Share

Bab 331

Author: Julio
Dari waktu ke waktu, bisa dilihat kalau pria itu sangat sibuk dan kesepian. Dia berhasil menciptakan satu demi satu prestasi yang mengagumkan, tetapi tidak pernah tersenyum saat diwawancarai.

Seluruh dunia tahu kalau dia sedang tidak bahagia.

Briella ingat kalau pria itu tidak suka tampil di depan kamera untuk menghadapi wawancara yang membosankan dengan para jurnalis. Namun, sekarang Briella melihatnya hampir setiap kali dia menyalakan TV atau membuka ponselnya.

Kadang-kadang Briella bertanya-tanya dalam hati apakah pria itu sengaja melakukannya. Namun, setelah itu Briella merasa kalau pemikirannya sudah berlebihan.

Pria itu akan menikahi wanita lain, jadi apa yang Briella khayalkan?

Sekarang, Davira sedang mengandung anak Valerio. Briella seharusnya tidak perlu berkhayal tentang keajaiban atau apa pun itu.

"Pak Klinton, makanannya sudah siap, ayo makan."

Briella mematikan kompor dan mencoba mengalihkan pembicaraan.

Klinton mengangguk dan tidak membahas mengenai Valerio lagi.

Dia tahu
Locked Chapter
Continue Reading on GoodNovel
Scan code to download App

Related chapters

  • Romansa Valerio dan Briella   Bab 332

    Sekitar pukul setengah sebelas malam, jet pribadi Valerio mendarat.Seorang wanita melangkah keluar dari mobil pribadi yang sudah sejak tadi terparkir di landasan pacu pribadi. Davira memegang buket bunga dan memandang pria yang melangkah keluar dari pesawat, lalu berjalan menghampirinya dengan langkah cepat dan penuh semangat.Besok, pria yang sangat dia cintai ini akan menjadi suaminya. Mimpinya akhirnya menjadi kenyataan. Saat ini, dia merasa menjadi wanita yang paling bahagia."Rio, aku terus mengikuti perkembangan proyekmu di luar negeri dalam bulan ini. Selamat atas perluasan wilayah bisnismu. Sebagai istrimu, aku merasa sangat bahagia."Davira memberikan bunga ke tangan Valerio saat mengatakan itu.Pria itu langsung melemparkan bunga itu kepada Marco yang berada di belakangnya. Dia hanya melangkah masuk ke dalam mobil dan Davira pun mengikuti di belakangnya.Mereka yang melihat sikap keduanya pun terlihat bingung.Mereka adalah dua orang yang akan menikah, kenapa hubungan mereka

  • Romansa Valerio dan Briella   Bab 333

    Hati Valerio bimbang. Dia bingung harus memilih wanita yang jatuh cinta kepadanya atau wanita yang dia dambakan.Mungkinkah di dunia ini tidak ada yang namanya cinta sejati?Kenapa Briella menghilang tanpa mengucapkan sepatah kata pun kepadanya?Pria itu menghela napas dalam dan tenggelam dalam pemikirannya. Kalau begitu, kenapa dia masih ragu? Karena tidak bisa menemukan apa yang disebut dengan cinta sejati, tidak ada bedanya menikah dengan siapa saja.Davira menyadari perubahan ekspresi di wajah Valerio yang terlihat linglung, jadi dia bertanya dengan perhatian, "Rio, apa kamu terlalu lelah? Kenapa ekspresimu seperti itu?"Valerio mengangguk dan menundukkan kepala, lalu memejamkan mata."Pekerjaan dalam beberapa waktu ini sangat berat, jadi nggak sempat memikirkan pernikahan. Terima kasih karena sudah melakukan persiapannya dengan baik."Davira yang mendengar itu pun langsung berbinar senang.Pada saat itu juga, Davira merasa kalau semua yang dia nantikan selama ini bisa tercapai kar

  • Romansa Valerio dan Briella   Bab 334

    Valerio menunduk dan mengumpulkan kesedihan di bawah matanya, lalu berbicara dengan tenang."Davira."Davira terdiam sejenak, menyingkirkan senyum bahagia di wajahnya. Dia bertanya dengan sedikit gugup, "Ada apa, Rio?"Valerio menghela napas panjang dan berkata perlahan, "Apa kamu bisa menerima seorang pria yang nggak mencintaimu sebagai suamimu?"Davira terdiam sejenak dan mengangguk dengan tegas, "Tentu saja aku bisa! Rio, kalau aku nggak bisa melakukannya, aku nggak akan menikah denganmu. Aku juga nggak akan terus berada di sisimu setelah semua yang terjadi."Valerio sedikit bingung. Dia sulit untuk bisa memahami pendekatan Davira, tetapi juga melihat kegigihan dalam diri wanita itu."Kita sama-sama tahu kalau aku nggak mencintaimu. Aku pernah mencintai Briella. Mungkin untuk ke depannya pun aku nggak akan bisa mencintaimu. Aku mungkin akan tersentuh oleh kegigihanmu, tapi kamu harus tahu kalau kegigihan itu bukan cinta. Aku selalu berpikir kalau pernikahan tanpa cinta adalah penyik

  • Romansa Valerio dan Briella   Bab 335

    Wajah Davira menoleh dan mencoba menghindar. Lalu, dia mencoba memaksakan menarik senyuman di bibirnya."Bagaimana kalau ada kemungkinan kecil yang terjadi?"Valerio mengamati Davira lekat-lekat. Sepertinya Valerio pun merasakan sesuatu, yang membuat ekspresinya menjadi sedikit lebih muram."Kalau begitu kita bicarakan saat itu terjadi."Rasanya seperti ada batu besar yang membebani hati Davira. Dia memaksakan diri untuk mengangguk dan mengiakan."Kalau begitu ayo kita pergi." Valerio melangkah maju. "Kamu tahu, Bu Rieta masih menunggu kita di Kediaman Keluarga Regulus."Davira mengikuti langkah Valerio dengan malu-malu. Perasaannya saat ini sangat bercampur aduk, antara senang dan gugup.Keduanya kembali ke Kediaman Keluarga Regulus, tempat Rieta sudah menantikan kedatangan keduanya sejak tadi."Kalian sudah kembali? Ada hal penting yang harus aku katakan. Karena sudah malam, jadi aku akan langsung istirahat setelah mengatakannya."Rieta menoleh ke arah Valerio dan Davira. Dia dan Dav

  • Romansa Valerio dan Briella   Bab 336

    Davira mencubit telapak tangannya, sudah membuat keputusan di dalam hatinya. Untuk bisa menempati posisi istri sah di Keluarga Regulus, Davira harus menjadi wanita yang kejam. Briella sangat kejam dan berhasil menguasai hati Valerio. Dengan begitu, Davira pun harus bersikap jauh lebih kejam dibandingkan Briella.Keesokan paginya, pernikahan akbar diadakan sesuai jadwal. Seluruh upacara pernikahan disiarkan langsung di televisi dan menjadi sensasi.Kembang api dinyalakan di langit malam dan terlihat meriah. Balon-balon yang tak terhitung jumlahnya pun diterbangkan ke angkasa. Zayden berdiri di depan jendela, mendongakkan kepalanya ke atas dan menyaksikan lautan balon yang menghujani langit. Sorot matanya yang penuh rasa ingin tahu membelalak, lalu berkedip beberapa kali saat menyaksikan semua ini."Mama, ada acara apa hari ini, kenapa ramai sekali?"Briella berjalan ke sisi jendela dan berjongkok dengan hati-hati sambil memegangi perutnya. Dia bergabung bersama Zayden menatap langit mal

  • Romansa Valerio dan Briella   Bab 337

    Di bangsal umum, seorang wanita dengan wajah pucat tengah terbaring di tempat tidur. Wajahnya sangat pucat dan rambutnya yang panjang tergerai di atas bantal putih, membuatnya terlihat sangat menyedihkan. Para petugas medis yang melihat ini pun merasa kasihan.Seorang pria masuk ke dalam bangsal dan duduk di satu sisi ranjang. Briella membuka matanya dengan lelah dan air matanya bercucuran."Di mana anakku? Aku ingin melihatnya untuk terakhir kalinya."Klinton terlihat menyesal dan merapikan selimut Briella. "Anggap saja anak itu nggak pernah ada. Sekarang, kamu harus fokus pada pendidikanmu di luar negeri."Briella memejamkan mata dan air mata mengalir di pipi, terus membasahi bantal tanpa henti.Ini adalah anak dia dan Valerio. Sepertinya kepergian anak ini adalah sebuah tanda dari Tuhan untuknya.Ketika membuka matanya lagi, tidak ada kesedihan di mata Briella, hanya penyesalan untuk anak itu. Bagaimanapun, dia mengandung anak itu selama sembilan bulan. Briella pun telah mencurahkan

  • Romansa Valerio dan Briella   Bab 338

    "Bayi ini mirip Rio. Rio, kamu harus menamai bayi ini."Resti dan Herman dengan menjaga di samping tempat tidur kecil cucu perempuan mereka dan terlihat sangat gembira. Mereka menarik Valerio yang sedang berdiri di samping, lalu memintanya untuk memberi nama kepada bayi ini.Valerio berdiri di dekat ranjang bayi, memandangi bayi mungil yang tertidur di ranjang. Perasaan aneh muncul di dalam benaknya. Dia sangat yakin kalau ini adalah anak kandungnya.Dia berpikir sejenak, lalu mengatakan, "Kasih nama Queena saja. Itu berarti dia menjadi putri kita semua.""Baiklah. Kalau begitu kita panggil dia Queena." Resti tampak gembira dan mulai bermain dengan Queena, "Queena anak yang baik. Kamu adalah pertama Papa dan Mama. Tumbuh dengan sehat dan bahagia, ya."Valerio tidak bisa mengalihkan pandangannya dari bayi mungil itu. Sosok bayi itu sangat mirip dengannya, tetapi dia juga melihat kemiripan Davira di mata anak itu.Tanpa sadar, sosok Briella pun berkelebat di dalam pikirannya.Apa Briella

  • Romansa Valerio dan Briella   Bab 339

    Valerio mengira Briella pergi dengan kemauannya sendiri, tetapi ternyata masalah ini tidak sesederhana itu.Klinton menjawab, "Aku nggak melakukan apa pun kepadanya. Setelah mengantar Zayden kepadaku, nggak ada kabar dari Briella lagi. Menurut perkiraan awal, dia mungkin sudah pergi."Setelah mengatakan itu, Klinton melirik Zayden dan keduanya saling bertukar pandang, memberi isyarat diam."Dia baik-baik saja, kenapa tiba-tiba bisa meninggal? Apa kamu nggak menyelidikinya dengan jelas?"Valerio melangkah ke depan Klinton dan mencekiknya. Urat di leher Valerio pun menyembul dan tatapannya terlihat menakutkan.Klinton hampir saja kehilangan napas kalau Rieta tidak menghampiri dan menghentikan Valerio."Valerio, tenanglah! Jangan lupa kalau sekarang kamu sudah punya istri! Kenapa kamu masih memikirkan wanita itu. Bagus kalau dia mati."Begitu Rieta mengatakan ini, Zayden melingkarkan tangannya di sekitar kaki Rieta dan menarik ujung bajunya, ingin melawannya."Jangan mengatakan hal buruk

Latest chapter

  • Romansa Valerio dan Briella   Bab 583

    Kecurigaan tiba-tiba terlintas di benak Briella. Dia merasa bahwa kemunculan Elena yang tiba-tiba di depan rumahnya hari ini terlalu mendadak.Ketika Briella tengah memikirkan kemungkinan ini, Valerio tiba-tiba menelepon.Pria itu pasti baru bangun tidur. Suaranya sengau, terdengar rendah dan magnetis."Apa anak-anak sudah bangun?""Pak Valerio, bisakah Pak Valerio nggak memberi tahu siapa pun alamat tempat tinggalku seenaknya?""Apa maksudmu? Aneh sekali."Mendengar sikap Valerio, Briella memiliki tebakan sendiri di dalam benaknya.Seperti yang dia duga. Elena datang bukan untuk menjemput anak-anak, tetapi untuk menyatakan kedaulatannya.Terlalu samar untuk menganggapnya sebagai ancaman."Barusan Elena datang dan bilang kalau dia ingin menjeput anak-anak.""Anak-anak ikut dengannya?""Aku nggak kasih izin."Pria itu terdiam, tidak mengatakan apa-apa lagi.Kemudian, dia berkata, "Marco sudah dapat kamar terbaru terkait anak itu. Rumah sakit memang membawa anakmu pergi dan berbohong kep

  • Romansa Valerio dan Briella   Bab 582

    Briella kembali ke kursi kemudi dan menyesuaikan sudut kursi, baru menyalakan mobil untuk pulang.Setelah melakukan banyak hal semalaman, Zayden mengikuti Briella pulang dan masuk ke kamar tamu untuk tidur. Briella memandangi kedua kakak beradik yang tertidur lelap di atas tempat tidur. Kedua anak kecil ini benar-benar seperti malaikat, sangat pintar dan pandai bagaimana cara bersikap. Papa mereka memang suka main perempuan, tetapi sungguh sebuah keberuntungan yang luar biasa karena bisa menemukan wanita-wanita yang bisa melahirkan anak sesempurna mereka.Briella membantu mereka memakaikan selimut, lalu kembali ke tempat tidurnya.Dia tidur hingga pukul sepuluh keesokan harinya dan dibangunkan oleh suara bel pintu.Setelah mengan mengenakan sandal rumahan dan melewati kamar tamu, Briella tidak lupa membuka pintu kamar tamu untuk melihat Zayden dan Queena yang masih tertidur.Menutup pintu kamar tamu, Briella berjalan ke pintu depan dan melihat melalui mata kucing.Wanita yang berdiri d

  • Romansa Valerio dan Briella   Bab 581

    Briella berjalan keluar bersama Zayden dan masuk ke dalam mobil Nathan. Saat itu sudah pukul dua pagi.Nathan mengetuk pintu mobil Briella, memberi isyarat agar Briella keluar dan berbicara.Briella menatap Zayden. "Jangan keluar dari mobil. Tidur saja kalau kamu ngantuk."Zayden memelototi Nathan dan mendengus dingin, "Banyak sekali masalah pria itu."Briella membelai kepala Zayden. "Dia memang banyak masalah. Meskipun begitu, dia bukan orang jahat. Dia akan berguna dalam keadaan darurat."Zayden menunjukkan sikap posesifnya. "Kalau begitu Mama nggak boleh suka sama dia. Mama cuma boleh suka sama Papa saja."Briella tersenyum tidak berdaya. "Apa Papa nggak pernah bilang siapa Mama kamu?""Tentu saja Papa pernah bilang. Kamu."Briella hanya menganggapnya sebagai lelucon. "Nak, tidurlah di mobil. Setelah itu, kita akan pulang."Nathan merokok tidak jauh dari situ, mengembuskan kepulan asap putih di tengah dinginnya cuaca malam. Melihat Briella turun dari mobil dan berjalan mendekat, dia

  • Romansa Valerio dan Briella   Bab 580

    Nathan dan Zayden berhenti berdebat dan menatap Briella bersamaan. Keduanya sedikit takut saat melihat Briella marah.Erna memperhatikan Nathan. Siapa pun pasti bisa melihat kalau Nathan sangat menyukai Briella.Dia langsung bertanya pada Nathan, "Apa hubunganmu dengan Briella?""Aku mantan pacarnya."Erna kembali melanjutkan, "Lala sudah punya tunangan. Dia akan menikah dengan Klinton, tuan muda dari Keluarga Atmaja. Lebih baik kamu nggak berhubungan lagi dengannya setelah ini.""Kamu dan Klinton bertunangan?" Nathan berkata sambil menatap Briella, bertanya dengan nada serius."Dia itu rubah tua, apalagi adiknya, Davira. Apa kamu bisa hidup damai kalau menikah dengannya? Jangan menikah dengannya. Lebih baik bersamaku daripada bersamanya. Kamu mengerti?"Briella menjawab tanpa mengangkat matanya, "Kenapa aku harus menikah? Setelah menemukan anakku, aku akan baik-baik saja bahkan tanpa menikah.""Omong kosong apa yang kamu bicarakan!" Erna melanjutkan dengan kesal, "Apa maksudnya menemu

  • Romansa Valerio dan Briella   Bab 579

    Cahaya di mata Zayden sudah meredup. Neneknya tidak sadarkan diri sejak dia lahir, jadi neneknya belum pernah bertemu dengan Zayden. Wajar saja kalau dia tidak mengenali Zayden."Dia Zayden Dominic. Biarkan saja dia memanggilmu begitu." Briella tidak tega melihat kelopak mata Zayden yang terkulai dan kehilangan. "Bukannya kamu ingin aku punya anak? Kebetulan sekali ada yang memanggilmu nenek."Erna melihat Zayden, lalu bertanya pada Briella dengan ragu, "Katakan, apa dia benar-benar anakmu?""Bukan." Briella menunjukkan ekspresi bingung. "Ini anak atasanku. Aku diminta menjaganya.""Kalau itu bukan anakmu, kenapa nama belakangnya Dominic?" Nathan berjalan mendekat dan menunjuk ke arah kepala Briella. "Apa kepalamu ini benar-benar terbentur. Kenapa kamu masih nggak percaya?"Briella tiba-tiba memikirkan hal ini dan ternyata benar. Zayden punya nama belakang yang sama dengannya.Namun, tidak peduli seberapa banyak Briella memikirkannya, dia tidak ingat kalau dia punya seorang putra seusi

  • Romansa Valerio dan Briella   Bab 578

    Briella bisa merasakan ketidakbahagiaan Nathan. Kebencian Nathan kepada Rieta sama besarnya dengan rasa sayangnya kepada Rieta. Dia tidak bisa bertemu dengan ibu kandungnya lagi, mana mungkin dia tidak sedih?"Aku memang sakit. Hatiku yang sakit."Briella menutup mulutnya dan menatap punggung Nathan tanpa berkata apa-apa."Jadi aku teringat denganmu. Melihatmu bisa membuatku merasa lebih baik.""Aku bukan obat penghilang rasa sakit. Pergilah ke rumah sakit kalau kamu nggak sehat.""Kamu jauh lebih manjur dibandingkan dokter dan perawat rumah sakit. Apa kaki dan pinggang mereka sekecil milikmu? Daripada mencari mereka, lebih baik aku menemuimu."Sebelum Briella sempat mengatakan sesuatu, Zayden berteriak marah, "Dasar memalukan!"Briella menutup telinga Zayden. "Nathan, kamu boleh sedih, tapi tolong tunjukkan rasa hormat padaku. Ada anak kecil di dalam mobil. Apa kamu nggak bisa bersikap normal?""Normal, aku sangat normal. Aku nggak nangis dan membuat masalah, kenapa kamu bilang aku ng

  • Romansa Valerio dan Briella   Bab 577

    Nathan melihat bahwa Briella tidak terlihat berpura-pura. "Ayo. Aku akan mengantarmu menemui ibu asuhmu. Kalian bisa bernostalgia di jalan.""Tunggu dulu. Aku mau ganti baju.""Pergilah. Pakai jaket dan sekalian bawakan jaket untuk putramu."Kata Nathan sambil menarik Zayden ke dalam rangkulannya.Briella menatap Zayden dan hatinya gelisah. Lalu, dia memerintahkan, "Aku ambil baju dulu. Nggak akan lama."Melihat Briella berbalik dan masuk ke dalam kamar, pria itu mencubit wajah Zayden dan menggodanya."Kasihan sekali, ibumu sendiri nggak mengakuimu sebagai anaknya."Zayden menoleh dengan angkuh, lalu berkata sambil mengerutkan kening, "Jangan menyentuhku!"Nathan menimpali, "Sifatmu ini sama persis seperti Valerio.""Aku anak kandungnya, tentu saja sama sepertinya.""Sepertinya kamu sangat menyukainya. Nggak boleh begitu. Apa kamu sudah lupa bagaimana dia memperlakukan Mama mu? Kamu harusnya membencinya.""Jangan mengatakan sesuatu yang nggak kamu mengerti." Zayden mencibir, "Aku punya

  • Romansa Valerio dan Briella   Bab 576

    Briella menutup pintu untuk menghalangi pandangan kedua anak itu. Lalu, dia mengerutkan keningnya dengan tidak senang. "Nathan, apa yang kamu lakukan di sini?"Nathan bersandar di ambang pintu, wajahnya terlihat sedikit muram. Bahkan tercium bau alkohol dari napasnya. Entah karena kematian Rieta atau karena apa, tetapi pria itu tidak terlihat baik-baik saja."Sudah malam. Kamu pergi saja."Lelaki itu mengaitkan bibirnya, berkata sambil tersenyum sangat tipis, "Kenapa? Sekarang kamu akhirnya berani mengakui kalau kamu itu Briella?"Briella mengabaikannya dan menutup pintu untuk mengusir Nathan pergi.Tangan Nathan menghalangi pintu dan melambai ke arah Zayden yang berada di dalam, "Nak, kamu masih nggak kenal sama Om?"Briella menoleh ke belakang. "Zayden, bawa adikmu ke kamar.""Zayden, kamu sama saja dengan Mama mu, tidak mau mengakuiku. Bagaimanapun, dulu aku pernah menolong kalian berdua, tapi sekarang kalian jadi orang yang nggak tahu terima kasih."Briella menyadari sesuatu, lalu

  • Romansa Valerio dan Briella   Bab 575

    "Queena khawatir nggak akan bisa bertemu Tante lagi, hiks."Briella menepuk-nepuk punggung Queena, mencoba menenangkannya, "Jangan menangis. Itu tempat orang jahat ditempatkan. Tante nggak melakukan kesalahan, mana mungkin dikurung di sana?"Kepala Queena terbenam dalam pelukan Briella, terus menempel kepadanya. "Lalu siapa orang jahatnya?"Briella menjilat bibirnya dan berkata dengan ragu-ragu, "Tante nggak tahu siapa orang jahatnya. Yang Tante tahu, orang jahat pasti akan dihukum."Queena mengedipkan matanya yang berkaca-kaca dengan polos. "Tapi kata para pelayan, Nenek meninggal dan Mama yang membunuhnya."Zayden berkata dengan jengkel, "Dia bukan Mama mu. Dia memperlakukanmu dengan nggak baik dan mengajarimu hal buruk. Dia nggak pantas untuk menjadi seorang ibu."Queena mengerutkan kening dan berkata dengan cemas, "Mama Queena orang yang jahat. Apa orang lain juga akan menganggap Queena jahat?""Nggak akan." Zayden bersumpah, "Selama ada Kakak, nggak akan ada yang berani menyebutmu

Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status