Natasya terlihat begitu cantik dengan balutan gaun berwarna hitam yang dihiasi dengan ornamen bunga-bunga. Natasya, Pak Adam dan Ibu Rubi bersama-sama datang ke rumah Narendra yang sudah didatangi oleh banyak tamu undangan. Lalu, saat mereka mau masuk rumah itu tiba-tiba Natasya menghentikan langkahnya.
“Natasya, ayo kita masuk. Kenapa kamu berhenti di sini?” tanya Ibu Rubi kepada Natasya.
“Bu, Abi belum kasih kabar. Natasya cemas dengan Nara,” ucap Natasya.
“Natasya, sebaiknya kita masuk. Ayah yakin kalau Naraya sudah ditemukan. Abi kan harus siap-siap ke pesta, mungkin dia belum sempat menghubungi kita,” ucap Pak Adam.
“Pak Adam, Ibu Rubi, ternyata kalian sudah tiba di sini. Kami menunggu kedatangan kalian dari tadi,” ucap Ibu Monica dengan sangat ramah dan senang dengan kedatangan mereka.
“Natasya, ayo masuk, Nak. Narendra terus menunggu kamu dari tadi. Hanya kamu orang yang dia cari di hari ulang tahunnya,” kata Ibu Monica.
“Iya, Tante,” jawab Natasya.
“Ayo, Ibu Rubi,” ajak Ibu Monica.
“Iya, Ibu Monica,” saut Ibu Rubi.
“Ayo, Pa, Natasya,” ajak Ibu Rubi.
Mereka samua masuk dan Natasya berjalan di belakang mereka sambil melihat ke arah ponselnya.
Abi, seharusnya kamu telepon aku sekali aja. Aku benar-benar cemas, batin Natasya.
“Hi!” sapa adiknya Narendra, Dania.
“Hi!” balas Natasya dengan senyuman tipis. Kemudian Natasya kembali menatap layar ponselnya.
“Kak Narendra tunggu Kakak dari tadi loh. Ayo aku antar ketemu Kak Narendra. Aku akan ledek Kak Narendra,” ajak Dania.
“Dania, aku punya hadiah untuk Narendra. Tolong pegang ini,” pinta Natasya, lalu memberikan kado itu pada Dania.
“Tangan Kak Natasya diperban. Apa yang terjadi?” tanya Dania.
“Cuma luka kecil. Kemarin nggak sengaja aku keserempet mobilnya Narendra dan hari aku jatuh lagi,” ucap Natasya.
“Pasti sakit,” ucap Dania merasa kasihan.
“Iya, tapi nggak terlalu sakit kok,” ucap Natasya.
“Ayo aku antar ke Kak Narendra. Kak Narendra lagi ngobrol sama teman-teman kuliahnya,” ucap Dania.
“Nanti aja, Dania. Kamu tolong berikan kado itu ke Narendra, ya. Aku akan ketemu Narendra nanti aja,” ucap Natasya.
“Kenapa?” tanya Dania.
“Aku nggak mau ganggu Narendra dan teman-temannya. Aku akan ketemu dia nanti. Tolong kasih aja kadonya ke Narendra, ya. Terima kasih,” ucap Natasya, lalu Natasya pergi entah kemana.
“Calon istri Kak Narendra itu cantik, tapi dia kurang ramah. Dia sama sekali nggak asik. Apa wanita seperti Kak Natasya akan buat Kak Narendra bahagia?” ujar Dania.
“Dia pergi begitu aja dan minta tolong ke aku untuk kasih kado ke calon suaminya. Apa dia nggak mau bicara sama Kak Narendra. Benar-benar nggak sopan,” tambah Dania.
“Seharusnya dia langsung ucapkan selamat ulang tahun saat datang ke pesta ulang tahun seseorang. Aku akan kasih ini ke Kak Narendra dan aku akan mengadukan sikapnya itu,” ucap Dania.
Dania pergi menemui Narendra yang mengenakan setelan kemeja dan jas berwarna hitam. Dania langsung menyodorkan hadiah yang diberikan oleh Natasya, kemudian dia menyeret Narendra.
“Apa ini? Kamu kasih kado ke kakak kamu dengan cara seret kakak kamu?” tanya Narendra.
“Itu bukan kado dari aku. Itu kado dari calon istri kamu, Natasya,” ucap Dania terlihat sedikit kesal.
“Ini dari Natasya? Terus dimana dia sekarang?” tanya Narendra.
“Aku nggak tau. Yang jelas dia itu nggak sopan. Dia datang ke pesta ulang tahun Kakak, bukannya dia temui Kakak dan ucapkan selamat ulang tahun, dia malah suruh aku kasih kado ini dan pergi ninggalin aku begitu aja,” ucap Dania.
“Untung aja dia calon istri Kakak yang dipilih sama mama dan papa,” ujar Dania.
“Kenapa kamu jadi serius kayak gini? Cuma karena itu kamu terlihat kesal?” tanya Narendra.
“Wajar kalau aku kesal. Aku ini udah berusaha sangat ramah sama dia dan dia biasa aja ke aku,” jawab Dania.
“Dania, jangan kekanak-kanakan seperti ini. Natasya wanita yang sangat baik. Hari ini dia sedang sakit, mungkin karena itu dia bersikap cuek,” ucap Narendra.
“Tapi, dia kelihatan biasa aja. Dia nggak terlihat seperti orang yang sakit. Ya, tapi tangannya memang diperban,” ucap Dania.
“Tapi, itu nggak berpengaruh. Aku yakin kalau Natasya itu sebenarnya nggak serius untuk menikah sama Kakak. Dia mau menikah pasti karena mama dan papanya,” ucap Dania.
“Sudah, jangan diperpanjang lagi. Aku akan temui Natasya dulu,” ucap Narendra.
“Iya, iya. Silahkan temui calon istri Kakak. Semoga nggak dikacangin, ya,“ ucap Dania kesal.
Narendra tersenyum, lalu memberikan hadiahnya pada Dania sambil berkata, “Tolong simpan kado itu di kamar aku, ya.”
Narendra pergi untuk mencari Natasya, sedangkan Dania dibuat tambah kesal.
“Pasangan yang serasi, mereka berdua memang cocok. Dua-duanya serahin kado ini ke aku,” ucap Dania.
“Dia belum jadi istri Kak Narendra, tapi dia berhasil buat Kak Narendra bertekuk lutut. Kak Narendra bisa jadi budaknya setelah mereka menikah,” ujar Dania sambil menggelengkan kepalanya.
***
“Natasya,” panggil Narendra.
Natasya yang sedang bercakap-cakap dengan para wanita langsung berbalik badan dan melihat ke arah Narendra. Kemudian, Narendra mendekatinya.
“Selamat ulang tahun,” ucap Natasya, lalu memberikan senyumannya kepada Narendra.
“Terima kasih. Kamu udah ucapin selamat ulang tahun saat pukul nol nol lebih lima,” ucap Narendra.
“Iya, tapi rasanya nggak enak kalau aku datang ke pesta ulang tahun kamu dan aku nggak ngucapin selamat ulang tahun sama kamu,” ucap Natasya.
“Ini benar-benar hari ulang tahun yang paling spesial,” kata Narendra.
“Oh iya, tangan kamu gimana? Udah baikan?” tanya Narendra.
“Iya, jauh lebih baik,” jawab Natasya.
“Aku kasih hadiah ke Dania, apa Dania udah kasih ke kamu?” tanya Natasya.
“Iya, Dania udah kasih aku. Aku suruh Dania untuk simpan di kamar. Hadiah itu hadiah yang paling spesial dan paling aku tunggu-tunggu,” ucap Narendra.
“Tapi, hadiah itu biasanya aja,” ucap Natasya.
“Buat aku itu luar biasa karena orang yang kasih hadiah itu sangat luar biasa,” ucap Narendra sembari tersenyum dan menatap wajah Natasya.
“Malam ini kamu terlihat lebih cantik dengan gaun hitam itu. Pakaian kita punya warna senada walaupun kita nggak jadi beli sama-sama. Dan kita juga nggak kasih tau warna apa yang akan kita pakai,” ucap Narendra.
“Apa karena kita jodoh?” tanya Narendra.
“Aku rasa ini cuma kebetulan aja. Banyak orang di pesta ini yang pakai warna hitam juga. Dan Kak Abi juga pasti akan pakai pakaian hitam, dia lebih suka warna hitam,” ucap Natasya.
“Jadi, kamu pakai pakaian warna hitam supaya sama kayak Kak Abimanyu?” tanya Narendra dengan tatapan yang serius.
Natasya menjadi tegang dan bingung harus berkata apa. Lalu, Narendra tiba-tiba tertawa puas.
“Kenapa kamu jadi serius gitu? Apa yang kamu pikirkan?” tanya Narendra.
“Bukan apa-apa. Aku nggak mikirin apa-apa kok,” ucap Natasya.
Aku kira laki-laki ini curiga sama aku karena aku terus sebut nama Abi di depannya, batin Natasya.
“Kamu ke sini sama siapa?” tanya Narendra.
“Aku sama ayah dan ibu,” jawab Natasya.
“Dan Kak Abimanyu?” tanya Narendra.
“Kak Abi, dia masih ada urusan. Pekerjaan kantor sangat banyak, mungkin dia belum selesai. Tapi, dia akan datang ke sini,” ucap Natasya.
“Hanya, aku nggak tau kapan dia datang. Nggak ada yang bisa hubungi dia dari tadi,” jawab Natasya.
“Kamu kenapa malah ke sini? Pasti ada banyak teman kamu di pesta ini. Lebih baik kamu temui mereka,” titah Natasya.
“Bagaimana aku bisa tinggalkan kamu di pesta aku. Kamu tamu paling spesial di pesta ini,” ucap Narendra.
“Aku akan kenalkan kamu kepada teman-teman aku. Tapi, gimana kalau kita dansa dulu,” ajak Narendra.
“Semua pasangan di pesta ini juga akan ikut dansa kalau kita dansa,” kata Narendra.
“Maaf, aku nggak bisa dansa. Dan tangan aku lagi sakit,” ucap Natasya.
“Nggak mungkin kamu nggak bisa dansa. Kamu berasal dari keluarga yang ternama, aku yakin kamu sering pergi ke pesta. Hanya sebentar saja,” ucap Narendra.
“Kalau soal tangan kamu yang sakit, kamu nggak perlu khawatir. Aku nggak akan biarkan kamu jatuh dan aku nggak akan pegang erat tangan kamu yang lagi sakit,” kata Narendra.
“Maaf, aku benar-benar nggak bisa dansa. Maksudnya aku bisa, tapi kali ini aku nggak mau dansa,” ucap Natasya.
Mana mungkin aku biarkan kamu sentuh aku. Saat dansa kamu akan sentuh aku dan aku nggak mau kalau aku tersentuh oleh kamu sedikit pun, batin Natasya.
Dansa adalah kesempatan terbaik untuk menyatakan cinta aku ke Natasya, batin Narendra.
“Aku mohon jangan tolak permintaan aku di hari ulang tahun aku,” pinta Narendra.
“Narendra, aku benar-benar nggak mau dansa hari ini. Kamu tau kalau aku lagi sedikit nggak enak badan dan tangan aku juga sakit. Aku datang ke sini hanya untuk menghormati kamu. Tolong jangan paksa aku,” pinta Natasya.
Natasya langsung pergi dan wajah Narendra menunjukan kekecewaan yang begitu besar. Kemudian, Narendra meraih tangan kiri Natasya dan menarik Natasya hingga Natasya berada di pelukannya.
Mata Natasya langsung melotot karena terkejut. Dia menatap wajah Narendra dan Narendra melakukan hal yang sama.
“Masih ada yang harus aku bicarakan. Jangan kemana-mana,” ucap Narendra sembari menatap wajah Natasya.
Mereka ada sangat dekat hingga hidung mancung mereka hampir bersentuhan. Semua orang di pesta menatap mereka, tapi Narendra tak peduli dan tak mau melepaskan Natasya walaupun Natasya berusaha lepas darinya.
“Narendra, ada banyak orang di pesta ini. Mereka pasti lihat kita,” ucap Natasya.
“Aku nggak peduli,” ucap Narendra.
“Pa, apa yang Narendra dan Natasya lakukan? Mereka pelukan di depan para tamu undangan,” ujar Ibu Monica kepada suaminya.
“Papa juga nggak tau, Ma. Setahu papa, Narendra itu bukan pria yang romantis. Tapi, sejak bertemu Natasya dia jadi berubah,” ujar Pak Farhan sambil tersenyum.
“Pa, kenapa mereka pelukan di depan umum?” tanya Ibu Rubi kepada Pak Adam.
“Itu bagus, Ma. Papa rasa Narendra mulai tertarik pada Natasya. Ini bagus untuk tujuan Natasya,” ujar Pak Adam.
“Tapi, kita nggak bisa biarin laki-laki itu sentuh Natasya seenaknya,” ucap Ibu Rubi dengan perasaan cemas.
“Narendra, aku mohon lepasin aku,” pinta Natasya.
“Perhatian untuk semua yang hadir di pesta ini,” teriak Narendra.
“Wanita yang bersama saya ini adalah Natasya Aceline. Saya ingin kalian semua tau Natasya. Wanita ini adalah calon istri saya,” ucap Narendra.
“Narendra, apa yang kamu lakukan?” tanya Natasya.
“Saya adalah pria yang sangat sulit untuk jatuh cinta karena saya selalu sibuk bekerja. Tapi, saat dijodohkan dengan Natasya, saya langsung jatuh cinta dan seperti menemukan belahan jiwa saya,” ucap Narendra.
Natasya menatap wajah Narendra yang begitu bahagia. Matanya berkaca-kaca dan mulai meneteskan air matanya.
“Natasya adalah wanita yang berhasil merebut hati saya. Saya merasa beruntung karena Tuhan mempertemukan kami berdua. Saya dan Natasya akan segera menikah dan kalian harus datang ke pesta pernikahan kami,” ucap Narendra.
“Cukup, Narendra!” teriak Natasya. Natasya terlihat begitu marah dan mendorong Narendra dengan kasar sehingga membuat semua orang di pesta terkejut.
“Jangan bicara lagi! Aku nggak mau dengar apa-apa dari kamu dan kamu nggak berhak untuk mencintai aku!” tegas Natasya.
“Kamu nggak berhak!” ucap Natasya dengan penuh penekanan dan sambil menangis.
Natasya berjalan mundur, lalu berbalik badan dan kemudian berlari menerobos kerumunan.
Di saat yang bersamaan seorang wanita datang ke pesta itu dan langsung menampar pipi Narendra dengan sangat keras. Semua tamu undangan pun bertambah terkejut dan mulai berargumentasi. Sedangkan, Narendra terlihat sangat kebingungan dengan keadaan yang menjadi sangat kacau.
“Dasar laki-laki kurang ajar!” teriak wanita yang tiba-tiba datang ke pesta ulang tahun Narendra.Ibu Monica merasa tidak terima karena putranya di tampar oleh wanita tidak jelas itu. Ibu Monica pun mendekat dan menampar wanita itu dengan sangat keras.“Siapa kamu? Kenapa datang ke sini dan langsung menampar anak saya? Orang seperti kamu nggak seharusnya di tempat ini! Pesta ini hanya untuk orang-orang terhormat!” tandas Ibu Monica.“Iya, saya memang bukan orang terhormat dan kalian juga bukan orang terhormat. Narendra ini bukan laki-laki terhormat. Dia hanya laki-laki yang suka bermain wanita dan melecehkannya,” ucap wanita itu.“Ibu berbuat kesalahan dengan menampar saya,” tandas wanita itu dengan penuh amarah.“Jaga bicara kamu!” teriak Narendra.“Saya bahkan nggak kenal sama kamu. Tolong jangan fitnah saya,” ucap Narendra.“Iy
Natasya menempelkan ponselnya ke telinga dan mulai bicara kepada Narendra di telepon.“Halo, Narendra,” ucap Natasya di depan keluarga angkatnya.“Natasya, ayah dan ibu kamu pasti udah cerita semuanya sama kamu. Aku mohon jangan batalin pernikahan kita,” pinta Narendra dengan suara yang sangat cemas.Natasya menatap seluruh keluarganya, lalu Narendra kembali bicara di telepon.“Wanita yang datang ke pesta itu adalah pembohong. Aku nggak pernah menghamili wanita manapun. Buat aku kehormatan wanita itu sangat penting. Kamu masih ingat kata-kata aku waktu itu, kan?” ucap Narendra.“Narendra, ibu dan ayah aku adalah segalanya buat aku. Mereka memutuskan untuk membatalkan perjodohan kita, tapi .... ” ucap Natasya.“Natasya, aku mohon jangan lakukan itu. Aku benar-benar mencintai kamu dan aku nggak bisa kehilangan wanita seperti kamu. Kamu datang dalam
“Aku takut petir,” ucap Natasya masih sambil memejamkan matanya dan memeluk Narendra dengan erat di bawah rinai hujan.“Jangan takut! Aku ada di sini,” ucap Narendra, lalu tersenyum sambil mendekap tubuh Natasya.“Narendra mencari kesempatan untuk menyentuh Natasya. Aku nggak bisa biarin ini. Tapi, aku nggak bisa keluar dari mobil. Aku udah janji sama Natasya untuk mengawasi dia dari kejauhan. Aku nggak bisa mengecewakan Natasya,” ucap Abimanyu yang sudah sangat geram melihat Natasya ada di pelukan Narendra.Natasya tersadar kalau dia memeluk Narendra. Karena itu Natasya langsung melepaskan pelukan Narendra dan menatap Narendra dengan rasa bersalah.“Aku minta maaf, seharusnya aku nggak peluk kamu sembarangan,” ucap Natasya.“Nggak papa, Natasya,” ucap Narendra dengan santai.“Natasya, lebih baik aku antar kamu pulang. Kamu takut petir, kan?” tany
Pagi hari, Natasya dan Abimanyu sibuk di dapur dan sedang mengemas makanan ke kotak makan. Natasya menutup kotak makanan itu dan kemudian memberikannya pada Abimanyu karena Abimanyu yang meminta Natasya membuatnya.“Untuk apa makanan ini? Kita udah sarapan dan kamu bilang kalau nggak mau pergi ke kantor,” ucap Natasya.“Ini bukan bekal ke kantor, kan?” tanya Natasya.“Kenapa kamu kasih ke aku?” tanya Abimanyu.“Karena kamu yang minta aku buat itu,” ucap Natasya.“Natasya, ini bukan buat aku. Aku minta kamu buat ini, tapi bukan berarti makanan ini buat aku,” ucap Abimanyu.“Lalu?” tanya Natasya heran.“Ayo kita pergi ke kantor Narendra. Kasih nasi goreng itu ke Narendra,” ajak Abimanyu.“Kasih nasi goreng ini ke Narendra?” tanya Natasya terkejut.Natasya menatap Abimanyu dengan heran da
Bertengkar dengan adiknya sendiri membuat Narendra sangat pusing. Dia hanya bisa duduk dan menyesal karena bertengkar dengan Dania. Kemudian, Natasya mulai beraksi untuk mencari perhatian dari calon suaminya itu.“Narendra, aku minta maaf. Pertengkaran itu terjadi karena aku. Aku buat kakak dan adik jadi bertengkar,” ucap Natasya.Sebenarnya Natasya sama sekali tak peduli dengan pertengkaran kakak dan adik itu. Tapi, dia harus pura-pura peduli untuk mendapatkan simpati dari Narendra.“Itu bukan salah kamu, Natasya. Dania yang keterlaluan,” kata Narendra.“Aku minta maaf atas sikap nggak sopan Dania,” ucap Narendra dengan sangat merasa bersalah.Natasya merasa sangat senang dalam batinnya karena Narendra meminta maaf padanya.“Narendra, kamu nggak perlu minta maaf sama aku. Seharusnya kamu minta maaf sama Dania,” ucap Natasya.
Di tepi sebuah danau, seorang pria dan wanita berdiri berdampingan. Mereka menatap air danau yang tenang dan menikmati tiupan angin yang sejuk.“Natasya Aceline, gadis mandiri, cantik dan juga pintar. Selamat karena kamu sukses mendapatkan hati seorang Abimanyu Atmaja,” ucap seorang laki-laki tampan yang mengenakan setelan kemeja dan jas berwarna hitam. Pakaian itu membuat pria itu terlihat sangat tampan dan juga berwibawa.“Abimanyu, kita berteman sejak kita masih sangat kecil. Tapi, apa aku pantas mendapatkan cinta kamu?” Gadis cantik itu mengajukan pertanyaan yang membuat pria itu mengernyitkan dahinya.Mereka saling menatap dengan begitu dalam. Kemudian, Abimanyu menggenggam tangan Natasya dengan sangat erat.“Natasya, kamu wanita yang baik. Kamu pantas untuk laki-laki manapun. Aku justru beruntung karena bisa mendapatkan h
Natasya sampai di sebuah hotel besar yang di depannya bertuliskan 'HOTEL KENCANA'. Natasya langsung turun dari taksi dan lari ke dalam hotel dengan terburu-buru.“Maaf, apa bisa berikan informasi tentang wanita bernama Naraya? Naraya Aceline nama lengkapnya,” ucap Natasya kepada resepsionis di hotel itu dengan sangat terburu-buru.“Maaf, kami tidak bisa berikan informasi apapun kepada orang asing,” ucap resepsionis itu.“Tapi, adik saya ada di hotel ini dan dia ada dalam bahaya,” ucap Natasya.“Tunjukkan keberadaan adik saya,” teriak Natasya.“Tolong kasihani saya, saya yatim piatu dan saya hanya punya adik saya. Kalau terjadi sesuatu sama adik saya, saya nggak akan bisa hidup. Saya mohon tunjukan
Natasya dan Ibu Rubi menyusul Abimanyu dan Pak Adam. Saat turun dari mobil, Natasya dan Ibu Rubi begitu terkejut karena mereka sampai di depan sebuah rumah sakit jiwa.“Bu, apa ini alamat yang di kasih sama Abi?” tanya Natasya.“Iya, Natasya. Tapi, ini rumah sakit jiwa,” ucap Ibu Rubi heran.Tak lama kemudian Abimanyu dan Pak Adam menghampiri mereka berdua tepat di depan rumah sakit jiwa.“Abi, apa ini? Ini rumah sakit jiwa,” ucap Natasya.“Iya, Natasya. Ini memang rumah sakit jiwa. Dokter bilang kalau Naraya mengalami gangguan mental karena ketakutannya yang berlebih, itu sebabnya Naraya harus dirawat di sini untuk sementara waktu,” ucap Abimanyu dengan berat hati.“Nggak mungkin. Nara adalah wanita yang kuat. Nara nggak mungkin mengalami itu,” ucap Natasya begitu sangat terpukul.“Ayah. Sejak kecil Naraya dan Natasya jadi putri kalian. Ayah nggak akan bohong sa
Bertengkar dengan adiknya sendiri membuat Narendra sangat pusing. Dia hanya bisa duduk dan menyesal karena bertengkar dengan Dania. Kemudian, Natasya mulai beraksi untuk mencari perhatian dari calon suaminya itu.“Narendra, aku minta maaf. Pertengkaran itu terjadi karena aku. Aku buat kakak dan adik jadi bertengkar,” ucap Natasya.Sebenarnya Natasya sama sekali tak peduli dengan pertengkaran kakak dan adik itu. Tapi, dia harus pura-pura peduli untuk mendapatkan simpati dari Narendra.“Itu bukan salah kamu, Natasya. Dania yang keterlaluan,” kata Narendra.“Aku minta maaf atas sikap nggak sopan Dania,” ucap Narendra dengan sangat merasa bersalah.Natasya merasa sangat senang dalam batinnya karena Narendra meminta maaf padanya.“Narendra, kamu nggak perlu minta maaf sama aku. Seharusnya kamu minta maaf sama Dania,” ucap Natasya.
Pagi hari, Natasya dan Abimanyu sibuk di dapur dan sedang mengemas makanan ke kotak makan. Natasya menutup kotak makanan itu dan kemudian memberikannya pada Abimanyu karena Abimanyu yang meminta Natasya membuatnya.“Untuk apa makanan ini? Kita udah sarapan dan kamu bilang kalau nggak mau pergi ke kantor,” ucap Natasya.“Ini bukan bekal ke kantor, kan?” tanya Natasya.“Kenapa kamu kasih ke aku?” tanya Abimanyu.“Karena kamu yang minta aku buat itu,” ucap Natasya.“Natasya, ini bukan buat aku. Aku minta kamu buat ini, tapi bukan berarti makanan ini buat aku,” ucap Abimanyu.“Lalu?” tanya Natasya heran.“Ayo kita pergi ke kantor Narendra. Kasih nasi goreng itu ke Narendra,” ajak Abimanyu.“Kasih nasi goreng ini ke Narendra?” tanya Natasya terkejut.Natasya menatap Abimanyu dengan heran da
“Aku takut petir,” ucap Natasya masih sambil memejamkan matanya dan memeluk Narendra dengan erat di bawah rinai hujan.“Jangan takut! Aku ada di sini,” ucap Narendra, lalu tersenyum sambil mendekap tubuh Natasya.“Narendra mencari kesempatan untuk menyentuh Natasya. Aku nggak bisa biarin ini. Tapi, aku nggak bisa keluar dari mobil. Aku udah janji sama Natasya untuk mengawasi dia dari kejauhan. Aku nggak bisa mengecewakan Natasya,” ucap Abimanyu yang sudah sangat geram melihat Natasya ada di pelukan Narendra.Natasya tersadar kalau dia memeluk Narendra. Karena itu Natasya langsung melepaskan pelukan Narendra dan menatap Narendra dengan rasa bersalah.“Aku minta maaf, seharusnya aku nggak peluk kamu sembarangan,” ucap Natasya.“Nggak papa, Natasya,” ucap Narendra dengan santai.“Natasya, lebih baik aku antar kamu pulang. Kamu takut petir, kan?” tany
Natasya menempelkan ponselnya ke telinga dan mulai bicara kepada Narendra di telepon.“Halo, Narendra,” ucap Natasya di depan keluarga angkatnya.“Natasya, ayah dan ibu kamu pasti udah cerita semuanya sama kamu. Aku mohon jangan batalin pernikahan kita,” pinta Narendra dengan suara yang sangat cemas.Natasya menatap seluruh keluarganya, lalu Narendra kembali bicara di telepon.“Wanita yang datang ke pesta itu adalah pembohong. Aku nggak pernah menghamili wanita manapun. Buat aku kehormatan wanita itu sangat penting. Kamu masih ingat kata-kata aku waktu itu, kan?” ucap Narendra.“Narendra, ibu dan ayah aku adalah segalanya buat aku. Mereka memutuskan untuk membatalkan perjodohan kita, tapi .... ” ucap Natasya.“Natasya, aku mohon jangan lakukan itu. Aku benar-benar mencintai kamu dan aku nggak bisa kehilangan wanita seperti kamu. Kamu datang dalam
“Dasar laki-laki kurang ajar!” teriak wanita yang tiba-tiba datang ke pesta ulang tahun Narendra.Ibu Monica merasa tidak terima karena putranya di tampar oleh wanita tidak jelas itu. Ibu Monica pun mendekat dan menampar wanita itu dengan sangat keras.“Siapa kamu? Kenapa datang ke sini dan langsung menampar anak saya? Orang seperti kamu nggak seharusnya di tempat ini! Pesta ini hanya untuk orang-orang terhormat!” tandas Ibu Monica.“Iya, saya memang bukan orang terhormat dan kalian juga bukan orang terhormat. Narendra ini bukan laki-laki terhormat. Dia hanya laki-laki yang suka bermain wanita dan melecehkannya,” ucap wanita itu.“Ibu berbuat kesalahan dengan menampar saya,” tandas wanita itu dengan penuh amarah.“Jaga bicara kamu!” teriak Narendra.“Saya bahkan nggak kenal sama kamu. Tolong jangan fitnah saya,” ucap Narendra.“Iy
Natasya terlihat begitu cantik dengan balutan gaun berwarna hitam yang dihiasi dengan ornamen bunga-bunga. Natasya, Pak Adam dan Ibu Rubi bersama-sama datang ke rumah Narendra yang sudah didatangi oleh banyak tamu undangan. Lalu, saat mereka mau masuk rumah itu tiba-tiba Natasya menghentikan langkahnya.“Natasya, ayo kita masuk. Kenapa kamu berhenti di sini?” tanya Ibu Rubi kepada Natasya.“Bu, Abi belum kasih kabar. Natasya cemas dengan Nara,” ucap Natasya.“Natasya, sebaiknya kita masuk. Ayah yakin kalau Naraya sudah ditemukan. Abi kan harus siap-siap ke pesta, mungkin dia belum sempat menghubungi kita,” ucap Pak Adam.“Pak Adam, Ibu Rubi, ternyata kalian sudah tiba di sini. Kami menunggu kedatangan kalian dari tadi,” ucap Ibu Monica dengan sangat ramah dan senang dengan kedatangan mereka.“Natasya, ayo masuk, Nak. Narendra terus menunggu kamu dari tadi. Hanya kamu or
Narendra dan Ibu Rubi menuntun Natasya masuk ke ruang dokter. Baru melihat dokter saja Natasya sudah terlihat sangat ketakutan dan ingin keluar dari ruangan itu. Sayangnya Ibu Rubi memegang tangan Natasya dengan sangat kuat.“Silakan pasiennya berbaring di tempat tidur,” titah sang dokter.“Ayo Natasya,” ajak Ibu Rubi.“Bu, Natasya baik-baik aja. Natasya nggak perlu diperiksa sama dokter,” ucap Natasya, tapi Ibu Rubi membaringkan Natasya di ranjang rumah sakit.“Natasya udah sembuh,” tambah Natasya.“Natasya, kita sudah sampai di sini. Biarkan Dokter periksa kamu,” titah Ibu Rubi.“Dokter, silakan periksa putri saya,” ucap Ibu Rubi.“Dokter, saya nggak sakit. Maaf, saya harus pergi,” ucap Natasya.Natasya beranjak dari ranjang rumah sakit dan langsung kabur dari sana karena ketakutan.
“Hi!” sapa Narendra kepada Abimanyu dan Natasya, ditambahkan dengan senyuman manis.Abimanyu melepaskan tangan Natasya. “Untuk apa kamu ke sini?” tanya Abimanyu sedikit ketus.“Maksudnya, ada perlu apa?” tanya Abimanyu.“Saya mau bertemu dengan Natasya,” jawab Narendra.“Iya, kamu pasti ingin bicara dengan calon istri kamu. Baru aja Natasya bilang mau telfon kamu untuk tanyakan pakaian apa yang akan kamu pakai,” ucap Abimanyu pura-pura ramah.“Natasya ingin memakai pakaian yang warnanya sama agar kalian terlihat serasi,” tambah Abimanyu.“Oh, ya? Aku ke sini juga untuk tanyakan hal itu pada Natasya. Malam ini Natasya akan jadi orang yang paling spesial di pesta,” ucap Narendra.“Sangat kebetulan kalau begitu. Silakan kalian bicara,” ucap Abimanyu.“Natasya, aku akan pulang duluan ke rumah, ya,” ucap Ab
“Siapa yang kirimkan foto ini?” tanya Narendra pada dirinya sendiri.Dia terus mengamati foto Naraya dan kemudian dia menemukan sebuah surat yang juga ada di dalam paket yang dia terima.“Foto wanita dan surat. Aku nggak paham sama orang yang kirim paket ini. Buat apa kirim paket ini ke aku?” tanya Narendra heran.Narendra membuka surat itu dan membacanya di dalam batin.Hi, Narendra! Apa kamu masih ingat wajah ini? Wajah ini adalah wajah wanita yang kamu lecehkan. Kamu akan menerima balasan karena telah melecehkan aku. Narendra, aku nggak akan biarkan kamu hidup tenang setelah kamu melecehkan aku dan menghancurkan masa depan aku. Kamu nggak akan pernah bahagia. Aku akan hancurkan kamu! Kamu akan sangat hancur dan kamu akan menyesali perbuatan kamu.“Orang yang sangat aneh. Kenapa ada orang yang berani kirim foto dan surat seperti ini? Apa orang ini nggak tau siapa aku?