“Siapa yang kirimkan foto ini?” tanya Narendra pada dirinya sendiri.
Dia terus mengamati foto Naraya dan kemudian dia menemukan sebuah surat yang juga ada di dalam paket yang dia terima.
“Foto wanita dan surat. Aku nggak paham sama orang yang kirim paket ini. Buat apa kirim paket ini ke aku?” tanya Narendra heran.
Narendra membuka surat itu dan membacanya di dalam batin.
Hi, Narendra! Apa kamu masih ingat wajah ini? Wajah ini adalah wajah wanita yang kamu lecehkan. Kamu akan menerima balasan karena telah melecehkan aku. Narendra, aku nggak akan biarkan kamu hidup tenang setelah kamu melecehkan aku dan menghancurkan masa depan aku. Kamu nggak akan pernah bahagia. Aku akan hancurkan kamu! Kamu akan sangat hancur dan kamu akan menyesali perbuatan kamu.
“Orang yang sangat aneh. Kenapa ada orang yang berani kirim foto dan surat seperti ini? Apa orang ini nggak tau siapa aku?” ucap Narendra dengan kesal.
“Aku harus bakar semua ini. Aku nggak mau ada orang yang tau soal ini dan pernikahan aku dengan Natasya batal,” ucap Narendra.
“Aku benar-benar tertarik pada Natasya. Aku nggak mau semuanya hancur karena sebuah surat dan foto nggak jelas ini,” kata Narendra.
Narendra pergi ke luar kantornya, kemudian dia bakar foto dan surat itu di depan kantor. Ternyata, saat itu Bayu belum pergi dari sana. Bayu yang berada di dalam mobil langsung memotret Narendra yang sedang membakar foto dan surat itu.
“Saya akan kirimkan foto ini kepada Pak Abimanyu. Pak Abimanyu harus tau kalau Pak Narendra membakar paket tadi,” ujar Bayu, lalu segera pergi dari kantor itu.
“Foto dan surat itu sudah jadi abu sekarang. Natasya nggak boleh tau soal surat itu. Ini bisa menghancurkan hubungan aku dan Natasya,” ucap Narendra.
“Narendra, apa yang kamu bakar?” tanya Pak Farhan.
Narendra terperanjat dan salah tingkah di depan Pak Farhan. Kemudian dia berusaha mencari alasan agar Pak Farhan tak curiga padanya.
“Bukan apa-apa, Pa. Ini hanya dokumen yang salah ketik dan nggak berguna,” jawab Narendra.
“Untuk apa kamu bakar di depan kantor? Dan itu seperti bingkai foto,” ujar Pak Farhan.
“Kamu bakar foto?” tanya Pak Farhan semakin penasaran.
“I... iya, Pa. Itu foto yang udah rusak. Banyak dokumen dan juga foto rusak di ruangan Narendra. Jadi, Narendra pikir untuk bakar di sini,” jawab Narendra.
“Kenapa kamu bakar sendiri? Kamu tinggal buang di tempat sampah dan ada yang akan buang itu. Lain kali jangan bakar di depan kantor, ya,” titah Pak Farhan.
“Iya, Pa. Narendra minta maaf. Narendra iseng aja pengin bakar di sini,” ucap Narendra.
“Sejak kapan kamu iseng kayak gini? Sebelumnya kamu selalu sibuk bekerja dan nggak punya waktu untuk hal kecil,” ucap Pak Farhan.
“Semuanya berubah sejak Papa jodohin Narendra dengan Natasya. Mulai sekarang Narendra harus lebih meluangkan waktu untuk hal sepele, kan? Narendra juga harus belajar untuk meluangkan waktu untuk calon istri Narendra,” ucap Narendra.
Pak Farhan tersenyum dan menepuk punggung putranya itu.
“Papa nggak nyangka kamu bisa berubah secepat ini. Saat kalian berdua sudah menikah, papa yakin kamu akan berubah seratus delapan puluh derajat,” ujar Pak Farhan.
“Iya, Pa. Kehidupan ini berjalan, Narendra nggak mungkin selalu sama. Narendra harus berubah jadi lebih baik,” ucap Narendra.
“Kalau Narendra nggak bisa meluangkan waktu untuk hal kecil, bagaimana Narendra akan meluangkan waktu untuk istri Narendra nantinya,” tambah Narendra.
Papanya semakin kagum dengan sikap Narendra yang berubah menjadi lebih baik dan bijaksana.
“Iya, kamu benar. Kamu harus berubah dan kamu harus pikirkan juga tentang kehidupan kamu. Jangan terus berfikir tentang pekerjaan kantor,” ucap Pak Farhan.
“Setelah Brian lulus kuliah, dia akan bantu kamu dan kamu bisa luangkan waktu kamu untuk Natasya,” tambah Pak Farhan.
“Iya, Pa,” jawab Narendra.
“Papa akan pergi meeting di luar. Kamu jangan lupa untuk pimpin meeting yang akan segera diakan,” ujar Pak Farhan.
“Siap, Pak! Narendra akan pimpin meeting-nya,” ucap Narendra.
“Ya sudah, papa pergi dulu, ya,” pamit Pak Farhan.
“Iya, Pa. Hati-hati di jalan,” ucap Narendra.
Pak Farhan tersenyum dan mengetuk punggung Narendra satu kali lagi. Kemudian beliau pergi meninggalkan kantor.
“Untung papa percaya kalau yang akan bakar ini adalah foto rusak dan dokumen yang salah ketik,” ucap Narendra dengan sangat lega.
***
Abimanyu masuk ke ruangan Natasya dan menunjukkan foto yang Abimanyu terima dari Bayu.
“Kamu lihat ini! Bayu mengatakan kalau Narendra membakar paket yang aku kirimkan. Dia pasti ketakutan saat melihat foto Naraya dan membaca surat itu,” ujar Abimanyu.
“Aku udah duga, aku yakin kalau Narendra akan lakukan hal itu pada foto Naraya. Dia bisa melakukan perbuatan kejam kepada Naraya, dia pasti bisa lakukan apapun ke foto Naraya,” ucap Natasya kesal. Dia beranjak dan berdiri di dekat jendela ruang kerjanya.
“Sekarang dia aman karena nggak ada satupun orang yang tau kejahatannya. Tapi, setelah aku masuk ke keluarga itu, aku akan berusaha membongkar kejahatan Narendra,” ucap Natasya.
“Aku akan rebut semua harta keluarganya, aku akan hancurkan Narendra dan aku akan bongkar kebusukannya,” tandas Natasya.
Abimanyu mendekati Natasya. “Iya, aku dukung kamu. Kamu harus menghancurkan Narendra,” ucap Abimanyu.
“Natasya, nanti malam akan terjadi kerusuhan di pesta Narendra. Kita akan saksikan Narendra di permalukan di depan umum,” ucap Abimanyu.
“Iya, Abi. Aku nggak sabar menunggu saatnya tiba. Aku ingin lihat wajah Narendra yang dipermalukan di depan banyak orang,” ucap Natasya, lalu tersenyum licik.
“Itu adalah awal pembalasan untuk perbuatan buruknya,” ucap Natasya.
“Sekarang kamu telepon Narendra!” titah Abimanyu.
“Buat apa aku telepon orang itu?” tanya Natasya heran.
“Tanya sama dia pakaian apa yang akan dia pakai. Maksud aku warna pakaian yang akan dia pakai di pesta,” ucap Abimanyu.
“Buat apa, Abi?” tanya Natasya.
“Bilang sama Narendra kalau kamu akan pakai pakaian dengan warna yang senada,” titah Abimanyu.
“Pakai pakaian dengan warna yang senada?” tanya Natasya terheran.
“Aku nggak mau!” tegas Natasya.
“Natasya, kamu harus lebih dekat dengan Narendra supaya Narendra mudah masuk ke jebakan kita,” ucap Abimanyu.
“Narendra harus mencintai kamu sampai dia rela berikan apapun untuk kamu. Dan Narendra hanya bisa mencintai kamu saat kamu dekat dengannya,” ujar Abimanyu.
“Sebelumnya kamu nggak mau kalau aku buat dia tertarik, kan? Kenapa sekarang kamu suruh aku buat Narendra cinta sama aku?” tanya Natasya.
“Karena aku ingin tujuan kita segera tercapai. Tujuan itu akan cepat tercapai jika Narendra mencintai kamu,” ucap Abimanyu. Abimanyu meraih kedua tangan Natasya dan menggenggamnya.
“Kamu harus buat Narendra mencintai kamu. Setelah Narendra mencintai kamu, apapun akan bisa kamu lakukan,” ucap Abimanyu.
“Tapi, aku nggak mau dicintai oleh laki-laki seperti itu,” ucap Natasya.
“Apa kamu lupa? Kamu pernah bilang kalau siapapun bisa mencintai kamu, tapi cinta kamu hanya untuk aku. Kalau begitu biarkan Narendra mencintai kamu,” titah Abimanyu.
“Siapapun bisa mencintai aku, tapi bukan Narendra. Orang seperti Narendra juga nggak mungkin mencintai seseorang. Cintanya hanya untuk main-main,” ucap Natasya.
“Aku mohon! Buat Narendra jatuh cinta ke kamu,” pinta Abimanyu.
“Tatap mata aku! Kamu nggak akan bisa nolak aku saat tatap mata aku, kan? Sekarang tatap mata aku!” titah Abimanyu.
Natasya menatap mata Abimanyu dan mengangguk. Artinya, dia setuju untuk membuat Narendra jatuh cinta padanya.
“Aku akan telfon Narendra dan tanyakan pakaian warna apa yang akan dia pakai nanti malam,” ucap Natasya.
“Bagus! Kamu harus berusaha keras untuk membuat laki-laki itu jatuh cinta sama kamu. Dia akan begitu hancur saat dia kehilangan kamu,” ucap Abimanyu.
“Iya,” jawab Natasya, lalu memeluk Abimanyu.
“Aku tau semua ini berat untuk kamu. Tapi, kamu harus bisa hadapi semua ini kalau kamu ingin kita dapatkan keadilan untuk Naraya,” ucap Abimanyu sambil membelai rambut Natasya.
“Pernikahan kamu dan Narendra adalah suatu pengorbanan yang besar. Aku yakin pengorbanan itu nggak akan sia-sia,” kata Abimanyu.
Abimanyu melepaskan pelukannya. “Sekarang ayo kita pulang ke rumah,” ajak Abimanyu.
“Sekarang?” tanya Natasya.
“Iya, sekarang hampir waktunya makan siang. Mama udah telfon aku dan suruh kita pulang,” ucap Abimanyu.
“Iya, aku ambil tas aku dulu,” ucap Natasya.
Natasya mengambil tasnya dan keluar ruangan bersama dengan Abimanyu sambil bergandengan tangan. Tak disangka Narendra berada di depan ruangan itu. Kehadiran Narendra benar-benar mengejutkan mereka berdua.
Narendra, untuk apa dia ada di sini? batin Natasya yang sedikit terkejut dan juga heran.
Natasya dan Abimanyu masih bergandengan tangan tepat di depan Narendra. Narendra pun melihat tangan mereka yang bergandengan. Kemudian, Natasya dan Abimanyu saling menatap satu sama lain.
“Hi!” sapa Narendra kepada Abimanyu dan Natasya, ditambahkan dengan senyuman manis.Abimanyu melepaskan tangan Natasya. “Untuk apa kamu ke sini?” tanya Abimanyu sedikit ketus.“Maksudnya, ada perlu apa?” tanya Abimanyu.“Saya mau bertemu dengan Natasya,” jawab Narendra.“Iya, kamu pasti ingin bicara dengan calon istri kamu. Baru aja Natasya bilang mau telfon kamu untuk tanyakan pakaian apa yang akan kamu pakai,” ucap Abimanyu pura-pura ramah.“Natasya ingin memakai pakaian yang warnanya sama agar kalian terlihat serasi,” tambah Abimanyu.“Oh, ya? Aku ke sini juga untuk tanyakan hal itu pada Natasya. Malam ini Natasya akan jadi orang yang paling spesial di pesta,” ucap Narendra.“Sangat kebetulan kalau begitu. Silakan kalian bicara,” ucap Abimanyu.“Natasya, aku akan pulang duluan ke rumah, ya,” ucap Ab
Narendra dan Ibu Rubi menuntun Natasya masuk ke ruang dokter. Baru melihat dokter saja Natasya sudah terlihat sangat ketakutan dan ingin keluar dari ruangan itu. Sayangnya Ibu Rubi memegang tangan Natasya dengan sangat kuat.“Silakan pasiennya berbaring di tempat tidur,” titah sang dokter.“Ayo Natasya,” ajak Ibu Rubi.“Bu, Natasya baik-baik aja. Natasya nggak perlu diperiksa sama dokter,” ucap Natasya, tapi Ibu Rubi membaringkan Natasya di ranjang rumah sakit.“Natasya udah sembuh,” tambah Natasya.“Natasya, kita sudah sampai di sini. Biarkan Dokter periksa kamu,” titah Ibu Rubi.“Dokter, silakan periksa putri saya,” ucap Ibu Rubi.“Dokter, saya nggak sakit. Maaf, saya harus pergi,” ucap Natasya.Natasya beranjak dari ranjang rumah sakit dan langsung kabur dari sana karena ketakutan.
Natasya terlihat begitu cantik dengan balutan gaun berwarna hitam yang dihiasi dengan ornamen bunga-bunga. Natasya, Pak Adam dan Ibu Rubi bersama-sama datang ke rumah Narendra yang sudah didatangi oleh banyak tamu undangan. Lalu, saat mereka mau masuk rumah itu tiba-tiba Natasya menghentikan langkahnya.“Natasya, ayo kita masuk. Kenapa kamu berhenti di sini?” tanya Ibu Rubi kepada Natasya.“Bu, Abi belum kasih kabar. Natasya cemas dengan Nara,” ucap Natasya.“Natasya, sebaiknya kita masuk. Ayah yakin kalau Naraya sudah ditemukan. Abi kan harus siap-siap ke pesta, mungkin dia belum sempat menghubungi kita,” ucap Pak Adam.“Pak Adam, Ibu Rubi, ternyata kalian sudah tiba di sini. Kami menunggu kedatangan kalian dari tadi,” ucap Ibu Monica dengan sangat ramah dan senang dengan kedatangan mereka.“Natasya, ayo masuk, Nak. Narendra terus menunggu kamu dari tadi. Hanya kamu or
“Dasar laki-laki kurang ajar!” teriak wanita yang tiba-tiba datang ke pesta ulang tahun Narendra.Ibu Monica merasa tidak terima karena putranya di tampar oleh wanita tidak jelas itu. Ibu Monica pun mendekat dan menampar wanita itu dengan sangat keras.“Siapa kamu? Kenapa datang ke sini dan langsung menampar anak saya? Orang seperti kamu nggak seharusnya di tempat ini! Pesta ini hanya untuk orang-orang terhormat!” tandas Ibu Monica.“Iya, saya memang bukan orang terhormat dan kalian juga bukan orang terhormat. Narendra ini bukan laki-laki terhormat. Dia hanya laki-laki yang suka bermain wanita dan melecehkannya,” ucap wanita itu.“Ibu berbuat kesalahan dengan menampar saya,” tandas wanita itu dengan penuh amarah.“Jaga bicara kamu!” teriak Narendra.“Saya bahkan nggak kenal sama kamu. Tolong jangan fitnah saya,” ucap Narendra.“Iy
Natasya menempelkan ponselnya ke telinga dan mulai bicara kepada Narendra di telepon.“Halo, Narendra,” ucap Natasya di depan keluarga angkatnya.“Natasya, ayah dan ibu kamu pasti udah cerita semuanya sama kamu. Aku mohon jangan batalin pernikahan kita,” pinta Narendra dengan suara yang sangat cemas.Natasya menatap seluruh keluarganya, lalu Narendra kembali bicara di telepon.“Wanita yang datang ke pesta itu adalah pembohong. Aku nggak pernah menghamili wanita manapun. Buat aku kehormatan wanita itu sangat penting. Kamu masih ingat kata-kata aku waktu itu, kan?” ucap Narendra.“Narendra, ibu dan ayah aku adalah segalanya buat aku. Mereka memutuskan untuk membatalkan perjodohan kita, tapi .... ” ucap Natasya.“Natasya, aku mohon jangan lakukan itu. Aku benar-benar mencintai kamu dan aku nggak bisa kehilangan wanita seperti kamu. Kamu datang dalam
“Aku takut petir,” ucap Natasya masih sambil memejamkan matanya dan memeluk Narendra dengan erat di bawah rinai hujan.“Jangan takut! Aku ada di sini,” ucap Narendra, lalu tersenyum sambil mendekap tubuh Natasya.“Narendra mencari kesempatan untuk menyentuh Natasya. Aku nggak bisa biarin ini. Tapi, aku nggak bisa keluar dari mobil. Aku udah janji sama Natasya untuk mengawasi dia dari kejauhan. Aku nggak bisa mengecewakan Natasya,” ucap Abimanyu yang sudah sangat geram melihat Natasya ada di pelukan Narendra.Natasya tersadar kalau dia memeluk Narendra. Karena itu Natasya langsung melepaskan pelukan Narendra dan menatap Narendra dengan rasa bersalah.“Aku minta maaf, seharusnya aku nggak peluk kamu sembarangan,” ucap Natasya.“Nggak papa, Natasya,” ucap Narendra dengan santai.“Natasya, lebih baik aku antar kamu pulang. Kamu takut petir, kan?” tany
Pagi hari, Natasya dan Abimanyu sibuk di dapur dan sedang mengemas makanan ke kotak makan. Natasya menutup kotak makanan itu dan kemudian memberikannya pada Abimanyu karena Abimanyu yang meminta Natasya membuatnya.“Untuk apa makanan ini? Kita udah sarapan dan kamu bilang kalau nggak mau pergi ke kantor,” ucap Natasya.“Ini bukan bekal ke kantor, kan?” tanya Natasya.“Kenapa kamu kasih ke aku?” tanya Abimanyu.“Karena kamu yang minta aku buat itu,” ucap Natasya.“Natasya, ini bukan buat aku. Aku minta kamu buat ini, tapi bukan berarti makanan ini buat aku,” ucap Abimanyu.“Lalu?” tanya Natasya heran.“Ayo kita pergi ke kantor Narendra. Kasih nasi goreng itu ke Narendra,” ajak Abimanyu.“Kasih nasi goreng ini ke Narendra?” tanya Natasya terkejut.Natasya menatap Abimanyu dengan heran da
Bertengkar dengan adiknya sendiri membuat Narendra sangat pusing. Dia hanya bisa duduk dan menyesal karena bertengkar dengan Dania. Kemudian, Natasya mulai beraksi untuk mencari perhatian dari calon suaminya itu.“Narendra, aku minta maaf. Pertengkaran itu terjadi karena aku. Aku buat kakak dan adik jadi bertengkar,” ucap Natasya.Sebenarnya Natasya sama sekali tak peduli dengan pertengkaran kakak dan adik itu. Tapi, dia harus pura-pura peduli untuk mendapatkan simpati dari Narendra.“Itu bukan salah kamu, Natasya. Dania yang keterlaluan,” kata Narendra.“Aku minta maaf atas sikap nggak sopan Dania,” ucap Narendra dengan sangat merasa bersalah.Natasya merasa sangat senang dalam batinnya karena Narendra meminta maaf padanya.“Narendra, kamu nggak perlu minta maaf sama aku. Seharusnya kamu minta maaf sama Dania,” ucap Natasya.
Bertengkar dengan adiknya sendiri membuat Narendra sangat pusing. Dia hanya bisa duduk dan menyesal karena bertengkar dengan Dania. Kemudian, Natasya mulai beraksi untuk mencari perhatian dari calon suaminya itu.“Narendra, aku minta maaf. Pertengkaran itu terjadi karena aku. Aku buat kakak dan adik jadi bertengkar,” ucap Natasya.Sebenarnya Natasya sama sekali tak peduli dengan pertengkaran kakak dan adik itu. Tapi, dia harus pura-pura peduli untuk mendapatkan simpati dari Narendra.“Itu bukan salah kamu, Natasya. Dania yang keterlaluan,” kata Narendra.“Aku minta maaf atas sikap nggak sopan Dania,” ucap Narendra dengan sangat merasa bersalah.Natasya merasa sangat senang dalam batinnya karena Narendra meminta maaf padanya.“Narendra, kamu nggak perlu minta maaf sama aku. Seharusnya kamu minta maaf sama Dania,” ucap Natasya.
Pagi hari, Natasya dan Abimanyu sibuk di dapur dan sedang mengemas makanan ke kotak makan. Natasya menutup kotak makanan itu dan kemudian memberikannya pada Abimanyu karena Abimanyu yang meminta Natasya membuatnya.“Untuk apa makanan ini? Kita udah sarapan dan kamu bilang kalau nggak mau pergi ke kantor,” ucap Natasya.“Ini bukan bekal ke kantor, kan?” tanya Natasya.“Kenapa kamu kasih ke aku?” tanya Abimanyu.“Karena kamu yang minta aku buat itu,” ucap Natasya.“Natasya, ini bukan buat aku. Aku minta kamu buat ini, tapi bukan berarti makanan ini buat aku,” ucap Abimanyu.“Lalu?” tanya Natasya heran.“Ayo kita pergi ke kantor Narendra. Kasih nasi goreng itu ke Narendra,” ajak Abimanyu.“Kasih nasi goreng ini ke Narendra?” tanya Natasya terkejut.Natasya menatap Abimanyu dengan heran da
“Aku takut petir,” ucap Natasya masih sambil memejamkan matanya dan memeluk Narendra dengan erat di bawah rinai hujan.“Jangan takut! Aku ada di sini,” ucap Narendra, lalu tersenyum sambil mendekap tubuh Natasya.“Narendra mencari kesempatan untuk menyentuh Natasya. Aku nggak bisa biarin ini. Tapi, aku nggak bisa keluar dari mobil. Aku udah janji sama Natasya untuk mengawasi dia dari kejauhan. Aku nggak bisa mengecewakan Natasya,” ucap Abimanyu yang sudah sangat geram melihat Natasya ada di pelukan Narendra.Natasya tersadar kalau dia memeluk Narendra. Karena itu Natasya langsung melepaskan pelukan Narendra dan menatap Narendra dengan rasa bersalah.“Aku minta maaf, seharusnya aku nggak peluk kamu sembarangan,” ucap Natasya.“Nggak papa, Natasya,” ucap Narendra dengan santai.“Natasya, lebih baik aku antar kamu pulang. Kamu takut petir, kan?” tany
Natasya menempelkan ponselnya ke telinga dan mulai bicara kepada Narendra di telepon.“Halo, Narendra,” ucap Natasya di depan keluarga angkatnya.“Natasya, ayah dan ibu kamu pasti udah cerita semuanya sama kamu. Aku mohon jangan batalin pernikahan kita,” pinta Narendra dengan suara yang sangat cemas.Natasya menatap seluruh keluarganya, lalu Narendra kembali bicara di telepon.“Wanita yang datang ke pesta itu adalah pembohong. Aku nggak pernah menghamili wanita manapun. Buat aku kehormatan wanita itu sangat penting. Kamu masih ingat kata-kata aku waktu itu, kan?” ucap Narendra.“Narendra, ibu dan ayah aku adalah segalanya buat aku. Mereka memutuskan untuk membatalkan perjodohan kita, tapi .... ” ucap Natasya.“Natasya, aku mohon jangan lakukan itu. Aku benar-benar mencintai kamu dan aku nggak bisa kehilangan wanita seperti kamu. Kamu datang dalam
“Dasar laki-laki kurang ajar!” teriak wanita yang tiba-tiba datang ke pesta ulang tahun Narendra.Ibu Monica merasa tidak terima karena putranya di tampar oleh wanita tidak jelas itu. Ibu Monica pun mendekat dan menampar wanita itu dengan sangat keras.“Siapa kamu? Kenapa datang ke sini dan langsung menampar anak saya? Orang seperti kamu nggak seharusnya di tempat ini! Pesta ini hanya untuk orang-orang terhormat!” tandas Ibu Monica.“Iya, saya memang bukan orang terhormat dan kalian juga bukan orang terhormat. Narendra ini bukan laki-laki terhormat. Dia hanya laki-laki yang suka bermain wanita dan melecehkannya,” ucap wanita itu.“Ibu berbuat kesalahan dengan menampar saya,” tandas wanita itu dengan penuh amarah.“Jaga bicara kamu!” teriak Narendra.“Saya bahkan nggak kenal sama kamu. Tolong jangan fitnah saya,” ucap Narendra.“Iy
Natasya terlihat begitu cantik dengan balutan gaun berwarna hitam yang dihiasi dengan ornamen bunga-bunga. Natasya, Pak Adam dan Ibu Rubi bersama-sama datang ke rumah Narendra yang sudah didatangi oleh banyak tamu undangan. Lalu, saat mereka mau masuk rumah itu tiba-tiba Natasya menghentikan langkahnya.“Natasya, ayo kita masuk. Kenapa kamu berhenti di sini?” tanya Ibu Rubi kepada Natasya.“Bu, Abi belum kasih kabar. Natasya cemas dengan Nara,” ucap Natasya.“Natasya, sebaiknya kita masuk. Ayah yakin kalau Naraya sudah ditemukan. Abi kan harus siap-siap ke pesta, mungkin dia belum sempat menghubungi kita,” ucap Pak Adam.“Pak Adam, Ibu Rubi, ternyata kalian sudah tiba di sini. Kami menunggu kedatangan kalian dari tadi,” ucap Ibu Monica dengan sangat ramah dan senang dengan kedatangan mereka.“Natasya, ayo masuk, Nak. Narendra terus menunggu kamu dari tadi. Hanya kamu or
Narendra dan Ibu Rubi menuntun Natasya masuk ke ruang dokter. Baru melihat dokter saja Natasya sudah terlihat sangat ketakutan dan ingin keluar dari ruangan itu. Sayangnya Ibu Rubi memegang tangan Natasya dengan sangat kuat.“Silakan pasiennya berbaring di tempat tidur,” titah sang dokter.“Ayo Natasya,” ajak Ibu Rubi.“Bu, Natasya baik-baik aja. Natasya nggak perlu diperiksa sama dokter,” ucap Natasya, tapi Ibu Rubi membaringkan Natasya di ranjang rumah sakit.“Natasya udah sembuh,” tambah Natasya.“Natasya, kita sudah sampai di sini. Biarkan Dokter periksa kamu,” titah Ibu Rubi.“Dokter, silakan periksa putri saya,” ucap Ibu Rubi.“Dokter, saya nggak sakit. Maaf, saya harus pergi,” ucap Natasya.Natasya beranjak dari ranjang rumah sakit dan langsung kabur dari sana karena ketakutan.
“Hi!” sapa Narendra kepada Abimanyu dan Natasya, ditambahkan dengan senyuman manis.Abimanyu melepaskan tangan Natasya. “Untuk apa kamu ke sini?” tanya Abimanyu sedikit ketus.“Maksudnya, ada perlu apa?” tanya Abimanyu.“Saya mau bertemu dengan Natasya,” jawab Narendra.“Iya, kamu pasti ingin bicara dengan calon istri kamu. Baru aja Natasya bilang mau telfon kamu untuk tanyakan pakaian apa yang akan kamu pakai,” ucap Abimanyu pura-pura ramah.“Natasya ingin memakai pakaian yang warnanya sama agar kalian terlihat serasi,” tambah Abimanyu.“Oh, ya? Aku ke sini juga untuk tanyakan hal itu pada Natasya. Malam ini Natasya akan jadi orang yang paling spesial di pesta,” ucap Narendra.“Sangat kebetulan kalau begitu. Silakan kalian bicara,” ucap Abimanyu.“Natasya, aku akan pulang duluan ke rumah, ya,” ucap Ab
“Siapa yang kirimkan foto ini?” tanya Narendra pada dirinya sendiri.Dia terus mengamati foto Naraya dan kemudian dia menemukan sebuah surat yang juga ada di dalam paket yang dia terima.“Foto wanita dan surat. Aku nggak paham sama orang yang kirim paket ini. Buat apa kirim paket ini ke aku?” tanya Narendra heran.Narendra membuka surat itu dan membacanya di dalam batin.Hi, Narendra! Apa kamu masih ingat wajah ini? Wajah ini adalah wajah wanita yang kamu lecehkan. Kamu akan menerima balasan karena telah melecehkan aku. Narendra, aku nggak akan biarkan kamu hidup tenang setelah kamu melecehkan aku dan menghancurkan masa depan aku. Kamu nggak akan pernah bahagia. Aku akan hancurkan kamu! Kamu akan sangat hancur dan kamu akan menyesali perbuatan kamu.“Orang yang sangat aneh. Kenapa ada orang yang berani kirim foto dan surat seperti ini? Apa orang ini nggak tau siapa aku?