Road 10
Ruangan laboratorium nampak Taehyung, Seungjoo sedang berbincang dengan Junsu. Junsu secara resmi telah melakukan uji kecocokan dengan tulang sumsum milik Jiah. Jiah tak mengetahui ini, Junsu sengaja merahasiakannya sebab ia tau bahwa Jiah akan menolak pertolongan Junsu karena tidak mau membuat Junsu kerepotan sampai mendonorkan tulang sumsum.
“Kita tunggu beberapa minggu, setelah hasilnya muncul, kita langsung jadwalkan opersinya.” Jelas Seungjoo serius.
“Semoga saja cocok, Tuhan,” doannya.
“Kau yakin tidak akan memberitau Jiah?” ucap Taehyung.
“Tidak, lebih baik seperti ini, kalau dia tau aku mencoba mendonorkan tulang sumsumku dia akan marah, yang terburuk dia akan merasa bersalah ketika hasilnya tidak cocok. Pasti dia terbebani karena berpikir telah membuatku repot-repot harus mengetest kecocokan,” jelas Junsu.
“Sebenarnya aku tidak setuju kau dengan Jiah,”
1 minggu berlalu, tempat kerja Seungjoo pindah seruangan dengan Taehyung dan Jiyeon. Taehyung tak keberatan dengan usul presedir yang memindah tempat kerja Seungjoo, dengan begitu komunikasi dan pekerjaan mereka akan effesien.Seungjoo sibuk menata barang-barangnya sementara itu Taehyung dan Jiyeon masih berolahraga naik turun tangga darurat. Jiyeon bertambah sedikit kuat dalam satu minggu terakhir ini.Biasanya putaran pertama dia sudah menyerah, dibandingkan sekarang, satu setengah putaran Jiyeon memilih merangkak di tangga sesekali istirahat mengisi ulang tenaga sebentar disaat tenaganya habis lalu kembali merangkak lagi setelah badannya siap.Jiyeon tak bisa berhenti kagum dengan daya tahan tubuh Taehyung. Taehyung sama sekali tak kelelahan sampai garis akhir.Digaris akhir Jiyeon menggeletakan tubuhnya di atas rumput sambil memandangi langit yang biru nan gelap, ia menghirup mentah-mentah oksigen hingga memenuhi paru-parunya lalu ia hembuskan semua s
Taehyung masuk ruang kerjanya. Taehyung meletakkan kantung plastik berisi camilan di mejanya.Ia beniat melanjutkan perkerjaan yang ia tunda. Ia duduk dan tangannya sudah sibuk mengetik huruf pada keyboard, belum ada beberapa menit sudah ia bosan dengan aktivitasnya. Entah tiba-tiba saja dia bosan seketika padahal tadi dia terbakar semangat.Taehyung berhenti melakukan pekerjaan yang sebenarnya bisa ia kerjakan besok. Taehyung merebahkan punggungnya pada kursi, matanya tak sengaja melihat tempat kerja Jiyeon yang kosong tanpa pemiliknya, "Ch, Doraemon!" dan komentar itu keluar dari mulutnya.Seketika pikiran Taehyung buyar hanya dengan mengingat Jiyeon. Taehyung menopang kepala dengan dua tangan menutup wajahnya, ia berusaha menenangkan dirinya.Ia benar-benar frustrasi mengingat Jiyeon tiba-tiba dadanya bisa sesak, "Arghhhh!" dengusnya frustrasi, "Kenapa, sih!!" umpatnya.Tiba-tiba Taehyung mengingat kejadian sewaktu Jiyeon mabuk.
“Terimakasih nona Park,” ungkap sang professor.“Bukan hal yang besar, saya siap dipanggil kapan saja,” jawab Jiyeon lalu ia memberikan senyuman simpul.Professor menepuk lengan Jiyeon pelan. Isyarat bahwa ia bangga dengan murid didiknya. Tak butuh waktu lama Jiyeon mampu menyelesaikan sekolah, menuntun ilmu kedokteran. Murid seperti Jiyeon tentu saja membuatnya dipandang sebagai pencetak bintang besar.“Saya duluan, prof,” Jiyeon pamit, sang professor memberi jawaban dengan senyuman tanda mengiyakan.Jiyeon berjalan menjauh dari ruangan bedah. Ia melepas semua atribut operasi yang ia pakai. Kini hanya memakai pakaian kerja biasa.Ketika ia berada taman yang ada sebuah kolam dan air mancur, ponselnya berdering. Ia buka ponselnya, nama adiknya terlihat di layar. Jiyeon pun duduk di tepi kolam itu.‘Unnie, kau sedang apa?’ tanya adiknya yang di telepon.
Tepat di daerah Yeoido, rumah makan keluarga. Jiyeon bersama ayah dan ibunya tengah menikmati makanan.Jiyeon sangat lahap memakan mie pesanannya. Masakan China merupakan masakan favoritnya.Orangtuanya sibuk saling berbincang sedangkan Jiyeon fokus memakan makanannya.Sang ibu pun memperhatikan anaknya yang terlihat tidak pernah makan selama beberapa hari.“Jiyeon, makan pelan-pelan,” tegur sang ibu.Sebelum menjawab teguran sang ibu, Jiyeon meminum tehnya untuk menghilangkan seret yang mengganjal di lehernya.“Aku perlu makan banyak ibu, pekerjaanku semakin berat, setiap pagi aku harus olahraga deng
Road 155 Mei Hari anak-anak nasional di Negara Korea Selatan. Yayasan Gyonghee—milik keluarga Taehyung selalu melakukan bakti sosial pada hari anak-anak. Taehyung untuk pertama kalinya berpartisipasi mengikuti acara bakti sosial mewakili keluargannya, selaku pendiri yayasan tersebut.Sojung bersama perdana mentri—orang tua Jiah, juga ikut berpatisipasi mengikuti acara yayasan Gyonghee, karena pedana mentri pemegang saham tertinggi.Terdapat 10 mobil box berisi 300 unit sepasang sepatu berserta mainan dan perlengkapan sekolah hasil terkumpulnya sumbangan dari masyarakat siap diantar.Tujuan mobil box ini berbeda-beda, yaitu; Seoul, Busan, Daegu, Incheon, Gwangju, Daejon, Ulsan dan khususnya Jeju dengan 3 mobil box.Mobil box yang menuju Jeju terbagi 3 jurusan. Jeju city(kota), Shin-jeju dan Seogwipo-si.Taehyung bersama Seungjoo dan Jiyeon berada perjalan menuju ke pelabuhan menuju pulau Jeju, tepatnya mere
₰Jiah sekarang dalam perjalanan ke taman Yeoido. Dia menyamar, mengenakan baju putih dengan jaket abu-abu dan celana jean hitam. Aksesoris yang melengkapi kacamata hitam, topi, syal dan masker putih.Bagaimanapun Jiah seorang pabrik figure, ia harus menyamar untuk menyembunyikan idetintasnya. Tapi dengan penampilannya yang mencolok malah membuat orang-orang tertarik.Apalagi cara Jiah berjalan. Langkah pelan—mengendap-endap, menengok ke kanan kiri layaknya seorang pencuri.Rasa was-wasnya pada orang rumah sakit lebih tinggi dari pada paparazzi yang siap memotretnya. Karena Jiah baru saja berhasil melarikan diri dari rumah sakit, ia terlalu bosan dengan suasana rumah sakit yang ia rasakan selama ini.Ia ingin pergi bermain keluar layaknya orang sehat, bermain ke taman menikmati es krim coklat sambil duduk di rumput hijau nan segar, mendengar lagu favorit dihawa yang sejuk dengan
Kepala panti asuhan mengajak mereka bertiga mengikuti piknik di kawasan air tejun yang berada dekat dari panti.Mereka bersama warga panti asuhan beramai-ramai ke sana. Sesampai di sana mereka disuguhi pemandangan cantik oleh alam. Airterjun dengan tinggi 22 meter, di dalam airterjun terdapat kolam artifsial—tempat yang sengaja dibuat untuk habitat belut tropis. Anak-anak sesampai di tempat langsung menyebar memenuhi tempat. Tempat ini tadi terlihat sepi tanpa mereka, tapi kini penuh dengan anak-anak yang bermain air dan bermain menangkap belut.Begitu banyak lampu-lampu neon yang terpajang di segala benda dan pohon. Jiyeon duduk di tikar sambil mengabadikan moment dengan kameranya. Ia mengambil gambar anak-anak yang bermain di air, mengambil gambar airterjun dan mengambil gambar lain.Seungjoo datang membawa dua botol jus. Ia duduk di sebelah Jiyeon, memberinya salah satu jus miliknya, Jiyeo
“Ashh!” umpat Hyena.“Gimana?” tanya Minsoo pada Hyena yang di sebelahnya.“Jaringan sibuk, oppa, eotteokhe~!” sahutnya panik.“Sebenarnya mereka ada di mana sekarang!?” kini Minsoo frustasi.Sudah 2 jam mereka berusaha menghubungi Taehyung, Jiyeon dan Seungjoo. Rumah sakit sedang kacau semenjak Jiah hilang dan tiba dengan keadaan kritis, ini akibat Jiah mengeluarkan tenaga sampai tubuhnya secara drastis drop, apalagi angin malam yang memperburuk kondisi tubuhnya.Ya, Jiah telah melanggar semua daftar pantangan penderita anemiaplasitik. Kini Jiah terbaring lemah di kamar ICU, dengan alat bantu napas dan berbagai jarum di tubuhnya, menunggu Taehyung datang untuk menghadiri pertemuan mendadak bertujuan merencanakan pengoperasian Jiah. Tapi ia belum juga datang.“Arghhh~” gerutu Minsoo.Berharap Taehyung mengangkat telpon.Tiba-tiba seorang pria