak Valerio nggak memberi tahu siapa pun alamat tempat tinggalku seenaknya?""Apa maksudmu? Aneh sekali."Mendengar sikap Valerio, Briella memiliki tebakan sendiri di dalam benaknya.Seperti yang dia duga. Elena datang bukan untuk menjemput anak-anak, tetapi untuk menyatakan kedaulatannya.Terlalu samar untuk menganggapnya sebagai ancaman."Barusan Elena datang dan bilang kalau dia ingin menjeput anak-anak.""Anak-anak ikut dengannya?""Aku nggak kasih izin."Pria itu terdiam, tidak mengatakan apa-apa lagi.Kemudian, dia berkata, "Marco sudah dapat kamar terbaru terkait anak itu. Rumah sakit memang membawa anakmu pergi dan berbohong kep

  • Romansa Valerio dan Briella   Bab 582

    Briella kembali ke kursi kemudi dan menyesuaikan sudut kursi, baru menyalakan mobil untuk pulang.Setelah melakukan banyak hal semalaman, Zayden mengikuti Briella pulang dan masuk ke kamar tamu untuk tidur. Briella memandangi kedua kakak beradik yang tertidur lelap di atas tempat tidur. Kedua anak kecil ini benar-benar seperti malaikat, sangat pintar dan pandai bagaimana cara bersikap. Papa mereka memang suka main perempuan, tetapi sungguh sebuah keberuntungan yang luar biasa karena bisa menemukan wanita-wanita yang bisa melahirkan anak sesempurna mereka.Briella membantu mereka memakaikan selimut, lalu kembali ke tempat tidurnya.Dia tidur hingga pukul sepuluh keesokan harinya dan dibangunkan oleh suara bel pintu.Setelah mengan mengenakan sandal rumahan dan melewati kamar tamu, Briella tidak lupa membuka pintu kamar tamu untuk melihat Zayden dan Queena yang masih tertidur.Menutup pintu kamar tamu, Briella berjalan ke pintu depan dan melihat melalui mata kucing.Wanita yang berdiri d

  • Romansa Valerio dan Briella   Bab 581

    Briella berjalan keluar bersama Zayden dan masuk ke dalam mobil Nathan. Saat itu sudah pukul dua pagi.Nathan mengetuk pintu mobil Briella, memberi isyarat agar Briella keluar dan berbicara.Briella menatap Zayden. "Jangan keluar dari mobil. Tidur saja kalau kamu ngantuk."Zayden memelototi Nathan dan mendengus dingin, "Banyak sekali masalah pria itu."Briella membelai kepala Zayden. "Dia memang banyak masalah. Meskipun begitu, dia bukan orang jahat. Dia akan berguna dalam keadaan darurat."Zayden menunjukkan sikap posesifnya. "Kalau begitu Mama nggak boleh suka sama dia. Mama cuma boleh suka sama Papa saja."Briella tersenyum tidak berdaya. "Apa Papa nggak pernah bilang siapa Mama kamu?""Tentu saja Papa pernah bilang. Kamu."Briella hanya menganggapnya sebagai lelucon. "Nak, tidurlah di mobil. Setelah itu, kita akan pulang."Nathan merokok tidak jauh dari situ, mengembuskan kepulan asap putih di tengah dinginnya cuaca malam. Melihat Briella turun dari mobil dan berjalan mendekat, dia

  • Romansa Valerio dan Briella   Bab 580

    Nathan dan Zayden berhenti berdebat dan menatap Briella bersamaan. Keduanya sedikit takut saat melihat Briella marah.Erna memperhatikan Nathan. Siapa pun pasti bisa melihat kalau Nathan sangat menyukai Briella.Dia langsung bertanya pada Nathan, "Apa hubunganmu dengan Briella?""Aku mantan pacarnya."Erna kembali melanjutkan, "Lala sudah punya tunangan. Dia akan menikah dengan Klinton, tuan muda dari Keluarga Atmaja. Lebih baik kamu nggak berhubungan lagi dengannya setelah ini.""Kamu dan Klinton bertunangan?" Nathan berkata sambil menatap Briella, bertanya dengan nada serius."Dia itu rubah tua, apalagi adiknya, Davira. Apa kamu bisa hidup damai kalau menikah dengannya? Jangan menikah dengannya. Lebih baik bersamaku daripada bersamanya. Kamu mengerti?"Briella menjawab tanpa mengangkat matanya, "Kenapa aku harus menikah? Setelah menemukan anakku, aku akan baik-baik saja bahkan tanpa menikah.""Omong kosong apa yang kamu bicarakan!" Erna melanjutkan dengan kesal, "Apa maksudnya menemu

  • Romansa Valerio dan Briella   Bab 579

    Cahaya di mata Zayden sudah meredup. Neneknya tidak sadarkan diri sejak dia lahir, jadi neneknya belum pernah bertemu dengan Zayden. Wajar saja kalau dia tidak mengenali Zayden."Dia Zayden Dominic. Biarkan saja dia memanggilmu begitu." Briella tidak tega melihat kelopak mata Zayden yang terkulai dan kehilangan. "Bukannya kamu ingin aku punya anak? Kebetulan sekali ada yang memanggilmu nenek."Erna melihat Zayden, lalu bertanya pada Briella dengan ragu, "Katakan, apa dia benar-benar anakmu?""Bukan." Briella menunjukkan ekspresi bingung. "Ini anak atasanku. Aku diminta menjaganya.""Kalau itu bukan anakmu, kenapa nama belakangnya Dominic?" Nathan berjalan mendekat dan menunjuk ke arah kepala Briella. "Apa kepalamu ini benar-benar terbentur. Kenapa kamu masih nggak percaya?"Briella tiba-tiba memikirkan hal ini dan ternyata benar. Zayden punya nama belakang yang sama dengannya.Namun, tidak peduli seberapa banyak Briella memikirkannya, dia tidak ingat kalau dia punya seorang putra seusi

  • Romansa Valerio dan Briella   Bab 578

    Briella bisa merasakan ketidakbahagiaan Nathan. Kebencian Nathan kepada Rieta sama besarnya dengan rasa sayangnya kepada Rieta. Dia tidak bisa bertemu dengan ibu kandungnya lagi, mana mungkin dia tidak sedih?"Aku memang sakit. Hatiku yang sakit."Briella menutup mulutnya dan menatap punggung Nathan tanpa berkata apa-apa."Jadi aku teringat denganmu. Melihatmu bisa membuatku merasa lebih baik.""Aku bukan obat penghilang rasa sakit. Pergilah ke rumah sakit kalau kamu nggak sehat.""Kamu jauh lebih manjur dibandingkan dokter dan perawat rumah sakit. Apa kaki dan pinggang mereka sekecil milikmu? Daripada mencari mereka, lebih baik aku menemuimu."Sebelum Briella sempat mengatakan sesuatu, Zayden berteriak marah, "Dasar memalukan!"Briella menutup telinga Zayden. "Nathan, kamu boleh sedih, tapi tolong tunjukkan rasa hormat padaku. Ada anak kecil di dalam mobil. Apa kamu nggak bisa bersikap normal?""Normal, aku sangat normal. Aku nggak nangis dan membuat masalah, kenapa kamu bilang aku ng

  • Romansa Valerio dan Briella   Bab 577

    Nathan melihat bahwa Briella tidak terlihat berpura-pura. "Ayo. Aku akan mengantarmu menemui ibu asuhmu. Kalian bisa bernostalgia di jalan.""Tunggu dulu. Aku mau ganti baju.""Pergilah. Pakai jaket dan sekalian bawakan jaket untuk putramu."Kata Nathan sambil menarik Zayden ke dalam rangkulannya.Briella menatap Zayden dan hatinya gelisah. Lalu, dia memerintahkan, "Aku ambil baju dulu. Nggak akan lama."Melihat Briella berbalik dan masuk ke dalam kamar, pria itu mencubit wajah Zayden dan menggodanya."Kasihan sekali, ibumu sendiri nggak mengakuimu sebagai anaknya."Zayden menoleh dengan angkuh, lalu berkata sambil mengerutkan kening, "Jangan menyentuhku!"Nathan menimpali, "Sifatmu ini sama persis seperti Valerio.""Aku anak kandungnya, tentu saja sama sepertinya.""Sepertinya kamu sangat menyukainya. Nggak boleh begitu. Apa kamu sudah lupa bagaimana dia memperlakukan Mama mu? Kamu harusnya membencinya.""Jangan mengatakan sesuatu yang nggak kamu mengerti." Zayden mencibir, "Aku punya

  • Romansa Valerio dan Briella   Bab 576

    Briella menutup pintu untuk menghalangi pandangan kedua anak itu. Lalu, dia mengerutkan keningnya dengan tidak senang. "Nathan, apa yang kamu lakukan di sini?"Nathan bersandar di ambang pintu, wajahnya terlihat sedikit muram. Bahkan tercium bau alkohol dari napasnya. Entah karena kematian Rieta atau karena apa, tetapi pria itu tidak terlihat baik-baik saja."Sudah malam. Kamu pergi saja."Lelaki itu mengaitkan bibirnya, berkata sambil tersenyum sangat tipis, "Kenapa? Sekarang kamu akhirnya berani mengakui kalau kamu itu Briella?"Briella mengabaikannya dan menutup pintu untuk mengusir Nathan pergi.Tangan Nathan menghalangi pintu dan melambai ke arah Zayden yang berada di dalam, "Nak, kamu masih nggak kenal sama Om?"Briella menoleh ke belakang. "Zayden, bawa adikmu ke kamar.""Zayden, kamu sama saja dengan Mama mu, tidak mau mengakuiku. Bagaimanapun, dulu aku pernah menolong kalian berdua, tapi sekarang kalian jadi orang yang nggak tahu terima kasih."Briella menyadari sesuatu, lalu

  • Romansa Valerio dan Briella   Bab 575

    "Queena khawatir nggak akan bisa bertemu Tante lagi, hiks."Briella menepuk-nepuk punggung Queena, mencoba menenangkannya, "Jangan menangis. Itu tempat orang jahat ditempatkan. Tante nggak melakukan kesalahan, mana mungkin dikurung di sana?"Kepala Queena terbenam dalam pelukan Briella, terus menempel kepadanya. "Lalu siapa orang jahatnya?"Briella menjilat bibirnya dan berkata dengan ragu-ragu, "Tante nggak tahu siapa orang jahatnya. Yang Tante tahu, orang jahat pasti akan dihukum."Queena mengedipkan matanya yang berkaca-kaca dengan polos. "Tapi kata para pelayan, Nenek meninggal dan Mama yang membunuhnya."Zayden berkata dengan jengkel, "Dia bukan Mama mu. Dia memperlakukanmu dengan nggak baik dan mengajarimu hal buruk. Dia nggak pantas untuk menjadi seorang ibu."Queena mengerutkan kening dan berkata dengan cemas, "Mama Queena orang yang jahat. Apa orang lain juga akan menganggap Queena jahat?""Nggak akan." Zayden bersumpah, "Selama ada Kakak, nggak akan ada yang berani menyebutmu

Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status