Share

Bab 1430

Penulis: Kacang Merah
Jess bisa melihat Morgan yang begitu bahagia, dia pun penasaran dengan siapa bosnya ini mengobrol.

Morgan tidak mewaspadai Jess.

Namun sekilas, Jess bisa melihat bahwa Morgan sedang mengobrol dengan seorang wanita.

Jess menarik balik pandangannya, dia tidak berani mengintip lebih jauh.

Jess agak tidak percaya, di matanya, selama ini Morgan adalah pria yang baik dan sempurna, mana mungkin dia selingkuh?

Jess tahu, orang yang sedang mengobrol dengan Morgan pasti bukan Syena.

Siapa wanita itu?

Selama ini Jess mengira Morgan adalah pria yang setia dan di hatinya hanya ada Reina. Kenapa sekarang malah diam-diam mengobrol dengan wanita lain dengan begitu romantis?

Jess agak kecewa, tapi dia tidak mengatakan apa-apa dan kembali menunduk.

Malam hari itu, saat sudah selesai kerja, Jess dihadang oleh sebuah mobil.

Kaca mobil diturunkan, memperlihatkan wajah Syena yang sombong.

Jess pun mundur selangkah.

Syena mencibir saat melihat rupa Jess yang ketakutan, "Jess, nggak usah khawatir. Aku nggak b
Bab Terkunci
Lanjutkan Membaca di GoodNovel
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terkait

  • Rindu Membuat Sang Triliuner Jatuh Sakit   Bab 1431

    Jawaban Jess masih sama, "Aku sungguh nggak tahu siapa yang Anda maksud.""Oke, bagus sekali." Syena langsung bangun dari kursinya dengan wajah angkuh, "Kukasih tahu ya, kalau ternyata kamu terbukti tahu dan menyembunyikannya dariku, kamu akan mati!"Setelah berkata demikian, Syena pun melenggang pergi.Jess masih duduk dan termenung cukup lama. Akhirnya, dia memberitahukan Morgan perihal Syena mencarinya hari ini.Morgan menghela napas lega saat membaca pesan ini.Dia hampir ketahuan oleh Syena."Terima kasih ya Jess, kalau terjadi lagi, tolong beri tauh aku secepatnya."Jess merasa sangat tidak nyaman saat membaca balasan Morgan.Dari jawaban ini, Jess pun tahu kalau Morgan memang punya wanita simpanan.Jess hanya bisa menghela napas, bangkit berdiri dari kursinya dan berjalan keluar.Di luar, entah sejak kapan mulai turun hujan.Jess berjalan di tengah hujan dan terlihat sangat kesepian.Beberapa hari yang lalu, ibunya meneleponnya dan memintanya pulang untuk kencan buta."Kamu ini

  • Rindu Membuat Sang Triliuner Jatuh Sakit   Bab 1432

    Reina mengangguk, "Oke, kamu atur aja kerjaanku."Begitu melihat sosok Lysia, Reina sudah tahu pekerjaannya kali ini tidak akan semulus itu.Namun di dunia ini tidak ada yang mudah, Reina bertekad akan bekerja keras untuk mempertahankan pekerjaannya.Dengan punya pekerjaan, dia tidak harus bergantung pada Morgan setiap hari, dia bisa lebih banyak berinteraksi dengan orang-orang dan tidak harus tinggal di rumah tanpa melakukan apa pun setiap hari.Melihat Reina berkata demikian, Lysia dengan percaya diri mengarahkan Reina untuk melakukan berbagai hal.Yang Lysia maksud sebagai pekerjaan sebenarnya hanya melakukan pekerjaan serabutan, seperti menuangkan air atau mencetak dokumen untuk karyawan lain.Lysia juga memberi tahu rekan-rekannya yang lain secara pribadi, "Mulai sekarang kalau kalian terlalu sibuk, kasih aja kerjaan kalian ke Reina."Para rekan kerja Lysia pun dengan sangat bahagia menerima perintah ini, artinya mereka bisa makan gaji buta.Mereka semua menyerahkan pekerjaannya p

  • Rindu Membuat Sang Triliuner Jatuh Sakit   Bab 1433

    Reina menjawab jujur, "Dulu aku pernah belajar waktu di sekolah.""Pantas saja kamu punya dasar yang bagus, aku benar-benar menemukan harta karun," kata guru tari dengan wajah bahagia.Sebelumnya, guru tari ini sudah mengatur para karyawan untuk latihan menari sehingga bisa menyambut para bos dengan tarian.Namun, seluruh anggota tubuh karyawan kaku dan latihan tarinya sangat berat.Setelah selesai latihan tari, Reina kembali ke lantai atas dan bersiap pulang kerja.Namun, sesampainya di kantor di lantai atas, semua mata rekan-rekannya tertuju padanya.Tatapan mereka itu terlihat ada yang menunggu Reina dipermalukan, ada yang terlihat berniat jahat, ada pula yang berempati pada Reina ....Reina mengernyit bingung. Dia berjalan menghampiri tempat kerjanya. Namun sebelum dia bisa duduk, Lysia keluar dari kantor bosnya."Reina, bukannya kamu bilang pekerjaanmu sudah selesai? Buka lacimu dan kasih aku dokumennya. Aku mau tunjukkin ke bos."Tanpa ragu, Reina pun mengeluarkan kunci dan membu

  • Rindu Membuat Sang Triliuner Jatuh Sakit   Bab 1434

    Para karyawan di perusahaan tidak menyangka Reina akan berani mengesampingkan pekerjaan yang mereka berikan dan mengadu pada bos.Setelah mendengar ucapan Reina, bos itu pun kembali membaca dokumen tersebut.Memang benar, hasil kerja Reina melampaui hasil kerja anak magang.Dia mengangkat matanya dan menatap Lysia, "Lysia, apa-apaan ini? Kenapa kalian ngasih kerjaan kalian ke orang lain?""Kalau memang begitu, ngapain aku gaji kalian? Mending aku gaji satu orang aja.""Atau, kalian akan ngasih gaji kalian ke nona ini?"Wajah Lysia seketika jadi pucat pasi."Bos, tolong dengarkan penjelasanku. Tadi aku ngasih tahu rekan-rekan kalau beban kerja mereka terlalu berat, mereka bisa bagi beban ke Reina."Bos menjadi semakin marah, "Semua tugas perusahaan kita sudah diatur. Nona ini saja bisa menerjemahkan dua dokumen dari pagi sampai siang. Kenapa mereka nggak bisa menyelesaikan beban kerjanya sendiri? Sepertinya aku perlu mengevaluasi ulang kemampuan kalian?"Lysia tidak terima bosnya menyal

  • Rindu Membuat Sang Triliuner Jatuh Sakit   Bab 1435

    Sesampainya di rumah, Reina melihat Morgan mengiriminya pesan dan menanyakan bagaimana kondisi pekerjaannya.Reina menjawab, "Cukup lancar kok."Entah mengapa, jawaban Reina membuat Morgan agak khawatir.Dia takut ingatan Reina akan pulih jika bekerja terlalu lama karena Reina akan banyak berhubungan dengan orang-orang."Oke, pokoknya kalau kamu nggak bahagia atau merasa kerjaannya nggak cocok, keluar aja ya."Reina mengetik, "Oke."Meski Reina menghadapi beberapa kesulitan, dia tidak mau meninggalkan pekerjaannya.Sebaliknya, Reina menganggap hal ini cukup menantang.Lagi pula, dia sudah terlalu lama berdiam diri di rumah. Sudah setahun penuh dia tidak melakukan apa-apa.Kini dengan dapat bersaing dengan orang lain di tempat kerja, Reina merasa otaknya lebih terpakai.Setelah mengobrol sebentar dengan Morgan, dia meletakkan ponselnya dan pergi memasak.Sebenarnya Morgan menyewa seorang pembantu untuk mengurus semua keperluan Reina, tapi Reina tidak nyaman dan karena tidak punya kesibu

  • Rindu Membuat Sang Triliuner Jatuh Sakit   Bab 1436

    Joanna langsung kesal saat mendengar jawaban ini."Ngomong apa kamu? Aku sudah membantumu merawat kedua bayimu, kamu masih nyuruh aku ngurus Riki? Kamu itu ayahnya anak-anak."Tangan Maxime yang sedang mengetik berhenti bergerak, "Kalau begitu tinggalkan dia di sini."Lagi pula, ada pengasuh dan kepala pelayan di rumah, jadi sebenarnya Maxime tidak benar-benar perlu mengurus Riki."Begitu dong, kalau gitu kuserahkan Riki padamu ya, aku pulang."Riki sedang duduk di lantai bawah. Sebenarnya, dia tidak mau pulang.Karena dia akan terlalu menderita jika hidup bersama dengan Maxime. Tanpa Reina dan hanya berduaan saja dengan Maxime, Riki selalu dipaksa Maxime mengerjakan banyak hal sulit."Nenek mau pulang?" Riki pun menatap Joanna yang turun dari lantai atas dengan penuh kerinduan.Dalam hati dia berseru, "Nenek, aku mau pulang sama Nenek!"Sayang sekali Joanna tidak mengerti maksud Riki, "Iya, Nenek pulang ya. Kamu temenin papa di rumah, kasihan dia, rohnya kayak nggak tinggal di tempat.

  • Rindu Membuat Sang Triliuner Jatuh Sakit   Bab 1437

    Ketika Maxime mendengar putranya takut padanya dalam mimpi dan merindukan Reina, hatinya terasa seperti ditusuk jarum.Maxime membaringkan Riki di tempat tidur dan terus bekerja.Karena tidak berhasil menemukan Reina, Maxime tidak berniat melakukan hal lain dan tidak merasa mengantuk.Setiap kali dia berbaring di kasur, dia tidak bisa terlelap.Kenapa sudah lebih dari setahun pencarian Reina masih belum ketemu? Sebenarnya Reina pergi kemana? Apa dia benar-benar mati?Begitu kata 'mati' terlintas di benaknya, Maxime langsung menyangkalnya.Reina tidak boleh mati. Kalau Reina mati, bagaimana nasibnya?Saat subuh, Maxime baru tertidur sebentar dan langsung terbangun karena suara telepon masuk.Maxime mengangkat ponselnya dan melihat telepon tersebut dari Ekki, Maxime pun langsung mengangkatnya."Ada petunjuk tentang Reina?"Ekki menjawab dengan jujur, "Belum.""Terus ada apa?""Apa Anda ingat Tuan James? Dia memintamu pergi ke luar negeri minggu depan, katanya mau diskusi tentang perdagan

  • Rindu Membuat Sang Triliuner Jatuh Sakit   Bab 1438

    Di luar negeri.Sejak Reina memberi pelajaran pada karyawan perusahaan melalui bos mereka terakhir kali, tidak ada lagi yang berani menyerahkan urusan mereka pada Reina.Di sisi lain, Reina jadi dijauhi rekan kerjanya.Semua orang mengucilkannya dan Lysia juga memberinya tugas yang paling sulit."Reina, kamu itu 'kan hebat banget dan pekerja keras ya. Jadi, jangan melapor ke bos dan bilang ini bukan termasuk tugasmu ya," kata Lysia.Jika Reina sama seperti pekerja magang lain, Lysia pasti sudah dari dulu berhasil mendepaknya.Tapi Reina berbeda. Tidak peduli betapa sulitnya tugas yang diatur Lysia, Reina akan menemukan cara untuk menyelesaikannya.Meski rekan sekantor Reina mengucilkannya, waktu latihan menari sore hari, Reina mengenal banyak karyawan dari departemen lain dan Reina bisa punya hubungan yang baik dengan mereka.Lysia tidak mengetahui hal ini, jadi dia menunggu sampai Reina tidak tahan lagi dan mengundurkan diri atas inisiatifnya sendiri.Namun seiring berjalannya waktu,

Bab terbaru

  • Rindu Membuat Sang Triliuner Jatuh Sakit   Bab 2166

    Reina tidak menyalahkan Sisil sama sekali."Nggak usah bilang begitu. Kalau saat itu aku ada di sana, aku juga akan memberi pelajaran kepada Tommy. Jadi, apa yang kamu lakukan sudah benar."Yang salah adalah masyarakat saat ini, di mana ada uang, mereka jadi keras kepala."Hmm." Sisil mengangguk.Dia tidak mengatakan apa-apa lagi, tetapi tetap merasa tidak nyaman. Dia sangat merasa bersalah.Akhirnya mereka tiba di rumah.Sisil duduk di sofa ruang tamu bersama Reina dan menunggu Maxime pulang....Kediaman Keluarga Sunandar.Maxime kembali dan langsung masuk ke dalam rumah Tommy.Melisha kebetulan turun dari lantai atas dan bingung saat melihat Maxime. "Max, kenapa kamu ke sini? Kamu cari siapa?"Maxime menatapnya dan langsung bertanya tanpa berbelit-belit."Di mana Tommy?"Mendengar bahwa Maxime sedang mencari Tommy, Melisha mengerti bahwa itu karena apa yang terjadi hari ini.Dia mengadang di depan Maxime. "Max, kamu harus mengajari Reina. Karyawannya sampai berani menggertak keponak

  • Rindu Membuat Sang Triliuner Jatuh Sakit   Bab 2165

    "Masalah duniawi memang nggak bisa ditebak," kata Reina.Maxime mengusap tangannya dan mengangguk setuju."Bagaimana dengan anak?" Reina bertanya lagi."Dia membawanya ke Kota Simaliki. Sekarang, anak itu diasuh sama Nenek dan Kakeknya," jawab Maxime.Mendengar itu, Reina tidak tahu harus berkata apa.Githa benar-benar sangat mencintai Yansen. Demi Yansen, dia mempertaruhkan nyawanya sendiri agar bisa mempertahankan anaknya.Namun, kini anak itu lahir tanpa serang ibu dan terpaksa harus diasuh oleh kakek dan neneknya.Seandainya Githa bisa mengetahui semua ini, apakah dia akan memilih jalan itu?"Max, apa menurutmu Yansen akan menikah lagi?" Reina tiba-tiba bertanya.Reina sudah melihat terlalu banyak orang yang realistis dan tidak berperasaan di dunia ini.Maxime terdiam dan tidak menjawabnya."Nana, aku nggak bisa jawab pertanyaanmu ini. Hati manusia sulit ditebak," kata Maxime dengan jujur."Jadi bagaimana kalau itu aku?" Reina tidak tahu apa yang salah dengan dirinya, dia tiba-tiba

  • Rindu Membuat Sang Triliuner Jatuh Sakit   Bab 2164

    Reina mengetahui berita ini dari Mandy.Sekarang, dia tidak bisa membebaskan Sisil."Om Mandy, tolong bantu kami menyelidiki masallah ini. Sisil benar-benar nggak menyakiti Tommy."Pengacara yang bernama Mandy mengiakan, "Nana, jangan khawatir, aku akan menyelidikinya dengan benar.""Ya."Reina menganggukkan kepalanya, tetapi masih gelisah.Dia tahu dengan jelas orang seperti apa Melisha itu. Sekarang, dia dengan mudah mendapatkan kesempatan, bagaimana mungkin dia melepaskan Sisil begitu saja?Reina pergi menemui Sisil.Sisil tidak terlihat panik. "Bos, jangan khawatir, aku akan baik-baik saja. Bukankah aku di sini hanya dua hari? Aku nggak takut, kok."Reina tidak berani mengatakan bahwa hukumannya bukan cuma dua hari.Menurut laporan cedera yang diberikan oleh Melisha, Sisil harus mendekam di penjara setidaknya selama setengah tahun."Hmm, aku pasti akan mengeluarkanmu," kata Reina.Sisil mengangguk mengerti. Seakan teringat sesuatu, dia menambahkan, "Bos, jangan kasih tahu Deron, ya

  • Rindu Membuat Sang Triliuner Jatuh Sakit   Bab 2163

    Melisha sangat marah saat mendengar perkataan Sisil. Dia menunjuk hidung Sisil dan berkata pada Reina, "Kamu lihat itu? Dia sesombong ini, mana mungkin aku melepaskannya begitu saja?"Awalnya Melisha tidak menyukai Reina dan hanya ingin memojokkan Reina.Sekarang, Sisil bahkan berani melakukan sesuatu kepada putranya, bagaimana mungkin dia melepaskannya begitu saja?Reina ingin mengatakan sesuatu yang lain, tetapi Sisil menghentikannya."Bos, biar aku saja. Aku nggak apa-apa, nggak masalah kalau aku dipenjara beberapa hari."Reina juga tahu bahwa tidak peduli seberapa banyak dia memohon, Melisha tidak akan melepaskan Sisil. Sebaliknya, dia akan menjadi lebih puas.Sisil akhirnya dibawa ke kantor polisi.Ketika Melisha akan pergi, dia berkata kepada Reina, "Nana, jangan menganggapku kejam. Kita sama-sama seorang ibu, jadi ibu mana yang nggak peduli sama anaknya? Kalau anakmu diganggu seperti itu, kamu pasti juga akan melakukan hal yang sama denganku."Reina terdiam dan tidak menjawab.K

  • Rindu Membuat Sang Triliuner Jatuh Sakit   Bab 2162

    Sisil hanya ingin memberi pelajaran pada anak nakal ini, tetapi dia tidak mengira akan dipergoki oleh Melisha, yang menganggapnya akan mencelakai anaknya."Nyonya Melisha, jangan salah paham. Anak Nyonya mengganggu anak yang lain, jadi aku menegurnya. Tapi, dia malah marah-marah, jadi aku ...."Dia berkata sambil menurunkan Tommy.Dia tidak takut pada Melisha, dia hanya khawatir kejadian hari ini akan menimbulkan masalah bagi Reina. Itulah sebabnya dia memberi penjelasan.Sebelum Sisil menyelesaikan penjelasannya, Melisha memotongnya."Apa ini alasanmu melakukan itu pada anakku? Dia masih kecil, apa yang dia tahu? Sebaliknya, kamu sudah dewasa dan sangat keterlaluan melakukan ini sama anak kecil."Sisil tidak tahu harus berkata apa. Bukankah anak nakal sepertinya pantas mendapatkan hukuman seperti ini?"Kalau kamu pikir apa yang aku lakukan keterlaluan, kamu harus mendidik anakmu sendiri," kata Sisil tanpa merendahkan.Melisha awalnya mengira Sisil akan takut, tetapi dia tidak menyangk

  • Rindu Membuat Sang Triliuner Jatuh Sakit   Bab 2161

    Sisil tidak bisa menahan diri lagi dan memukul pantat Tommy.Mata Tommy terbelalak tidak percaya."Kamu ... kamu berani memukul pantatku!""Aku memukulmu, kenapa memangnya? Kamu mau balas memukulku?" Sisil menjulurkan lidahnya ke arah Tommy.Tommy sangat marah, menghampiri Sisil sambil mengangkat tinjunya.Sisil bahkan bisa mengalahkan pria biasa, jadi bagaimana mungkin dia takut pada anak kecil seperti Tommy?Dia mencengkeram pergelangan tangan Tommy dengan satu tangan, lalu dengan tangan lainnya mengangkat bagian belakang kerah bajunya."Kalau aku nggak salah tebak. Riki sama Riko pasti nggak ngundang kamu ke sini. Pulanglah ke rumahmu."Murid-murid yang hadir hampir bertepuk tangan saat melihat Sisil memberi pelajaran pada Tommy.Murid pindahan ini sangat dibenci. Dia sangat sombong dan suka memerintah di sekolah. Sekarang, di rumah orang lain, dia masih saja bersikap sombong.Tubuh Tommy menggantung di udara, lalu dia meronta ketakutan, "Cepat turunkan aku!""Aku nggak akan menurun

  • Rindu Membuat Sang Triliuner Jatuh Sakit   Bab 2160

    Kediaman Keluarga Sunandar.Hari ini, ada beberapa anak kecil yang terlihat. Sisil cukup menyukai anak-anak dan bermain dengan mereka.Reina menyuruhnya untuk berhati-hati.Bagaimanapun juga, dia sedang hamil dan tidak baik jika sampai menabrak mereka.Untungnya, anak-anak itu sangat patuh dan ramah, jadi mereka semua bermain bersama.Namun, kedamaian dan ketenangan itu segera buyar.Tommy juga datang bersama beberapa anak kecil yang baru saja tiba. Tidak lupa, dia menyapa ke arah kerumunan.Wajah Alfian langsung berubah dingin saat melihatnya. "Kenapa Riki dan Riko juga mengundangnya?"Di sampingnya, teman satu mejanya yang bernama Lily menggelengkan kepala. "Nggak tahu."Tommy juga memperhatikan kedua orang itu dan langsung berjalan ke arah mereka."Alfian! Kamu juga ada di sini?"Setelah mengatakan itu, tatapannya tertuju ke arah Lily. "Kamu Lily?"Lily mengangguk, agak takut padanya.Alfian menarik Lily ke belakangnya. "Mau apa kamu?""Aku datang karena mau main, memangnya mau ngap

  • Rindu Membuat Sang Triliuner Jatuh Sakit   Bab 2159

    Keesokan harinya, akhir pekan.Begitu bangun, Tommy diantar masuk ke dalam mobil oleh Melisha. Tommy akan diantar ke rumah guru lain untuk les.Dia duduk di dalam mobil, masih tertidur.Di tengah perjalanan, dia mendengar dering di jam tangan ponselnya.Tommy membukanya dan melihat bahwa ponselnya penuh dengan pesan dari teman-teman sekelasnya, bahwa mereka telah sampai di rumah Riki.Matanya menatap iri, hatinya ingin sekali pergi ke rumah Riki dan bermain dengan teman-teman sekelasnya.Karena salju turun dengan deras, sopir melajukan mobil dengan pelan.Dia akan tiba di rumah gurunya, tetapi ada kemacetan lalu lintas, jadi dia tidak bisa sampai di sana tepat waktu.Sopir jadi sedikit cemas."Bagaimana ini? Kalau tunggu sampai nggak macet, kita pasti terlambat."Mendengar itu, Tommy memikirkan sesuatu dan berkata, "Aku jalan sendiri saja ke sana.""Hah? Mana bisa begitu. Nyonya bilang saya harus mengantar Den Tommy rumah guru les di sana." Sopir itu menggelengkan kepalanya.Tommy mena

  • Rindu Membuat Sang Triliuner Jatuh Sakit   Bab 2158

    Maxime mendongak dan tatapannya yang dingin jatuh pada wajah Riki. "Jangan bersikap nggak tahu diri."Mulut Riki terkatup dan dia langsung murung.Reina merasa tidak tega saat melihat ini. Dia memelototi Maxime, lalu menoleh ke arah Riki, "Riki, boleh saja kalau kamu mau mengundang teman-temanmu ke rumah."Riki kembali senang, tetapi dia masih menatap Maxime, mencoba meminta persetujuan Maxime.Maxime tentu saja tidak berani membantah apa yang dikatakan Reina."Kalau begitu ajak saja.""Ya." Sudut mulut Riki terangkat tinggi....Malamnya, Riki mulai mengundang Alfian dan teman sekelas lainnya ke rumahnya.Karena dia mengirimkannya ke grup teman sekelasnya, Tommy melihatnya juga, ada antisipasi di dalamnya."Ma, apa besok aku boleh pergi ke rumah teman sekelasku?"Melisha sedang makan buah-buahan. Ketika dia mendengar Tommy mengatakan ini, dia pun bertanya, "Apa tugasnya sudah kamu kerjakan?"Tommy menggelengkan kepalanya saat mendengar itu."Sudah begitu kamu masih ingin pergi main?"

Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status