Share

Bab 1772

Penulis: Kacang Merah
Melisha masih berpura-pura baik dan membujuk, "Nana jangan khawatir, kami nggak akan mempersulitmu. Kami pasti akan bekerja sama dengan baik dengan Grup Yinandar."

Reina langsung berdiri, "Nggak usah bertele-tele, kalau kalian mau mengajukan tuntutan hukum padaku, silakan."

Saat hendak pergi, Reina menoleh menatap mereka berdua.

"Departemen hukum Grup Yinandar akan menghubungi kalian."

Setelah itu tanpa mengucapkan sepatah kata pun, Reina langsung pergi tanpa menoleh ke belakang.

Di ruang rapat, Aarav dan Melisha terlihat sangat kesal.

Awalnya mereka pikir kalau mereka menakuti Reina, Reina akan berkompromi, tidak disangka Reina akan begitu tangguh.

"Ayah, terus sekarang kita harus apa?"

"Ya kita bisa gimana lagi? Kontrak ini nggak berlaku kok." Aarav mengepalkan tangannya dan menggebrak meja.

Dulu dia pikir tanpa ada kehadiran Liane, mereka akan bisa dengan mudah menipu Reina, ternyata semuanya tidak sesederhana itu.

"Bukannya kita bisa menuntut dia?" tanya Melisha.

Aarav memelototiny
Bab Terkunci
Lanjutkan Membaca di GoodNovel
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terkait

  • Rindu Membuat Sang Triliuner Jatuh Sakit   Bab 1773

    Riki tampak bingung dan menarik lengan baju Riko.Riko memberinya tatapan meyakinkan.Mungkin karena kembar, mereka punya hubungan spiritual. Riki membaca sesuatu di mata Riko, lalu menatap Rendy."Om Rendy, aku juga mau."Rendy tidak menyangka segalanya begitu mudah. Dia pun tersenyum lebar."Oke, bawa kedua adikmu sekalian ya.""Nggak usah, adikku masih terlalu kecil untuk makan makanan dingin." Riko langsung menolak.Rendy mengerutkan kening, "Nggak apa-apa, bukannya mereka sudah berumur lebih dari satu tahun?""Masih nggak boleh." Riko berkata dengan wajah serius, "Nanti mama nyalahin kami kalau ngasih mereka makan es krim."Riko tahu Rendy tidak punya niat baik, jadi dia berpura-pura tidak mau pergi, "Kalau kamu ngotot minta adikku ikut, aku minta ijin mama dulu. Kalau mama setuju kita baru boleh bawa mereka.""Ah, nggak usah!" Rendy yang terlalu bersemangat hampir saja membuka kedoknya. Dia langsung menutup mulutnya, "Ya sudah kalian aja yang ikut aku. Mereka memang masih terlalu

  • Rindu Membuat Sang Triliuner Jatuh Sakit   Bab 1774

    Rendy bergegas kembali dengan membawa banyak tisu dan menyerahkannya pada Riko dengan jijik."Nih tisunya, jangan lama-lama ya. Habis itu kita makan es krim.""I ... yaa ...." Riko sepertinya sedang mengejan, lalu berkata, "Oke."Riko mengulurkan tangan untuk mengambilnya.Rendy tiba-tiba merasa tangannya sudah menyentuh sesuatu.Riko langsung memekik, "Oh Om Rendy, maaf! Aku nggak sengaja! Tanganmu jadi kena kotoranku deh."Meski Rendy bukan orang yang menderita mysophobia yang parah, dia tidak terbiasa dengan hal-hal kotor seperti itu sejak kecil.Dia langsung melompat! Menyingkirkan kotoran itu dari tangannya!"Ah!" Rendy langsung berteriak dengan sangat jijik.Riko menahan tawa.Riki menutup mulutnya."Huhuhuhu Om Rendy marah ya sama aku? Maaf, aku benar-benar nggak sengaja." Riko pura-pura minta maaf.Rendy hampir menangis, tetapi dia tidak bisa kehilangan kesabarannya di depan kedua anak itu."Hei, lain kali hati-hati dong! Cepat bersihkan!"Rendy pergi ke mobil, sepertinya dia i

  • Rindu Membuat Sang Triliuner Jatuh Sakit   Bab 1775

    "Brak!" Terdengar suara keras.Tubuh Rendy jatuh ke dalam got di pinggir jalan.Untung mobil Rendy cukup bagus. Meski menabrak tembok, Riko dan Riki selamat dan tidak terluka sedikit pun.Namun Rendy sangat menderita, samar-samar dia bisa melihat cairan keluar dari selangkangannya."Om Rendy ... nggak apa-apa?" Senyuman licik terlihat di wajah tampan Riko, tapi ucapannya penuh perhatian.Rendy bukan hanya ketakutan, dia juga merasa kakinya yang dulu patah dan sudah sembuh, sekarang patah lagi.Keributan ini menarik perhatian para pelayan dan satpam di vila.Satpam langsung menghampiri dan melihat rupa Rendy yang memalukan.Rendy, seorang tuan muda begitu ketakutan sampai kencing di celana?Ya ampun!Untung saja mereka semua bisa bersikap profesional. Mereka menahan tawa dan berlari menghampiri Rendy, "Tuan Rendy, Anda baik-baik saja?"Rendy mengernyit menahan sakit dan keringat membasahi dahinya. Dia melihat ke para satpam yang datang dan berteriak, "Kalian buta ya! Memang aku kelihata

  • Rindu Membuat Sang Triliuner Jatuh Sakit   Bab 1776

    Saat Riki melihat kakaknya mengaku, dia takut Maxime akan menghukum mereka, jadi dia langsung memohon belas kasihan, "Maaf Pa, kami nggak akan ulangi lagi. Jangan salahkan kakak. "Maxime menatap si kembar dengan santai."Kalian nggak perlu minta maaf sama sekali."Kedua anak itu tercengang."Yang kalian lakukan sudah benar. Saat orang lain mau menindasmu, kamu harus melawan. Tapi ..." Maxime terdiam sesaat lalu berkata, "Pertama, kalian masih terlalu kecil. Kalau kalian ketemu hal kayak gitu, harusnya langsung lapor ke aku. Kedua, kalian itu masih terlalu ceroboh dalam bertindak, orang lain bisa melihat maksud kalian."Riko hanya bisa mengangguk, "Kamu benar, kami kurang matang memikirkannya.""Lain kali hati-hati," ucap Maxime.Kedua anak itu serentak mengangguk.Kepercayaan mereka terhadap Maxime kini sudah meningkat ke tingkat yang lebih tinggi.Maxime melihat si kembar yang seperti versi mini dirinya, lalu bertanya, "Memangnya Rendy mau ngapain kalian?"Riko menggeleng, "Sebenarny

  • Rindu Membuat Sang Triliuner Jatuh Sakit   Bab 1777

    "Melisha, maaf, ini semua salahku." Rendy duduk di kursi roda dan keluar dari kamarnya.Melisha kembali menatapnya.Kali ini Rendy merasa sangat bersalah. Sebagai seorang suami dan ayah, dia tidak dapat membantu istri dan anaknya.Melisha sangat membenci Rendy, tapi dia tidak menunjukkannya."Kenapa kamu keluar?" Melisha menghampiri Rendy."Kamu nggak balik-balik ke kamar sih, jadi aku keluar, takut terjadi sesuatu padamu," jawab Rendy.Setelah itu, Rendy meraih tangan Melisha, "Melisha, kayaknya kita harus menyerah.""Hah? Menyerah apa?"Kata 'menyerah' membuat Melisha kembali mengernyit."Sekarang kita sudah punya semua yang kita inginkan. Nggak perlu lah rebutan sama Maxime dan yang lain. Lagian Grup Rajawali 'kan memang dibangun Maxime. Kita 'kan punya warisan dari kakek, cukuplah."Sebagai keluarga kaya, Keluarga Sunandar tentu tidak bergantung pada satu perusahaan saja.Tuan Besar Latief punya banyak uang dan berbagai koneksi.Ekspresi Melisha terlihat dingin, "Kenapa sih kamu ng

  • Rindu Membuat Sang Triliuner Jatuh Sakit   Bab 1778

    "Hahh, aku benar-benar nggak nyangka kamu bakal jadi kayak gini."Kata-kata Melisha mengandung banyak maksud tersembunyi.Dia masih ingat cara Marshanda memamerkan kekuatannya di depan Reina."Marshanda, kamu masih ingat nggak ucapanmu di depan teman-teman Reina dan Maxime, juga di depan wartawan? Bukannya kamu bilang kamu mau merebut Maxime kembali?"Wajah Marshanda langsung memucat."A, aku salah. Aku nggak berani berpikir atau bicara sembarangan lagi."Setelah itu, Marshanda menatap Melisha dengan penuh harap, "Nona Melisha, tolong bantu aku, aku cuma mau hidup kayak orang normal."Melisha sangat kecewa pada Marshanda dan berbalik untuk pergi."Nona Melisha!" Marshanda menyusul Melisha.Melisha berbalik dan membentaknya, "Jangan ikuti aku, atau aku akan kasih kamu pelajaran!"Langkah kaki Marshanda terhenti.Saat Melisha pergi dari rumah Marshanda, perasaannya makin nggak karuan.Kalau Marshanda masih punya semangat juang, dia masih bisa membantu, tapi sekarang sepertinya wanita itu

  • Rindu Membuat Sang Triliuner Jatuh Sakit   Bab 1779

    Maxime langsung menolak permintaan Marshanda.Tapi Marshanda menolak, "Maxime, cuma ini permintaanku. Aku nggak mau yang lain."Maxime terkekeh."Harusnya kamu tahu meski kita pacaran, kamu nggak akan dapat apa-apa. Aku sama sekali nggak suka sama kamu dan kamu nggak mungkin bisa jadi istriku."Maxime menjelaskan semuanya dengan jelas.Maxime pikir Marshanda akan menyerah, tapi tiba-tiba dia berkata, "Nggak masalah, aku nggak mau apa pun. Aku cuma mau jadi pacarmu selama satu tahun.""Maksudmu, kamu cuma mau status?" tanya Maxime.Marshanda mengangguk sungguh-sungguh.Maxime pun menyetujuinya.Begitu Maxime setuju, orang pertama yang Marshanda beri tahu adalah Reina.Dia tahu Reina menyukai Maxime."Nana, kamu tahu nggak? Maxime ngaku dia suka sama aku, jadi sekarang kami pacaran, senang banget deh! Kamu ikut senang, 'kan?"Sampai saat ini, Marshanda masih ingat wajah pucat Reina hari itu.Itu adalah pertama dan satu-satunya saat di mana Marshanda bisa mengalahkan Reina dan mendapat se

  • Rindu Membuat Sang Triliuner Jatuh Sakit   Bab 1780

    Di rumah Keluarga Tambolo.Setelah Tuan Besar Jacob tahu Riko akan pergi ke rumah nenek Reina, dia menyuruh orang menyiapkan segala sesuatunya."Riko, sampai di sana ingat ya buat telepon Kakek. Kalau nggak, Kakek kangen nanti."Riko mengangguk dengan patuh, "Jangan khawatir, Kakek buyut."Tuan Besar Jacob menatap Riko dengan tatapan tidak rela.Keesokan harinya, dia sendiri yang mengantar Riko ke bandara.Di dalam bandara.Liane, Reina dan Riki semuanya sudah datang.Tuan Besar Jacob juga bicara dengan Liane, baru setelah itu dia pulang.Liane menatap punggung Tuan Besar Jacob itu dan menghela napas, "Tuan Besar Jacob sayang banget ya sama Riko.""Ya."Tuan Besar Jacob sangat baik pada Riko, sama seperti cicitnya sendiri. Sekarang Riko sampai punya banyak aset Keluarga Tambolo."Di usia setua ini, dia pasti sangat ingin punya cicit sendiri," ucap Liane.Dulu sebelum menemukan Reina, Liane juga merasa sangat iri ketika melihat orang lain seusianya sudah punya cucu.Terkadang, dia sampa

Bab terbaru

  • Rindu Membuat Sang Triliuner Jatuh Sakit   Bab 2297

    Entah kebetulan atau tidak, Jess yang saat itu berada jauh di Kota Simaliki juga bermimpi.Dalam mimpi itu, dia benar-benar menikah dengan Morgan dan memiliki seorang anak.Ketika terbangun dari mimpi itu, entah kenapa hati Jess terasa kosong. Dia tidak tahu kenapa ada emosi rumit di dalam hatinya.Dia menoleh ke samping, melihat seorang anak kecil yang sedang tidur di sampingnya.Di sisi anak itu ada suaminya, Erik.Wajah pria itu terlihat tampan saat tidur. Saat sinar matahari menyinarinya, dia terlihat makin memukau.Sudut mulut Jess tanpa sadar terangkat. Dia mengulurkan tangan dan menyentuh putranya yang menggemaskan, sebelum meletakkan tangannya di sisi wajah Erik dan menyentuhnya.Erik merasakan sentuhan di wajahnya. Dengan mata terpejam, dia mengangkat tangannya dan meraih tangan Jess, menariknya ke pelukannya."Tanganmu dingin? Sini aku hangatkan." Dia bahkan tidak membuka matanya dan apa yang dia lakukan tampak natural.Jess memperhatikan tindakannya dan hatinya menjadi hanga

  • Rindu Membuat Sang Triliuner Jatuh Sakit   Bab 2296

    Mata sipit Maxime sedikit menyipit. "Apa itu?"Sulit untuk menyembunyikan ketegangan di wajah Morgan."Itu cuma koran. Aku bosan dan mau mengisi waktu luang. Jangan diambil, ya?"Melihat raut wajahnya, Maxime tahu bahwa itu jelas bukan koran biasa.Maxime kembali menepis Morgan, berjalan dengan cepat untuk mengambil koran itu.Maxime membukanya dan isinya penuh dengan informasi tentang Jess.Morgan menerjang ke arah Maxime, seolah-olah rahasianya telah terbongkar.Namun, dengan kondisi fisiknya saat ini, Maxime bisa menghindar dengan mudah.Suara Morgan terdengar serak, "Kembalikan, ini milikku!"Maxime menatapnya dengan acuh."Sepertinya kamu lebih peduli sama asistenmu itu daripada Nana."Morgan tersipu malu."Apa kamu bercanda? Siapa juga yang suka sama dia. Aku nggak tertarik sedikit pun sama dia."Dia masih bersikap keras kepala.Maxime bisa melihatnya. Aktingnya benar-benar sangat kentara."Kalau begitu akan aku bawakan koran lain biar kamu bisa baca."Setelah mengatakan itu, Max

  • Rindu Membuat Sang Triliuner Jatuh Sakit   Bab 2295

    "Sekarang, semuanya sudah jelas, jadi mulai sekarang kamu nggak perlu menjagaku lagi. Aku baik-baik saja," kata Reina.Namun, Maxime menggelengkan kepalanya. "Nggak, sekarang aku nggak terbiasa."Dia mengikuti Reina setiap hari, jadi tidak terbiasa jika harus terpisah darinya.Reina tidak berdaya ketika melihat ini."Baiklah, tapi kamu harus berubah secara perlahan."Terus menempel pada orang lain juga cukup merepotkan.Dia juga menginginkan waktu untuk dirinya sendiri.Maxime mengiakan, "Ya, terserah kamu saja."Keesokan harinya.Maxime benar-benar tidak mengikuti Reina ke tempat kerja. Dia mengutus seseorang untuk menjaganya, sementara dia sendiri kembali ke IM Group untuk bekerja.Ketika Gaby dan Sisil mengetahui bahwa Maxime telah kembali ke IM Group, mereka semua terlihat terkejut."Kenapa Pak Maxime tiba-tiba berubah pikiran?" Gaby terkejut.Sisil berbisik, "Bos, apa kalian bertengkar?"Reina menggelengkan kepalanya. "Nggak kok, hubungan kami baik-baik saja. Aku mencoba bicara ba

  • Rindu Membuat Sang Triliuner Jatuh Sakit   Bab 2294

    Reina tidak mengerti apa yang terjadi dengan Maxime, kenapa dia terus mengungkit-ungkit soal kegagalannya dalam melindunginya?"Sudah kubilang, kejadian itu bukan apa-apa, bukankah cuma leherku yang terluka? Itu semua sudah berlalu," kata Reina tanpa daya.Ketika Maxime mendengar kata-katanya, sekelebat keterkejutan melintas di matanya.Mendengar apa yang dikatakan Reina, dia menyadari bahwa dia sepertinya sudah salah paham."Nana, kamu cuma terluka di bagian leher, nggak ada yang lain?" tanya Maxime.Reina mengangguk. "Ya, memangnya apa lagi?"Maxime menyadari bahwa dia dipermainkan oleh Morgan.Pantas saja, jika hal seperti itu terjadi kepada Reina, kenapa dia masih begitu santai dan tidak terbebani?Sebelumnya, dia mengira Reina menyembunyikan semuanya karena kenyataan itu terlalu sulit untuk diterima.Saat ini, melihat perubahan ekspresi di wajah Maxime, Reina tersentak mengerti."Jangan bilang kamu mengira aku dilecehkan sama Morgan?" katanya dengan pelan.Sudut mulut Maxime berke

  • Rindu Membuat Sang Triliuner Jatuh Sakit   Bab 2293

    "Oh, kalau begitu dia cukup beruntung, bisa menikah sama pria baik-baik," kata penjaga itu sambil mengeluarkan sebuah apel, lalu menggigitnya.Morgan terdiam dan tidak mengatakan apa-apa.Dia terus membuka kertas di depannya, yang sebagian besar menceritakan bagaimana Jess dan Erik jatuh cinta.Simpul di tenggorokan Morgan bergulir sedikit saat dia menunjuk Jess dan berkata, "Pria yang dulu dia sukai itu aku."Penjaga sedang memakan apel dan hampir tersedak saat mendengar kata-katanya."Ehem. Lalu, kenapa dia bisa nikah sama orang lain?"Mendengar kata-kata itu, dada Morgan terasa sesak dan dia tidak bisa menjawab pertanyaannya.Ya, bagaimana bisa wanita yang sangat jelas-jelas begitu mencintainya bisa menikah dengan orang lain?"Aku nggak tahu, tapi itu karena seleranya buruk."Penjaga itu berdecak, "Belum tentu, Erik itu pewaris Keluarga Casco, sementara kamu sekarang ...."Dia menggelengkan kepalanya sambil melangkah pergi.Morgan tinggal sendirian di dalam kamar dan batuknya makin

  • Rindu Membuat Sang Triliuner Jatuh Sakit   Bab 2292

    Suasana di dalam mobil sangat hening, membuat sopir merasa sedikit tidak nyaman.Namun, tepat pada saat itu, ponsel Maxime berdering.Dia mengangkat ponselnya dan mengerutkan kening."Ya?" Dia sengaja mengecilkan suaranya agar Reina yang tertidur di sampingnya tidak terganggu.Pria di seberang sana berkata, "Bos, Morgan ingin bicara denganmu."Maxime melirik Reina, matanya terpejam seolah-olah dia tertidur."Berikan kepadanya.""Ya."Tidak butuh waktu lama sampai panggilan itu berganti dan suara Morgan yang agak lemah terdengar, "Ehem, Kak, berapa lama lagi kamu akan menahanku di sini?"Mendengar itu, Maxime mengeluarkan tawa pelan."Ini baru setahun dan kamu sudah nggak sanggup?"Morgan tidak mengatakan apa-apa.Maxime melanjutkan, "Karena aku mengirimmu ke sana, aku nggak berniat membawamu kembali."Satu kalimat itu seperti memberi Morgan hukuman mati.Mata Morgan langsung memerah."Apa kamu bercanda? Uhuk ... uhuk ... uhuk. Aku nggak bisa bertahan lebih lama lagi sekarang," katanya.

  • Rindu Membuat Sang Triliuner Jatuh Sakit   Bab 2291

    Keduanya bercanda selama beberapa saat sebelum Reina menutup telepon.Melihat bahwa waktu pulang kerja hampir tiba, Reina berencana mengajak Sisil dan yang lainnya berbelanja dan makan bersama. Namun, dia tidak menyangka Maxime akan bangun dan menghampirinya."Nana, ayo pulang ke rumah."Saat mengatakan itu, matanya berbinar-binar.Selama setahun ini, Maxime sudah betah di Grup Yinandar dan tidak mau pindah.Reina sangat tertekan. "Aku mau jalan-jalan, kamu pulang saja dulu.""Kamu mau jalan-jalan ke mana? Aku temenin, ya?" tanya Maxime.Reina tidak bisa berkata-kata.Maxime selalu seperti ini. Reina bahkan tidak bisa pergi berbelanja dengan teman dan sahabatnya ketika dia ingin."Nggak jadi deh. Kalau kamu ikut, kita nanti jadi nggak nyaman."Maxime mendekatinya dan menggenggam tangannya. "Aku yang akan bayar apa pun yang kalian beli."Bagaimana lagi, demi bisa berada di sisi Reina setiap saat, Maxime harus menyenangkan teman-teman dan sahabat Reina.Sisil membawa banyak dokumen saat

  • Rindu Membuat Sang Triliuner Jatuh Sakit   Bab 2290

    Ekspresi di wajah Reina tidak berubah ketika mendengar Melisha mencurigainya. "Rahasia apa?"Dia tidak bodoh, bagaimana mungkin dia memberitahu Melisha?Jika dia mengatakan tentang hal semacam ini, dia sendiri tidak takut dibalas, tetapi dia tidak ingin mengkhawatirkan hal lainnya.Melisha menatap wajah bingung Reina dan merendahkan suaranya, "Lebih baik bukan kamu, atau aku nggak akan melepaskanmu."Dia mengatakannya dengan penuh ketegasan.Reina tidak peduli dengan apa yang dikatakan Melisha. Rasa tidak peduli ini terlihat jelas di wajahnya.Melisha entah kenapa menjadi sedikit ciut saat melihat mata Reina, lalu menarik tatapannya kembali.Pada saat itu, Riko dan Riki juga keluar dari sekolah dan bergegas menghampiri Reina."Mama."Wajah Reina langsung menunjukkan senyuman lembut, sangat berbeda dengan ekspresi dingin dan tidak tersentuh yang dia tunjukkan barusan."Ayo, kita pulang terus makan."Reina menggandeng keduanya dan menuntun mereka keluar.Tidak jauh dari situ, Maxime berd

  • Rindu Membuat Sang Triliuner Jatuh Sakit   Bab 2289

    Joanna berkata kepada Reina dengan perasaan tidak senang, sambil menguap, "Aku pikir bakal lihat Aarav teriak-teriak. Nggak disangka masalahnya selesai secepat ini."Dia tidak bersimpati pada kedua belah pihak.Lagi pula, Keluarga Madison bukanlah keluarga baik-baik.Reina mengangguk. "Ya, aku nggak menyangka masalah ini diselesaikan dengan mementingkan kepentingan masing-masing."Joanna menepuk bahunya."Ke depannya, kamu harus terbiasa sama situasi seperti ini. Dalam keluarga besar, yang namanya perasaan nggak begitu penting, semuanya tentang kepentingan."Reina memikirkannya dengan bijaksana.Joanna kembali ke kamarnya untuk beristirahat, sementara Reina kembali ke tempatnya dan Maxime.Maxime tidak pergi ke sana hari ini, dia tidak terlalu suka masalah.Saat itu, dia sedang duduk di sofa sambil bermain ponsel.Reina bingung saat melihat dia masih terjaga. "Kenapa masih belum tidur? Ini sudah malam lho?""Terus kamu? Kenapa jam segini baru balik?" Maxime tidak tenang membiarkan Rein

Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status