Selamat Membaca
"Tapi, Dia harus tetap diikat sampai besok pagi." yang diperintah menolak untuk melepaskan Rasi."Hei, jangan melawan Tuanmu. Kalau Dia menyuruh lepaskan ya lepaskan," ucap Rasi."Kau sengaja melakukan ini supaya Kami melepaskanmu," ucapnya tidak mau kalah."Apa?! Lihat Tuan Dia secara tidak langsung telah menuduhmu berkhianat." Rasi mengadu domba mereka."Aku tidak pernah mengatakan itu," ucapnya tidak terima."Justru Kau menuduhku saat ini, berarti Kau juga menuduh Tuanmu. Karena, Dia setuju untuk melepaskanKu." Skakmat, orang itu kikuk sedangkan Tuannya marah."Kau menuduhku pengkhianat?" tanyanya."Ti-tidak Tuan," ucapnya ketakutan.Sementara mereka berdebat, kemudian Rasi mengambil belati miliknya. Hanya kakinya yang terikat dan secara diam-diam Rasi melepaskan ikatan itu dengan belati tajamnya.Blug, Rasi terjatuh dan segera lari untuk terus masuk ke dalam hutan. Mereka teralihkan pada Rasi yang sudah lari masukSelamat MembacaHAVE A NICE DAYDi istana Mahatra Ratu Nirmala terlihat mondar-mandir tengah malam, hal itu membuat salah satu Pelayan bertanya padanya."Yang Mulia Ratu mengapa Yang Mulia belum tidur? Saya khawatir-" ucapan Pelayan itu terhenti."Suuuttt...diam! Jangan sekalipun mempertanyakan apa yang Aku lakukan!" Ratu Nirmala mengatakan hal itu dengan penuh penekanan."Jika dilihat dari luar Yang Mulia Ratu seperti sosok Ratu yang sangat anggun, tapi sebenarnya Dia adalah manusia berhati iblis," ucapan Pelayan di dalam hatinya.Pelayan itu tidak berarti menatap Ratu Nirmala, Ia hanya menunduk. Takut, itulah yang menyelinap dalam benaknya. Ratu Nirmala menyuruh Pelayan itu pergi dari kamarnya, kemudian Dia memutuskan untuk duduk."Pertama Aku harus singkirkan Freya, kemudian akan Aku kendalikan Dandelion dengan mantra yang sudah Aku curi dari Raja." Ratu Nirmala tersenyum memikirkan rencananya akan segera berhasil.Tepat tengah malam ada se
Selamat MembacaHAVE A NICE DAY"Panglima Lin, ikut Aku sebentar." Raja Mahatra meminta panglima Lin untuk mengikutinya."Yang Mulia memanggilku?" tanya Panglima Lin."Panglima Lin, Kau adalah satu-satunya petinggi Kerajaan yang selalu memberikan nasihat dan saran terbaik. Tidak hanya pada saat perang saja melawan musuh, akan tetapi dalam setiap tindakan yang akan menjatuhkan harga diriku Kau selalu melakukan tugas dengan baik," ucap Raja memuji Panglima Lin."Tidak biasanya Raja memujiku terlalu berlebihan seperti ini, apakah ada yang Dia inginkan?" tanya Panglima Lin dalam hatinya."Yang Mulia, itu adalah tugasku." Panglima Lin hanya menjawab seperlunya, Dia sepertinya sudah curiga dengan Rajanya sendiri."Panglima...Aku memanggilmu kemari bukan hanya untuk memujimu. Tapi, ada alasan khusus yang membuat ku merasa kalau Kau adalah satu-satunya yang bisa melakukan tugas ini." Raja Mahatra meminta salah satu prajurit memberikan sebuah
Selamat MembacaHAVE A NICE DAYRaja Mahatra mendatangi Dandelion yang ada di balik jeruji. Menyadari kedatangan Raja Mahatra yang bernama Kantapala, kemudian Dandelion mengaum dengan suaranya yang mampu membuat siapapun merinding."Kantapala oh maksudku Raja Mahatra, apa makananku sudah siap?" tanya Dandelion."Semuanya sudah Aku siapkan, tapi sepertinya makananmu kali ini sedikit berbeda." Raja Mahatra tampak berpikir."Bagus, sudah lama Aku tidak memperlihatkan kekuatanku." Dandelion tampak senang, Dia menjilati tangannya yang berwujud Singa."Kau harus berhati-hati," kata Raja Mahatra."Jangan meragukan kekuatan yang kumiliki." Dandelion menatap sinis pada Raja Mahatra."Sama sekali tidak." Raja Mahatra tidak mau berdebat dengan Dandelion yang lebih sakti darinya.Ketika waktu yang ditentukan tiba, kemudian Raja mengumpulkan semua orang. Rakyat dapat melihat Dandelion berjalan-jalan di balik jeruji yang sesungguhnya
Selamat Membaca"Aku tahu di dunia ini tidak ada yang instan atau gratis dan Aku tahu kalau ada harga beserta risikonya dalam setiap tindakan Petinggi Kerajaan Lin, tapi bukan berarti Aku akan mundur. Karena Aku berbeda, akan Aku temukan jalanku." dengan tegas Rasi yang sebagai Freya menolak untuk mundur."Baiklah, perlu Kau ingat. Kau maju, artinya sudah ada diantara hidup dan mati." Petinggi Kerajaan Lin membuka salah satu gerbang yang ada di sebelah kanan tempat Rasi berdiri."Siapa mereka?" tanya Rasi."Mereka adalah tahanan seumur hidup, sudah banyak sekali penderitaan yang mereka alami. Mereka adalah pencuri, pemberontak Kerajaan, kemudian Mereka di kurung dalam satu sel. Freya Jika Kau kalah, maka yang akan menanggung pertama kalinya adalah mereka. Sebaiknya Kau mundur!" Petinggi Kerajaan Lin kembali mengingatkan Rasi."Jika Aku mundur, akan seperti apa nasib mereka? Kau sudah berjanji tidak akan ikut campur, kalau Kau berniat untuk melindun
Selamat MembacaHAVE A NICE DAY"Aku baik-baik saja, hanya sedikit kesemutan pada kakiku," jawab Raja Mahatra."Apa perlu Saya memanggil pelayan untuk memijat Yang Mulia? Atau, sebaiknya Yang Mulia beristirahat dahulu dan Kita hentikan pertandingan sementara waktu?" tanya Petinggi Kerajaan Lin."Apa-apaan Kau ini Petinggi Kerajaan Lin, bagaimana bisa pertandingan ini dihentikan? Seharusnya Freya langsung menghadapi Dandelion, tapi Dia malah meminta hal yang tidak perlu." Petinggi Kerajaan Ling kembali memojokkan Rasi."Sepertinya Petinggi Kerajaan Ling tidak suka dengan permintaanku, hal itu Aku maklumi. Tapi, Petinggi Kerajaan Ling sepertinya tidak perhatian pada Yang Mulia Raja." Rasi tanpa ampun menyemprot Petinggi Kerajaan Ling di hadapan semua Raja dan Pangeran."Dia tidak pantas sebagai anggota dari petinggi Kerajaan, seorang Petinggi harusnya seperti Petinggi Kerajaan Lin dan Petinggi-petinggi yang lainnya. Mereka memperhatikan Raja d
Selamat MembacaHAVE A NICE DAYMendengar penjelasan tersebut, kemudian Raja menoleh pada Petinggi Kerajaan Lin untuk mendapatkan jawaban darinya. Petinggi Kerajaan Lin mengangguk, Ia membenarkan hal yang dikatakan oleh Freya. Raja memberikan ijin pada Freya untuk menemui Ibunya Nilam. Rasi berjalan ke arah Ibunya Nilam berada, tepat di samping Dandelion di kurung."Kau Ibunya Nilam?" tanya Freya pada Wanita tersebut."Iya, Aku...Aku Ibunya Nilam. Tolong selamatkan Putraku, hanya Dia harta yang paling berharga dalam hidupku." Wanita itu menangis, terlihat sorot matanya yang lemah."Entah penderitaan seperti apa yang sudah Kau alami, tapi Aku pasti akan membebaskan Mu dan Putramu." Rasi iba pada wanita tersebut."Kau harus mengalahkanku untuk membebaskan Mereka," ucap Dandelion."Ah, gawat. Apakah Dia?" tanya Rasi dalam hatinya."Aku bisa mengetahui isi pikiranmu," ucap Dandelion."Aku tidak perduli! Kau bisa mengetahuiny
Selamat MembacaHAVE A NICE DAYRaja Mahatra mencari cara untuk bisa bebas dari pengawasan anak buah Freya, tetapi seperti yang Freya katakan. Sebelum Dirinya sempat bicara, maka nyawanya dipastikan melayang. Sungguh ironis, tapi Freya sepertinya tidak main-main. Raja Mahatra kemudian menatap tajam ke arah Dandelion, merasakan amarah dari Raja Mahatra, Dandelion mengetahui kalau ada dendam di dalam kemarahannya itu.Amarah menghancurkan segalanya, hal itu benar dalam hal ini. Dendamnya pada Freya telah menutup hati dan pikirannya, meski dari awal Raja Mahatra sudah tak memiliki hati. Semakin marah, Raja Mahatra semakin tersesat. Dia bahkan sampai lupa apa yang seharusnya Dia lindungi dari musuhnya, seperti pepatah 'dari kejam menjadi terancam' sangat cocok untuk Raja Mahatra.Dandelion merebahkan tubuhnya yang sekarang ada dalam bentuk singa buas dari Kerajaan Mahatra, Dia pikir Freya hanya cerdik. Dia pikir, Dialah yang terkuat. Tak dipikirkan sekalipun,
Selamat MembacaHAVE A NICE DAY"Pangeran Shankar Kau memang harus banyak belajar dariku. Supaya Kau bisa menjaga Adikku nantinya," ucap Raja Mahatra."Apa maksudnya? Apa Dia akan menjodohkan Adiknya denganku? Tidak...Aku jelas tidak mau!" batin Pangeran Shankar.Pangeran Shankar hanya tersenyum, meski sebenarnya hatinya memberontak. Dia masih mencoba mengulik kelemahan dari Magaleyar, karena yakin Raja Mahatra tahu kelemahannya."Yang Mulia, Aku ingin mencoba mengalahkan Magaleyar." Pangeran Shankar membuat Raja Mahatra terkejut."Tidak bisa Pangeran, Kau tidak bisa mengalahkan Magaleyar." Raja Mahatra tidak mengijinkan Pangeran Shankar melawan Magaleyar."Mengapa tidak Yang Mulia? Jika Dandelion bisa, tentu Aku juga harus bisa. Aku harus lebih kuat dari Freya, jika Aku dikalahkan oleh Magaleyar pasti Adik Yang Mulia lebih memilih Freya dibandingkan Aku." Pangeran Shankar membuat rencana untuk tahu kelemahan dari Magaleyar."F
Selamat MembacaHAVE A NICE DAY"Aku menghabisinya!" teriak Ratu Kosala."Cepat, ambil pedang itu." Pangeran Afni menutup telinganya, namun tidak ada yang menyadarinya."Rasi! Aku akan menghabisimu!" teriak Ratu Kosala dengan amarah yang memuncak."Aku tidak ingin menghabisimu, karena ini sangat menyakitkan. Sebaiknya hentikan ini semua," balas Rasi."Tidak akan! Kau membuatku menghabisinya, sekarang biar Aku yang mengakhirimu." Ratu Kosala berusaha menyerang Rasi dengan sihir hitamnya yang membara bagaikan api."Hentikan Kosala atau Aku akan menyegelmu!" teriak Ratu Kara."Baiklah, kalau begitu Kau juga harus kuhabisi." Ratu
Selamat MembacaHAVE A NICE DAY"Siapa Dia?" batin Shankar.Panah yang hendak di arahkan pada Laksmi dan Pandu masih melayang di udara dan dalam keadaan diam, kemudian hanya dengan tangannya saja. Panah tersebut datang padanya, Dia membalikkan panah tersebut pada Aquela dan Saguya."Akhhh." Mereka berdua tidak bisa berkata-kata lagi, karena terkena senjata sendiri."Permainan baru saja dimulai," ucapnya."Suara itu," ucap Laksmi.Dia mendekat dengan masih menggunakan jubah berwarna merah, bahkan tangannya lengkap dengan senjata. Sebuah pedang yang terlihat begitu istimewa, terdapat tanda bintang dan api yang berwarna biru."P
Selamat MembacaHAVE A NICE DAYAquela dan Saguya mundur, setelah kedatangan orang-orang berjubah merah. Mereka membebaskan Laksmi dan membantu Mereka menghadapi musuh, namun hal itu tidak berlangsung lama. Raja Rana datang bersama anak buahnya, Dia tersenyum melihatnya."Akhirnya Kalian datang juga," ucap Raja."Bebaskan Tuan Justin atau akan terjadi pertumpahan darah!" ancamannya pada Raja Rana."Minta pimpinan Kalian datang! Barulah Aku akan membebaskan Justin," balas Raja Rana. Yang sepertinya tidak gentar dengan ancaman orang-orang berjubah merah."Pimpinan Kami akan datang, Raja tidak perlu khawatir. Tapi, Pimpinan Kami terlalu baik. Jika, Yang Mulia membebaskan semua dan berdamai Dia akan memaafkan Yang Mulia." Ora
Selamat MembacaHAVE A NICE DAY"Berani sekali Kau!" bentaknya.Dia memegang pipi Laksmi dengan kasar, kemudian orang tersebut membuka penutup wajahnya. Pandu yang tidak bisa lagi tinggal diam, langsung masuk menembus yang lain. Dia menyerang orang tersebut, sehingga berhasil berdiri di depan Laksmi."Pandu, apa yang Kau lakukan di sini? Pergi, Mereka tidak akan membiarkanmu!" teriak Laksmi, memintanya untuk pergi."Tidak Laksmi, sekarang Aku ingin melindungimu." Pandu melawan siapapun yang berani mendekati Laksmi, hal itu justru menjadi tontonan bagi anak buah Raja Rana."Shankar, apa yang harus Kita lakukan?" tanya Arkan."Divi, Kau tidak boleh ikut ke sana. Pangeran Jiwon, jaga Divi." Shankar dan Arkan sedikit
Selamat MembacaHAVE A NICE DAYAsrama Aurora yang tempatnya sedikit jauh dari rumah penduduk, membuat kebakaran tersebut tidak diketahui. Hanya tinggal puing-puing bangunan dan reruntuhannya. Mereka tidak membiarkan ada yang tersisa, terkecuali kolam yang berada di belakang Asrama. Yang menjadi saksi bisu dari penyerangan tersebut.Pangeran Afni dan Pangeran lainnya menuntun Para Putri di bantu oleh Manhanta, Mereka melarikan diri ke hutan dekat desa Cirangi. Namun, persembunyian itu tidak menjamin Mereka terlindungi dari hujan. Ada pohon yang dapat menghalau teriknya sinar matahari, namun bagaimana dengan hujan dan musuh yang bisa saja tiba-tiba datang?"Lembah yang di maksud dekat dari tempat ini," ucap Pangeran Afni. Dia melihat ke semua hutan tersebut, sementara ada yang membuat tempat untuk beristiraha.&
Selamat MembacaHAVE A NICE DAY"Dia bahkan tega menghabisi Putrinya sendiri, sudah pasti Dia juga yang ada di balik kejadian ini," ucap Manhanta.Shankar dan teman-temannya memang memilih untuk menceritakan semuanya pada Manhanta, bahkan Pangeran Afni juga ikut dalam diskusi tersebut."Raja Rana memiliki hubungan yang sangat erat dengan Ayahku, sepertinya Aku harus memperingatinya," ucap Pangeran Afni. Dia mungkin merasa khawatir, karena melihat Raja Rana yang begitu nekat."Ayahmu dan Raja Rana yang merencanakan pembantaian terhadap keluargaku, apa Kau masih ingat?" tanya Shankar pada Pangeran Afni."Saat itu Ayahku tidak tahu, kalau Raja berencana untuk menghancurkan seluruh keluargamu. Sebagai sekutu, Dia hanya member
Selamat MembacaHAVE A NICE DAYPara Pangeran tinggal mencari keberadaan Laksmi, Mereka tidak ada yang berani ke jurang lowden. Karena, setiap malam selalu terdengar suara Serigala meraung-raung, entah mengapa?Manhanta (Soraya) berusaha menghindari pembicaraan dengan Aquela, Dia hanya bicara pada Shankar, Pandu dan Arkan. Sedangkan, dengan Pangeran Afni--Dia sepertinya belum percaya.Saguya melihat kesempatan untuk semakin dekat dengan Pangeran Shankar, namun Dia selalu merasa terhalangi oleh Pandu."Pandu, seperti Laksmi. Selalu saja menghalangiku," gumam Saguya.Setelah, Pandu pergi barulah Saguya masuk ke kamar Pangeran Shankar. Hal itu membuat Shanjar terlihat terkejut, Saguya menutup pintu. Dia berlari ke pelukan Sh
Selamat MembacaHAVE A NICE DAY"Apa sekarang Kau puas?!" geram Pandu pada Shankar."Rasi." Pangeran Shankar menangis di tempat itu, begitu juga dengan Pangeran Afni dan Pandu."Apa Kau memberitahu Raja Rana tentangmu?" tanya Pangeran Afni."Tidak," jawab Shankar."Lalu, kenapa Dia melakukan itu semua?!" tanya Pangeran Afni, Dia diselimuti oleh emosi."Cukup! Kenapa Kalian bertengkar dalam keadaan seperti ini? Kalian sangat kekanak-kanakan." Pandu meninggalkan Mereka untuk kembali ke Asrama.Di susul oleh Pangeran Shankar dan Afni, Mereka terlihat tidak bersemangat. Ketiganya mencari Aquela, namun tidak menemukannya.
Selamat MembacaHAVE A NICE DAYPara Prajurit Raja mengirimkan pesan pada sekutu, bahwa Freya telah dikalahkan. Namun, sekutu Freya tidak melakukan pergerakan apapun."Seharusnya Mereka memberontak," ucap Panglima Arya."Mereka tidak akan berani untuk memberontak, sekarang hanya Aku yang akan menjadi penguasa terkuat." Raja Rana tertawa, sehingga menggema memenuhi ruangannya.Sementara, di Asrama AuroraRasi membantu Manhanta membawakan makanan untuk Shankar, karena Manhanta memeriksa keadaan Pangeran Afni."Bisakah suapi Aku?" tanya Shankar pada Rasi."Akan kupanggilkan Tunisia," jawabnya."Rasi," ucap Shankar p