“Dasar laki-laki kurang ajar!” teriak wanita yang tiba-tiba datang ke pesta ulang tahun Narendra.
Ibu Monica merasa tidak terima karena putranya di tampar oleh wanita tidak jelas itu. Ibu Monica pun mendekat dan menampar wanita itu dengan sangat keras.
“Siapa kamu? Kenapa datang ke sini dan langsung menampar anak saya? Orang seperti kamu nggak seharusnya di tempat ini! Pesta ini hanya untuk orang-orang terhormat!” tandas Ibu Monica.
“Iya, saya memang bukan orang terhormat dan kalian juga bukan orang terhormat. Narendra ini bukan laki-laki terhormat. Dia hanya laki-laki yang suka bermain wanita dan melecehkannya,” ucap wanita itu.
“Ibu berbuat kesalahan dengan menampar saya,” tandas wanita itu dengan penuh amarah.
“Jaga bicara kamu!” teriak Narendra.
“Saya bahkan nggak kenal sama kamu. Tolong jangan fitnah saya,” ucap Narendra.
“Iya, sebaiknya kamu pergi dari sini. Mana mungkin kamu kenal putra saya. Saya yakin wanita seperti kamu hanyalah wanita rendahan dan anak saya nggak mungkin bergaul dengan wanita seperti kamu,” ucap Ibu Monica dengan sombongnya.
“Tante jangan pernah hina saya karena cucu tante ada dalam kandungan saya. Anak Narendra sedang saya kandung!” tegas wanita itu dengan sombong.
“Saya nggak percaya. Kamu cuma mengada-ngada saja,” ucap Ibu Monica.
“Ma, tolong percaya sama Narendra. Narendra nggak kenal wanita ini dan Narendra nggak pernah menghamili wanita manapun. Seumur hidup Narendra, Narendra hanya pernah mencintai dua orang. Dan saat ini hanya Natasya yang Narendra cintai,” ucap Narendra.
“Iya, Sayang. Mama tau. Mama lebih percaya sama anak mama daripada sama wanita nggak jelas ini,” ucap Ibu Monica.
“Pa, yang terjadi ini sungguhan atau ini kerjaan Abi?” bisik Ibu Rubi kepada Pak Adam.
“Papa nggak tau, Ma. Tapi, kita harus buat suasananya makin panas dan buruk,” bisik Pak Adam.
“Ayo kita hampiri mereka, Ma,” ajak Pak Adam.
“Iya, Pa,” jawab Ibu Rubi.
“Narendra, apa benar yang wanita itu katakan?” tanya Pak Adam.
“Nggak, Om. Semua yang wanita ini katakan salah. Saya tidak mengenal wanita ini dan saya tidak pernah menghamili siapapun,” tegas Narendra.
“Bohong! Kamu memaksa aku ke hotel dan kamu menghamili aku. Kamu juga sering lakukan itu kepada wanita lain, kan? Lebih baik kamu mengaku sekarang,” titah wanita itu.
“Saya nggak akan mengaku karena saya tidak pernah berbuat seperti itu. Saya ini laki-laki yang sukses dan juga terhormat. Lalu, untuk apa saya berbuat seperti itu?” ucap Narendra.
“Karena kamu merasa diri kamu hebat. Karena itulah kamu suka mempermainkan hati semua orang,” jawab wanita itu.
“Astaga, laki-laki sukses dan terhormat memang sering kali lupa dan suka berbuat seenaknya,” ujar salah satu tamu di pesta itu.
“Narendra, tante kecewa dengan yang kamu lakukan. Tante yakin kalau Natasya juga akan kecewa,” ujar Ibu Rubi.
Pak Hanif mendekati Ibu Rubi. “Tolong jangan katakan seperti itu, Bu. Narendra ini anak yang baik, pasti dia cuma di fitnah. Jadi, tolong percaya pada Narendra. Saya mohon,” pinta Pak Hanif sembari mengatupkan kedua telapak tangannya.
“Maaf, Pak Hanif. Hal seperti ini tidak bisa kamu terima. Perjodohan Narendra dan Natasya mungkin tidak akan bisa dilanjutkan,” ucap Pak Adam.
“Saya ayahnya Natasya dan saya tidak akan membiarkan putri saya menikahi laki-laki macam Narendra,” tegas Pak Adam.
“Om, saya mohon jangan lakukan itu. Saya benar-benar mencintai putri Om. Saya nggak mau perjodohannya dibatalkan,” pinta Narendra dengan sangat memohon.
“Saya tidak peduli dengan permintaan kamu. Saya tidak akan biarkan kehidupan Natasya hancur di tangan kamu,” ucap Pak Narendra.
“Ayo, Ma. Sebaiknya kita pergi dari sini. Untuk apa melihat pertunjukan seperti ini. Ini sangat memalukan,” ucap Pak Adam.
“Dan kalian semuanya sebaiknya bubar. Saya yakin pesta ini tidak akan berlangsung baik. Biarkan Narendra selesaikan urusannya dengan wanita itu,” teriak Pak Adam.
Seluruh tamu undangan pergi satu persatu dengan banyak argumen. Pak Adam dan Ibu Rubi juga pergi meninggalkan rumah itu.
“Kamu puas? Saya nggak tau siapa kamu. Tapi, kenapa kamu fitnah saya seperti ini?” teriak Narendra.
“Saya kehilangan orang yang saya cintai karena kamu,” ucap Narendra dengan sorot mata penuh amarah.
“Pergi dari sini! Pergi!” teriak Narendra sambil menunjuk ke arah pintu.
Wanita itu tak merasa bersalah sama sekali. Kemudian, dia pergi meninggalkan kediaman Adijaya.
“Ini semua nggak bener, Ma. Narendra kehilangan Natasya karena wanita itu,” ucap Narendra dengan begitu kecewa.
“Kenapa wanita itu tega fitnah Kak Narendra?” ucap Dania kesal.
“Narendra, tenangkan diri kamu sejenak. Mungkin kamu dan Natasya belum berjodoh, Nak,” ucap Ibu Monica.
Dania mendekat dan berkata, “Mama benar, mungkin Natasya bukan jodoh Kak Narendra. Lagipula aku kurang suka sama dia.”
“Mama dan papa akan carikan wanita lain untuk kamu. Di dunia ini masih ada begitu banyak wanita,” kata Ibu Monica.
“Nggak, Ma. Kalian nggak perlu carikan wanita untuk Narendra. Narendra sama sekali nggak tertarik dengan wanita di luar sana. Narendra hanya inginkan Natasya dan Narendra nggak akan menikah jika bukan dengan Natasya,” tegas Narendra, lalu dirinya pergi ke lantai atas.
“Narendra, tunggu dulu, Nak,” panggil Ibu Monica, tapi Narendra tak menggubrisnya.
Narendra benar-benar terlihat sangat sedih dan kecewa. Sedangkan, keluarga tak bisa berbuat apa-apa untuk saat ini.
***
Natasya duduk di atas lantai dan bersandar di tempat tidur. Dia melipat kakinya dan memeluknya dengan menenggelamkan kepalanya.
Kemudian, Abimanyu masuk ke kamar Natasya dengan cemas.
“Natasya,” panggil Abimanyu ketika dia berdiri di hadapan Natasya.
Natasya yang sedang menangis langsung mendongak dan menatap wajah Abimanyu sambil meneteskan air matanya.
“Jangan duduk di lantai! Ayo berdiri,” titah Abimanyu seraya menarik tangan Natasya dan membantunya berdiri.
Abimanyu mencengkeram bahu Natasya dan menatap wajah Natasya yang terlihat sangat bersedih.
“Narendra mencintai aku. Dia katakan itu di depan semua orang,” ucap Natasya sambil menangis.
“Seharusnya kamu bahagia. Ini yang aku inginkan. Narendra mencintai kamu dan dia akan berikan segalanya untuk kamu,” ucap Abimanyu.
“Tujuan kamu akan segera tercapai kalau Narendra mencintai kamu,” tambah Abimanyu.
“Tapi, ini menyakitkan buat aku, Abi. Laki-laki itu adalah laki-laki yang melecehkan Naraya. Dia pacar Naraya dan aku yakin Naraya mencintai laki-laki itu sebelumnya. Aku nggak bisa merebut hati laki-laki yang dicintai Naraya,” ucap Natasya.
“Aku akan merasa bersalah pada Naraya jika laki-laki itu mencintai aku,” kata Natasya.
“Naraya tidak akan lagi mencintai laki-laki seperti itu. Naraya gila karena laki-laki itu,” ucap Abimanyu.
“Berhenti menangis! Seharusnya kamu bahagia karena Narendra mencintai kamu,” titah Abimanyu.
“Kamu nggak boleh lemah. Kamu harus kuat dan kamu harus fokus sama tujuan kamu,” ucap Abimanyu.
Natasya menatap Abimanyu dengan dalam. Kemudian langsung memeluk Abimanyu dengan sangat erat.
“Aku datang ke pesta itu untuk buat Narendra terkesan cuma karena kamu. Aku nggak menduga kalau Narendra akan menyatakan cintanya di depan banyak orang,” ucap Natasya.
“Aku nggak mau semua orang tau kalau Narendra mencintai aku,” kata Natasya sambil menangis sesenggukan.
Abimanyu membelai rambut Natasya, lalu berkata, “Semua orang tidak akan menganggap Narendra mencintai kamu. Semua orang akan mengira kalau Narendra juga mempermainkan kamu.”
“Aku buat kerusuhan di pesta dengan membawa seorang wanita untuk mengaku sebagai kekasih Narendra yang telah dilecehkan oleh Narendra,” ucap Abimanyu.
Natasya melepaskan pelukan Narendra. “Apa yang kamu lakukan?” tanya Natasya.
Abimanyu pun menceritakan kepada Natasya semua kejadian yang terjadi di pesta ulang tahun Narendra.
“Aku berhasil mempermalukan Narendra. Entah apa yang terjadi setelah itu. Kita akan tau dari mama dan papa,” ucap Abimanyu.
“Sayang sekali karena kamu pergi dari sana dan nggak liat pertunjukannya. Aku juga hanya lihat sebentar karena aku liat kamu sangat terpukul,” tambah Abimanyu.
“Abi, lebih baik kita akhiri semua ini. Kamu mau kita bersatu dan menikah, kan? Kita akan menikah secepatnya,” ucap Natasya.
“Aku nggak akan menikah dengan laki-laki itu. Aku akan cari cara lain untuk balas dendam,” kata Natasya.
“Apa maksud kamu? Natasya, ingat tujuan kamu! Saat aku melarang kamu menikah dengan Narendra, kamu ingin menikah dengan laki-laki itu. Sekarang semua orang mendukung kamu, kamu nggak boleh mundur,” titah Abimanyu.
“Kamu harus tetap menikah dengan Narendra agar kamu bisa menuntaskan balas dendam atas kejahatan Narendra kepada Naraya,” ucap Abimanyu.
“Tapi, aku nggak mau melangkah lebih jauh lagi. Narendra mencintai aku, setelah menikah dia akan lakukan apa aja ke aku,” ucap Natasya.
“Itu nggak akan terjadi. Narendra bahkan nggak akan berani sentuh kamu setelah kalian menikah,” ucap Abimanyu.
“Setelah menikah, kamu harus berusaha untuk menjauh dari Narendra dengan alasan apapun. Setelah berhasil merebut harta mereka, kita akan bongkar siapa kita yang sesungguhnya,” kata Abimanyu.
“Kamu nggak boleh menyerah sebelum berperang!” tegas Abimanyu.
“Natasya, Abi,” panggil Ibu Rubi yang masuk ke kamar Natasya bersama dengan Pak Adam.
“Abi, pesta ulang tahun Narendra hancur karena kedatangan seorang wanita yang mengaku dihamili oleh Narendra,” ujar Ibu Rubi.
“Itu ulah kamu atau memang sungguhan?” tanya Pak Adam.
“Itu ulah aku, Pa. Aku ingin Narendra dipermalukan di depan umum. Itu adalah hadiah dari aku di ulang tahunnya,” ucap Abimanyu.
“Iya, mama dan papa sudah menduga ini. Kita juga melakukan sesuatu di pesta itu,” ucap Ibu Rubi.
“Apa, Ma?” tanya Abimanyu terkejut. Dia tak menyangka orang tuanya bisa berbuat sesuatu.
“Kami membatalkan perjodohan Natasya dan Narendra agar mereka tidak curiga,” jawab Ibu Rubi.
“Tapi, jangan khawatir. Mama yakin mereka akan datang ke sini untuk minta maaf. Saat itu kita akan berikan kesempatan kedua untuk mereka dan Natasya akan langsung menikah,” ucap Ibu Rubi.
“Semuanya akan berjalan mulus dan dendam Natasya bisa segera terbalaskan,” kata Ibu Rubi.
“Natasya, rencana Mama itu sangat bagus. Kami semua mendukung kamu. Jadi, jangan kecewakan kami,” ucap Abimanyu.
“Kamu harus bisa balaskan dendam atas kejahatan yang Narendra lakukan pada Naraya,” titah Abimanyu.
“Natasya, kamu habis menangis?” tanya Ibu Rubi.
“Iya, Bu. Tapi, Natasya baik-baik aja kok,” ucap Natasya.
“Natasya hanya terkejut saat Narendra menyatakan cintanya di depan banyak orang. Natasya nggak bisa terima hal itu,” ucap Natasya.
“Iya, ibu tau. Hati kamu pasti sakit mendengar kata itu. Ibu lihat kamu begitu marah pada Narendra. Tapi, jangan pikirkan hal itu. Biarkan Narendra mencintai kamu sebesar apapun,” ucap Ibu Rubi.
“Yang terpenting kamu fokus sama tujuan kamu. Abaikan Narendra dan lakukan apa yang menjadi tujuan kamu,” titah Ibu Rubi.
“Natasya, kami semua ada untuk kamu. Untuk apa kamu sedih hanya karena Narendra mencintai kamu? Lupakan Narendra dan fokus saja pada tujuan kita, Nak,” ucap Pak Adam.
“Iya, Ayah,” jawab Natasya.
Tiba-tiba ponsel Natasya berdering. Natasya dan semuanya melihat layar ponsel Natasya.
“Narendra yang menelepon,” ucap Natasya.
“Angkat teleponnya! Ayah yakin Narendra akan memohon agar kamu tetap menikah dengannya,” titah Pak Adam.
“Tapi, apa yang harus Natasya katakan?” tanya Natasya.
“Katakan kalau kami semua melarang kamu menikah dengan Narendra, tapi kamu akan tetap menikah dengan Narendra,” ucap Pak Adam.
“Narendra akan semakin percaya sama kamu kalau kamu berani menentang ayah dan ibu demi dirinya. Ini akan sangat menguntungkan kita,” tambah Pak Adam.
“Iya,” jawab Natasya. Kemudian dia angkat telepon dari Narendra.
“Halo,” ucapnya.
Natasya menempelkan ponselnya ke telinga dan mulai bicara kepada Narendra di telepon.“Halo, Narendra,” ucap Natasya di depan keluarga angkatnya.“Natasya, ayah dan ibu kamu pasti udah cerita semuanya sama kamu. Aku mohon jangan batalin pernikahan kita,” pinta Narendra dengan suara yang sangat cemas.Natasya menatap seluruh keluarganya, lalu Narendra kembali bicara di telepon.“Wanita yang datang ke pesta itu adalah pembohong. Aku nggak pernah menghamili wanita manapun. Buat aku kehormatan wanita itu sangat penting. Kamu masih ingat kata-kata aku waktu itu, kan?” ucap Narendra.“Narendra, ibu dan ayah aku adalah segalanya buat aku. Mereka memutuskan untuk membatalkan perjodohan kita, tapi .... ” ucap Natasya.“Natasya, aku mohon jangan lakukan itu. Aku benar-benar mencintai kamu dan aku nggak bisa kehilangan wanita seperti kamu. Kamu datang dalam
“Aku takut petir,” ucap Natasya masih sambil memejamkan matanya dan memeluk Narendra dengan erat di bawah rinai hujan.“Jangan takut! Aku ada di sini,” ucap Narendra, lalu tersenyum sambil mendekap tubuh Natasya.“Narendra mencari kesempatan untuk menyentuh Natasya. Aku nggak bisa biarin ini. Tapi, aku nggak bisa keluar dari mobil. Aku udah janji sama Natasya untuk mengawasi dia dari kejauhan. Aku nggak bisa mengecewakan Natasya,” ucap Abimanyu yang sudah sangat geram melihat Natasya ada di pelukan Narendra.Natasya tersadar kalau dia memeluk Narendra. Karena itu Natasya langsung melepaskan pelukan Narendra dan menatap Narendra dengan rasa bersalah.“Aku minta maaf, seharusnya aku nggak peluk kamu sembarangan,” ucap Natasya.“Nggak papa, Natasya,” ucap Narendra dengan santai.“Natasya, lebih baik aku antar kamu pulang. Kamu takut petir, kan?” tany
Pagi hari, Natasya dan Abimanyu sibuk di dapur dan sedang mengemas makanan ke kotak makan. Natasya menutup kotak makanan itu dan kemudian memberikannya pada Abimanyu karena Abimanyu yang meminta Natasya membuatnya.“Untuk apa makanan ini? Kita udah sarapan dan kamu bilang kalau nggak mau pergi ke kantor,” ucap Natasya.“Ini bukan bekal ke kantor, kan?” tanya Natasya.“Kenapa kamu kasih ke aku?” tanya Abimanyu.“Karena kamu yang minta aku buat itu,” ucap Natasya.“Natasya, ini bukan buat aku. Aku minta kamu buat ini, tapi bukan berarti makanan ini buat aku,” ucap Abimanyu.“Lalu?” tanya Natasya heran.“Ayo kita pergi ke kantor Narendra. Kasih nasi goreng itu ke Narendra,” ajak Abimanyu.“Kasih nasi goreng ini ke Narendra?” tanya Natasya terkejut.Natasya menatap Abimanyu dengan heran da
Bertengkar dengan adiknya sendiri membuat Narendra sangat pusing. Dia hanya bisa duduk dan menyesal karena bertengkar dengan Dania. Kemudian, Natasya mulai beraksi untuk mencari perhatian dari calon suaminya itu.“Narendra, aku minta maaf. Pertengkaran itu terjadi karena aku. Aku buat kakak dan adik jadi bertengkar,” ucap Natasya.Sebenarnya Natasya sama sekali tak peduli dengan pertengkaran kakak dan adik itu. Tapi, dia harus pura-pura peduli untuk mendapatkan simpati dari Narendra.“Itu bukan salah kamu, Natasya. Dania yang keterlaluan,” kata Narendra.“Aku minta maaf atas sikap nggak sopan Dania,” ucap Narendra dengan sangat merasa bersalah.Natasya merasa sangat senang dalam batinnya karena Narendra meminta maaf padanya.“Narendra, kamu nggak perlu minta maaf sama aku. Seharusnya kamu minta maaf sama Dania,” ucap Natasya.
Di tepi sebuah danau, seorang pria dan wanita berdiri berdampingan. Mereka menatap air danau yang tenang dan menikmati tiupan angin yang sejuk.“Natasya Aceline, gadis mandiri, cantik dan juga pintar. Selamat karena kamu sukses mendapatkan hati seorang Abimanyu Atmaja,” ucap seorang laki-laki tampan yang mengenakan setelan kemeja dan jas berwarna hitam. Pakaian itu membuat pria itu terlihat sangat tampan dan juga berwibawa.“Abimanyu, kita berteman sejak kita masih sangat kecil. Tapi, apa aku pantas mendapatkan cinta kamu?” Gadis cantik itu mengajukan pertanyaan yang membuat pria itu mengernyitkan dahinya.Mereka saling menatap dengan begitu dalam. Kemudian, Abimanyu menggenggam tangan Natasya dengan sangat erat.“Natasya, kamu wanita yang baik. Kamu pantas untuk laki-laki manapun. Aku justru beruntung karena bisa mendapatkan h
Natasya sampai di sebuah hotel besar yang di depannya bertuliskan 'HOTEL KENCANA'. Natasya langsung turun dari taksi dan lari ke dalam hotel dengan terburu-buru.“Maaf, apa bisa berikan informasi tentang wanita bernama Naraya? Naraya Aceline nama lengkapnya,” ucap Natasya kepada resepsionis di hotel itu dengan sangat terburu-buru.“Maaf, kami tidak bisa berikan informasi apapun kepada orang asing,” ucap resepsionis itu.“Tapi, adik saya ada di hotel ini dan dia ada dalam bahaya,” ucap Natasya.“Tunjukkan keberadaan adik saya,” teriak Natasya.“Tolong kasihani saya, saya yatim piatu dan saya hanya punya adik saya. Kalau terjadi sesuatu sama adik saya, saya nggak akan bisa hidup. Saya mohon tunjukan
Natasya dan Ibu Rubi menyusul Abimanyu dan Pak Adam. Saat turun dari mobil, Natasya dan Ibu Rubi begitu terkejut karena mereka sampai di depan sebuah rumah sakit jiwa.“Bu, apa ini alamat yang di kasih sama Abi?” tanya Natasya.“Iya, Natasya. Tapi, ini rumah sakit jiwa,” ucap Ibu Rubi heran.Tak lama kemudian Abimanyu dan Pak Adam menghampiri mereka berdua tepat di depan rumah sakit jiwa.“Abi, apa ini? Ini rumah sakit jiwa,” ucap Natasya.“Iya, Natasya. Ini memang rumah sakit jiwa. Dokter bilang kalau Naraya mengalami gangguan mental karena ketakutannya yang berlebih, itu sebabnya Naraya harus dirawat di sini untuk sementara waktu,” ucap Abimanyu dengan berat hati.“Nggak mungkin. Nara adalah wanita yang kuat. Nara nggak mungkin mengalami itu,” ucap Natasya begitu sangat terpukul.“Ayah. Sejak kecil Naraya dan Natasya jadi putri kalian. Ayah nggak akan bohong sa
Natasya semakin sedih dan terpukul setelah melihat pelaku yang melecehkan Naraya. Saat sampai di kediaman Atmaja, Abimanyu langsung merangkul Natasya masuk ke dalam rumahnya. Abimanyu menyuruh Natasya untuk duduk di ruang tamu, Natasya pun duduk dan Abimanyu berdiri di dekatnya. Kemudian orang tua Abimanyu datang menghampiri mereka.“Ma, Pa, aku dan Natasya bertemu Narendra Adijaya. Natasya semakin terpukul karena melihat laki-laki biadab itu,” kata Abimanyu.“Kalian ketemu Narendra?” tanya Ibu Rubi.“Iya,” jawab Abimanyu.“Natasya,” panggil Ibu Rubi, lalu Ibu Rubi duduk di samping Natasya dan merangkul Natasya.“Nak, kamu jangan sedih lagi. Ibu dan ayah janji akan bantu kamu untuk mencapai tujuan kamu,” ucap Ibu Rubi.Natasya menatap mata Ibu Rubi dengan mata yang berkaca-kaca.“Ibu dan ayah sudah berbicara dan kami punya rencana supaya kamu bisa membalas perlak
Bertengkar dengan adiknya sendiri membuat Narendra sangat pusing. Dia hanya bisa duduk dan menyesal karena bertengkar dengan Dania. Kemudian, Natasya mulai beraksi untuk mencari perhatian dari calon suaminya itu.“Narendra, aku minta maaf. Pertengkaran itu terjadi karena aku. Aku buat kakak dan adik jadi bertengkar,” ucap Natasya.Sebenarnya Natasya sama sekali tak peduli dengan pertengkaran kakak dan adik itu. Tapi, dia harus pura-pura peduli untuk mendapatkan simpati dari Narendra.“Itu bukan salah kamu, Natasya. Dania yang keterlaluan,” kata Narendra.“Aku minta maaf atas sikap nggak sopan Dania,” ucap Narendra dengan sangat merasa bersalah.Natasya merasa sangat senang dalam batinnya karena Narendra meminta maaf padanya.“Narendra, kamu nggak perlu minta maaf sama aku. Seharusnya kamu minta maaf sama Dania,” ucap Natasya.
Pagi hari, Natasya dan Abimanyu sibuk di dapur dan sedang mengemas makanan ke kotak makan. Natasya menutup kotak makanan itu dan kemudian memberikannya pada Abimanyu karena Abimanyu yang meminta Natasya membuatnya.“Untuk apa makanan ini? Kita udah sarapan dan kamu bilang kalau nggak mau pergi ke kantor,” ucap Natasya.“Ini bukan bekal ke kantor, kan?” tanya Natasya.“Kenapa kamu kasih ke aku?” tanya Abimanyu.“Karena kamu yang minta aku buat itu,” ucap Natasya.“Natasya, ini bukan buat aku. Aku minta kamu buat ini, tapi bukan berarti makanan ini buat aku,” ucap Abimanyu.“Lalu?” tanya Natasya heran.“Ayo kita pergi ke kantor Narendra. Kasih nasi goreng itu ke Narendra,” ajak Abimanyu.“Kasih nasi goreng ini ke Narendra?” tanya Natasya terkejut.Natasya menatap Abimanyu dengan heran da
“Aku takut petir,” ucap Natasya masih sambil memejamkan matanya dan memeluk Narendra dengan erat di bawah rinai hujan.“Jangan takut! Aku ada di sini,” ucap Narendra, lalu tersenyum sambil mendekap tubuh Natasya.“Narendra mencari kesempatan untuk menyentuh Natasya. Aku nggak bisa biarin ini. Tapi, aku nggak bisa keluar dari mobil. Aku udah janji sama Natasya untuk mengawasi dia dari kejauhan. Aku nggak bisa mengecewakan Natasya,” ucap Abimanyu yang sudah sangat geram melihat Natasya ada di pelukan Narendra.Natasya tersadar kalau dia memeluk Narendra. Karena itu Natasya langsung melepaskan pelukan Narendra dan menatap Narendra dengan rasa bersalah.“Aku minta maaf, seharusnya aku nggak peluk kamu sembarangan,” ucap Natasya.“Nggak papa, Natasya,” ucap Narendra dengan santai.“Natasya, lebih baik aku antar kamu pulang. Kamu takut petir, kan?” tany
Natasya menempelkan ponselnya ke telinga dan mulai bicara kepada Narendra di telepon.“Halo, Narendra,” ucap Natasya di depan keluarga angkatnya.“Natasya, ayah dan ibu kamu pasti udah cerita semuanya sama kamu. Aku mohon jangan batalin pernikahan kita,” pinta Narendra dengan suara yang sangat cemas.Natasya menatap seluruh keluarganya, lalu Narendra kembali bicara di telepon.“Wanita yang datang ke pesta itu adalah pembohong. Aku nggak pernah menghamili wanita manapun. Buat aku kehormatan wanita itu sangat penting. Kamu masih ingat kata-kata aku waktu itu, kan?” ucap Narendra.“Narendra, ibu dan ayah aku adalah segalanya buat aku. Mereka memutuskan untuk membatalkan perjodohan kita, tapi .... ” ucap Natasya.“Natasya, aku mohon jangan lakukan itu. Aku benar-benar mencintai kamu dan aku nggak bisa kehilangan wanita seperti kamu. Kamu datang dalam
“Dasar laki-laki kurang ajar!” teriak wanita yang tiba-tiba datang ke pesta ulang tahun Narendra.Ibu Monica merasa tidak terima karena putranya di tampar oleh wanita tidak jelas itu. Ibu Monica pun mendekat dan menampar wanita itu dengan sangat keras.“Siapa kamu? Kenapa datang ke sini dan langsung menampar anak saya? Orang seperti kamu nggak seharusnya di tempat ini! Pesta ini hanya untuk orang-orang terhormat!” tandas Ibu Monica.“Iya, saya memang bukan orang terhormat dan kalian juga bukan orang terhormat. Narendra ini bukan laki-laki terhormat. Dia hanya laki-laki yang suka bermain wanita dan melecehkannya,” ucap wanita itu.“Ibu berbuat kesalahan dengan menampar saya,” tandas wanita itu dengan penuh amarah.“Jaga bicara kamu!” teriak Narendra.“Saya bahkan nggak kenal sama kamu. Tolong jangan fitnah saya,” ucap Narendra.“Iy
Natasya terlihat begitu cantik dengan balutan gaun berwarna hitam yang dihiasi dengan ornamen bunga-bunga. Natasya, Pak Adam dan Ibu Rubi bersama-sama datang ke rumah Narendra yang sudah didatangi oleh banyak tamu undangan. Lalu, saat mereka mau masuk rumah itu tiba-tiba Natasya menghentikan langkahnya.“Natasya, ayo kita masuk. Kenapa kamu berhenti di sini?” tanya Ibu Rubi kepada Natasya.“Bu, Abi belum kasih kabar. Natasya cemas dengan Nara,” ucap Natasya.“Natasya, sebaiknya kita masuk. Ayah yakin kalau Naraya sudah ditemukan. Abi kan harus siap-siap ke pesta, mungkin dia belum sempat menghubungi kita,” ucap Pak Adam.“Pak Adam, Ibu Rubi, ternyata kalian sudah tiba di sini. Kami menunggu kedatangan kalian dari tadi,” ucap Ibu Monica dengan sangat ramah dan senang dengan kedatangan mereka.“Natasya, ayo masuk, Nak. Narendra terus menunggu kamu dari tadi. Hanya kamu or
Narendra dan Ibu Rubi menuntun Natasya masuk ke ruang dokter. Baru melihat dokter saja Natasya sudah terlihat sangat ketakutan dan ingin keluar dari ruangan itu. Sayangnya Ibu Rubi memegang tangan Natasya dengan sangat kuat.“Silakan pasiennya berbaring di tempat tidur,” titah sang dokter.“Ayo Natasya,” ajak Ibu Rubi.“Bu, Natasya baik-baik aja. Natasya nggak perlu diperiksa sama dokter,” ucap Natasya, tapi Ibu Rubi membaringkan Natasya di ranjang rumah sakit.“Natasya udah sembuh,” tambah Natasya.“Natasya, kita sudah sampai di sini. Biarkan Dokter periksa kamu,” titah Ibu Rubi.“Dokter, silakan periksa putri saya,” ucap Ibu Rubi.“Dokter, saya nggak sakit. Maaf, saya harus pergi,” ucap Natasya.Natasya beranjak dari ranjang rumah sakit dan langsung kabur dari sana karena ketakutan.
“Hi!” sapa Narendra kepada Abimanyu dan Natasya, ditambahkan dengan senyuman manis.Abimanyu melepaskan tangan Natasya. “Untuk apa kamu ke sini?” tanya Abimanyu sedikit ketus.“Maksudnya, ada perlu apa?” tanya Abimanyu.“Saya mau bertemu dengan Natasya,” jawab Narendra.“Iya, kamu pasti ingin bicara dengan calon istri kamu. Baru aja Natasya bilang mau telfon kamu untuk tanyakan pakaian apa yang akan kamu pakai,” ucap Abimanyu pura-pura ramah.“Natasya ingin memakai pakaian yang warnanya sama agar kalian terlihat serasi,” tambah Abimanyu.“Oh, ya? Aku ke sini juga untuk tanyakan hal itu pada Natasya. Malam ini Natasya akan jadi orang yang paling spesial di pesta,” ucap Narendra.“Sangat kebetulan kalau begitu. Silakan kalian bicara,” ucap Abimanyu.“Natasya, aku akan pulang duluan ke rumah, ya,” ucap Ab
“Siapa yang kirimkan foto ini?” tanya Narendra pada dirinya sendiri.Dia terus mengamati foto Naraya dan kemudian dia menemukan sebuah surat yang juga ada di dalam paket yang dia terima.“Foto wanita dan surat. Aku nggak paham sama orang yang kirim paket ini. Buat apa kirim paket ini ke aku?” tanya Narendra heran.Narendra membuka surat itu dan membacanya di dalam batin.Hi, Narendra! Apa kamu masih ingat wajah ini? Wajah ini adalah wajah wanita yang kamu lecehkan. Kamu akan menerima balasan karena telah melecehkan aku. Narendra, aku nggak akan biarkan kamu hidup tenang setelah kamu melecehkan aku dan menghancurkan masa depan aku. Kamu nggak akan pernah bahagia. Aku akan hancurkan kamu! Kamu akan sangat hancur dan kamu akan menyesali perbuatan kamu.“Orang yang sangat aneh. Kenapa ada orang yang berani kirim foto dan surat seperti ini? Apa orang ini nggak tau siapa aku?