Share

Bab 166

Davira terlihat terganggu dan meringkuk dalam pelukan Valerio.

"Rio, aku takut."

Valerio tidak mendorong Davira menjauh kali ini. Wajahnya tetap dingin dan tidak menunjukkan ekspresi apa pun. Dia mencengkeram pergelangan tangan Davira, sebagai sebuah isyarat kepada pers.

Itu menunjukkan kalau dia berada di pihak yang sama dengan Davira.

Ini adalah hal terakhir yang ingin dilihat oleh para wartawan. Mereka sudah diberi tugas. Kalau tidak bisa mendapatkan berita besar, jangan harap mereka masih bisa bekerja sebagai wartawan.

"Permisi, Pak Valerio. Ke mana wanita lain yang ada di ruangan ini?"

Pertanyaan itu mengena di hati Valerio. Pria itu terlihat seperti balok es yang memancarkan aura mencekam di sekelilingnya.

"Wanita yang mana?" Valerio mengangkat tangannya yang menggandeng tangan Davira tanpa ekspresi. "Di sini cuma ada aku dan tunanganku."

"Sepertinya nggak begitu. Bukankah Nona Davira ada di bangsal lain?"

"Tahu dari mana?" Valerio menanyai wartawan sok tahu itu.

"Ini ...." Repor
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status