Selamat Membaca
HAVE A NICE DAY
"Dibandingkan 20.000 keping emas, Aku lebih tertarik pada 90.000 keping emas milikmu Raja Rana."
Itulah tulisan yang berhasil membuat Raja Rana melempar mahkotanya.
"Pasti Kau yang melakukannya!" teriak Raja Rana pada Bagir.
"Yang Mulia...apa maksudmu? Aku tidak mengerti." Bagir sangat ketakutan, apalagi setelah prajurit Raja mengelilinginya lengkap dengan senjata.
"Jangan berpura-pura tidak tahu, Kau si peneror itu, kan?" tanya Panglima Arya.
"Panglima, Aku hanya memenangkan pertandingan. Yang Aku dapatkan hanya 20.000 keping emas, mana mungkin Aku berani mencuri? Aku tidak meninggalkan arena, Yang Mulia juga tahu itu," tutur Bagir.
Sejenak Mereka diam, termasuk Raja Rana. Dia duduk lemas dan terlihat sangat tidak berdaya, begitu juga Mereka.
"Peneror itu membuatku menjadi orang gila...huhuhuu." Raja Rana benar-benar menangis.
"Yang Mulia, jangan menangis! Bagaimana kalau ada
Selamat MembacaHAVE A NICE DAY"Yang Mulia, lihat itu Mereka!" ucap salah satu prajurit."Semuanya sudah dapat?" tanya Freya."Sudah," jawab Mereka serentak."Kau, tetap diam di sana!" teriak Raja Rana."Aku pergi dulu untuk kembali nanti." Freya meninggalkan tempat tersebut, setelah membagikan uang pada Mereka semua secara adil."Kejar Dia!" teriak Raja Rana.Rakyat kerajaan Rana langsung pergi dari tempat itu, Mereka sama sekali tidak menolong Raja Rana. Para prajurit dan Raja mengejar Freya, sampai melewati perbatasan istana Rana dengan Kerajaan Bambu."Kita kehilangan jejak Yang Mulia. Apalagi Dia masuk ke kawasan Kerajaan Bambu," ucap Prajurit."Andai saja Raja Bambu bukan musuh Kita," balas Raja Rana."Bagaimana sekarang Yang Mulia?" tanya Prajurit."Ayo, Kita kembali." Raja Rana membawa pasukan Mereka kembali ke istana Rana.Bukan hanya Raja Rana dan pasukannya saja yang mencari Freya,
Selamat MembacaHAVE A NICE DAY"Ini sudah sangat jauh dari istana Rana, kemana Aku harus mencari Freya?" batin Laksmi.Dia melihat sekelilingnya, semuanya dipenuhi oleh hutan. Hari semakin gelap dan hutan menjadi berkabut, lalu Laksmi naik ke atas pohon yang paling tinggi."Bagaimana caranya Aku turun nanti? Ah biarlah Aku pikirkan besok, semoga tidak ada binatang buas," ucapnya seorang diri.Di istana Rasi mencari keberadaan Laksmi, namun tidak menemukannya. Dia bertanya pada para pelayan, tapi Mereka juga tidak tahu.Kala juga ikut mencarinya, Mereka keluar malam-malam tanpa diketahui oleh siapapun. Raja Rana dan pasukannya juga sedang mencari Panglima Arya dan Bagir yang belum juga kembali."Apa Bagir pergi ke tempat itu lagi?" tanya Raja."Tidak Yang Mulia, Kami sudah mencarinya ke sana," jawab prajurit."Kemana Mereka sebenarnya?" batin Raja Rana."Raja, ini sudah malam. Apa perlu mencari tempat untuk berist
Selamat MembacaHAVE A NICE DAYPrajurit dan pelayan Raja Bambu datang dengan membawa lilin yang menyala, Mereka mundur ketika melihat Putri Esma di ikat dan ada seseorang di sana."Jangan takut, Raja Kalian meminta lilin di nyalakan. Turuti saja! Jangan sampai Dia mengakhiri Kalian," ucapnya.Mereka menuruti perintahnya, lalu Raja Bambu dapat melihat dengan jelas. Putri Esma terikat, sedangkan Laksmi telah bebas. Namun, tidak ada siapapun di sana."Kau mencariku?" bisiknya."Kau." Raja Bambu tidak berani bergerak sedikitpun, begitu juga yang lainnya."Kenapa? Kau mau menyelamatkan Putrimu?" tanyanya."Lepaskan Putriku," ucapnya."Lepaskan?" tanyanya.Dia tampak berpikir."Hemmm bagaimana ya? Itu tidak mungkin. Apa Kau melepaskan Laksmi, ketika Dia memintanya?" tanyanya."Ti-" ucapannya di potong."Ti--apa? Iya atau tidak!" bentaknya."Tidak," jawabnya.Raja Bambu tidak berani be
Selamat MembacaHAVE A NICE DAY"Apa itu penting?" tanya Rasi."Bukan seperti itu maksudku Tuan Putri," balas Grita."Aku tidak suka harus selalu menjawab darimana Aku atau Laksmi, lagipula Aku Tuan Putri di sini. Aku bisa melakukan apapun, Kau juga bukan prajurit keamanan di sini," jelas Rasi."Rasi, kenapa Kau bersikap seperti itu?" tanya Laksmi."Karena, Aku tidak suka Dia selalu ingin tahu tentang apa yang Aku lakukan. Berhenti membelanya!" perintah Rasi."Tuan Putri." Grita dan Laksmi tercengang dengan sikap Rasi."Aku permisi," ucap Laksmi."Tunggu." Grita memegang tangan Laksmi."Kalau Kau bertanya Kami dari mana itu tidak penting, tadi Rasi menyelamatkan ku. Katanya Aku tidur sambil jalan, mungkin Dia masih mengantuk. Makanya bersikap kasar padamu," jelas Laksmi."Baiklah, Kau boleh pergi." Grita menatap kepergian Laksmi."Ada apa Grita?" tanya Ratu Kosala."Entahlah Yang Mulia, tapi p
Selamat MembacaHAVE A NICE DAY"Curiga bagaimana?" tanya Kala."Semuanya bersikap aneh," balas Laksmi."Aneh?" tanya Rasi."Iya, aneh. Ratu Kosala sekarang sangat baik, bahkan Dia tidak marah padaku. Tapi, Kau...jujur Aku tidak bisa memahami bagaimana sifatmu. Kau terkadang menjadi begitu kasar, apa Kau akan kembali pada Dirimu yang dulu?" tanya Laksmi."Laksmi, tentang apa yang terjadi. Bukankah itu bagus? Karena, Ratu Kosala akan memperlakukanmu seperti Putrinya juga. Tentang sifatku memang seperti itu," tutur Rasi."Aku tidak percaya, karena Aku tahu pasti ada sesuatu yang Kau sembunyikan," ucap Laksmi."Kau dapat pesan dari Freya, katanya datanglah nanti malam ke danau," ucap Rasi."Apa?" tanya Laksmi."Dia menemui Kami," balas Kala."Kalian bersungguh-sungguh, kan?" tanya Laksmi.Laksmi terlihat begitu senang."Tentu saja, untuk apa berbohong? Tapi, Dia mengatakan jangan beritahu ini pad
Selamat MembacaHAVE A NICE DAY"Bagaimana lukamu?" tanya Kala."Sudah membaik, tapi kalau terkena air akan kelihatan. Grita membuatnya benar-benar seperti tidak ada luka," balas Rasi."Tentang Pelayan itu, Kita sudah mengurusnya. Apa Kau sudah membaca buku tersebut?" tanya Kala."Iya, semuanya tentang senjata yang begitu menakutkan. Aku tidak tahu kalau Ayahku memiliki buku seperti itu," tutur Rasi.Putri Tunisia berkunjung ke istana Rana, Dia di temani oleh para pelayannya. Grita menyambut kedatangannya, lalu mempersilakannya masuk. Grita meminta pelayan istana untuk melayaninya dengan baik, sementara Dia memberitahu Ratu Kosala tentang Putri Tunisia dari Kerajaan Pasir."Ibu Kosala," sapanya."Tunisia bagaimana kabarmu?" tanya Ratu Kosala."Aku baik-baik saja, di mana yang lain?" tanyanya."Raja sedang keluar, sedangkan Rasi bersama teman-temannya ada di belakang istana. Istirahat dahulu, Kau pasti lelah setelah perjalanan panjang
Selamat MembacaHAVE A NICE DAY"Siapa nama Kakakmu?" tanya Rasi."Dia bukan Kakak kandungku, namanya Shankar," balas Tunisia."Sha-shankar?" tanya Laksmi."Iya, Kau tahu?" tanyanya."Hanya pernah dengar," jawab Laksmi."Kakakku itu sangat baik, sekaligus dingin." Tunisia menceritakan tentang Shankar."Jadi, Dia tidak tinggal bersamamu?" tanya Rasi."Tidak, setelah kejadian buruk yang menimpanya Dia tinggal di istana. Tapi, memutuskan untuk ke Asrama. Sebenarnya hanya Kalian yang tahu soal ini, karena Kakakku itu tidak mau ada tahu rahasia masa lalunya," tutur Tunisia."Rasi tidak boleh tahu tentang Dia?" batin Laksmi.Di AsramaPangeran Sankharsana Akasya, itulah namanya. Seorang pangeran dari kerajaan Akas Apapun yang diinginkan harus ia dapatkan, penuh ambisi,berdarah dingin, dan tidak seorang pun memahaminya. sangat sulit ditebak, tidak ada yang bisa mendekatinya.Ada sesuatu di balik sifatnya yang dingin dan kejam
Selamat MembacaHAVE A NICE DAYMalam harinya Rasi terbangun, Dia berjalan dengan hati-hati supaya Laksmi dan Tunisia tidak sampai bangun."Tuan Putri," sapa Anak buahnya."Ada apa?" tanya Rasi."Kami menemukan sesuatu yang mungkin akan membuatmu sangat marah, sebaiknya tidak bicara di sini. Aku takut Kau tidak bisa mengendalikan Dirimu," tuturnya.Rasi dan Anak buahnya pergi ke sebuah tempat yang menjadi pertemuan rahasia Mereka, setelah itu Anak buahnya menceritakan semuanya."Jadi, Naga hitam tersebut adalah hasil dari mantra hitam?" tanya Rasi."Iya, berdasarkan yang Kami tahu dari Marlaka," balasnya."Artinya ada yang sengaja ingin menyingkirkan Agra!" geram Rasi."Aku juga menemukan ini." Anak buah Rasi memberikan sebuah kotak."Apa ini?" tanya Rasi."Segel istana," jawabnya.Rasi membuka kotak tersebut dan benar terdapat segel istana dari Kerajaan tetangga yang menjadi musuh dari Keraja