Masa kecil yang seharusnya penuh dengan kebahagiaan, kini harus berakhir dengan kesedihan. Persahabatan yang harusnya ada untuk saling mendukung. Kini harus terpisahkan oleh waktu.
Kisah dua sahabat yang harus berpisah lantaran situasi dan kondisi yang tidak menentukan. Mereka harus berpisah karena Kenzo harus pergi bersama orang tua angkatnya.
Ya, Kenzo dan Ayu adalah sahabat yang selalu bersama. Mereka tidak pernah terpisah meskipun hanya sedetik. Ayu selalu saja menempel pada Kenzo, kemanapun Kenzo pergi, Ayu selalu ada di sana.
***
"Hei Kenzo, kembalikan bonekaku." Teriak Ayu sambil mengejar Kenzo yang sedang berlari.
"Hahaha, ayo ambil saja kalau bisa." Ejek Kenzo yang memutari pohon di taman.
Ayu berlari mengejar Kenzo sampai dia terjatuh, melihat sahabatnya jatuh. Kenzo langsung berbalik arah dan berlari mendekati Ayu.
"Ayu, kamu tidak apa-apa kan?" Kenzo cemas mendapati luka di lutut Ayu.
Kenzo kemudian menggendong Ayu dan menuju bangku yang ada di taman itu. Ia lalu mendudukan Ayu di bangku itu. "Ayu, kamu di sini dulu. Aku akan mengambilkan obat untukmu," ucap Kenzo.
Kenzo berlari pulang untuk mengambil kotak obat di rumahnya. Ia mengabaikan ibunya yang sedang memamggilnya karena melihatnya berlari. "Ken, ada apa? kenapa kamu berlari terburu-buru seperti itu," kata Ibu Kenzo.
"Tidak apa-apa bu, aku hanya mencari kotak obat." Jawab Kenzo sambil terus mencari kotak obat.
Ibunya yang heran kembali bertanya padanya. "Untuk apa kamu mencari kotak obat? apa kamu terluka?" Ibu Kenzo mulai khawatir dan mendekati Kenzo yang sedang sibuk mencari kotak obat tersebut.
"Tidak-tidak, bukan aku." Jawab Kenzo.
Mendengar jawaban Kenzo, Tante Rara mengerti kenapa anaknya itu sangat oanik saat mencari kotak obat sehingga tidak dapat menemukannya meskipun aslinya kotak itu ada di hadapan matanya.
Tante Rara tertawa lepas memperhatikan tingkah putra semata wayangnya itu. "Hei, kotak itu ada di hadapanmu. Kenapa kamu mencarinya kemana-mana." Tante Rara kembali tertawa terbahak-bahak.
"Aduh, kenapa ibu tidak bilang dari tadi." Kenzo kesal dan langsung mengambil kotak obat yang ada di lemari.
"Lah, kamu yang carinya nggak fokus makanya nggak lihat ada kotak di sana, ujar Tante Rara.
Kenzo tidak mempedulikan ibunya yang sedang mengejeknya. Dia kembali berlari setelah mendapat kotak obat itu. Dia langsung menghampiri Ayu yang masih menunggunya di bangku taman.
"Kenzo, kenapa kamu lama sekali?" tanya Ayu yang mulai bosan menunggu sahabatnya itu.
"Iya maaf, tadi aku tidak menemukan kotak obat ini. Padahal aku yangbtidak melihat kotak yang ada di depanku," kata Kenzo sambil mengoleskan obat luka pada lutut Ayu.
Mendengar jawaban Kenzo, Ayu menjadi tertawa. "Hahaha, apa kamu sudah buta sampai kotak di depan mata saja tidak terlihat? apa kamu butuh kacamata seperti nenek itu, Kenzo?" ledek Ayu sambil menunjuk pada nenek tua yang duduk di bangku seberang sambil membaca koran.
"Hei, berhentilah menertawaiku. Aku begini juga karena tidak fokus mencarinya," ucap Kenzo membela dirinya sendiri.
"Iya, iya. Kapan kamu pernah fokus? di sekolah saja kamu tidak bisa fokus dengan pelajaran," ucap Ayu.
Kenzo menekan kapan yang di beri obat luka itu ke lutut Ayu. "Awww, sakit tau! dasar bego." Ayu meringis kesakitan.
"Makanya jangan cerewet kalau nggak mau sakit," ujar Lenzo sambil bangkit dari posisi jongkoknya.
Ayu semang melihat Kenzo sangat perhatian padanya, karena itulah dia tidak ingin sedetikpun berpisah dengan Kenzo. Kasih sayang Kenzo padanya lah yang membuat dia betah terus di samping Kenzo.
"Sudah sore, ayo kita pulang." Ajak Kenzo.
"Baiklah," ucap Ayu.
Mereka berdua pun meninggalkan taman dan berjalan pulang. Di tengah perjalanan, mereka melihat sebuah mobil mewah berhenti tepat di depan rumah Kenzo.
"Hei Kenzo, apa ibumu beli mobil semewah itu?" Tanya Ayu yang penasaran.
"Entah, amu juga tidak tau. Ya sudahlah tidak usah di pikirkan lebih baik kamu pulang sana, ibumu pasti sedang menunggumu," kata Kenzo.
"Iya-iya astaga, aku pulang. Tapi nanti ceritalan padaku mobil siapa itu," ucap Ayu sambil berjalan ke rumahnya.
Rumah Ayu dan Kenzo cukup dekat sehingga tidak butuh waktu lama bagi mereka untuk bisa bertemu kembali. Hanya berbatas dua rumah saja antara rumah Kenzo dan rumah Ayu.
Saat Kenzo mulai memasuki halaman rumahnya, dia melihat seorang laki-laki turun dari mobil mewah itu. Dia heran karena tidak pernah melihat laki-laki itu berkunjung ke rumahnya. Baru kali ini dia melihat laki-laki itu.
"Ah, mungkin saja teman ibu," ucap Kenzo menepis rasa penasarannya.
Saat Kenzo sudah dekat dengan pintu rumahnya, laki-laki itu memanggilnya. "Kenzo, kamu sudah besar sekarang," kata laki-laki itu. Kenzo yang mendengar sapaan dari laki-laki itu semakin penasaran, kenapa laki-laki itu bisa tau namanya.
"Maaf, apa kita pernah saling bertemu?" tanya Kenzo dengan nada sopan.
Belum sempat laki-laki itu menjawab pertanyaan Kenzo, Tante Rara sudah datang dan menyuruh Kenzo untuk masuk ke dalam rumahnya.
"Sayang, sebaiknya kamu masuk dan mandi dulu ya," kata Tante Rara.
"Baiklah bu." Kenzo masuk kedalam rumah dan langsung menuju pintu kamarnya.
Dalam hati Kenzo masih penasaran siapa laki-laki paruh baya itu, kenapa dia bisa mengetahui namanya. Setau dia, ibunya tidak pernah memiliki teman laki-laki selama ini.
"Ah, sudahlah. Mungkin hanya firasatku saja yang buruk." Kenzo lalu mengambil handuk dan masuk ke dalam kamarandi untuk membersihkan diri.
Selesai mandi, Kenzo langsung berganti pakaian, dia masih penasaran apa yang di bicarakan ibunya dengan laki-laki itu. Karena penasaran, Kenzo memutuskan untuk menguping pembicaraan mereka di balik pintu kamarnya.
"Rara, tolong lah izinkan aku merawatnya. Dia bisa hidup dengan baik bersamaku, aku janji dia tidak akan hidup susah." Laki-laki itu memohon agar Tante Rara mengizinkan dirinya membawa Kenzo bersama dengannya.
"Aku izinkan, aku juga tidak ingin dia hidup menderita bersamaku Win. Aku ingin melihat dia menjadi seorang yang sukses," ucap Tante Rara.
pembicaraan kedua orang tua itu membuat hati Kenzo kacau, dia masih tidak mengerti apa yang di maksud ibunya itu. Dan kenapa laki-laki itu ingin dia tinggal bersamanya.
"Apa ini semua? ini ... ini sangat tidak masuk akal. Kenapa ibu ingin aku pergi," kata Kenzo sambil menangis di dalam kamarnya. Entah ingin menangis atau bagaimana, Kenzo bingung menyikapi semua ini, semuanya terjadi begitu tiba - tiba sampai ia tidak bisa berkata apa - apa.
Kenzo masih memikirkan ucapan ibunya, dia hanya mengurung diri di dalam kamar. Dia memikirkan kenapa ibunya tega membiarkan dia pergi dari sisinya. Lamunan Kenzo terhenti saat sang ibu memanggilnya."Ken, keluar sebentar sayang," ucap Tante Rara."Iya bu sebentar." Kenzo menghapus air matanya dan bergegas ke ruang tamu menghampiri ibunya yang duduk bersama laki-laki itu."Sini Ken." Ibu Kenzo menyuruhnya duduk di sampingnya.Kenzo berjalan ke sofa dan duduk di sebelah Tante Rara. Dia sudah tau apa yang ingin Tante Rara sampaikan padanya, tapi dia memilih untuk diam. Dia hanya tidak ingin kalau ibunya mengetahui bahwa dirinya sudah mengerti apa yang hendak di katakan oleh ibunya.Kenzo duduk tanpa bicara sepatah kata pun pada Ibunya. Dia diam seribu bahasa, hanya matanya saja yang kini mulai berkaca-kaca. Dia seperti tidak sanggup untuk mendengarkan permintaan Ibunya. 
Sesampainya di Rumah Sakit, Mama Ayu langsung memanggil dokter untuk segera memeruksa anaknya itu. Dokter itu pun menyuruh Perawat lain untuk memasukan Ayu ke dalam kamar. "Kalian tunggu diluar, saya akan memeriksanya." Dokter itu pun langsung masuk untuk memeriksa Ayu.Mama Ayu sangat gelisah, dia takut terjadi apa-apa pada anaknya. Tapi Ibu Kenzo mencoba untuk membuat Mama Ayu tenang. "Vin, duduklah dulu sambil menunggu dokter keluar dari kamar Ayu," ucap Ibu Kenzo."Nggak bisa Ra, aku takut Ayu kenapa-napa." Mama Ayu masih terus gelisah, dia berjalan ke sana kemari tidak sabar menunggu dokter itu keluar dan memberi kabar tentang kondisi Ayu."Vin, tenanglah. Ayu akan baik-baik saja," ucap Ibu Kenzo."Ini salahku Ra, harusnya aku tidak mengizikan Ayu datang kerumahmu tadi. Aku takut dia syok Ra." Mama Ayu menangis sambil memeluk Ibu Kenzo."Aku tau, aku juga tidak menyangka Ayu
Diperjalanan Ayu dan Dea membahas tentang cowok yang baru masuk ke sekolah mereka. Ayu tidak tahu tentang itu karena dia sempat tidak masuk kuliah beberapa hari yang lalu. Dea menceritakan tentang cowok cupu itu."Ay, lo tau nggak kita kedatangan murid baru?" tanya Dea."Mana gue tau, gue kan nggak masuk kemarin-kemarin." Jawab Ayu sambil memaninkan handphone-nya."Kalo lo tau mungkin lo ketawa deh, itu cowok cupu banget beda sama adeknya," kata Dea."Adik? dia punya adik." Sahut Ayu.Dea menganggukkan kepalanya. "Huum, dan lo tau siapa adeknya?" Dea melihat ke arah Ayu sambil mengemudi mobilnya.Ayu menggelengkan kepalanya karena dia tidak mengerti kenapa sahabatnya ini suka main tebak-tebakkan dipagi hari. "Kalau mau cerita jangan putus-putus napa, bikin kepo aja." Ayu menjawab dengan nada kesal pada Dea.Melihat sahabatnya itu cemberut
"Baiklah kenzo, kembali ketempat dudukmu," ucap bu Tasya.Kenzo tersenyum dan menganggukan kepalanya kepada bu Tasya kemudian dia berjalan kembali ketempat duduknya tanpa sepatah kata-pun.Ayu masih menatap Kenzo yang duduk disebelah Leon, entah kenapa, hatinya seperti berkata untuk mendekati laki - laki itu. "tidak - tidak," gumam Ayu sambil menggelengkan kepalanya."kamu kenapa ay?" tanya Dea yang melihat sahabatnya bicara sendiri."a ... Emm ... Nggak, nggak apa - apa kok hehe," ucap Ayu yang malu saat Dea menegur dirinya yang sedang bicara sndiri.'dasar gila kamu ayu ... Ngapain berdebat sama diri sendiri hanya karena laki - laki yang baru saja kamu temui?' batin Ayu sambil menggigit bibirnya.*****Waktu istirahat-pun tiba, Ayu yang masih mengerjakan tugas dari bu Tasya belum beranjak dari tempat duduknya. Tapi leon menghampiri diri
"Sayang, kamu mau langsung pulang atau mau kemana dulu?" tanya Leon."Mmmm,,, pengennya sih cari makan dulu, soalnya tadi nggak sempat makan," jawab Ayu."Ya sudsh, kita cari makan dulu aja, aku nggak mau tuan putri-ku kelaparan terus sakit deh." ejek Leon sambil tersenyum dan melihat ke-arah Ayu"Mulai deh ngejekin-nya. Nyebelin banget sih," ucap Ayu sambil memukul lengan Leon yang sedang menyetir.Mobil Leon sempat goyang sesaat dan hampir menabrak pengendara bermotor dihadapan mobilnya. Untung Leon dengan sangat sigap melemparkan setirnya dan langsung meng-erem mobilnya secara tiba - tiba.Kenzo yang sedang membaca buku dibelakang menjadi sangat terkejut saat Leon membanting setirnya. Ia langsung menaruh buku yang ia pegang dan menegur Leon."Bisa nggak nyetirnya pelan - pelan, Mau kita mati sekarang apa?" cetus Kenzo pada Leon."Sorry
UHUK ... UHUK.Kenzo tersedak saat mendengar pertanyaan yang dilontarkan oleh Aretha padanya. "pacar?!"jawab Kenzo sambil mengelap air dengan tisu di dekat bibirnya."Ken, kenapa? Ada yang salah kah jika aku bertanya seperti itu? Sini biar aku aku bantu," kata Aretha yang kemudian mengambil tisu dari tangan Kenzo dan membersihkan air di bibir laki - laki tampan itu.Ayu hanya diam menyaksikan adegan demi adegan yang dilakukan oleh Aretha dan Kenzo di depan matanya. 'heh, sok kecakepan juga nih anak.' batin Ayu dengan nada cueknya."Nggak ada yang salah kok, aku belum punya pacar," kata Kenzo sambil tersenyum."Kamu yakin?" Aretha begitu senang mendengar bahwa laki - laki pujaannya itu belum ada pendamping hidup."Ya elah, ngapain aku bohong sih Aretha cantik. Lagian siapa juga yang mau sama aku," jawab Kenzo dengan santainya."Ehem, seper
Saat melihat mama Ayu keluar dari dalam rumahnya, Kenzo menatapnya dari dalam mobil. Ingin rasanya Kenzo memeluk tante vina yang dulu pernah merawatnya diwaktu ia kecil. "tante Vina." mata Kenzo menjadi berkaca - kaca menyebut nama Tante Vina. "Leon, ayo masuk dulu." ajak Mama Ayu. "Lain kali aja tante, Leon mau pulang dulu." Leon menjawab tawaran Mama Ayu dengan sangat sopan. Itulah yang membuat Mama Ayu suka pada Leon, karena dia anak yang baik dan sopan. "Lho, kenapa buru - buru?" tanya Mama Ayu pada Leon. "Leon ditunggu kakak Leon di dalam mobil, jadi Leon nggak bisa lama - lama tante, maaf." Leon meminta maaf karena dirinya tidak bisa mampir kerumah Ayu terlebih dahulu. "Oh begitu, ya sudah nggak apa - apa, tante tinggal masuk dulu ya kedalam." Mama Ayu pun meninggalkan Ayu dan Leon didepan rumahnya. "Baiklah sayang, be
*** Selesai berbelanja, Leon mengantar Dea pulang kerumahnya. "De, sudah sampai," kata Leon saat berada didepan rumah Dea. "Makasih ya Leon, Ayu. Kalian sudah mengajak-ku jalan - jalan hari ini," ucap Dea sambil keluar dari mobil Leon. "Ya sama - sama Dea," jawab Ayu. Setelah Dea masuk kedalam rumahnya, Leon dan Ayu pun kembali melanjutkan perjalanannya. "Sayang, kita langsung pulang atau mau jalan ketempat lain?" tanya Leon. Ayu yang sedari tadi hilang mood, hanya menjawab dengan nada cueknya saja. "terserah." Ayu masih kesal karena Leon mengajak Dea tanpa memberitahu dirinya terlebih dahulu. "Hei, cantik-ku masih marah kah? Bukannya Dea juga sahabat-mu sayang, kenapa kamu jadi karah seperti ini?" Leon heran karena Ayu sangat kesal dengannya hanya karena dia mengajak Dea. "Aku tahu Dea sahabatku, bahk
Kenzo mendengarkan cerita Tante Vina tentang Ayu. Kenzo sangat terkejut saat Tante Vina memberitahunya bahwa Ayu mengalami kecelakaan saat Ayu mengejar mobil yang membawa Kenzo pergi. "Lalu, setelah itu apa yang terjadi pada Ayu Tante?" Kenzo terus bertanya pada Tante Vina. "Tante dan almarhumah Mama kamu membawa Ayu kerumah sakit. Dan dokter bilang Ayu mengalami trauma berat sehingga membuat dia kehilangan sebagian ingatannya." Jelas Tante Vina. "Jadi ... Ayu tidak dengan sengaja melupakan aku? Dia mengalami trauma karena kecelakaan waktu dia kecil," kata Kenzo. Tante Vina menganggukkan kepalanya. Betapa menyesal dan merasa bersalahnya Kenzo pada Ayu. Karena dirinya Ayu sampai harus kehilangan ingatannya, termasuk ingatan masa kecil bersama dengan Kenzo. "Ini semua salahku Tan, seharusnya aku tidak meninggalkan Ayu waktu itu. Dan semua ini tidak akan mungkin terjadi,"
"Ken ... Tunggu!!!" teriak Leon. Kini Leon sungguh bingung harus mencari Ayu kemana, ia sungguh menyesal karena tidak mau mendengarkan penjelasan dari kekasihnya itu. "Ayu, maafkan aku," Leon menyerah karena ia tak kunjung menemukan Ayu. Tidak berapa lama Leon duduk dibangku taman, Dea datang dan menyapa Leon. "Leon, kamu ngapain disini sendirian? Oh iya, gimana keadaanmu? Semalam aku yang mengantarkanmu pulang, kamu mabuk berat jadi aku tidak bisa membiarkan kamu mengemudia mobil sendirian." jelas Dea sambil duduk disamping Leon. Leon yang mendengar suara Dea langsung menanyakan keberadaan Ayu tanpaenjawab satu patah pertanyaan Dea tadi. "De, kamu sahabat Ayu kan?! Kamu harusnya tahu Ayu ada dimana sekarang?" tanpa basa - basi Leon langsung bertanya pada Dea. "Ayu! Aku tadi bertemu dia didepan," jawab Dea.
"Makasih Ken, sudah mengantarkan-ku pulang," kata Ayu. "Sama - sama. Istirahatlah, semoga besok harimu cerah," ucap Kenzo. Kenzo langsung mengemudi mobilnya kembali untuk pulang. Ayu hanya melihat dari jauh mobil Kenzo yang melaju. 'Kamu terlalu baik Ken, aku sendiri juga tidak mengerti kenapa aku merasa nyaman bersamamu.' gumam Ayu. Ayu masuk kedalam rumahnya, ia melihat mamanya sedang tertidur, jadi ia langsung masuk kedalam kamarnya dan beristirahat. Ayu masih mengingat kata - kata Leon yang menyakiti hatinya. Tapi Ayu tidak mau pertengkarannya berlarut dengan Leon. Ia berniat untuk menjelaskan semua yang terjadi pada Leon dikampus besok. Ayu merebahkan tubuhnya diatas kasur kesayangannya, ia lalu memejamkan mata dan tertidur lelap. *** Keesokan harinya dikampus Ayu melihat Leon yang baru keluar dar
"Apa maksud kamu bilang seperti itu?" Ayu terkejut Leon berbicara kasar padanya didepan umum."Jangan kira aku tidak tahu kamu dan Kenzo ngapain aja tadi. Kamu pikir aku bisa dibodohi? Tidak Ayu, kamu perempuan tidak punya harga diri. Mau saja kamu dipeluk sma Kenzo sedangkan kamu masih punya aku!" Leon sangat kesal, tanpa ia sadari ia membentak Ayu.Leon sedang mabuk, ia tidak tahu apa yang ia katakan pada Ayu. Ia hanya mengikuti kata hatinya yang sangat kesal melihat kekasihnya berpelukan dengan lelaki lain meskipun itu adalah kakaknya sendiri.Kenzo melihat Ayu menangis langsung mendatangi mereka berdua. Kenzo mendorong Leon yang membentak Ayu dan menyalahkan Ayu terus - menerus sedari tadi."Apa - apaan kamu Leon, sadar!" bentak Kenzo pada Leon."Oh ... Wah, pahlawanmu sudah datang Ayu." Leon berjalan sempoyongan mendekati Kenzo yang berdiri didekat Ayu.
"Ayu, apa ada yang salah dari ucapan mama? Kenapa kamu jadi bersedih," tanya Mama Ayu."Mmmm, begini ma. Sebenarnya Ayu bingung harus pergi dengan siapa," jawab Ayu."Kenapa begitu? Bukannya barusan Kenzo yang mengajakmu," ucap Mama Ayu. Ia merasa putrinya sedang menyembunyikan sesuatu padanya."Katakan sama mama ada apa sebenarnya." Mama Ayu penasaran dengan sikap anaknya itu."Kenzo dan Leon ... Mereka adalah saudara ma," jawab Ayu.Mama Ayu terkejut mendengar jawaban putrinya itu. Jadi Leon adalah saudara kandung dari Kenzo."Kenapa mama jadi melamun," tanya Ayu."Ah ...tidak apa -apa sayang. Jadi kamu memilih untuk pergi dengan siapa?" tanya Mama Ayu."Aku akan datang dengan dia yang datang terlebih dulu ma, aku sudah terlanjur berjanji pada Kenzo juga," jawab Ayu, lalu ia pergi kekamarnya untuk bersiap - siap.
Kenzo tidak Kuasa menahan kerinduan didalam dirinya pada Tante Vina yang sudah ia anggap sebagai ibunya sendiri.Mama Ayu- pun merasa aneh pada Kenzo, ia merasa seperti mengenal laki - laki yang mengantar putrinya pulang itu.'Siapa anak ini? Kenapa dia tidak asing bagiku, padahal kita baru saja bertemu.' gumam Mama Ayu."Ma, Ayu masuk dulu ya." Ayu meminta izin mama-nya untuk masuk kedalam dan berganti pakaian."Iya sayang, mandi terus ganti pakaianmu biar tidak sakit," kata Mama Ayu.Ayu menganggukkan kepalanya, sebelum masuk kedalam rumah, Ayu menyapa Kenzo terlebih dahulu. "Btw, thank you," kata Ayu sambil tersenyum."No problem, istirahatlah, nanyi malam biar aku yang menjemputmu, kata Kenzo."Ok," jawab Ayu.Ayu-pun masuk kedalam rumahnya. Mama Ayu yang masih penasaran pada Kenzo, kini ia mendekatinya.&n
*** Selesai berbelanja, Leon mengantar Dea pulang kerumahnya. "De, sudah sampai," kata Leon saat berada didepan rumah Dea. "Makasih ya Leon, Ayu. Kalian sudah mengajak-ku jalan - jalan hari ini," ucap Dea sambil keluar dari mobil Leon. "Ya sama - sama Dea," jawab Ayu. Setelah Dea masuk kedalam rumahnya, Leon dan Ayu pun kembali melanjutkan perjalanannya. "Sayang, kita langsung pulang atau mau jalan ketempat lain?" tanya Leon. Ayu yang sedari tadi hilang mood, hanya menjawab dengan nada cueknya saja. "terserah." Ayu masih kesal karena Leon mengajak Dea tanpa memberitahu dirinya terlebih dahulu. "Hei, cantik-ku masih marah kah? Bukannya Dea juga sahabat-mu sayang, kenapa kamu jadi karah seperti ini?" Leon heran karena Ayu sangat kesal dengannya hanya karena dia mengajak Dea. "Aku tahu Dea sahabatku, bahk
Saat melihat mama Ayu keluar dari dalam rumahnya, Kenzo menatapnya dari dalam mobil. Ingin rasanya Kenzo memeluk tante vina yang dulu pernah merawatnya diwaktu ia kecil. "tante Vina." mata Kenzo menjadi berkaca - kaca menyebut nama Tante Vina. "Leon, ayo masuk dulu." ajak Mama Ayu. "Lain kali aja tante, Leon mau pulang dulu." Leon menjawab tawaran Mama Ayu dengan sangat sopan. Itulah yang membuat Mama Ayu suka pada Leon, karena dia anak yang baik dan sopan. "Lho, kenapa buru - buru?" tanya Mama Ayu pada Leon. "Leon ditunggu kakak Leon di dalam mobil, jadi Leon nggak bisa lama - lama tante, maaf." Leon meminta maaf karena dirinya tidak bisa mampir kerumah Ayu terlebih dahulu. "Oh begitu, ya sudah nggak apa - apa, tante tinggal masuk dulu ya kedalam." Mama Ayu pun meninggalkan Ayu dan Leon didepan rumahnya. "Baiklah sayang, be
UHUK ... UHUK.Kenzo tersedak saat mendengar pertanyaan yang dilontarkan oleh Aretha padanya. "pacar?!"jawab Kenzo sambil mengelap air dengan tisu di dekat bibirnya."Ken, kenapa? Ada yang salah kah jika aku bertanya seperti itu? Sini biar aku aku bantu," kata Aretha yang kemudian mengambil tisu dari tangan Kenzo dan membersihkan air di bibir laki - laki tampan itu.Ayu hanya diam menyaksikan adegan demi adegan yang dilakukan oleh Aretha dan Kenzo di depan matanya. 'heh, sok kecakepan juga nih anak.' batin Ayu dengan nada cueknya."Nggak ada yang salah kok, aku belum punya pacar," kata Kenzo sambil tersenyum."Kamu yakin?" Aretha begitu senang mendengar bahwa laki - laki pujaannya itu belum ada pendamping hidup."Ya elah, ngapain aku bohong sih Aretha cantik. Lagian siapa juga yang mau sama aku," jawab Kenzo dengan santainya."Ehem, seper