Share

Bab 653

Penulis: Kacang Merah
"Terus? Kamu jawab apa?" tanya Reina.

"Aku bilang aja, 'Kakak ipar, bukannya kemarin kamu marahin aku dan nyuruh aku nggak temenan sama Reina? Sekarang aku nggak bisa hubungin dia lagi, nomornya udah kublokir sih.'"

Reina mengangguk, "Ya, jawabanmu bagus banget."

"Iyalah, aku nggak bodoh. Lagian dia polos banget sih. Masa minta orang lain tarik balik uang yang udah diinvestasiin? Mana mungkin?"

"Anggap aja itu pelajaran buat dia."

Alana tahu kalau para saudaranya ini tidak menghargainya. Kalau begitu, kenapa dia harus memikirkan nasib mereka?

"Ngomong-ngomong, Nana, Kakek Jacob mau ngomong sama kamu."

"Oke."

Reina langsung setuju.

Begitu Tuan Besar Jacob menerima ponsel Alana, dia langsung bicara intinya tanpa basa-basi.

"Reina, Kakek dengar kamu mau jadi ketua Komite Orangtua Murid?"

Semua ibu di TK Riko tahu tentang persaingan Reina dan Melisha untuk posisi Komite Orangtua Murid. Tuan Besar Jacob juga mendengar hal ini dari para temannya.

Tuan Besar Jacob sangat memperhatikan semua t
Bab Terkunci
Lanjutkan Membaca di GoodNovel
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terkait

  • Rindu Membuat Sang Triliuner Jatuh Sakit   Bab 654

    Tidak berapa lama, Reina mengeluarkan pengumuman akan regulasi baru dalam penerimaan siswa baru, pengaturan tempat parkir dan urusan administrasi lainnya.Melisha tahu Reina memang ingin balas dendam padanya!Dia mengirim pesan pada Reina, "Bagaimanapun, Tommy itu cicit tertua Keluarga Sunandar. Kamu boleh melakukan sesuatu ke aku, tapi kalau kamu menyentuh Tommy, Keluarga Sunandar pasti nggak akan tinggal diam."Reina merasa pesan Melisha agak konyol, dia pun membalasnya."Waktu kamu ngapa-ngapain anakku, kenapa kamu nggak ingat kalau dia juga Keluarga Sunandar?"Sekarang Melisha jadi takut, dia khawatir Tommy akan dijauhi teman sekelasnya."Reina, gimana juga kamu itu tante Tommy, jangan bikin semua orang malu."Reina hanya membaca pesan Melisha dan tidak membalasnya.Waktu Melisha menindas orang lain, dia tidak takut dipermalukan?Dari dulu Reina sudah bilang, dia akan membalas siapa pun yang berani menindas putranya ratusan kali lipat.Selain itu, ketika seorang anak melakukan kesa

  • Rindu Membuat Sang Triliuner Jatuh Sakit   Bab 655

    Saat ini, di Vila Magenta.Reina menatap ponselnya dan mengingat rupa Treya terakhir kali berjumpa. Waktu itu Treya terlihat sangat marah, wajahnya pucat pasi dan mencengkeram perutnya erat-erat sampai tubuhnya gemetar.Jadi ... itu bukan akting semata?Lagipula kalau terus-terusan memakai alasan sakit kanker untuk bebas tuntutan, pasti akan ketahuan.Setelah meyakinkan diri, Reina memutuskan untuk pergi ke rumah sakit dan memeriksa situasi Treya.Di rumah sakit.Reina tidak sengaja bertemu Jovan yang kebetulan juga ada di rumah sakit.Meski Reina memakai masker, bekas luka di sisi kanan wajahnya tetap terlihat jelas."Kakak ipar."Karena Jovan pernah menolong urusan Riko, Reina tidak lagi bersikap begitu dingin. Tapi ... bukan berarti Reina bersikap terlalu ramah, dia cuma mengangguk kecil, "Ya."Setelah menjawab dengan sopan, Reina kembali menjaga jarak dengan bergegas ke kamar rawat di lantai atas.Jovan yang bingung pun bertanya pada asisten di sampingnya, "Apa dia sakit?"Asisten

  • Rindu Membuat Sang Triliuner Jatuh Sakit   Bab 656

    Treya tertegun, dia merasa ada maksud tersembunyi dibalik perkataan Reina, jadi dia bertanya, "Apa maksudmu?""Apa kecelakaan mobil ayahku ada hubungannya denganmu?" tanya Reina.Tatapan Treya terlihat panik, "Sembarangan aja ngomong!"Respons Treya membuat hati Reina mati rasa.Reina tidak lanjut bertanya.Treya yang merasa tertuduh pun merasa bersalah dan kembali menambahkan, "Apa ada hal lain lagi di surat wasiat pribadi ayahmu?"Saat Reina mendengar pertanyaan ini, sosok Treya di matanya sungguh terasa seperti orang asing. Bukankah wanita di hadapannya ini adalah ibu kandung dan istri sah ayahnya?"Menurutmu?" Reina tidak menjawab dan malah balik bertanya.Ekspresi wajah Treya agak berubah, dia meraih pergelangan tangan Reina dan berkata, "Cepat kasih lihat aku surat wasiatnya!"Reina menarik tangannya dan menjawab, "Jangan khawatir, aku akan mengumumkannya ke publik di pengadilan nanti."Dalam surat wasiat, ayahnya cuma menulis kalau Diego ternyata gagal menjalankan bisnis, Reina

  • Rindu Membuat Sang Triliuner Jatuh Sakit   Bab 657

    Di dalam kamar rawat rumah sakit.Tidak lama setelah Reina pergi, perut Treya terasa begitu sakit. Waktu Syena masuk, dia mencium bau busuk di dalam kamar Treya.Treya menatap Syena dengan malu dan berkata, "Syena, tolong panggil suster. Aku sudah nggak tahan, jadi terpaksa BAB di kasur."Akhirnya Syena tahu dari mana bau busuk ini berasal."Ya ampun Bu, sudah tua masa nggak bisa ngontrol sih?""Maaf, Ibu nggak sengaja. Ini karena penyakitku ... Syena, kamu ... nggak jijik 'kan sama Ibu?"Di hadapan Syena, Treya bersikap sangat rendah hati.Syena tahu meski Treya sudah memberikan semua uang untuk Keluarga Yunandar, Treya masih punya rencana cadangan dan ayahnya belum memiliki hak milik seutuhnya atas semua uang itu.Syena juga berharap setelah Treya meninggal, simpanan kecil Treya akan diwariskan padanya, itu sebabnya Syena masih pura-pura peduli, "Bu, mana mungkin aku jijik sama Ibu? Aku 'kan putri kandungmu. Barusan aku kaget karena nggak tahu sekarang aku harus apa di situasi ini."

  • Rindu Membuat Sang Triliuner Jatuh Sakit   Bab 658

    Morgan terlihat tenang saat mendengar perkataan Diego. "Kita harus menghormati pilihan kakakmu."Sekarang ini Diego ingin sekali rasanya menculik Reina dan langsung menikahkannya dengan Morgan."Kak Morgan tahu nggak waktu dulu Kak Reina nikah sama Maxime, si Maxime itu bukan cuma nggak ngebantuin keluarga kami yang kesusahan, dia bahkan menyerang kami dan membuat perusahaan kami bangkrut."Sampai sekarang Diego masih tidak berpikiran bahwa kejatuhan Keluarga Andara disebabkan olehnya.Dia lupa kalau dulu Treya sering pergi ke Keluarga Sunandar untuk minta uang dan dia sendiri sudah menyerahkan perusahaan dan warisan ayahnya pada orang lain."Jangan khawatir, ke depannya aku pasti bakal bantu kamu," ucap Morgan.Diego mengangguk sungguh-sungguh dan terlihat sangat terharu.Diego bertekad akan melakukan pekerjaannya dengan baik dan memperlihatkan kehebatannya pada supaya orang-orang yang meremehkannya!...Di sisi lain, Syena sangat marah saat teleponnya ditutup.Anak laki-laki Treya sa

  • Rindu Membuat Sang Triliuner Jatuh Sakit   Bab 659

    Treya berjalan sendirian kembali ke kamarnya dan kedua suster tadi bergosip di belakangnya, "Kasihan sekali ya dia? Sudah sakit parah, suami dan anak laki-lakinya nggak pernah datang. Anak perempuannya cuma kadang-kadang aja datang menjenguk, itu pun cuma jenguk bentar terus pergi lagi.""Ya, kamu lihat nggak putrinya yang dandan cantik itu kelihatan jijik banget waktu lihat ibunya BAB di kasur tadi.""Jadi orang kaya nggak selalu bagus."Perkataan suster dan ucapan Syena tadi terus bergema di benak Treya.Treya langsung marah, "Sembarangan aja ngomong! Kalian tahu nggak suamiku itu cinta banget sama aku! Anak laki-lakiku juga sibuk! Anak perempuanku juga sayang banget sama aku, buktinya dia datang tiap hari buat jenguk aku.""Kalian iri, 'kan!"Para suster langsung tutup mulut dan tidak berani berkata apa-apa lagi.Treya kembali berbaring di ranjangnya. Perkataan suster dan ucapan Syena tadi masih terus menggema di benaknya."Jorok banget deh, masa BAB di kasur? Ayah tahu nggak aku ha

  • Rindu Membuat Sang Triliuner Jatuh Sakit   Bab 660

    Dia menyesal sudah meninggalkan pria yang begitu mencintainya demi sesuatu yang Treya pikir adalah sebuah cinta."Anthony, kamu pasti benci banget 'kan sama aku?"Treya menyeka air matanya dan menghibur dirinya sendiri. Tanu sangat sibuk, Syena juga sibuk dan tidak bisa menjaganya sepanjang hari.Treya pun membuka ponselnya. Entah mengapa, sebuah kebetulan aneh terjadi. Tangannya membuka grup obrolan keluarganya yang dulu. Grup itu hanya berisi mereka berempat: Anthony, Treya sendiri, Reina dan Diego.Di grup itu bahkan masih tersimpan pesan yang pernah Anthony kirimkan sebelum dia meninggal, "Sayang, lihat. Aku pakai jas begini buat datang ke pernikahan anak kita, ganteng nggak?"Reina menjawab, "Ayah ganteng banget!"Treya menjawab, "Jelek."Anthony pun menjawab, "Ya sudah aku ganti sama jas yang lain deh, aku mau kasih kamu kejutan."Ini adalah pesan terakhir Anthony di grup.Treya terus menggeser ke atas dan entah mengapa dia malah membuka pesan pribadinya dengan Reina.Sejak Reina

  • Rindu Membuat Sang Triliuner Jatuh Sakit   Bab 661

    Reina tidak menolak lagi. Dia berbaring di kasur sambil melihat ke langit-langit dan mulai menggumam. Entah sedang bicara dengan Maxime atau dirinya sendiri."Aku masih nggak ngerti kenapa dia benci banget sama aku.""Dulu kupikir dia itu nggak suka sama anak perempuan, kukira dia wanita berdarah dingin, tapi tahu nggak hari ini aku lihat apa?""Jelas-jelas dia begitu kesakitan, tapi dia rela nahan sakit buat nganterin tas Syena. Dia bahkan pura-pura nggak dengar Syena yang ternyata benci sama dia.""Dia bisa begitu rendah diri, ini bukan Treya yang kukenal."Maxime menggenggam erat tangan Reina dan berkata, "Kamu punya aku."Reina menatap Maxime dan bertanya, "Kamu sudah nggak marah?""Sudah boleh impas?" tanya Maxime."Impas apanya?""Aku 'kan sudah bersikap dingin sama kamu selama tiga tahun dan kamu sudah pergi sama anak-anak selama lima tahun. Kita impas?" tanya Maxime.Reina tercekat, tenggorokannya sepertinya tersumbat bola kapas. Lalu Reina ... memeluknya.Tubuh Maxime menegang

Bab terbaru

  • Rindu Membuat Sang Triliuner Jatuh Sakit   Bab 2222

    Maxime menginstruksikan pengawalnya, "Jangan biarkan dia tidur malam ini. Tentu saja, kalian harus bersikap lembut padanya, jangan lupa panggil dokter buat periksa keadaannya. Aku nggak mau dia sampai mati."Maxime mengatakan bahwa dia akan membuat hidup Morgan lebih buruk daripada kematian, dia akan memastikan bahwa Morgan tetap hidup.Kematian akan terlalu murah untuk Morgan. Selain itu, dia kembaran Maxime sendiri, jadi dia tidak akan membiarkan Morgan mati begitu saja....Keesokan harinya, Reina terbangun oleh dering telepon.Dia tidak membuka matanya, mengusap-usap telepon dengan lelah.Maxime mengulurkan tangannya yang panjang dan mengambilnya terlebih dahulu sambil berkata, "Ini ponselku, Ibu telepon.""Oh."Maxime mengangkat telepon dan mendengar suara cemas Joanna di sisi lain telepon, "Max, adikmu hilang. Kenapa aku nggak bisa menemukannya?"Suara ini tidak pelan dan Reina bisa mendengar apa yang dikatakan Joanna. Dia langsung menatap Maxime.Dia tahu ini pasti ulah Maxime.

  • Rindu Membuat Sang Triliuner Jatuh Sakit   Bab 2221

    "Ayo pulang." Reina berdiri.Maxime meraih tangan Reina. "Aku mau lihat lukamu."Reina membeku.Berpikir bahwa Maxime sudah tahu, dia tidak mengelak dan memperlihatkan luka di lehernya.Karena dibungkus kain kasa, Maxime tidak melihat bagian dalamnya."Aku nggak apa-apa," kata Reina."Ayo ke rumah sakit." Maxime sedikit khawatir dan dia tidak berani membuka kain kasa Reina dengan asal.Reina tidak ingin pergi, tetapi sikap Maxime begitu memaksa, jadi dia tetap mengikutinya ke rumah sakit.Di dalam rumah sakit, dokter membuka kain kasa Reina, memperlihatkan luka sepanjang jari di sana.Lukanya sangat dalam, seharusnya itu bukan luka ringan.Mata Maxime sedikit menyipit. "Dalam sekali lukanya. Kenapa menyembunyikannya dariku?""Ini sudah nggak apa-apa kok," jawab Reina.Jemari Maxime sedikit gemetar saat menyentuh leher Reina. "Jangan menyembunyikan apa pun lagi dariku, ya?"Suaranya sedikit serak.Reina mengangguk lagi. "Ya, aku mengerti."Lagi-lagi dia menjawab dengan ekspresi tidak pe

  • Rindu Membuat Sang Triliuner Jatuh Sakit   Bab 2220

    Maxime keras kepala, membuat Reina sedikit tidak berdaya. "Nggak perlu, sungguh. Kalau kamu di sini, gimana aku bisa kerja?""Bagaimana kalau aku kerja sama kamu?" Maxime menambahkan.Reina tidak tahu harus berkata apa lagi saat Maxime begitu serius, tidak terlihat seperti berbohong."Kalau begitu kamu bisa tetap di sini hari ini." Pada akhirnya, Reina terpaksa harus berkompromi.Maxime menyuruh seseorang untuk membawa dokumen-dokumen yang harus dikerjakan.Asisten Reina sedikit ragu. Bagaimanapun juga, Maxime adalah orang luar.Reina berkata kepadanya, "Nggak apa-apa, suamiku nggak sejahat itu sampai ingin mengambil alih properti keluargaku."Perusahaan Maxime sendiri tidak kalah dengan perusahaannya.Keduanya juga punya empat anak laki-laki. Ketika mereka meninggal kelak, bukankah harta mereka akan menjadi milik anak-anak mereka?Keempat anak itu adalah putra Maxime, jadi dia tidak perlu sampai berbuat seperti itu.Selain itu, Maxime orang yang sangat berprinsip, mana mungkin dia men

  • Rindu Membuat Sang Triliuner Jatuh Sakit   Bab 2219

    Entah sudah berapa lama, Maxime meminta sopir mengemudikan mobilnya ke Grup Yinandar.Jika benar seperti yang dikatakan Morgan, bahwa hal seperti itu menimpa Reina, apa yang harus dia lakukan agar bisa menghiburnya?Tidak lama kemudian, mobil tiba di lantai bawah Grup Yinandar.Maxime keluar dari mobil dan berjalan menuju bagian dalam perusahaan.Orang-orang di Grup Yinandar tentu saja mengenal Maxime. Ketika melihatnya, mereka langsung mengantarnya ke kantor Reina.Kantor presdir.Reina sedang bekerja ketika asistennya mengetuk pintu. "Bu Reina, Pak Maxime datang."Dia mengangkat kepalanya dan melihat ke arah pintu.Maxime mengenakan setelan jas dan memiliki bentuk tubuh yang tegap. Namun, saat ini wajahnya terlihat sedikit lelah."Kenapa kamu ke sini?" Reina agak terkejut, di jam-jam seperti ini, bukankah seharusnya dia berada di tempat kerja?Setelah asisten pergi dan menutup pintu, Maxime berjalan lurus ke arah Reina."Nana." Matanya dalam, ada emosi kompleks yang tersembunyi di da

  • Rindu Membuat Sang Triliuner Jatuh Sakit   Bab 2218

    Maxime menopang dagunya dengan satu tangan dan menatapnya dengan tatapan dingin. "Reina nggak bilang apa-apa, karena itulah aku bawa kamu ke sini. Katakan, apa yang kamu lakukan padanya kemarin malam?"Ekspresi Morgan langsung berubah ketika mendengar ini."Aku tahu kalau Nana bukan orang yang suka menyebarkan berita."Dia menarik napas dalam-dalam. "Apa aku boleh bicara sambil duduk?"Maxime menoleh ke pengawalnya, yang dengan cepat memindahkan kursi untuk Morgan.Morgan duduk dengan pandangan tajam."Tadi malam aku sama Nana melakukan sesuatu yang seharusnya terjadi sejak dulu."Sesuatu yang seharusnya terjadi sejak dulu?Maxime mengerutkan kening. "Terus terang saja, apa yang terjadi sebenarnya."Dia tidak suka dengan pernyataan bodoh itu."Hal-hal yang berhubungan dengan suami istri!" kata Morgan.Detik berikutnya, Maxime bangkit dan menendang tepat di jantungnya."Braak!" Dengan gebrakan keras, Morgan jatuh tersungkur ke lantai. Tangannya menutupi dadanya, napasnya terengah-engah.

  • Rindu Membuat Sang Triliuner Jatuh Sakit   Bab 2217

    Detik berikutnya, Reina membuka matanya dan bertemu dengan tatapan Maxime yang penuh perhatian.Dia buru-buru meraih tangan Maxime. "Kenapa belum tidur?""Nggak bisa tidur, jadi nggak tidur lagi," jawab Maxime."Ya, tutup matamu dan tidur lagi. Besok kamu masih harus kerja," kata Reina.Maxime mengangguk, tetapi tidak melepaskan pelukannya.Dia bertanya dengan ragu-ragu, "Sepertinya kamu belum nyenyak sejak kembali dari tempat Sisil. Apa terjadi sesuatu di sana?"Reina membeku, tetapi kembali tenang dengan cepat."Memangnya apa yang bisa terjadi? Aku cuma nggak bisa tidur kalau bukan di kamar sendiri, jadi kurang tidur."Melihat Reina terus berbohong dan tidak mau mengatakannya, Maxime memutuskan untuk tidak melanjutkan masalah ini.Besok dia akan menemui Morgan dan menanyakan langsung kepada Morgan apa yang terjadi.Keesokan harinya.Reina terbangun dari tidurnya dengan perasaan yang jauh lebih baik dan sudah tidak terlalu mengantuk lagi.Mungkin karena dipeluk oleh Maxime, jadi dia t

  • Rindu Membuat Sang Triliuner Jatuh Sakit   Bab 2216

    Mungkin terlalu mengantuk, Reina langsung tertidur setelah berbaring.Dia tidak tahu bahwa Maxime masih belum tertidur.Maxime perlahan membuka matanya setelah mendengar suara napas teratur Reina.Cahaya di dalam kamar membuatnya bisa melihat garis-garis wajah Reina. Maxime menatapnya dengan penuh rasa ingin tahu, tatapannya tertuju pada lehernya.Reina sudah mandi dan berganti pakaian. Dia mengenakan pakaian yang menutupi bagian lehernya.Itu bukan baju tidur ....Maxime awalnya bertanya-tanya, mungkin saja syal itu yang jadi masalah. Sekarang, dia merasa bahwa Reina mengenakan syal untuk menghalangi sesuatu di lehernya.Tangannya terulur, berusaha untuk mencari tahu.Reina tertidur pulas.Gerakan Maxime ringan, cukup lembut untuk menurunkan kerah bajunya. Dia melihat sekilas bahwa ternyata ada kain kasa yang menutupi leher Reina. Dia samar-samar bisa melihat sedikit warna merah terang keluar dari kain kasa tersebut.Reina merasa lehernya gatal, jadi dia bergerak.Maxime segera menari

  • Rindu Membuat Sang Triliuner Jatuh Sakit   Bab 2215

    Mata Maxime menyipit saat mendengar Reina mengatakan itu.Matanya memperhatikan syal di leher Reina. "Baru?"Reina mengangguk. "Hmm.""Kamu sudah di kamar, jadi nggak dingin, lepas saja." Maxime menambahkan, sambil mengulurkan tangannya.Reina langsung bersandar mundur ke belakang. "Nggak apa. Aku masih kedinginan, jadi lebih baik pakai saja."Tangan Maxime yang terangkat membeku di udara, lalu dia menariknya kembali."Baiklah, nggak usah dilepas kalau kamu nggak mau."Kekhawatiran di hati Reina akhirnya menghilang.Dia memaksa dirinya untuk bangun walau masih mengantuk. "Aku agak lapar, ayo kita makan.""Ya."Reina berjalan melewati pandangan Maxime dan pergi menuju ruang makan di lantai bawah.Maxime hanya mengamatinya, merasa bahwa Reina menyembunyikan sesuatu darinya.Kenapa Reina tidak mengizinkannya melepas syal itu?Maxime tidak mengerti.Reina tiba di ruang makan di lantai bawah, di mana koki telah menyiapkan makanan dan membawanya ke meja makan.Dia juga memanggil anak-anak un

  • Rindu Membuat Sang Triliuner Jatuh Sakit   Bab 2214

    "Kenapa bawa aku ke sini?" tanya Reina.Maxime tidak menjawab, meraih tangannya dan berjalan ke depan.Reina dituntun olehnya ke dalam tempat bermain. Sejauh mata memandang, ada tempat permainan."Kamu?""Ngajak kamu main game," jawab Maxime.Reina sedikit terdiam. "Ekki benar, kamu cemburu."Maxime menunduk, mulutnya tertutup wajahnya begitu bangga."Aku nggak cemburu. Aku tahu kalian cuma teman biasa." Dia melanjutkan, "Bukannya barusan kamu bilang jarang main game? Kebetulan hari ini aku senggang, jadi aku bakal nemenin kamu."Saat mengatakan itu, dia menarik Reina ke depan sebuah mesin lempar koin.Sebelum Reina duduk, petugas membawa sekantong besar koin permainan dan meletakkannya di sampingnya."Nona bos, silakan main sampai puas."Reina tidak bisa berkata-kata saat melihat sekantong besar koin yang disodorkan kepadanya.Bukankah bermain game lempar koin agar bisa mendapatkan koin?Maxime memberinya begitu banyak koin, lalu dari mana tantangan jika memainkan game ini?"Katakan,

Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status