₰
Jiah sekarang dalam perjalanan ke taman Yeoido. Dia menyamar, mengenakan baju putih dengan jaket abu-abu dan celana jean hitam. Aksesoris yang melengkapi kacamata hitam, topi, syal dan masker putih.
Bagaimanapun Jiah seorang pabrik figure, ia harus menyamar untuk menyembunyikan idetintasnya. Tapi dengan penampilannya yang mencolok malah membuat orang-orang tertarik.
Apalagi cara Jiah berjalan. Langkah pelan—mengendap-endap, menengok ke kanan kiri layaknya seorang pencuri.
Rasa was-wasnya pada orang rumah sakit lebih tinggi dari pada paparazzi yang siap memotretnya. Karena Jiah baru saja berhasil melarikan diri dari rumah sakit, ia terlalu bosan dengan suasana rumah sakit yang ia rasakan selama ini.
Ia ingin pergi bermain keluar layaknya orang sehat, bermain ke taman menikmati es krim coklat sambil duduk di rumput hijau nan segar, mendengar lagu favorit dihawa yang sejuk dengan
Kepala panti asuhan mengajak mereka bertiga mengikuti piknik di kawasan air tejun yang berada dekat dari panti.Mereka bersama warga panti asuhan beramai-ramai ke sana. Sesampai di sana mereka disuguhi pemandangan cantik oleh alam. Airterjun dengan tinggi 22 meter, di dalam airterjun terdapat kolam artifsial—tempat yang sengaja dibuat untuk habitat belut tropis. Anak-anak sesampai di tempat langsung menyebar memenuhi tempat. Tempat ini tadi terlihat sepi tanpa mereka, tapi kini penuh dengan anak-anak yang bermain air dan bermain menangkap belut.Begitu banyak lampu-lampu neon yang terpajang di segala benda dan pohon. Jiyeon duduk di tikar sambil mengabadikan moment dengan kameranya. Ia mengambil gambar anak-anak yang bermain di air, mengambil gambar airterjun dan mengambil gambar lain.Seungjoo datang membawa dua botol jus. Ia duduk di sebelah Jiyeon, memberinya salah satu jus miliknya, Jiyeo
“Ashh!” umpat Hyena.“Gimana?” tanya Minsoo pada Hyena yang di sebelahnya.“Jaringan sibuk, oppa, eotteokhe~!” sahutnya panik.“Sebenarnya mereka ada di mana sekarang!?” kini Minsoo frustasi.Sudah 2 jam mereka berusaha menghubungi Taehyung, Jiyeon dan Seungjoo. Rumah sakit sedang kacau semenjak Jiah hilang dan tiba dengan keadaan kritis, ini akibat Jiah mengeluarkan tenaga sampai tubuhnya secara drastis drop, apalagi angin malam yang memperburuk kondisi tubuhnya.Ya, Jiah telah melanggar semua daftar pantangan penderita anemiaplasitik. Kini Jiah terbaring lemah di kamar ICU, dengan alat bantu napas dan berbagai jarum di tubuhnya, menunggu Taehyung datang untuk menghadiri pertemuan mendadak bertujuan merencanakan pengoperasian Jiah. Tapi ia belum juga datang.“Arghhh~” gerutu Minsoo.Berharap Taehyung mengangkat telpon.Tiba-tiba seorang pria
Klek! Suara gagang pintu membangunkan Jiyeon yang melamun. Semenjak diusir Taehyung dari ruangan, ia duduk di kursi—sebelah pintu, berdoa agar semuanya baik-baik saja. Menanti berita bagus dari mulut Taehyung, itu saja yang Jiyeon harapkan sebuah kabar baik.Taehyung keluar bersama dokter Han, ia juga melihat dokter Han membungkuk kemudian pergi meninggalkan mereka berdua. Taehyung tidak tau di sampingnya ada Jiyeon sampai Jiyeon berdiri menghadap Taehyung, Taehyung tidak terkejut, ia sudah tau kalau Jiyeon susah menyerah dan keras kepala.“Tentu saja kau tidak pergi setelahku usir,” sindirnya, “tapi tepat sekali kau ada di sini, jadi aku tidak perlu mencarimu,”“Apa persedir sudah memaafkan kita, dokter?”“Sudah aku tangani. Dan sekarang aku masih ada satu masalah lagi yang belum terselesaikan, kau, Park Jiyeon” ujarnya serius.Raut wajah Taehyung datar, tatapannya b
Road 20Keesokan harinya tim kerja Taehyung memeriksa ulang perlengkapan.Hari ini menambah alat operasi yang kurang, pengambilan barang mereka ambil di ruangan sterilisasi atau disebut central sterilization sampling department [CSSD]—di mana alat-alat kedokteran disimpan dan disterilisasikan.Jam 8 pagi semua persiapan telah lengkap. Saatnya tim kerja Taehyung masuk ke dalam ruangan operasi bersama sang pendonor, Junsu, yang terbaring pada brancard dorong.Minsoo— spesialis anestesi yang berperan memantau tanda-tanda vital selama pembedahan berlangsung, mendapat perintah oleh Seungjoo—yang berperan sebagai assistent pertama ahli onkologi medic yaitu spesialis darah, organ pembentuk darah dan penyakitnya, untuk membius Junsu.Minsoo menyuntikan obat bius ke dalam IV line— mesin yang digunakan membius pasien dengan cara dihirup, pembiusan yang di lakukan oleh Minsoo sering disebut anestesi
Dokter Kim—‘Doraemon, kau ada di mana?’13:45Suster Park—‘Di taman ; ;;’13:46Dokter Kim—‘Tetap di sana!’13:46Jiyeon memasukan ponselnya kembali ke dalam sakunya. Sisi lain, Seungjoo menguatkan hatinya untuk menyatakan perasaannya pada Jiyeon.Tepat saat Jiyeon membuka jus kalengnya, mulai meminum jusnya dan usai menelan jus, Seungjoo bersumpah pada dirinya menjadi pemberani. Tidak akan mengulur-ngulur waktu lagi.Usai minum Jiyeon beranjak dari bangku taman berdiri menghadap Seungjoo, “Dokter Lee, saya pamit duluan,”“Pergi ke mana, biar aku antar,”“Tidak usah repot-repot, dokter Kim mencari saya,”“Kau tunggu saja di sini,”“Tidak, sa
Lampu pada ruang operasi menyala. Menandakan operasi segera mulai. Tanggung jawab Jiyeon sebagai assisten ketiga atau perawat instrumen sudah ia laksanakan. Meliputi menata alat bedah di meja mayo.Usai mencuci tangan Taehyung memasuki ruang operasi. Kali ini Jiyeon membantu Taehyung menggunakan jubah. Jiyeon memegang bagian dalam jubah lalu menarik lengan jubah ke atas kemudian mengaitkan tali di pinggang dan di leher.Tak bisa dipungkiri Taehyung malu mengingat kejadian di mana dia dan Jiyeon berada di tangga darurat.Taehyung berharap rasa malunya akan segera hilang seiring waktu operasi berjalan.Setelah melengkapi seragam lantas Taehyung berjalan menuju tempatnya. Sebelumnya Hyena—yang sekarang berperan ganda sebagai perawat sirkuler—alias asissten Seungjoo sekaligus berperan sebagai perawat anestesi mendampingi Minsoo, yang sudah memeriksa kelengkapan alat operasi-meli
Boongi~ Boongi~ Bongin~ !Ponsel milik Junsu berdering di meja samping ranjang Jiah. Posel itu berada di ruangan Jiah semenjak Junsu membanting ponselnya, pergi meninggalkan Jiah setelah bertengkar hebat dengannya.Suara ponsel milik Junsu mengganggu tidur Jiah.Berdering tanpa henti, membangunkan Jiah yang tertidur selama 2 hari sejak operasinya selesai. Jiah sedikit demi sedikit membuka matanya, pandangan matanya belum sepenuhnya fokus, hanya menangkap buram dan juga sedikit gelap.Jiah mencoba mengatur matanya agar fokus meskipun terasa pusing di kepala, menusuk-nusuk hidung dan mata. Sementara itu ponsel milik Junsu masih berdering.Sungguh Jiah tak tahan dengan suara berisik ponsel itu, membuatnya jengkel bahkan didalam hatinya Jiah mengutuk ponsel itu. Ingin melempar keluar jauh dari ruangan.Dipagi hari Jiah tersiksa oleh gangguan dari ponsel ditambah luka bekas jah
Diwaktu yang sama Taehyung tertidur dalam ruangan kerjanya. Dalam dua hari Taehyung melakukan konfersi pers. Karena pasiennya adalah seorang public figure, maka Taehyung perlu mengumumkan kondisi Jiah terbaru dan menjawab pertanyaan dari berbagai wartawan.Tak hanya ocehan wartawan yang haus akan informasi, cahaya kamera menghujani Taehyung hingga kedua matanya merah—lelah.Bila dibanding-bandingkan mereka seratus kali melelahkan daripada melakukan operasi. Dan lebih menyebalkan daripada Jiyeon.Taehyung memilih menghadapi Jiyeon yang bisa dibentak daripada wartawan. Bila Taehyung menyemburkan amarahnya kepada mereka, mereka berbalik menyembur Taehyung bahkan mereka bisa mempublikasikan sikap tercela Taehyung.Disisi lain Taehyung bersyukur, Jiyeon berbeda dengan mereka dan sayang mereka bukan Jiyeon.Tanpa Taehyung sadari, para wartawan mengingat