Selamat Membaca
HAVE A NICE DAY
"Jadi, Kalian...." Tuan Ga tidak berani bersuara, karena belati milik Rasi menyentuh perutnya.
"Jangan banyak bicara! Atau Aku akan menghabisi mu sekarang juga," ucap Rasi penuh penekanan.
"Kau tidak akan berani menghabisiku," ucap Tuan Ga dengan penuh percaya diri.
"Kenapa tidak?" tanya Barga.
Mereka bertiga membuka topengnya, kemudian menatap tajam Tuan Ga. Mereka yang tidak lain adalah Rasi, Sanci, Barga, Ila.
"Saat Kau mengurung Aku dan Ibu di dalam penjara Kau sama sekali tidak memiliki belas kasih, bahkan Ibu sampai meninggal." Barga mencekik Tuan Ga, hingga Dia hampir kehabisan nafas.
"Lepaskan Barga, Kau akan menyakiti Dia. Tenang, Kita bisa manfaatkan Dia dan nanti Kau bisa menghukumnya." Rasi menghentikan tangan Barga yang hampir saja menghabisi Tuan Ga.
"Dengar Tuan Ga, sekarat Kau percaya, kan? Bahwa, Kami bisa menghabisi mu kapanpun." Rasi menutup mulut Tuan Ga dengan kain.
Selamat MembacaHAVE A NICE DAY"Pelankan suara Kalian, bagaimana kalau ada yang dengar?!" Rasi memperingati mereka berdua."Sebentar lagi semua Raja dan anggota istana akan hadir, karena nanti ada beberapa tantangan. Pertama tantangan bagi penunggang kuda terbaik untuk memperebutkan 5000 koin emas, kemudian tantangan untuk mengambil bunga teratai biru di air terjun Kamelia. Dan tantangan selanjutnya melawan kesatria dari kerajaan Mahatra, barulah akan Melawan Dandelion agar bisa membebaskan semua tahanan." Barga membaca dokumen rahasia dan menjelaskan semua dengan sangat rinci tanpa tertinggal sedikit pun."Kau cerdik sekali, tapi ingat kalau bisa akan Aku balas Kalian." Tuan Ga menatap mereka bertiga dengan tajam, bahkan memberikan ancaman."Kalau Kau berani mengatakan sesuatu pada iblis-iblis itu, Aku akan melupakan kalau Kau adalah Ayahku." Barga membungkam mulut Tuan Ga dengan belati miliknya."Tuan Ga, sebenarnya Kau ini manusia atau I
Selamat MembacaHAVE A NICE DAY"Pangeran Shankar, siapa yang sedang Kau lihat?" tanya Pandu."Aku penasaran dengan orang itu," gumam Shankar."Dia sangat hebat," puji Pandu.Di tengah perbincangan dan situasi tegang itu, Adik dari Raja Mahatra menghampiri mereka. Usia Raja dan adiknya memang jauh, karena usia Adiknya seumuran dengan pangeran Shankar."Pangeran Shankar," sapanya.Shankar hanya tersenyum, kemudian kembali menatap seseorang yang masih berdiri di hadapan Raja Mahatra dan meminta supaya Dia bisa membebaskan wanita yang tidak lain adalah Ratu Sabina. Istri pertama dari Raja, sekaligus Ratu yang sebenarnya."Sesuai yang Kau inginkan, silahkan Kau bebaskan Wanita itu." Raja kemudian, memerintahkan Prajuritnya untuk membebaskan Ratu Sabina."Terima kasih Yang Mulia," ucap Rasi.Di sana ada seseorang yang memendam percikan kebencian pada Rasi, yang tidak lain adalah Ratu Nirmala. Seolah Dia akan segera mel
Selamat Membaca"Tapi, Dia harus tetap diikat sampai besok pagi." yang diperintah menolak untuk melepaskan Rasi."Hei, jangan melawan Tuanmu. Kalau Dia menyuruh lepaskan ya lepaskan," ucap Rasi."Kau sengaja melakukan ini supaya Kami melepaskanmu," ucapnya tidak mau kalah."Apa?! Lihat Tuan Dia secara tidak langsung telah menuduhmu berkhianat." Rasi mengadu domba mereka."Aku tidak pernah mengatakan itu," ucapnya tidak terima."Justru Kau menuduhku saat ini, berarti Kau juga menuduh Tuanmu. Karena, Dia setuju untuk melepaskanKu." Skakmat, orang itu kikuk sedangkan Tuannya marah."Kau menuduhku pengkhianat?" tanyanya."Ti-tidak Tuan," ucapnya ketakutan.Sementara mereka berdebat, kemudian Rasi mengambil belati miliknya. Hanya kakinya yang terikat dan secara diam-diam Rasi melepaskan ikatan itu dengan belati tajamnya.Blug, Rasi terjatuh dan segera lari untuk terus masuk ke dalam hutan. Mereka teralihkan pada Rasi yang sudah lari masuk
Selamat MembacaHAVE A NICE DAYDi istana Mahatra Ratu Nirmala terlihat mondar-mandir tengah malam, hal itu membuat salah satu Pelayan bertanya padanya."Yang Mulia Ratu mengapa Yang Mulia belum tidur? Saya khawatir-" ucapan Pelayan itu terhenti."Suuuttt...diam! Jangan sekalipun mempertanyakan apa yang Aku lakukan!" Ratu Nirmala mengatakan hal itu dengan penuh penekanan."Jika dilihat dari luar Yang Mulia Ratu seperti sosok Ratu yang sangat anggun, tapi sebenarnya Dia adalah manusia berhati iblis," ucapan Pelayan di dalam hatinya.Pelayan itu tidak berarti menatap Ratu Nirmala, Ia hanya menunduk. Takut, itulah yang menyelinap dalam benaknya. Ratu Nirmala menyuruh Pelayan itu pergi dari kamarnya, kemudian Dia memutuskan untuk duduk."Pertama Aku harus singkirkan Freya, kemudian akan Aku kendalikan Dandelion dengan mantra yang sudah Aku curi dari Raja." Ratu Nirmala tersenyum memikirkan rencananya akan segera berhasil.Tepat tengah malam ada se
Selamat MembacaHAVE A NICE DAY"Panglima Lin, ikut Aku sebentar." Raja Mahatra meminta panglima Lin untuk mengikutinya."Yang Mulia memanggilku?" tanya Panglima Lin."Panglima Lin, Kau adalah satu-satunya petinggi Kerajaan yang selalu memberikan nasihat dan saran terbaik. Tidak hanya pada saat perang saja melawan musuh, akan tetapi dalam setiap tindakan yang akan menjatuhkan harga diriku Kau selalu melakukan tugas dengan baik," ucap Raja memuji Panglima Lin."Tidak biasanya Raja memujiku terlalu berlebihan seperti ini, apakah ada yang Dia inginkan?" tanya Panglima Lin dalam hatinya."Yang Mulia, itu adalah tugasku." Panglima Lin hanya menjawab seperlunya, Dia sepertinya sudah curiga dengan Rajanya sendiri."Panglima...Aku memanggilmu kemari bukan hanya untuk memujimu. Tapi, ada alasan khusus yang membuat ku merasa kalau Kau adalah satu-satunya yang bisa melakukan tugas ini." Raja Mahatra meminta salah satu prajurit memberikan sebuah
Selamat MembacaHAVE A NICE DAYRaja Mahatra mendatangi Dandelion yang ada di balik jeruji. Menyadari kedatangan Raja Mahatra yang bernama Kantapala, kemudian Dandelion mengaum dengan suaranya yang mampu membuat siapapun merinding."Kantapala oh maksudku Raja Mahatra, apa makananku sudah siap?" tanya Dandelion."Semuanya sudah Aku siapkan, tapi sepertinya makananmu kali ini sedikit berbeda." Raja Mahatra tampak berpikir."Bagus, sudah lama Aku tidak memperlihatkan kekuatanku." Dandelion tampak senang, Dia menjilati tangannya yang berwujud Singa."Kau harus berhati-hati," kata Raja Mahatra."Jangan meragukan kekuatan yang kumiliki." Dandelion menatap sinis pada Raja Mahatra."Sama sekali tidak." Raja Mahatra tidak mau berdebat dengan Dandelion yang lebih sakti darinya.Ketika waktu yang ditentukan tiba, kemudian Raja mengumpulkan semua orang. Rakyat dapat melihat Dandelion berjalan-jalan di balik jeruji yang sesungguhnya
Selamat Membaca"Aku tahu di dunia ini tidak ada yang instan atau gratis dan Aku tahu kalau ada harga beserta risikonya dalam setiap tindakan Petinggi Kerajaan Lin, tapi bukan berarti Aku akan mundur. Karena Aku berbeda, akan Aku temukan jalanku." dengan tegas Rasi yang sebagai Freya menolak untuk mundur."Baiklah, perlu Kau ingat. Kau maju, artinya sudah ada diantara hidup dan mati." Petinggi Kerajaan Lin membuka salah satu gerbang yang ada di sebelah kanan tempat Rasi berdiri."Siapa mereka?" tanya Rasi."Mereka adalah tahanan seumur hidup, sudah banyak sekali penderitaan yang mereka alami. Mereka adalah pencuri, pemberontak Kerajaan, kemudian Mereka di kurung dalam satu sel. Freya Jika Kau kalah, maka yang akan menanggung pertama kalinya adalah mereka. Sebaiknya Kau mundur!" Petinggi Kerajaan Lin kembali mengingatkan Rasi."Jika Aku mundur, akan seperti apa nasib mereka? Kau sudah berjanji tidak akan ikut campur, kalau Kau berniat untuk melindun
Selamat MembacaHAVE A NICE DAY"Aku baik-baik saja, hanya sedikit kesemutan pada kakiku," jawab Raja Mahatra."Apa perlu Saya memanggil pelayan untuk memijat Yang Mulia? Atau, sebaiknya Yang Mulia beristirahat dahulu dan Kita hentikan pertandingan sementara waktu?" tanya Petinggi Kerajaan Lin."Apa-apaan Kau ini Petinggi Kerajaan Lin, bagaimana bisa pertandingan ini dihentikan? Seharusnya Freya langsung menghadapi Dandelion, tapi Dia malah meminta hal yang tidak perlu." Petinggi Kerajaan Ling kembali memojokkan Rasi."Sepertinya Petinggi Kerajaan Ling tidak suka dengan permintaanku, hal itu Aku maklumi. Tapi, Petinggi Kerajaan Ling sepertinya tidak perhatian pada Yang Mulia Raja." Rasi tanpa ampun menyemprot Petinggi Kerajaan Ling di hadapan semua Raja dan Pangeran."Dia tidak pantas sebagai anggota dari petinggi Kerajaan, seorang Petinggi harusnya seperti Petinggi Kerajaan Lin dan Petinggi-petinggi yang lainnya. Mereka memperhatikan Raja d