Selamat Membaca
HAVE A NICE DAY
Untuk menghindari penduduk kerajaan Mahatra, Rasi menuju ke sebuah tempat penari yang biasanya akan bersenang-senang dengan para pria berhidung belang. Rasi ingin mencari orang-orang yang terlibat, karena mereka pasti akan mendapatkan hadiah dari hasil menjalankan tugas m***uh Agra. Rasi sangat yakin, kalau mereka punya kawanan.
"Aku perlu pekerjaan," ucap Rasi.
"Wah lihat ada gadis cantik, melihat wajahmu para lelaki pasti bertekuk lutut di hadapan mu," gumam salah satu gadis penari di sana.
"Siapa penguasanya? apa kau bisa membantuku?" tanya Rasi menarik tangan gadis itu yang kira-kira seumuran dengannya untuk sedikit menjauh dari yang lain.
"Kau serius ingin bekerja di tempat seperti ini? apa kau tidak sayang dengan kecantikanmu dan kesucianmu?" tanya gadis itu yang justru membuat Rasi merasa iba, tentu dalam hati Rasi tidak akan melakukan itu.
"Kau sangat aneh, kau sendiri bekerja di tempat seperti
Selamat MembacaHAVE A NICE DAY"Sanci," panggil Ayahnya Barga."Iya, Tuan." Sanci datang ke hadapan Ayahnya Barga."Kau antarkan Freya ke kamar tamu, sementara Aku akan bicara dengan Barga," titahnya."Baik, Tuan. Freya, ayo ikutlah," ucap Sanci yang mengantarkan Rasi ke sebuah ruangan yang tampak istimewa."Kenapa Aku dibawa ke sini?" tanya Rasi."Sepertinya Ayah dan anak itu sedang memperebutkan Dirimu," balas Sanci membuat Rasi mengerti."Mereka serakah, baru melihat wanita cantik sudah seperti a*ng dan kuc*ng." Rasi duduk pada ayunan yang ada dalam ruangan itu, tepatnya sebuah kamar."Dulu, Tuan Barga tidak seperti itu." Sanci menutup pintu kamar tersebut."Jadi, Barga seperti apa?" tanya Rasi penasaran."Tuan memiliki masa lalu yang kelam, itu karena keegoisan ayahnya. Tuan Ga," ucap Sanci.FlashbackKedua orang tua Sanci memaksanya untuk ikut bersama mereka menuju tempat Tuan Ga, Ayahny
Selamat MembacaHAVE A NICE DAY"Tolong selamatkan Kami dan gadis-gadis itu. Kami tidak berdaya, karena Raja Mahatra adalah dalang di balik ini semua," ucap Ibunya Barga yang membuat pemuda itu sangat terkejut."Raja Mahatra?" tanyanya seolah tak percaya."Iya, Raja Mahatra. Dia bukan seorang Raja, seharusnya bukan iblis itu Raja Kami. " Ibunya Barga menangis mengingat apa yang telah terjadi."Apa hanya dia dan Anak buahnya? Maksudnya apa tidak ada yang lain?" tanyanya."Kau dari kerajaan Rana. Bagaimana mungkin percaya pada Kami?" ucapnya."Katakan saja siapa yang terlibat! Aku akan menolong kalian, karena saat ini Aku pun segera kembali. Tapi harus tahu dulu, siapa saja yang terlibat. Terlebih, ada yang Aku curigai," ucap pemuda tersebut."Raja....akh!" teriak ibunya Barga, karena terkena panah dari prajurit yang mengetahui kedatangan pemuda itu."Ibu!" teriak Barga yang meraih ibunya terluka oleh panah.Pemuda
Selamat MembacaHAVE A NICE DAY"Tuan, mengapa tidak jadi menolong Gadis itu?" tanya Sanci."Apa gunanya Aku menolong, Kau sendiri sudah dengar apa yang terjadi di kamar itu. Sudah terlambat, semua yang Aku miliki direnggut dariku." Barga menutup pintu kamarnya."Tuan, sadarlah. Kalau begitu ijinkan Aku pergi," ucap Sanci yang mulai takut dengan Barga."Tidak Sanci. Malam ini Kau akan tidur denganku," ucap Barga."Tuan, apa maksudmu. Bukankah selama ini Tuan yang selalu melindungiku?"tanya Sanci tidak percaya akan apa yang dia dengar dari Barga.Barga sudah kalang kabut, sehingga dia menjadi gelap hati. Seluruh pikirannya tertutup dengan api dendam, hingga tidak lagi bisa membedakan mana yang benar dan tidak. Malam itu adalah malam kehancuran, terutama untuk dua gadis.Semenjak saat itulah, sifat Barga tidak jauh berbeda dengan ayahnya. Bedanya, Barga tidak pernah memaksa wanita manapun. Sanci juga tetap tinggal bersama Barga,
Selamat MembacaHAVE A NICE DAYRasi berusaha bersikap tenang sekaligus waspada, kemudian menoleh pada seseorang yang mencekal tangannya."Barga," ucap Rasi pelan."Kau dari mana?" tanya Barga mendekati wajah Rasi."Hem...Aku tidak bisa tidur." Rasi memalingkan wajahnya."Kenapa? Apa Kau tidak nyaman tidur di sini?" tanyanya."Bukan seperti itu. Aku hanya belum terbiasa, jadi Aku hanya jalan-jalan sebentar untuk membuat Diriku ngantuk." Rasi tersenyum untuk menyembunyikan kebohongannya."Kalau begitu Aku akan menemanimu malam ini," kata Barga."Tidak! Jangan! Aku...Aku tidak bisa tidur denganmu, Kau bukan suamiku." Rasi mundur untuk menjaga jarak."Kalau begitu Aku akan menikahimu," kata Barga yang semakin nekat."Tuan, Aku ke sini untuk bekerja bukan untuk menikahimu." Rasi hampir tidak bisa menguasai dirinya."Jangan panggil Aku Tuan, karena Aku calon suamimu." Barga menarik tangan Rasi untuk ikut dengannya."Barga b
Selamat MembacaHAVE A NICE DAYSementara itu Rasi dan Sanci tetap berada di dalam kamar Barga, karena Barga tidur di kamar mendiang ibunya. Tidak ada yang berani masuk ke kamar Barga, karena sebelumnya Tuan Ga sudah berjanji tidak akan mengusik putra semata wayangnya semenjak kehilangan istrinya.Rasi dan Sanci tidur bersama dengan nyaman, karena tidak ada lagi gangguan dan besok mereka harus mulai menjalankan rencana yang sudah disusun dengan matang.Di Kerajaan Akash"Sampai kapan Aku akan menjauh darinya?" tanyanya dalam hati.Pangeran tidak bisa tidur, karena untuk kedua kalinya Raja Mahatra meminta dirinya untuk menghadiri perayaan yang diadakan di Kerajaan Mahatra. Merasa terganggu dengan undangan tersebut, akhirnya Pangeran memutuskan untuk duduk.Pangeran mengambil belati yang dalam genggamannya berisikan tanda bulan sabit, karena belati itu sebenarnya ada temannya. Namun, kali ini seseorang yang membawa belati yang satunya b
Selamat MembacaHAVE A NICE DAY"Jadi, Kalian...." Tuan Ga tidak berani bersuara, karena belati milik Rasi menyentuh perutnya."Jangan banyak bicara! Atau Aku akan menghabisi mu sekarang juga," ucap Rasi penuh penekanan."Kau tidak akan berani menghabisiku," ucap Tuan Ga dengan penuh percaya diri."Kenapa tidak?" tanya Barga.Mereka bertiga membuka topengnya, kemudian menatap tajam Tuan Ga. Mereka yang tidak lain adalah Rasi, Sanci, Barga, Ila."Saat Kau mengurung Aku dan Ibu di dalam penjara Kau sama sekali tidak memiliki belas kasih, bahkan Ibu sampai meninggal." Barga mencekik Tuan Ga, hingga Dia hampir kehabisan nafas."Lepaskan Barga, Kau akan menyakiti Dia. Tenang, Kita bisa manfaatkan Dia dan nanti Kau bisa menghukumnya." Rasi menghentikan tangan Barga yang hampir saja menghabisi Tuan Ga."Dengar Tuan Ga, sekarat Kau percaya, kan? Bahwa, Kami bisa menghabisi mu kapanpun." Rasi menutup mulut Tuan Ga dengan kain.
Selamat MembacaHAVE A NICE DAY"Pelankan suara Kalian, bagaimana kalau ada yang dengar?!" Rasi memperingati mereka berdua."Sebentar lagi semua Raja dan anggota istana akan hadir, karena nanti ada beberapa tantangan. Pertama tantangan bagi penunggang kuda terbaik untuk memperebutkan 5000 koin emas, kemudian tantangan untuk mengambil bunga teratai biru di air terjun Kamelia. Dan tantangan selanjutnya melawan kesatria dari kerajaan Mahatra, barulah akan Melawan Dandelion agar bisa membebaskan semua tahanan." Barga membaca dokumen rahasia dan menjelaskan semua dengan sangat rinci tanpa tertinggal sedikit pun."Kau cerdik sekali, tapi ingat kalau bisa akan Aku balas Kalian." Tuan Ga menatap mereka bertiga dengan tajam, bahkan memberikan ancaman."Kalau Kau berani mengatakan sesuatu pada iblis-iblis itu, Aku akan melupakan kalau Kau adalah Ayahku." Barga membungkam mulut Tuan Ga dengan belati miliknya."Tuan Ga, sebenarnya Kau ini manusia atau I
Selamat MembacaHAVE A NICE DAY"Pangeran Shankar, siapa yang sedang Kau lihat?" tanya Pandu."Aku penasaran dengan orang itu," gumam Shankar."Dia sangat hebat," puji Pandu.Di tengah perbincangan dan situasi tegang itu, Adik dari Raja Mahatra menghampiri mereka. Usia Raja dan adiknya memang jauh, karena usia Adiknya seumuran dengan pangeran Shankar."Pangeran Shankar," sapanya.Shankar hanya tersenyum, kemudian kembali menatap seseorang yang masih berdiri di hadapan Raja Mahatra dan meminta supaya Dia bisa membebaskan wanita yang tidak lain adalah Ratu Sabina. Istri pertama dari Raja, sekaligus Ratu yang sebenarnya."Sesuai yang Kau inginkan, silahkan Kau bebaskan Wanita itu." Raja kemudian, memerintahkan Prajuritnya untuk membebaskan Ratu Sabina."Terima kasih Yang Mulia," ucap Rasi.Di sana ada seseorang yang memendam percikan kebencian pada Rasi, yang tidak lain adalah Ratu Nirmala. Seolah Dia akan segera mel