Share

Pahlawan Tanpa Nama

Penulis: Rwi Alviani
last update Terakhir Diperbarui: 2021-10-02 11:02:52

Selamat Membaca

HAVE A NICE DAY

Rencana Raja Rana yang ingin menikahkan Rasi dengan Panglima Arya yang bersamaan dengan Helen menyebar dengan cepat, entah siapa yang sudah membocorkannya.

Mereka mengecam Raja Rana, hingga Raja Rana sendiri yang mendengar hal itu. Raja Rana tidak mengutus Panglima Arya seperti sebelumnya, akan tetapi Dia sendiri yang bertindak.

"Siapapun yang berani menyebar rumor itu, akan Ku hukum dengan tanganku sendiri!" ujar Raja Rana.

Hanya dengan sekali tindakan, Mereka ketakutan dan tidak berani mengatakan apapun. Bukan hanya dengan anggota keluarga, bahkan Raja Rana seolah jauh dari rakyatnya sendiri.

"Mengapa Raja bersikap seperti itu?"

"Semakin luas kekuasaan, Dia semakin sombong dan semena-mena!"

"Apakah kematian Pangeran Agra ada kaitannya dengan hal ini, mengingat Dia bukan Anak kandung dari Raja?"

Itulah rumor yang masih masih beredar, hanya saja Mereka mengatakan hal itu secara sembunyi-se

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Retaliation For Enemies (Pembalasan Sang Putri)   Teror Istana

    Selamat MembacaHAVE A NICE DAY"Yang Mulia maafkan Kami," ucap prajurit tersebut."Apa yang sebenarnya terjadi?!" geram Raja Rana."Dia yang melakukan ini semua," jawabnya."Dia siapa yang Kalian maksud?" tanya Panglima Arya."Pahlawan tanpa nama. Mereka menyebutnya seperti itu," jawab prajurit tersebut. Keadaannya babak belur, bahkan Dia sampai menangis memohon ampun."Orang dari Kerajaan mana yang berani melakukan ini?" tanya Panglima Kala."Kami tidak tahu, karena Dia memakai jubah berwarna merah dan menutup seluruh tubuhnya. Kami tidak dapat membedakan apakah itu laki-laki ataukah perempuan," jawabnya."Sepertinya Dia mengajak rekan," sambung Panglima Arya."Tidak! Dia seorang diri yang melakukan ini," jelasnya."Tidak mungkin! Mendiang Kakakku Agra saja tidak bisa melawan 30 prajurit sendiri, Kalian apalagi prajurit terlatih," ucap Rasi."Aku setuju dengan Rasi, karena Kami pernah melihat Agra

    Terakhir Diperbarui : 2021-10-02
  • Retaliation For Enemies (Pembalasan Sang Putri)   Wanita Dalam Kegelapan

    Selamat MembacaHAVE A NICE DAY"Aku ingin meminta tolong, itupun jika Kau tidak sibuk," ucap Rasi."Aku tidak sibuk, karena Panglima Arya sudah kembali mengambil alih semuanya."Bisakah Kau temui Aku nanti malam?" tanya Rasi."Nanti malam? Untuk apa?" tanyanya."Mau menolong atau tidak?" tanya Rasi."Ya, tentu." Panglima Kala menyanggupi permintaan Rasi untuk menemuinya nanti malam, sementara dari tadi Panglima Arya memandang interaksi Mereka dari jauh."Kenapa Mereka selalu nempel?" batin Panglima Arya.Panglima Arya terus mengawasi Mereka, sehingga tanpa sengaja menabrak Laksmi yang sedang membawa makanan untuk Rasi."Maaf Laksmi." Panglima Arya menolong Laksmi untuk berdiri."Itu, Laksmi dan Panglima Arya?" tanya Panglima Kala."Sepertinya bukan," jawab Rasi."Maksudnya?" tanya Panglima Kala."Sepertinya bukan orang lain." Rasi tersenyum jahil, kemudian segera pergi sebelum Panglima

    Terakhir Diperbarui : 2021-10-02
  • Retaliation For Enemies (Pembalasan Sang Putri)   Surat Untuk Ratu Kosala

    Selamat MembacaHAVE A NICE DAY"Tuan Putri," panggil pelayan."Ada apa?" tanya Rasi."Ratu Kosala memanggil Tuan Putri," jawabnya."Aku akan segera turun." Rasi merapikan sesuatu, lalu Dia pergi ke lantai bawah menemui Ratu Kosala."Rasi kemari, lihat semua perhiasan ini. Pasti Kau sangat cocok menggunakannya," ucap Ratu Kosala."Iya sangat bagus," sambung Rasi."Kau harus berterima kasih pada Panglima Arya, Dia telah memanggil pedagang perhiasan terbaik ke istana ini." Ratu Kosala sibuk memilih perhiasan yang sesuai dengan gaunnya.Rasi secara diam-diam meninggalkan Ratu Kosala, Dia menoleh ke belakang. Lalu, mempercepat langkahnya."Mau ke mana?" tanya Panglima Arya."Tolong berhentilah mengikutiku," balas Rasi."Tidak akan," balasnya."Panglima Kala," panggil Rasi."Kau sengaja melakukan ini?" tanya Panglima Arya."Maksudnya? Aku memang akan menemui Dia dan jangan marah, kare

    Terakhir Diperbarui : 2021-10-02
  • Retaliation For Enemies (Pembalasan Sang Putri)   Analogi

    Selamat MembacaHAVE A NICE DAY"Pelayan," panggil Raja Rana."Iya Tuanku," balasnya."Di mana Rasi dan Ratu Kosala?" tanyanya."Sepertinya Ratu Kosala dan Tuan Putri Rasi tidak ikut makan saat ini, karena Ratu Kosala merasa tidak enak badan," jawabnya."Kalau begitu bawakan makanan untuknya," ucap Raja Rana."Tuan Putri Rasi sudah membawanya," balasnya."Baiklah, Kalian lanjutkan saja makannya. Tena, kalau ada yang kurang Kau boleh minta pada pelayan," lanjut Raja Rana."Ini sudah cukup Tuanku," balasnya."Kenapa Raja Rana sangat perhatian pada Tena?" batin Grita."Apa yang Kau pikirkan?" bisik Panglima Kala."Diam," balas Grita.Dia mempercepat makannya."Aku sudah selesai," ucap Raja Rana."Aku juga sudah selesai Yang Mulia," ucap Panglima Arya dan Tena berbarengan.Mereka bertiga pergi entah kemana, sementara nasi yang di suap Panglima Kala jatuh dan Grita hanya mematung menatap Mereka bertiga yang b

    Terakhir Diperbarui : 2021-10-02
  • Retaliation For Enemies (Pembalasan Sang Putri)   Rencana Buruknya

    Selamat MembacaHAVE A NICE DAYRaja Rana memerintahkan Panglima Arya dan Kala untuk menemukan kebenaran tentang si peneror, Dia bahkan mengumumkan kalau yang berhasil menangkapnya akan diberikan hadiah yang sangat besar."Rasi," panggil Laksmi."Kau kenapa?" tanya Rasi."Aku minta maaf, karena waktu itu." Laksmi memegang tangan Rasi."Aku sudah memaafkan mu," ucap Rasi."Mulai saat ini, Aku tidak akan membuat mu marah lagi. Aku akan selalu mendengarkan mu," balas Laksmi."Sebenarnya Aku selalu senang saat Kau memberikan ku pendapat atau saran lainnya, tapi jika soal perasaan ku pada seseorang. Aku tidak bisa membuat orang lain masuk ke dalamnya, karena itu masalah hati, bukan soal kompromi," tutur Rasi."Iya, seharusnya Aku tidak bertanya seperti itu saat Aku tahu jelas-jelas Kau tidak menyukai Panglima Arya." Laksmi memeluk Rasi."Aku tidak mau Kita bertengkar lagi," tambahnya."Terima kasih Laksmi, Kau m

    Terakhir Diperbarui : 2021-10-02
  • Retaliation For Enemies (Pembalasan Sang Putri)   Di Balik 20.000 Keping Emas

    Selamat MembacaHAVE A NICE DAY"Rasi kenapa menjadi begitu dingin dan kejam?" tanya Laksmi."Aku juga merasa begitu, bahkan Dia sepertinya bukan lagi Rasi yang Kita kenal," balas Panglima Kala."Aku tidak mau kalau Rasi sampai salah jalan dan menjadi kejam seperti itu," ucap Laksmi."Kita tidak akan membiarkan hal itu terjadi," balas Panglima Kala.Istana Rana tampak tegang, apalagi setelah kejadian mengenai Tena yang menyebabkan adanya jarak diantara Ratu Kosala dan Raja Rana."Panglima Arya," panggil salah satu prajurit."Kau tangan kanan petinggi istana yang ikut bertugas untuk mengecek semua harta Kerajaan, kan?" tanya Panglima Arya."Iya dan Aku membawa kabar buruk," balasnya."Katakan," ucap Panglima Arya."Harta yang di dapatkan dari hasil pajak, semuanya hilang. Yang anehnya, si pencuri justru meminta Kita untuk menangkapnya," tuturnya."Apa?" tanya Panglima Arya.Dia terkejut dan ter

    Terakhir Diperbarui : 2021-10-02
  • Retaliation For Enemies (Pembalasan Sang Putri)   Kemunculan Freya

    Selamat MembacaHAVE A NICE DAY"Dibandingkan 20.000 keping emas, Aku lebih tertarik pada 90.000 keping emas milikmu Raja Rana."Itulah tulisan yang berhasil membuat Raja Rana melempar mahkotanya."Pasti Kau yang melakukannya!" teriak Raja Rana pada Bagir."Yang Mulia...apa maksudmu? Aku tidak mengerti." Bagir sangat ketakutan, apalagi setelah prajurit Raja mengelilinginya lengkap dengan senjata."Jangan berpura-pura tidak tahu, Kau si peneror itu, kan?" tanya Panglima Arya."Panglima, Aku hanya memenangkan pertandingan. Yang Aku dapatkan hanya 20.000 keping emas, mana mungkin Aku berani mencuri? Aku tidak meninggalkan arena, Yang Mulia juga tahu itu," tutur Bagir.Sejenak Mereka diam, termasuk Raja Rana. Dia duduk lemas dan terlihat sangat tidak berdaya, begitu juga Mereka."Peneror itu membuatku menjadi orang gila...huhuhuu." Raja Rana benar-benar menangis."Yang Mulia, jangan menangis! Bagaimana kalau ada

    Terakhir Diperbarui : 2021-10-02
  • Retaliation For Enemies (Pembalasan Sang Putri)   Mencari Freya

    Selamat MembacaHAVE A NICE DAY"Yang Mulia, lihat itu Mereka!" ucap salah satu prajurit."Semuanya sudah dapat?" tanya Freya."Sudah," jawab Mereka serentak."Kau, tetap diam di sana!" teriak Raja Rana."Aku pergi dulu untuk kembali nanti." Freya meninggalkan tempat tersebut, setelah membagikan uang pada Mereka semua secara adil."Kejar Dia!" teriak Raja Rana.Rakyat kerajaan Rana langsung pergi dari tempat itu, Mereka sama sekali tidak menolong Raja Rana. Para prajurit dan Raja mengejar Freya, sampai melewati perbatasan istana Rana dengan Kerajaan Bambu."Kita kehilangan jejak Yang Mulia. Apalagi Dia masuk ke kawasan Kerajaan Bambu," ucap Prajurit."Andai saja Raja Bambu bukan musuh Kita," balas Raja Rana."Bagaimana sekarang Yang Mulia?" tanya Prajurit."Ayo, Kita kembali." Raja Rana membawa pasukan Mereka kembali ke istana Rana.Bukan hanya Raja Rana dan pasukannya saja yang mencari Freya,

    Terakhir Diperbarui : 2021-10-02

Bab terbaru

  • Retaliation For Enemies (Pembalasan Sang Putri)   Akhir (END)

    Selamat MembacaHAVE A NICE DAY"Aku menghabisinya!" teriak Ratu Kosala."Cepat, ambil pedang itu." Pangeran Afni menutup telinganya, namun tidak ada yang menyadarinya."Rasi! Aku akan menghabisimu!" teriak Ratu Kosala dengan amarah yang memuncak."Aku tidak ingin menghabisimu, karena ini sangat menyakitkan. Sebaiknya hentikan ini semua," balas Rasi."Tidak akan! Kau membuatku menghabisinya, sekarang biar Aku yang mengakhirimu." Ratu Kosala berusaha menyerang Rasi dengan sihir hitamnya yang membara bagaikan api."Hentikan Kosala atau Aku akan menyegelmu!" teriak Ratu Kara."Baiklah, kalau begitu Kau juga harus kuhabisi." Ratu

  • Retaliation For Enemies (Pembalasan Sang Putri)   Dendam

    Selamat MembacaHAVE A NICE DAY"Siapa Dia?" batin Shankar.Panah yang hendak di arahkan pada Laksmi dan Pandu masih melayang di udara dan dalam keadaan diam, kemudian hanya dengan tangannya saja. Panah tersebut datang padanya, Dia membalikkan panah tersebut pada Aquela dan Saguya."Akhhh." Mereka berdua tidak bisa berkata-kata lagi, karena terkena senjata sendiri."Permainan baru saja dimulai," ucapnya."Suara itu," ucap Laksmi.Dia mendekat dengan masih menggunakan jubah berwarna merah, bahkan tangannya lengkap dengan senjata. Sebuah pedang yang terlihat begitu istimewa, terdapat tanda bintang dan api yang berwarna biru."P

  • Retaliation For Enemies (Pembalasan Sang Putri)   Hancurnya Segela Kegelapan

    Selamat MembacaHAVE A NICE DAYAquela dan Saguya mundur, setelah kedatangan orang-orang berjubah merah. Mereka membebaskan Laksmi dan membantu Mereka menghadapi musuh, namun hal itu tidak berlangsung lama. Raja Rana datang bersama anak buahnya, Dia tersenyum melihatnya."Akhirnya Kalian datang juga," ucap Raja."Bebaskan Tuan Justin atau akan terjadi pertumpahan darah!" ancamannya pada Raja Rana."Minta pimpinan Kalian datang! Barulah Aku akan membebaskan Justin," balas Raja Rana. Yang sepertinya tidak gentar dengan ancaman orang-orang berjubah merah."Pimpinan Kami akan datang, Raja tidak perlu khawatir. Tapi, Pimpinan Kami terlalu baik. Jika, Yang Mulia membebaskan semua dan berdamai Dia akan memaafkan Yang Mulia." Ora

  • Retaliation For Enemies (Pembalasan Sang Putri)   Pengkhianat!

    Selamat MembacaHAVE A NICE DAY"Berani sekali Kau!" bentaknya.Dia memegang pipi Laksmi dengan kasar, kemudian orang tersebut membuka penutup wajahnya. Pandu yang tidak bisa lagi tinggal diam, langsung masuk menembus yang lain. Dia menyerang orang tersebut, sehingga berhasil berdiri di depan Laksmi."Pandu, apa yang Kau lakukan di sini? Pergi, Mereka tidak akan membiarkanmu!" teriak Laksmi, memintanya untuk pergi."Tidak Laksmi, sekarang Aku ingin melindungimu." Pandu melawan siapapun yang berani mendekati Laksmi, hal itu justru menjadi tontonan bagi anak buah Raja Rana."Shankar, apa yang harus Kita lakukan?" tanya Arkan."Divi, Kau tidak boleh ikut ke sana. Pangeran Jiwon, jaga Divi." Shankar dan Arkan sedikit

  • Retaliation For Enemies (Pembalasan Sang Putri)   Siapa Yang Terjebak?!

    Selamat MembacaHAVE A NICE DAYAsrama Aurora yang tempatnya sedikit jauh dari rumah penduduk, membuat kebakaran tersebut tidak diketahui. Hanya tinggal puing-puing bangunan dan reruntuhannya. Mereka tidak membiarkan ada yang tersisa, terkecuali kolam yang berada di belakang Asrama. Yang menjadi saksi bisu dari penyerangan tersebut.Pangeran Afni dan Pangeran lainnya menuntun Para Putri di bantu oleh Manhanta, Mereka melarikan diri ke hutan dekat desa Cirangi. Namun, persembunyian itu tidak menjamin Mereka terlindungi dari hujan. Ada pohon yang dapat menghalau teriknya sinar matahari, namun bagaimana dengan hujan dan musuh yang bisa saja tiba-tiba datang?"Lembah yang di maksud dekat dari tempat ini," ucap Pangeran Afni. Dia melihat ke semua hutan tersebut, sementara ada yang membuat tempat untuk beristiraha.&

  • Retaliation For Enemies (Pembalasan Sang Putri)   Penyerangan Di Asrama Aurora

    Selamat MembacaHAVE A NICE DAY"Dia bahkan tega menghabisi Putrinya sendiri, sudah pasti Dia juga yang ada di balik kejadian ini," ucap Manhanta.Shankar dan teman-temannya memang memilih untuk menceritakan semuanya pada Manhanta, bahkan Pangeran Afni juga ikut dalam diskusi tersebut."Raja Rana memiliki hubungan yang sangat erat dengan Ayahku, sepertinya Aku harus memperingatinya," ucap Pangeran Afni. Dia mungkin merasa khawatir, karena melihat Raja Rana yang begitu nekat."Ayahmu dan Raja Rana yang merencanakan pembantaian terhadap keluargaku, apa Kau masih ingat?" tanya Shankar pada Pangeran Afni."Saat itu Ayahku tidak tahu, kalau Raja berencana untuk menghancurkan seluruh keluargamu. Sebagai sekutu, Dia hanya member

  • Retaliation For Enemies (Pembalasan Sang Putri)   Wajah Iblis

    Selamat MembacaHAVE A NICE DAYPara Pangeran tinggal mencari keberadaan Laksmi, Mereka tidak ada yang berani ke jurang lowden. Karena, setiap malam selalu terdengar suara Serigala meraung-raung, entah mengapa?Manhanta (Soraya) berusaha menghindari pembicaraan dengan Aquela, Dia hanya bicara pada Shankar, Pandu dan Arkan. Sedangkan, dengan Pangeran Afni--Dia sepertinya belum percaya.Saguya melihat kesempatan untuk semakin dekat dengan Pangeran Shankar, namun Dia selalu merasa terhalangi oleh Pandu."Pandu, seperti Laksmi. Selalu saja menghalangiku," gumam Saguya.Setelah, Pandu pergi barulah Saguya masuk ke kamar Pangeran Shankar. Hal itu membuat Shanjar terlihat terkejut, Saguya menutup pintu. Dia berlari ke pelukan Sh

  • Retaliation For Enemies (Pembalasan Sang Putri)   Di Balik Duka

    Selamat MembacaHAVE A NICE DAY"Apa sekarang Kau puas?!" geram Pandu pada Shankar."Rasi." Pangeran Shankar menangis di tempat itu, begitu juga dengan Pangeran Afni dan Pandu."Apa Kau memberitahu Raja Rana tentangmu?" tanya Pangeran Afni."Tidak," jawab Shankar."Lalu, kenapa Dia melakukan itu semua?!" tanya Pangeran Afni, Dia diselimuti oleh emosi."Cukup! Kenapa Kalian bertengkar dalam keadaan seperti ini? Kalian sangat kekanak-kanakan." Pandu meninggalkan Mereka untuk kembali ke Asrama.Di susul oleh Pangeran Shankar dan Afni, Mereka terlihat tidak bersemangat. Ketiganya mencari Aquela, namun tidak menemukannya.

  • Retaliation For Enemies (Pembalasan Sang Putri)   Jatuh Ke Jurang

    Selamat MembacaHAVE A NICE DAYPara Prajurit Raja mengirimkan pesan pada sekutu, bahwa Freya telah dikalahkan. Namun, sekutu Freya tidak melakukan pergerakan apapun."Seharusnya Mereka memberontak," ucap Panglima Arya."Mereka tidak akan berani untuk memberontak, sekarang hanya Aku yang akan menjadi penguasa terkuat." Raja Rana tertawa, sehingga menggema memenuhi ruangannya.Sementara, di Asrama AuroraRasi membantu Manhanta membawakan makanan untuk Shankar, karena Manhanta memeriksa keadaan Pangeran Afni."Bisakah suapi Aku?" tanya Shankar pada Rasi."Akan kupanggilkan Tunisia," jawabnya."Rasi," ucap Shankar p

DMCA.com Protection Status