Natasya dan Ibu Rubi menyusul Abimanyu dan Pak Adam. Saat turun dari mobil, Natasya dan Ibu Rubi begitu terkejut karena mereka sampai di depan sebuah rumah sakit jiwa.
“Bu, apa ini alamat yang di kasih sama Abi?” tanya Natasya.
“Iya, Natasya. Tapi, ini rumah sakit jiwa,” ucap Ibu Rubi heran.
Tak lama kemudian Abimanyu dan Pak Adam menghampiri mereka berdua tepat di depan rumah sakit jiwa.
“Abi, apa ini? Ini rumah sakit jiwa,” ucap Natasya.
“Iya, Natasya. Ini memang rumah sakit jiwa. Dokter bilang kalau Naraya mengalami gangguan mental karena ketakutannya yang berlebih, itu sebabnya Naraya harus dirawat di sini untuk sementara waktu,” ucap Abimanyu dengan berat hati.
“Nggak mungkin. Nara adalah wanita yang kuat. Nara nggak mungkin mengalami itu,” ucap Natasya begitu sangat terpukul.
“Ayah. Sejak kecil Naraya dan Natasya jadi putri kalian. Ayah nggak akan bohong sama Natasya, kan?” tanya Natasya dengan berlinangan air mata.
“Iya, Nak. Ayah nggak akan bohong sama kamu,” ucap Pak Adam.
“Naraya nggak mungkin gangguan mental, kan?” tanya Natasya.
“Natasya, kamu harus menerima kenyataannya,” titah Pak Adam.
“Nggak, Nara nggak mungkin mengalami hal itu. Natasya nggak bisa terima ini,” teriak Natasya.
“Natasya, tenang, Sayang. Kamu harus bisa kuat. Kamu harus balas perbuatan laki-laki itu. Kamu nggak boleh lemah,” titah Ibu Rubi.
“Pa, Narendra Adijaya adalah dalangnya. Laki-laki yang melecehkan Naraya adalah Narendra,” ucap Ibu Rubi.
Pak Adam telihat sangat terkejut dan Abimanyu terlihat kebingungan.
“Siapa Narendra Adijaya?” tanya Abimanyu yang tak tahu siapa itu Narendra Adijaya.
“Dia anak dari rekan lama papa. Papa tau Narendra karena Narendra ikut menjalankan perusahaan Adijaya,” ucap Pak Abimanyu.
“Pa, yang laki-laki itu lakukan salah besar. Kita harus laporkan laki-laki itu ke polisi,” usul Abimanyu.
“Jangan! Aku sendiri yang akan hukum laki-laki itu,” ucap Natasya.
“Natasya, lebih baik polisi yang urus laki-laki seperti itu. Jangan berhadapan dengan laki-laki yang tega melecehkan seorang wanita,” ucap Abimanyu.
“Nggak, Abi. Narendra merenggut kehormatan dan masa depan Naraya. Aku akan lakukan yang sama. Aku akan jatuhkan Narendra, aku akan hancurkan dia sampai dia menyesali perbuatannya,” ucap Natasya yang sudah sangat dikuasai oleh amarah.
“Papa dukung Natasya. Papa akan bantu Natasya untuk mencapai tujuannya. Laki-laki seperti Narendra harus diberi hukuman,” ucap Pak Adam.
“Natasya, ayah akan bantu kamu. Kamu nggak sendirian, Nak,” ucap Pak Adam dengan sangat berbaik hati.
“Pa, kenapa dukung Natasya? Niat Natasya itu membahayakan dirinya sendiri,” ucap Abimanyu yang sangat mencemaskan cintanya.
“Apapun akan aku lakukan untuk menghancurkan Narendra. Aku akan hancurkan bisnisnya agar dia nggak bisa berbuat seenaknya lagi,” ucap Natasya.
“Nggak, aku nggak setuju! Aku nggak akan biarkan kamu berurusan dengan laki-laki biadab itu!” tegas Abimanyu.
“Abi! Natasya ingin menegakkan keadilan untuk Naraya. Kamu nggak bisa menghalangi tujuan itu,” ucap Pak Adam.
“Iya, Abi. Biarkan Natasya melakukan yang dia inginkan. Natasya hanya ingin mendapatkan keadilan untuk adiknya,” sambung Ibu Rubi.
“Tinggal lapor polisi dan hukum yang akan mengadili laki-laki itu. Kalian semua nggak perlu balas dendam. Itu nggak akan ada gunanya,” kata Abimanyu dengan nada kesal.
“Aku nggak mau, Abi! Aku akan tetap balas dendam. Aku nggak peduli apa yang akan terjadi sama aku. Tekad aku udah bulat dan aku akan hancurkan Narendra!” tegas Natasya.
“Natasya, kenapa kamu jadi keras kepala kayak gini?” tanya Abimanyu.
“Hati aku terluka! Aku nggak bisa menerima semua ini! Aku harus keras kepala,” ucap Natasya.
“Sekarang tujuan aku cuma balas dendam. Nggak ada hal lainnya selain itu,” tandas Natasya, lalu dia lari dari sana.
“Natasya,” panggil semuanya.
“Pa, Ma, kalian pulang duluan ke rumah. Abi akan kejar Natasya,” ucap Abimanyu.
Dia pun berlari mengejar Natasya yang lari dengan cepat.
***
“Natasya!” teriak Abimanyu sambil berlari di tepi jalan dan mengejar Natasya yang berlari jauh di depannya.
“Natasya! Aku minta berhenti!” teriaknya lagi.
Abimanyu berlari semakin cepat dan meraih tangan Natasya. Natasya pun jatuh ke pelukan Abimanyu dan mereka tak peduli dengan orang-orang yang melintasi jalan raya dan memperhatikan mereka.
“Abi, lepasin aku!” pinta Natasya.
“Aku nggak akan lepasin kamu. Dengan susah payah aku tangkap kamu. Kamu akan lari lagi kalau aku lepasin kamu,” ucap Abimanyu.
Kemudian Abimanyu mencengkeram tangan Natasya dengan kedua tangannya. Abimanyu begitu marah dan menatap Natasya dengan tatapan yang sangat tajam sehingga Natasya memalingkan wajahnya ke samping.
“Lepasin aku, Abi!” titah Natasya tanpa berani menatap wajah tampan Abimanyu yang sudah berubah menjadi seram dengan raut marah.
“Ada apa sama otak kamu? Kenapa kamu berpikir untuk balas dendam?” tanya Abimanyu dengan penuh penekanan.
“Aku mencintai kamu dan aku nggak akan biarkan kamu ada dalam bahaya,” ucap Abimanyu.
“Aku akan baik-baik aja. Laki-laki itu nggak akan bisa nyakitin aku, Abi,” ucap Natasya.
“Tatap mata aku!” titah Abimanyu.
“Aku nggak mau, tatapan kamu itu kelemahan buat aku. Aku nggak akan bisa nolak permintaan kamu saat aku tatap mata kamu,” ucap Natasya.
“Tujuan aku hanya untuk balas dendam. Aku nggak peduli sama yang lainnya. Jangan paksa aku untuk menuruti permintaan kamu,” kata Natasya.
“Kalau kamu sungguh-sungguh mencintai aku, seharusnya kamu mendukung keputusan aku. Seharusnya kamu bantu aku untuk mencapai tujuan aku. Bukan, menghalangi tujuan aku,” tandas Natasya.
Abimanyu melepaskan Natasya dan Natasya menghela nafasnya. Kemudian Natasya berjalan menjauh dari Abimanyu.
“Natasya!” panggil Abimanyu.
Natasya menghentikan langkah kakinya dan menarik nafasnya dalam-dalam.
“Aku mendukung keputusan kamu. Aku akan buktikan kalau aku sungguh-sungguh mencintai kamu dan aku akan lakukan apapun untuk menunjukan cinta itu,” ungkap Abimanyu.
“Jangan pernah meragukan cinta tulus aku untuk kamu!” titah Abimanyu.
Natasya langsung tersenyum mendengar ucapan Abimanyu. Dia pun berbalik badan dan langsung lari memeluk tubuh Abimanyu yang kekar. Keduanya menangis sambil berpelukan.
“I love you, Natasya,” bisik Abimanyu tepat di telinga Natasya.
“I love you to, Abi” ucap Natasya. Natasya benar-benar bahagia karena mendapatkan dukungan dari laki-laki yang dia cintai. Dia memeluk Abimanyu semakin erat dan tak peduli pada orang-orang yang menatap mereka di jalan raya yang ramai itu.
“Aku akan selalu ada di setiap langkah kamu. Kemanapun kamu melangkah, aku akan ikut melangkah bersama kamu,” ucap Abimanyu.
“Aku janji akan mendampingi kamu sampai kamu mencapai tujuan kamu. Kita berdua akan balas perbuatan laki-laki itu dan Naraya akan segera mendapatkan keadilan,” ucap Abimanyu.
Natasya melepaskan pelukannya dan Abimanyu melepaskan Natasya. Mereka berdua saling menatap dan Natasya terus mengeluarkan air matanya. Abimanyu sangat benci air mata yang keluar dari mata Natasya, dia langsung menghapus air mata itu dengan tangannya.
“Aku benci air mata yang keluar dari mata kamu. Aku nggak mau princess secantik kamu menangis di hadapan aku,” ungkap Abimanyu.
“Jangan pernah menangis saat aku ada bersama kamu. Aku nggak bisa melihat air mata itu. Hati aku sakit saat melihatnya,” kata Abimanyu.
“Iya, aku janji ini terakhir kalinya aku menangis dan terlihat lemah di depan kamu,” janji Natasya.
“Aku pegang janji kamu,” ucap Abimanyu.
“Ayo sekarang kita pulang. Papah dan mamah pasti cemas nungguin kita pulang,” ajak Abimanyu.
Mereka pun menyeberangi jalan dan tiba-tiba saja sebuah mobil hitam melintas dengan sangat cepat dan menyerempet Natasya hingga Natasya terjatuh dan telapak tangannya terluka.
“Aww,” pekik Natasya yang merasa kesakitan.
“Natasya,” ucap Abimanyu dengan sangat cemas.
Abimanyu langsung membantu Natasya berdiri, lalu meniup telapak tangan Natasya yang terluka.
“Maafin aku, aku nggak bisa lindungi kamu walaupun kita jalan berdampingan,” ucap Abimanyu dengan merasa bersalah.
“Ini bukan salah kamu,” ucap Natasya.
“Orang itu tiba-tiba melintas cepat. Aku yakin karena dia nggak mau terjebak lampu merah,” ucap Natasya.
Ternyata orang yang menyerempet Natasya menghentikan mobilnya dan menghampiri Natasya.
“Kamu benar, saya buru-buru dan nggak mau terjebak lampu merah, itu sebabnya saya menaikkan kecepatan saat lampu hijau hampir berganti,” ucap laki-laki itu dengan sopan.
“Maaf karena buat kamu terjatuh,” tambahnya.
“Lain kali tolong hati-hati saat bawa mobil anda!” titah Abimanyu geram.
“Iya, lain kali saya janji untuk lebih hati-hati,” ucap laki-laki itu.
“Saya Narendra Abimanyu. Maaf saya harus pergi sekarang,” ucap laki-laki itu, lalu tersenyum dan pergi meninggalkan mereka.
Natasya dan Abimanyu saling menatap. Mereka begitu terkejut melihat laki-laki yang melecehkan Naraya ada tepat di depan mereka.
Natasya semakin sedih dan terpukul setelah melihat pelaku yang melecehkan Naraya. Saat sampai di kediaman Atmaja, Abimanyu langsung merangkul Natasya masuk ke dalam rumahnya. Abimanyu menyuruh Natasya untuk duduk di ruang tamu, Natasya pun duduk dan Abimanyu berdiri di dekatnya. Kemudian orang tua Abimanyu datang menghampiri mereka.“Ma, Pa, aku dan Natasya bertemu Narendra Adijaya. Natasya semakin terpukul karena melihat laki-laki biadab itu,” kata Abimanyu.“Kalian ketemu Narendra?” tanya Ibu Rubi.“Iya,” jawab Abimanyu.“Natasya,” panggil Ibu Rubi, lalu Ibu Rubi duduk di samping Natasya dan merangkul Natasya.“Nak, kamu jangan sedih lagi. Ibu dan ayah janji akan bantu kamu untuk mencapai tujuan kamu,” ucap Ibu Rubi.Natasya menatap mata Ibu Rubi dengan mata yang berkaca-kaca.“Ibu dan ayah sudah berbicara dan kami punya rencana supaya kamu bisa membalas perlak
Saat Natasya dan Abimanyu masih bicara di atas, tiba-tiba Ibu Rubi muncul dan membuat keduanya terkejut.“Mama, ada apa?” tanya Abimanyu.“Abimanyu, kita harus bersandiwara saat makan malam nanti. Keluarga Adijaya akan datang ke sini dan membicarakan perjodohan sambil makan malam,” kata Ibu Rubi.“Natasya, kamu harus siapkan diri kamu. Jangan sampai mereka curiga sama kita. Kamu nggak boleh terlihat sedih di depan mereka dan kamu nggak boleh memperlihatkan kebencian kamu pada Narendra,” titah Ibu Rubi.“Iya, Bu. Natasya akan lakukan yang terbaik. Natasya akan buat mereka terkesan, yang paling utama adalah Narendra Adijaya,” ucap Natasya dengan sorot kebencian.“Kami akan memperkenalkan kamu sebagai putri angkat keluarga ini, adik dari Abimanyu,” ucap Ibu Rubi.“Iya, Bu. Aku akan panggil Abimanyu dengan sebutan kakak,” kata Natasya.
Natasya turun ke bawah dengan memakai dress berwarna putih yang menutup sampai ke bawah lututnya. Lengannya pun panjang karena Abimanyu sengaja memilih pakaian tertutup untuk Natasya. Seluruh orang di ruang makan langsung menatap Natasya dengan kagum, begitu juga dengan Narendra.Tuhan, apa dia bidadari yang jatuh dari langit? batin Narendra.“Natasya, ayo cepat kemari, Nak! Semua orang sudah menunggu kamu,” titah Pak Adam.“Iya, Ayah,” jawab Natasya.Natasya pun mendekat dan menyapa semua orang dengan senyum manisnya.“Selamat malam semuanya,” ucap Natasya sembari tersenyum dengan posisinya yang masih berdiri.“Malam, Nak. Ternyata putri Pak Adam sangat cantik dan juga sopan,” puji Pak Farhan.“Iya, Pak Farhan. Natasya memang wanita yang sangat luar biasa. Kalian tidak akan menemukan wanita yang lebih baik dari Natasya untuk putra kalian, Narendra,” uca
Setelah acara makan malam selesai, Natasya berdiri sendirian di balkon dengan memakai pakaian tidurnya.“Sekarang semua orang udah setuju dengan perjodohan aku dan Narendra. Aku akan segera menikah dan aku akan hancurkan laki-laki itu,” ucap Natasya sambil menatap bintang-bintang. Tanpa ia sadari, air mata mulai mengalir dari matanya.Kemudian Abimanyu datang dengan membawa selimut, dia menempelkan selimut itu ke badan Natasya sembari berkata, “Malam ini dingin, aku nggak mau kamu kedinginan,” ucap Abimanyu, lalu mengalihkan pandangannya ke langit.“Hapus air mata itu!” titah Abimanyu sembari menatap Natasya yang berdiri di sampingnya.Natasya pun menuruti perintah, Abimanyu. Natasya menghapus air matanya dan Abi meletakkan tangannya di atas tangan Natasya.“Aku nggak suka ada air mata di mata kamu. Aku udah sering bilang sama kamu dan kamu juga udah janji nggak akan na
“Natasya, kamu ke kantor sama aku atau sama papa?” tanya Abimanyu kepada Natasya yang sedang sarapan di ruang makan.“Lebih baik kalian berdua pergi duluan. Papa mau temani mama ke rumah teman mama,” ucap Pak Adam.“Iya, Pa,” ucap Abimanyu.“Apa benar kalian berdua saling mencintai seperti yang dibilang sama mama?” tanya Pak Adam.“Iya, Pa. Kami berdua saling mencintai,” jawab Abimanyu tanpa rasa ragu sedikitpun.“Masalah yang terjadi membuat kalian berdua tidak bisa bersatu untuk saat ini. Papa bahagia, tapi papa juga sedih karena kalian belum bisa bersatu walaupun kalian saling mencintai,” ucap Pak Adam.“Iya, Pa. Kami berdua bisa mengerti keadaan. Cinta Abimanyu dan Natasya sangat penting. Tapi, keadilan untuk Naraya juga sangat penting,” ucap Abimanyu.“Abimanyu dan Natasya akan bersatu setelah balas dendam itu tercapai,” imbu
“Siapa yang kirimkan foto ini?” tanya Narendra pada dirinya sendiri.Dia terus mengamati foto Naraya dan kemudian dia menemukan sebuah surat yang juga ada di dalam paket yang dia terima.“Foto wanita dan surat. Aku nggak paham sama orang yang kirim paket ini. Buat apa kirim paket ini ke aku?” tanya Narendra heran.Narendra membuka surat itu dan membacanya di dalam batin.Hi, Narendra! Apa kamu masih ingat wajah ini? Wajah ini adalah wajah wanita yang kamu lecehkan. Kamu akan menerima balasan karena telah melecehkan aku. Narendra, aku nggak akan biarkan kamu hidup tenang setelah kamu melecehkan aku dan menghancurkan masa depan aku. Kamu nggak akan pernah bahagia. Aku akan hancurkan kamu! Kamu akan sangat hancur dan kamu akan menyesali perbuatan kamu.“Orang yang sangat aneh. Kenapa ada orang yang berani kirim foto dan surat seperti ini? Apa orang ini nggak tau siapa aku?
“Hi!” sapa Narendra kepada Abimanyu dan Natasya, ditambahkan dengan senyuman manis.Abimanyu melepaskan tangan Natasya. “Untuk apa kamu ke sini?” tanya Abimanyu sedikit ketus.“Maksudnya, ada perlu apa?” tanya Abimanyu.“Saya mau bertemu dengan Natasya,” jawab Narendra.“Iya, kamu pasti ingin bicara dengan calon istri kamu. Baru aja Natasya bilang mau telfon kamu untuk tanyakan pakaian apa yang akan kamu pakai,” ucap Abimanyu pura-pura ramah.“Natasya ingin memakai pakaian yang warnanya sama agar kalian terlihat serasi,” tambah Abimanyu.“Oh, ya? Aku ke sini juga untuk tanyakan hal itu pada Natasya. Malam ini Natasya akan jadi orang yang paling spesial di pesta,” ucap Narendra.“Sangat kebetulan kalau begitu. Silakan kalian bicara,” ucap Abimanyu.“Natasya, aku akan pulang duluan ke rumah, ya,” ucap Ab
Narendra dan Ibu Rubi menuntun Natasya masuk ke ruang dokter. Baru melihat dokter saja Natasya sudah terlihat sangat ketakutan dan ingin keluar dari ruangan itu. Sayangnya Ibu Rubi memegang tangan Natasya dengan sangat kuat.“Silakan pasiennya berbaring di tempat tidur,” titah sang dokter.“Ayo Natasya,” ajak Ibu Rubi.“Bu, Natasya baik-baik aja. Natasya nggak perlu diperiksa sama dokter,” ucap Natasya, tapi Ibu Rubi membaringkan Natasya di ranjang rumah sakit.“Natasya udah sembuh,” tambah Natasya.“Natasya, kita sudah sampai di sini. Biarkan Dokter periksa kamu,” titah Ibu Rubi.“Dokter, silakan periksa putri saya,” ucap Ibu Rubi.“Dokter, saya nggak sakit. Maaf, saya harus pergi,” ucap Natasya.Natasya beranjak dari ranjang rumah sakit dan langsung kabur dari sana karena ketakutan.
Bertengkar dengan adiknya sendiri membuat Narendra sangat pusing. Dia hanya bisa duduk dan menyesal karena bertengkar dengan Dania. Kemudian, Natasya mulai beraksi untuk mencari perhatian dari calon suaminya itu.“Narendra, aku minta maaf. Pertengkaran itu terjadi karena aku. Aku buat kakak dan adik jadi bertengkar,” ucap Natasya.Sebenarnya Natasya sama sekali tak peduli dengan pertengkaran kakak dan adik itu. Tapi, dia harus pura-pura peduli untuk mendapatkan simpati dari Narendra.“Itu bukan salah kamu, Natasya. Dania yang keterlaluan,” kata Narendra.“Aku minta maaf atas sikap nggak sopan Dania,” ucap Narendra dengan sangat merasa bersalah.Natasya merasa sangat senang dalam batinnya karena Narendra meminta maaf padanya.“Narendra, kamu nggak perlu minta maaf sama aku. Seharusnya kamu minta maaf sama Dania,” ucap Natasya.
Pagi hari, Natasya dan Abimanyu sibuk di dapur dan sedang mengemas makanan ke kotak makan. Natasya menutup kotak makanan itu dan kemudian memberikannya pada Abimanyu karena Abimanyu yang meminta Natasya membuatnya.“Untuk apa makanan ini? Kita udah sarapan dan kamu bilang kalau nggak mau pergi ke kantor,” ucap Natasya.“Ini bukan bekal ke kantor, kan?” tanya Natasya.“Kenapa kamu kasih ke aku?” tanya Abimanyu.“Karena kamu yang minta aku buat itu,” ucap Natasya.“Natasya, ini bukan buat aku. Aku minta kamu buat ini, tapi bukan berarti makanan ini buat aku,” ucap Abimanyu.“Lalu?” tanya Natasya heran.“Ayo kita pergi ke kantor Narendra. Kasih nasi goreng itu ke Narendra,” ajak Abimanyu.“Kasih nasi goreng ini ke Narendra?” tanya Natasya terkejut.Natasya menatap Abimanyu dengan heran da
“Aku takut petir,” ucap Natasya masih sambil memejamkan matanya dan memeluk Narendra dengan erat di bawah rinai hujan.“Jangan takut! Aku ada di sini,” ucap Narendra, lalu tersenyum sambil mendekap tubuh Natasya.“Narendra mencari kesempatan untuk menyentuh Natasya. Aku nggak bisa biarin ini. Tapi, aku nggak bisa keluar dari mobil. Aku udah janji sama Natasya untuk mengawasi dia dari kejauhan. Aku nggak bisa mengecewakan Natasya,” ucap Abimanyu yang sudah sangat geram melihat Natasya ada di pelukan Narendra.Natasya tersadar kalau dia memeluk Narendra. Karena itu Natasya langsung melepaskan pelukan Narendra dan menatap Narendra dengan rasa bersalah.“Aku minta maaf, seharusnya aku nggak peluk kamu sembarangan,” ucap Natasya.“Nggak papa, Natasya,” ucap Narendra dengan santai.“Natasya, lebih baik aku antar kamu pulang. Kamu takut petir, kan?” tany
Natasya menempelkan ponselnya ke telinga dan mulai bicara kepada Narendra di telepon.“Halo, Narendra,” ucap Natasya di depan keluarga angkatnya.“Natasya, ayah dan ibu kamu pasti udah cerita semuanya sama kamu. Aku mohon jangan batalin pernikahan kita,” pinta Narendra dengan suara yang sangat cemas.Natasya menatap seluruh keluarganya, lalu Narendra kembali bicara di telepon.“Wanita yang datang ke pesta itu adalah pembohong. Aku nggak pernah menghamili wanita manapun. Buat aku kehormatan wanita itu sangat penting. Kamu masih ingat kata-kata aku waktu itu, kan?” ucap Narendra.“Narendra, ibu dan ayah aku adalah segalanya buat aku. Mereka memutuskan untuk membatalkan perjodohan kita, tapi .... ” ucap Natasya.“Natasya, aku mohon jangan lakukan itu. Aku benar-benar mencintai kamu dan aku nggak bisa kehilangan wanita seperti kamu. Kamu datang dalam
“Dasar laki-laki kurang ajar!” teriak wanita yang tiba-tiba datang ke pesta ulang tahun Narendra.Ibu Monica merasa tidak terima karena putranya di tampar oleh wanita tidak jelas itu. Ibu Monica pun mendekat dan menampar wanita itu dengan sangat keras.“Siapa kamu? Kenapa datang ke sini dan langsung menampar anak saya? Orang seperti kamu nggak seharusnya di tempat ini! Pesta ini hanya untuk orang-orang terhormat!” tandas Ibu Monica.“Iya, saya memang bukan orang terhormat dan kalian juga bukan orang terhormat. Narendra ini bukan laki-laki terhormat. Dia hanya laki-laki yang suka bermain wanita dan melecehkannya,” ucap wanita itu.“Ibu berbuat kesalahan dengan menampar saya,” tandas wanita itu dengan penuh amarah.“Jaga bicara kamu!” teriak Narendra.“Saya bahkan nggak kenal sama kamu. Tolong jangan fitnah saya,” ucap Narendra.“Iy
Natasya terlihat begitu cantik dengan balutan gaun berwarna hitam yang dihiasi dengan ornamen bunga-bunga. Natasya, Pak Adam dan Ibu Rubi bersama-sama datang ke rumah Narendra yang sudah didatangi oleh banyak tamu undangan. Lalu, saat mereka mau masuk rumah itu tiba-tiba Natasya menghentikan langkahnya.“Natasya, ayo kita masuk. Kenapa kamu berhenti di sini?” tanya Ibu Rubi kepada Natasya.“Bu, Abi belum kasih kabar. Natasya cemas dengan Nara,” ucap Natasya.“Natasya, sebaiknya kita masuk. Ayah yakin kalau Naraya sudah ditemukan. Abi kan harus siap-siap ke pesta, mungkin dia belum sempat menghubungi kita,” ucap Pak Adam.“Pak Adam, Ibu Rubi, ternyata kalian sudah tiba di sini. Kami menunggu kedatangan kalian dari tadi,” ucap Ibu Monica dengan sangat ramah dan senang dengan kedatangan mereka.“Natasya, ayo masuk, Nak. Narendra terus menunggu kamu dari tadi. Hanya kamu or
Narendra dan Ibu Rubi menuntun Natasya masuk ke ruang dokter. Baru melihat dokter saja Natasya sudah terlihat sangat ketakutan dan ingin keluar dari ruangan itu. Sayangnya Ibu Rubi memegang tangan Natasya dengan sangat kuat.“Silakan pasiennya berbaring di tempat tidur,” titah sang dokter.“Ayo Natasya,” ajak Ibu Rubi.“Bu, Natasya baik-baik aja. Natasya nggak perlu diperiksa sama dokter,” ucap Natasya, tapi Ibu Rubi membaringkan Natasya di ranjang rumah sakit.“Natasya udah sembuh,” tambah Natasya.“Natasya, kita sudah sampai di sini. Biarkan Dokter periksa kamu,” titah Ibu Rubi.“Dokter, silakan periksa putri saya,” ucap Ibu Rubi.“Dokter, saya nggak sakit. Maaf, saya harus pergi,” ucap Natasya.Natasya beranjak dari ranjang rumah sakit dan langsung kabur dari sana karena ketakutan.
“Hi!” sapa Narendra kepada Abimanyu dan Natasya, ditambahkan dengan senyuman manis.Abimanyu melepaskan tangan Natasya. “Untuk apa kamu ke sini?” tanya Abimanyu sedikit ketus.“Maksudnya, ada perlu apa?” tanya Abimanyu.“Saya mau bertemu dengan Natasya,” jawab Narendra.“Iya, kamu pasti ingin bicara dengan calon istri kamu. Baru aja Natasya bilang mau telfon kamu untuk tanyakan pakaian apa yang akan kamu pakai,” ucap Abimanyu pura-pura ramah.“Natasya ingin memakai pakaian yang warnanya sama agar kalian terlihat serasi,” tambah Abimanyu.“Oh, ya? Aku ke sini juga untuk tanyakan hal itu pada Natasya. Malam ini Natasya akan jadi orang yang paling spesial di pesta,” ucap Narendra.“Sangat kebetulan kalau begitu. Silakan kalian bicara,” ucap Abimanyu.“Natasya, aku akan pulang duluan ke rumah, ya,” ucap Ab
“Siapa yang kirimkan foto ini?” tanya Narendra pada dirinya sendiri.Dia terus mengamati foto Naraya dan kemudian dia menemukan sebuah surat yang juga ada di dalam paket yang dia terima.“Foto wanita dan surat. Aku nggak paham sama orang yang kirim paket ini. Buat apa kirim paket ini ke aku?” tanya Narendra heran.Narendra membuka surat itu dan membacanya di dalam batin.Hi, Narendra! Apa kamu masih ingat wajah ini? Wajah ini adalah wajah wanita yang kamu lecehkan. Kamu akan menerima balasan karena telah melecehkan aku. Narendra, aku nggak akan biarkan kamu hidup tenang setelah kamu melecehkan aku dan menghancurkan masa depan aku. Kamu nggak akan pernah bahagia. Aku akan hancurkan kamu! Kamu akan sangat hancur dan kamu akan menyesali perbuatan kamu.“Orang yang sangat aneh. Kenapa ada orang yang berani kirim foto dan surat seperti ini? Apa orang ini nggak tau siapa aku?