Selamat Membaca
HAVE A NICE DAY
"Apa itu penting?" tanya Rasi.
"Bukan seperti itu maksudku Tuan Putri," balas Grita.
"Aku tidak suka harus selalu menjawab darimana Aku atau Laksmi, lagipula Aku Tuan Putri di sini. Aku bisa melakukan apapun, Kau juga bukan prajurit keamanan di sini," jelas Rasi.
"Rasi, kenapa Kau bersikap seperti itu?" tanya Laksmi.
"Karena, Aku tidak suka Dia selalu ingin tahu tentang apa yang Aku lakukan. Berhenti membelanya!" perintah Rasi.
"Tuan Putri." Grita dan Laksmi tercengang dengan sikap Rasi.
"Aku permisi," ucap Laksmi.
"Tunggu." Grita memegang tangan Laksmi.
"Kalau Kau bertanya Kami dari mana itu tidak penting, tadi Rasi menyelamatkan ku. Katanya Aku tidur sambil jalan, mungkin Dia masih mengantuk. Makanya bersikap kasar padamu," jelas Laksmi.
"Baiklah, Kau boleh pergi." Grita menatap kepergian Laksmi.
"Ada apa Grita?" tanya Ratu Kosala.
"Entahlah Yang Mulia, tapi p
Selamat MembacaHAVE A NICE DAY"Curiga bagaimana?" tanya Kala."Semuanya bersikap aneh," balas Laksmi."Aneh?" tanya Rasi."Iya, aneh. Ratu Kosala sekarang sangat baik, bahkan Dia tidak marah padaku. Tapi, Kau...jujur Aku tidak bisa memahami bagaimana sifatmu. Kau terkadang menjadi begitu kasar, apa Kau akan kembali pada Dirimu yang dulu?" tanya Laksmi."Laksmi, tentang apa yang terjadi. Bukankah itu bagus? Karena, Ratu Kosala akan memperlakukanmu seperti Putrinya juga. Tentang sifatku memang seperti itu," tutur Rasi."Aku tidak percaya, karena Aku tahu pasti ada sesuatu yang Kau sembunyikan," ucap Laksmi."Kau dapat pesan dari Freya, katanya datanglah nanti malam ke danau," ucap Rasi."Apa?" tanya Laksmi."Dia menemui Kami," balas Kala."Kalian bersungguh-sungguh, kan?" tanya Laksmi.Laksmi terlihat begitu senang."Tentu saja, untuk apa berbohong? Tapi, Dia mengatakan jangan beritahu ini pad
Selamat MembacaHAVE A NICE DAY"Bagaimana lukamu?" tanya Kala."Sudah membaik, tapi kalau terkena air akan kelihatan. Grita membuatnya benar-benar seperti tidak ada luka," balas Rasi."Tentang Pelayan itu, Kita sudah mengurusnya. Apa Kau sudah membaca buku tersebut?" tanya Kala."Iya, semuanya tentang senjata yang begitu menakutkan. Aku tidak tahu kalau Ayahku memiliki buku seperti itu," tutur Rasi.Putri Tunisia berkunjung ke istana Rana, Dia di temani oleh para pelayannya. Grita menyambut kedatangannya, lalu mempersilakannya masuk. Grita meminta pelayan istana untuk melayaninya dengan baik, sementara Dia memberitahu Ratu Kosala tentang Putri Tunisia dari Kerajaan Pasir."Ibu Kosala," sapanya."Tunisia bagaimana kabarmu?" tanya Ratu Kosala."Aku baik-baik saja, di mana yang lain?" tanyanya."Raja sedang keluar, sedangkan Rasi bersama teman-temannya ada di belakang istana. Istirahat dahulu, Kau pasti lelah setelah perjalanan panjang
Selamat MembacaHAVE A NICE DAY"Siapa nama Kakakmu?" tanya Rasi."Dia bukan Kakak kandungku, namanya Shankar," balas Tunisia."Sha-shankar?" tanya Laksmi."Iya, Kau tahu?" tanyanya."Hanya pernah dengar," jawab Laksmi."Kakakku itu sangat baik, sekaligus dingin." Tunisia menceritakan tentang Shankar."Jadi, Dia tidak tinggal bersamamu?" tanya Rasi."Tidak, setelah kejadian buruk yang menimpanya Dia tinggal di istana. Tapi, memutuskan untuk ke Asrama. Sebenarnya hanya Kalian yang tahu soal ini, karena Kakakku itu tidak mau ada tahu rahasia masa lalunya," tutur Tunisia."Rasi tidak boleh tahu tentang Dia?" batin Laksmi.Di AsramaPangeran Sankharsana Akasya, itulah namanya. Seorang pangeran dari kerajaan Akas Apapun yang diinginkan harus ia dapatkan, penuh ambisi,berdarah dingin, dan tidak seorang pun memahaminya. sangat sulit ditebak, tidak ada yang bisa mendekatinya.Ada sesuatu di balik sifatnya yang dingin dan kejam
Selamat MembacaHAVE A NICE DAYMalam harinya Rasi terbangun, Dia berjalan dengan hati-hati supaya Laksmi dan Tunisia tidak sampai bangun."Tuan Putri," sapa Anak buahnya."Ada apa?" tanya Rasi."Kami menemukan sesuatu yang mungkin akan membuatmu sangat marah, sebaiknya tidak bicara di sini. Aku takut Kau tidak bisa mengendalikan Dirimu," tuturnya.Rasi dan Anak buahnya pergi ke sebuah tempat yang menjadi pertemuan rahasia Mereka, setelah itu Anak buahnya menceritakan semuanya."Jadi, Naga hitam tersebut adalah hasil dari mantra hitam?" tanya Rasi."Iya, berdasarkan yang Kami tahu dari Marlaka," balasnya."Artinya ada yang sengaja ingin menyingkirkan Agra!" geram Rasi."Aku juga menemukan ini." Anak buah Rasi memberikan sebuah kotak."Apa ini?" tanya Rasi."Segel istana," jawabnya.Rasi membuka kotak tersebut dan benar terdapat segel istana dari Kerajaan tetangga yang menjadi musuh dari Keraja
Selamat MembacaHAVE A NICE DAYUntuk menghindari penduduk kerajaan Mahatra, Rasi menuju ke sebuah tempat penari yang biasanya akan bersenang-senang dengan para pria berhidung belang. Rasi ingin mencari orang-orang yang terlibat, karena mereka pasti akan mendapatkan hadiah dari hasil menjalankan tugas m***uh Agra. Rasi sangat yakin, kalau mereka punya kawanan."Aku perlu pekerjaan," ucap Rasi."Wah lihat ada gadis cantik, melihat wajahmu para lelaki pasti bertekuk lutut di hadapan mu," gumam salah satu gadis penari di sana."Siapa penguasanya? apa kau bisa membantuku?" tanya Rasi menarik tangan gadis itu yang kira-kira seumuran dengannya untuk sedikit menjauh dari yang lain."Kau serius ingin bekerja di tempat seperti ini? apa kau tidak sayang dengan kecantikanmu dan kesucianmu?" tanya gadis itu yang justru membuat Rasi merasa iba, tentu dalam hati Rasi tidak akan melakukan itu."Kau sangat aneh, kau sendiri bekerja di tempat seperti
Selamat MembacaHAVE A NICE DAY"Sanci," panggil Ayahnya Barga."Iya, Tuan." Sanci datang ke hadapan Ayahnya Barga."Kau antarkan Freya ke kamar tamu, sementara Aku akan bicara dengan Barga," titahnya."Baik, Tuan. Freya, ayo ikutlah," ucap Sanci yang mengantarkan Rasi ke sebuah ruangan yang tampak istimewa."Kenapa Aku dibawa ke sini?" tanya Rasi."Sepertinya Ayah dan anak itu sedang memperebutkan Dirimu," balas Sanci membuat Rasi mengerti."Mereka serakah, baru melihat wanita cantik sudah seperti a*ng dan kuc*ng." Rasi duduk pada ayunan yang ada dalam ruangan itu, tepatnya sebuah kamar."Dulu, Tuan Barga tidak seperti itu." Sanci menutup pintu kamar tersebut."Jadi, Barga seperti apa?" tanya Rasi penasaran."Tuan memiliki masa lalu yang kelam, itu karena keegoisan ayahnya. Tuan Ga," ucap Sanci.FlashbackKedua orang tua Sanci memaksanya untuk ikut bersama mereka menuju tempat Tuan Ga, Ayahny
Selamat MembacaHAVE A NICE DAY"Tolong selamatkan Kami dan gadis-gadis itu. Kami tidak berdaya, karena Raja Mahatra adalah dalang di balik ini semua," ucap Ibunya Barga yang membuat pemuda itu sangat terkejut."Raja Mahatra?" tanyanya seolah tak percaya."Iya, Raja Mahatra. Dia bukan seorang Raja, seharusnya bukan iblis itu Raja Kami. " Ibunya Barga menangis mengingat apa yang telah terjadi."Apa hanya dia dan Anak buahnya? Maksudnya apa tidak ada yang lain?" tanyanya."Kau dari kerajaan Rana. Bagaimana mungkin percaya pada Kami?" ucapnya."Katakan saja siapa yang terlibat! Aku akan menolong kalian, karena saat ini Aku pun segera kembali. Tapi harus tahu dulu, siapa saja yang terlibat. Terlebih, ada yang Aku curigai," ucap pemuda tersebut."Raja....akh!" teriak ibunya Barga, karena terkena panah dari prajurit yang mengetahui kedatangan pemuda itu."Ibu!" teriak Barga yang meraih ibunya terluka oleh panah.Pemuda
Selamat MembacaHAVE A NICE DAY"Tuan, mengapa tidak jadi menolong Gadis itu?" tanya Sanci."Apa gunanya Aku menolong, Kau sendiri sudah dengar apa yang terjadi di kamar itu. Sudah terlambat, semua yang Aku miliki direnggut dariku." Barga menutup pintu kamarnya."Tuan, sadarlah. Kalau begitu ijinkan Aku pergi," ucap Sanci yang mulai takut dengan Barga."Tidak Sanci. Malam ini Kau akan tidur denganku," ucap Barga."Tuan, apa maksudmu. Bukankah selama ini Tuan yang selalu melindungiku?"tanya Sanci tidak percaya akan apa yang dia dengar dari Barga.Barga sudah kalang kabut, sehingga dia menjadi gelap hati. Seluruh pikirannya tertutup dengan api dendam, hingga tidak lagi bisa membedakan mana yang benar dan tidak. Malam itu adalah malam kehancuran, terutama untuk dua gadis.Semenjak saat itulah, sifat Barga tidak jauh berbeda dengan ayahnya. Bedanya, Barga tidak pernah memaksa wanita manapun. Sanci juga tetap tinggal bersama Barga,