Share

Bab 105

Penulis: Julio
last update Terakhir Diperbarui: 2024-01-14 18:00:00
"Nathan, maafkan aku karena merepotkanmu lagi hari ini."

Briella dan Nathan berjalan melewati halaman vila. Mobil Nathan diparkir di luar Galapagos, yang memang agak jauh dari vila. Mereka berjalan keluar dengan langkah pelan.

"Jangan bilang begitu. Kamu itu pacarku, jadi sudah jadi kewajibanku buat melindungimu."

"Lebih baik kita perjelas saja semuanya." Briella menangkupkan kedua tangannya dan berkata dengan tidak enak hati, "Terima kasih karena selalu memperlakukanku sebagai pacarmu. Kamu selalu menjagaku dengan baik, terutama terkait dukungan finansial untuk ibuku yang sakit. Tapi, karena semua inilah aku nggak bisa memperlakukanmu sebagai pacarku."

Nathan menghentikan langkah kakinya dan menatap Briella dengan raut wajah terkejut. Dia bertanya, "Kenapa bilang begitu?"

"Bagiku, dibandingkan dengan hubungan terkait perasaan, kamu adalah seorang penolong. Kalau masalah perasaan antara pria dan wanita, mungkin masih ada yang kurang dari kita untuk bisa mencapai hubungan itu."

Briella
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Romansa Valerio dan Briella   Bab 106

    "Muncul di depanku tanpa mengucapkan sepatah kata pun. Apa kamu hantu?""Heh." Suara pria itu rendah dan dalam. Dia mengangkat tangannya dan melingkarkannya di pinggang ramping Briella, mencubitnya dengan pelan "Kalau hantu, orang pertama yang akan kumakan pasti kamu."Pinggang Briella terasa geli. Dia menggerakkan pinggangnya mencoba menghindar dan merasa sedikit takut.Di dunia ini, hantu lebih berakal daripada manusia. Briella memang cukup takut pada Valerio. Sebenarnya, itu karena dia memang orang yang penakut, apalagi Briella merasakan sendiri kekejaman pria ini setelah hubungan keduanya berakhir. Mungkin rasa takut ini sudah mengakar di dalam hatinya dan menimbulkan trauma mendalam."Kamu nggak perlu jadi hantu buat memakanku. Aku orang yang pernah mati, apa lagi yang harus aku takuti?"Valerio mengaitkan bibirnya, lalu menggunakan tangannya untuk mengatur rambut Briella yang jatuh di sekitar telinganya. Dia bertanya dengan penuh minat. "Oh, setelah mati sekali, kamu jadi hantu m

    Terakhir Diperbarui : 2024-01-14
  • Romansa Valerio dan Briella   Bab 107

    Melihat emosi Davira yang tidak terkendali, Briella sedikit khawatir hal itu akan berdampak buruk pada Zayden. Jadi, dia menutupi mata Zayden dan mengatakan, "Nak, pergilah bermain di tempat lain sebentar. Mama akan menemuimu nanti.""Mama, kenapa Mama nggak tanya apa yang terjadi?"Zayden tidak terlihat takut sama sekali, malah terlihat berseri-seri dengan bangga, seperti seorang jenderal besar yang baru saja kembali dari pertempuran dan mendapatkan kemenangan penuh."Bagaimanapun juga, hal seperti mendorong seseorang untuk bunuh diri seharusnya nggak dilakukan oleh anak berusia lima tahun."Valerio memasang tampang muram, dingin dan tegas. Tubuh Zayden sedikit meringkuk, lalu senyum di wajahnya menghilang begitu saja.Zayden takut pada Valerio. Meskipun dia melakukan itu untuk pertahanan diri dan melindungi Mama nya, dia tetap merasa takut saat menghadapi pria yang serius dengan aura yang kuat."Mama, Tante yang marah-marah dulu. Karena itulah aku pergi ke kamarnya dan berdandan sepe

    Terakhir Diperbarui : 2024-01-15
  • Romansa Valerio dan Briella   Bab 108

    Meskipun dalam hati Zayden merasa tidak terima, tetapi dia masih tetap menuruti perintah Valerio. Dia melambaikan tangannya ke arah Briella, lalu mengatakan, "Mama, aku ke ruang kerja dulu, ya. Jaga diri Mama baik-baik."Hati Briella terasa sakit saat melihat tatapan sedih putranya. Namun, yang paling penting saat ini adalah menyelesaikan masalah, jadi dia membiarkan putranya pergi ke ruang kerja.Zayden meninggalkan kamar dan hanya menyisakan tiga orang saja di kamar ini.Tangan Davira mencengkeram sudut jendela dan tubuhnya sedikit gemetar, terlihat seperti ketakutan.Hanya saja, Zayden baru berusia lima tahun, kalaupun dia membuat masalah, mana mungkin sampai membuat Davira setakut ini?Jadi, Briella menduga dalam benaknya kalau ada unsur akting dalam reaksi Davira.Valerio melepas jas yang dia kenakan dan berjalan ke sisi jendela. Dia menyampirkan jas itu ke pundak Davira dan menariknya menjauh dari posisi berbahaya itu, baru melepaskannya."Rio, aku takut, jangan pergi."Davira be

    Terakhir Diperbarui : 2024-01-15
  • Romansa Valerio dan Briella   Bab 109

    Valerio ditinggal sendiri di kamar anak, berdiri dalam keheningan sambil memandang ke luar jendela, ke arah dahan-dahan pepohonan yang bergerak ke sana ke mari. Wajahnya yang tampan diliputi kelelahan.Orang yang membuatnya menjadi seperti ini adalah Briella.Namun, tidak peduli seberapa keras kepalanya Briella, Valerio tidak bisa melakukan apa pun kepadanya. Satu-satunya pikiran yang ada di benak Valerio saat ini adalah membuat Briella dan Zayden tetap tinggal di Galapagos. Bagaimanapun juga, anaknya masih ada di dalam kandungan Briella. Dengan melepaskannya, itu berarti Valerio memberikan kesempatan kepada anaknya untuk memanggil pria lain dengan sebutan papa.Tidak bisa! Dia tidak semurah hati itu dengan membiarkan hal itu terjadi."Om Valerio."Suara anak kecil yang sangat lembut terdengar dari ambang pintu. Valerio mengumpulkan kembali pikirannya yang kacau dan berbalik untuk melihat ke ambang pintu. Zayden menjulurkan kepala kecilnya, terlihat sedikit takut.Barusan, dia sudah me

    Terakhir Diperbarui : 2024-01-15
  • Romansa Valerio dan Briella   Bab 110

    "Mama mu ...."Valerio tiba-tiba teringat kembali pada sesuatu yang membuatnya bingung selama bersama dengan Briella lima tahun ini. Sekarang, dia sudah menemukan jawabannya dalam diri Zayden.Wanita ini bukan wanita mata duitan, dia hanya menyukai uang. Karena dengan uang, dia bisa menghidupi anaknya dan keluar dari kehidupan terpuruk mereka. Selain itu, wanita ini sudah berkorban banyak hal untuknya dan memberinya kenikmatan yang sangat luar biasa.Jadi, apa salahnya memberinya sebuah vila? Ini adalah sesuatu yang sangat pantas untuk Briella dapatkan.Namun, ini bukan waktu yang tepat untuk mengakhiri semuanya. Sejujurnya Valerio agak menyesal, tetapi masalahnya sudah berkembang sampai seperti ini. Karena Briella hamil, jadi Valerio harus membuat beberapa penyesuaian dan perubahan."Mama mu itu wanita yang melakukan pekerjaannya dengan sangat serius dan bertanggung jawab. Dia bukan cuma kerja biar dapat uang, tapi karena harus membesarkanmu. Kamu harus lebih pengertian. Meskipun ngga

    Terakhir Diperbarui : 2024-01-15
  • Romansa Valerio dan Briella   Bab 111

    Satu percikan kecil bisa memicu kobaran api, apalagi kalau percikan itu mengenai Valerio, yang bagaikan kayu bakar yang sudah lama mengering.Aneh rasanya. Dia hanya pernah meniduri dua wanita, satu Briella dan yang satunya lagi Davira. Dia pun hanya pernah tidur dengan Davira sekali, yaitu saat berada di kapal pesiar.Sekarang, Briella sudah berada dalam pelukannya. Sejak hubungan mereka berakhir, mereka tidak pernah melakukannya. Tidak ada wanita mana pun yang mendekati Valerio dan dia hanya terobsesi dengan Briella.Sial! Dia benar-benar terkena sihir Briella.Pria itu tidak berhenti bergerak. Tangannya terus bergerak turun, mengusap dan bergerak di antara tulang selangka Briella yang indah.Kemana pun tangannya menyentuh, kulit Briella yang pucat dan lembut memerah. Ciuman keduanya sangat panas, membuat tubuh Briella seperti terbakar dan memberikan reaksi memalukan.Salah satu telapak tangan Valerio menekan pinggang ramping Briella, seakan memberikan sentuhan sihir sampai membuat B

    Terakhir Diperbarui : 2024-01-16
  • Romansa Valerio dan Briella   Bab 112

    "Ini rumahku dan aku bebas menunjukkan hal apa pun yang aku inginkan. Kamu terlalu ngatur.""Waktuku sangat berharga dan aku cuma akan fokus pada apa yang jadi perhatianku. Aku terlalu ngatur? Tunanganmu saja ada di sini, atas dasar apa aku ngatur-ngatur?"Valerio mengaitkan bibirnya dan menunjukkan senyuman yang nyaris tidak terlihat di wajahnya. "Cemburu?""Nggak.""Jangan mengelak, Briella." Tangan Valerio yang hangat menyentuh titik di atas jantung Briella. "Jantungmu berdetak sekencang ini, tapi kamu masih bohong. Reaksi tubuh nggak akan pernah berbohong."Briella berusaha keras untuk menghindari topik ini. "Aku mau masuk buat lihat apakah Zayden sudah tidur.""Kamu juga mau, 'kan?" Valerio mencengkeram pergelangan tangan Briella dan menariknya kembali ke pelukannya."Mau apa?" Briella merasa kalau dia tidak bisa menang melawan Valerio. Dia pun tidak bisa menghindar, jadi terpaksa harus menerima siksaan Valerio."Menurutmu mau apa, hmm?"Briella bereaksi sedikit lebih lambat dan b

    Terakhir Diperbarui : 2024-01-16
  • Romansa Valerio dan Briella   Bab 113

    Reaksi fisik yang hampir tidak bisa dikendalikan ini membuat Briella terkejut dan tidak berdaya.Briella seharusnya menolak, tetapi dia tidak melakukannya.Valerio bergumam di telinganya dengan suara yang sangat lembut. Pada puncak gairah, pria itu memanggil nama Briella, membuat Briella memeluk pinggang pria itu dengan sangat erat. Saat tubuh keduanya melekat, Briella merasa kalau dia dan Valerio sudah jatuh sepenuhnya.Setelah percintaan panas mereka berakhir, Valerio menggendong Briella masuk ke dalam kamar mandi untuk membersihkan diri. Tubuh Briella penuh dengan memar, seolah-olah dia sudah hancur berantakan. Briella bahkan tidak ingin bergerak.Briella yang seperti ini malah memudahkan Valerio. Keduanya berendam sebentar di dalam bak mandi. Suhu airnya sedikit panas, membuat Briella sedikit mengantuk. Perasaan dilayani benar-benar sangat menyenangkan, terutama ketika dimanjakan oleh seorang Valerio yang seorang penuh kekayaan dan kemakmuran. Caranya memperlakukan Briella sangat m

    Terakhir Diperbarui : 2024-01-16

Bab terbaru

  • Romansa Valerio dan Briella   Bab 583

    Kecurigaan tiba-tiba terlintas di benak Briella. Dia merasa bahwa kemunculan Elena yang tiba-tiba di depan rumahnya hari ini terlalu mendadak.Ketika Briella tengah memikirkan kemungkinan ini, Valerio tiba-tiba menelepon.Pria itu pasti baru bangun tidur. Suaranya sengau, terdengar rendah dan magnetis."Apa anak-anak sudah bangun?""Pak Valerio, bisakah Pak Valerio nggak memberi tahu siapa pun alamat tempat tinggalku seenaknya?""Apa maksudmu? Aneh sekali."Mendengar sikap Valerio, Briella memiliki tebakan sendiri di dalam benaknya.Seperti yang dia duga. Elena datang bukan untuk menjemput anak-anak, tetapi untuk menyatakan kedaulatannya.Terlalu samar untuk menganggapnya sebagai ancaman."Barusan Elena datang dan bilang kalau dia ingin menjeput anak-anak.""Anak-anak ikut dengannya?""Aku nggak kasih izin."Pria itu terdiam, tidak mengatakan apa-apa lagi.Kemudian, dia berkata, "Marco sudah dapat kamar terbaru terkait anak itu. Rumah sakit memang membawa anakmu pergi dan berbohong kep

  • Romansa Valerio dan Briella   Bab 582

    Briella kembali ke kursi kemudi dan menyesuaikan sudut kursi, baru menyalakan mobil untuk pulang.Setelah melakukan banyak hal semalaman, Zayden mengikuti Briella pulang dan masuk ke kamar tamu untuk tidur. Briella memandangi kedua kakak beradik yang tertidur lelap di atas tempat tidur. Kedua anak kecil ini benar-benar seperti malaikat, sangat pintar dan pandai bagaimana cara bersikap. Papa mereka memang suka main perempuan, tetapi sungguh sebuah keberuntungan yang luar biasa karena bisa menemukan wanita-wanita yang bisa melahirkan anak sesempurna mereka.Briella membantu mereka memakaikan selimut, lalu kembali ke tempat tidurnya.Dia tidur hingga pukul sepuluh keesokan harinya dan dibangunkan oleh suara bel pintu.Setelah mengan mengenakan sandal rumahan dan melewati kamar tamu, Briella tidak lupa membuka pintu kamar tamu untuk melihat Zayden dan Queena yang masih tertidur.Menutup pintu kamar tamu, Briella berjalan ke pintu depan dan melihat melalui mata kucing.Wanita yang berdiri d

  • Romansa Valerio dan Briella   Bab 581

    Briella berjalan keluar bersama Zayden dan masuk ke dalam mobil Nathan. Saat itu sudah pukul dua pagi.Nathan mengetuk pintu mobil Briella, memberi isyarat agar Briella keluar dan berbicara.Briella menatap Zayden. "Jangan keluar dari mobil. Tidur saja kalau kamu ngantuk."Zayden memelototi Nathan dan mendengus dingin, "Banyak sekali masalah pria itu."Briella membelai kepala Zayden. "Dia memang banyak masalah. Meskipun begitu, dia bukan orang jahat. Dia akan berguna dalam keadaan darurat."Zayden menunjukkan sikap posesifnya. "Kalau begitu Mama nggak boleh suka sama dia. Mama cuma boleh suka sama Papa saja."Briella tersenyum tidak berdaya. "Apa Papa nggak pernah bilang siapa Mama kamu?""Tentu saja Papa pernah bilang. Kamu."Briella hanya menganggapnya sebagai lelucon. "Nak, tidurlah di mobil. Setelah itu, kita akan pulang."Nathan merokok tidak jauh dari situ, mengembuskan kepulan asap putih di tengah dinginnya cuaca malam. Melihat Briella turun dari mobil dan berjalan mendekat, dia

  • Romansa Valerio dan Briella   Bab 580

    Nathan dan Zayden berhenti berdebat dan menatap Briella bersamaan. Keduanya sedikit takut saat melihat Briella marah.Erna memperhatikan Nathan. Siapa pun pasti bisa melihat kalau Nathan sangat menyukai Briella.Dia langsung bertanya pada Nathan, "Apa hubunganmu dengan Briella?""Aku mantan pacarnya."Erna kembali melanjutkan, "Lala sudah punya tunangan. Dia akan menikah dengan Klinton, tuan muda dari Keluarga Atmaja. Lebih baik kamu nggak berhubungan lagi dengannya setelah ini.""Kamu dan Klinton bertunangan?" Nathan berkata sambil menatap Briella, bertanya dengan nada serius."Dia itu rubah tua, apalagi adiknya, Davira. Apa kamu bisa hidup damai kalau menikah dengannya? Jangan menikah dengannya. Lebih baik bersamaku daripada bersamanya. Kamu mengerti?"Briella menjawab tanpa mengangkat matanya, "Kenapa aku harus menikah? Setelah menemukan anakku, aku akan baik-baik saja bahkan tanpa menikah.""Omong kosong apa yang kamu bicarakan!" Erna melanjutkan dengan kesal, "Apa maksudnya menemu

  • Romansa Valerio dan Briella   Bab 579

    Cahaya di mata Zayden sudah meredup. Neneknya tidak sadarkan diri sejak dia lahir, jadi neneknya belum pernah bertemu dengan Zayden. Wajar saja kalau dia tidak mengenali Zayden."Dia Zayden Dominic. Biarkan saja dia memanggilmu begitu." Briella tidak tega melihat kelopak mata Zayden yang terkulai dan kehilangan. "Bukannya kamu ingin aku punya anak? Kebetulan sekali ada yang memanggilmu nenek."Erna melihat Zayden, lalu bertanya pada Briella dengan ragu, "Katakan, apa dia benar-benar anakmu?""Bukan." Briella menunjukkan ekspresi bingung. "Ini anak atasanku. Aku diminta menjaganya.""Kalau itu bukan anakmu, kenapa nama belakangnya Dominic?" Nathan berjalan mendekat dan menunjuk ke arah kepala Briella. "Apa kepalamu ini benar-benar terbentur. Kenapa kamu masih nggak percaya?"Briella tiba-tiba memikirkan hal ini dan ternyata benar. Zayden punya nama belakang yang sama dengannya.Namun, tidak peduli seberapa banyak Briella memikirkannya, dia tidak ingat kalau dia punya seorang putra seusi

  • Romansa Valerio dan Briella   Bab 578

    Briella bisa merasakan ketidakbahagiaan Nathan. Kebencian Nathan kepada Rieta sama besarnya dengan rasa sayangnya kepada Rieta. Dia tidak bisa bertemu dengan ibu kandungnya lagi, mana mungkin dia tidak sedih?"Aku memang sakit. Hatiku yang sakit."Briella menutup mulutnya dan menatap punggung Nathan tanpa berkata apa-apa."Jadi aku teringat denganmu. Melihatmu bisa membuatku merasa lebih baik.""Aku bukan obat penghilang rasa sakit. Pergilah ke rumah sakit kalau kamu nggak sehat.""Kamu jauh lebih manjur dibandingkan dokter dan perawat rumah sakit. Apa kaki dan pinggang mereka sekecil milikmu? Daripada mencari mereka, lebih baik aku menemuimu."Sebelum Briella sempat mengatakan sesuatu, Zayden berteriak marah, "Dasar memalukan!"Briella menutup telinga Zayden. "Nathan, kamu boleh sedih, tapi tolong tunjukkan rasa hormat padaku. Ada anak kecil di dalam mobil. Apa kamu nggak bisa bersikap normal?""Normal, aku sangat normal. Aku nggak nangis dan membuat masalah, kenapa kamu bilang aku ng

  • Romansa Valerio dan Briella   Bab 577

    Nathan melihat bahwa Briella tidak terlihat berpura-pura. "Ayo. Aku akan mengantarmu menemui ibu asuhmu. Kalian bisa bernostalgia di jalan.""Tunggu dulu. Aku mau ganti baju.""Pergilah. Pakai jaket dan sekalian bawakan jaket untuk putramu."Kata Nathan sambil menarik Zayden ke dalam rangkulannya.Briella menatap Zayden dan hatinya gelisah. Lalu, dia memerintahkan, "Aku ambil baju dulu. Nggak akan lama."Melihat Briella berbalik dan masuk ke dalam kamar, pria itu mencubit wajah Zayden dan menggodanya."Kasihan sekali, ibumu sendiri nggak mengakuimu sebagai anaknya."Zayden menoleh dengan angkuh, lalu berkata sambil mengerutkan kening, "Jangan menyentuhku!"Nathan menimpali, "Sifatmu ini sama persis seperti Valerio.""Aku anak kandungnya, tentu saja sama sepertinya.""Sepertinya kamu sangat menyukainya. Nggak boleh begitu. Apa kamu sudah lupa bagaimana dia memperlakukan Mama mu? Kamu harusnya membencinya.""Jangan mengatakan sesuatu yang nggak kamu mengerti." Zayden mencibir, "Aku punya

  • Romansa Valerio dan Briella   Bab 576

    Briella menutup pintu untuk menghalangi pandangan kedua anak itu. Lalu, dia mengerutkan keningnya dengan tidak senang. "Nathan, apa yang kamu lakukan di sini?"Nathan bersandar di ambang pintu, wajahnya terlihat sedikit muram. Bahkan tercium bau alkohol dari napasnya. Entah karena kematian Rieta atau karena apa, tetapi pria itu tidak terlihat baik-baik saja."Sudah malam. Kamu pergi saja."Lelaki itu mengaitkan bibirnya, berkata sambil tersenyum sangat tipis, "Kenapa? Sekarang kamu akhirnya berani mengakui kalau kamu itu Briella?"Briella mengabaikannya dan menutup pintu untuk mengusir Nathan pergi.Tangan Nathan menghalangi pintu dan melambai ke arah Zayden yang berada di dalam, "Nak, kamu masih nggak kenal sama Om?"Briella menoleh ke belakang. "Zayden, bawa adikmu ke kamar.""Zayden, kamu sama saja dengan Mama mu, tidak mau mengakuiku. Bagaimanapun, dulu aku pernah menolong kalian berdua, tapi sekarang kalian jadi orang yang nggak tahu terima kasih."Briella menyadari sesuatu, lalu

  • Romansa Valerio dan Briella   Bab 575

    "Queena khawatir nggak akan bisa bertemu Tante lagi, hiks."Briella menepuk-nepuk punggung Queena, mencoba menenangkannya, "Jangan menangis. Itu tempat orang jahat ditempatkan. Tante nggak melakukan kesalahan, mana mungkin dikurung di sana?"Kepala Queena terbenam dalam pelukan Briella, terus menempel kepadanya. "Lalu siapa orang jahatnya?"Briella menjilat bibirnya dan berkata dengan ragu-ragu, "Tante nggak tahu siapa orang jahatnya. Yang Tante tahu, orang jahat pasti akan dihukum."Queena mengedipkan matanya yang berkaca-kaca dengan polos. "Tapi kata para pelayan, Nenek meninggal dan Mama yang membunuhnya."Zayden berkata dengan jengkel, "Dia bukan Mama mu. Dia memperlakukanmu dengan nggak baik dan mengajarimu hal buruk. Dia nggak pantas untuk menjadi seorang ibu."Queena mengerutkan kening dan berkata dengan cemas, "Mama Queena orang yang jahat. Apa orang lain juga akan menganggap Queena jahat?""Nggak akan." Zayden bersumpah, "Selama ada Kakak, nggak akan ada yang berani menyebutmu

DMCA.com Protection Status