Selamat Membaca
HAVE A NICE DAY
Raja Rana memerintahkan Panglima Arya dan Kala untuk menemukan kebenaran tentang si peneror, Dia bahkan mengumumkan kalau yang berhasil menangkapnya akan diberikan hadiah yang sangat besar.
"Rasi," panggil Laksmi.
"Kau kenapa?" tanya Rasi.
"Aku minta maaf, karena waktu itu." Laksmi memegang tangan Rasi.
"Aku sudah memaafkan mu," ucap Rasi.
"Mulai saat ini, Aku tidak akan membuat mu marah lagi. Aku akan selalu mendengarkan mu," balas Laksmi.
"Sebenarnya Aku selalu senang saat Kau memberikan ku pendapat atau saran lainnya, tapi jika soal perasaan ku pada seseorang. Aku tidak bisa membuat orang lain masuk ke dalamnya, karena itu masalah hati, bukan soal kompromi," tutur Rasi.
"Iya, seharusnya Aku tidak bertanya seperti itu saat Aku tahu jelas-jelas Kau tidak menyukai Panglima Arya." Laksmi memeluk Rasi.
"Aku tidak mau Kita bertengkar lagi," tambahnya.
"Terima kasih Laksmi, Kau m
Selamat MembacaHAVE A NICE DAY"Rasi kenapa menjadi begitu dingin dan kejam?" tanya Laksmi."Aku juga merasa begitu, bahkan Dia sepertinya bukan lagi Rasi yang Kita kenal," balas Panglima Kala."Aku tidak mau kalau Rasi sampai salah jalan dan menjadi kejam seperti itu," ucap Laksmi."Kita tidak akan membiarkan hal itu terjadi," balas Panglima Kala.Istana Rana tampak tegang, apalagi setelah kejadian mengenai Tena yang menyebabkan adanya jarak diantara Ratu Kosala dan Raja Rana."Panglima Arya," panggil salah satu prajurit."Kau tangan kanan petinggi istana yang ikut bertugas untuk mengecek semua harta Kerajaan, kan?" tanya Panglima Arya."Iya dan Aku membawa kabar buruk," balasnya."Katakan," ucap Panglima Arya."Harta yang di dapatkan dari hasil pajak, semuanya hilang. Yang anehnya, si pencuri justru meminta Kita untuk menangkapnya," tuturnya."Apa?" tanya Panglima Arya.Dia terkejut dan ter
Selamat MembacaHAVE A NICE DAY"Dibandingkan 20.000 keping emas, Aku lebih tertarik pada 90.000 keping emas milikmu Raja Rana."Itulah tulisan yang berhasil membuat Raja Rana melempar mahkotanya."Pasti Kau yang melakukannya!" teriak Raja Rana pada Bagir."Yang Mulia...apa maksudmu? Aku tidak mengerti." Bagir sangat ketakutan, apalagi setelah prajurit Raja mengelilinginya lengkap dengan senjata."Jangan berpura-pura tidak tahu, Kau si peneror itu, kan?" tanya Panglima Arya."Panglima, Aku hanya memenangkan pertandingan. Yang Aku dapatkan hanya 20.000 keping emas, mana mungkin Aku berani mencuri? Aku tidak meninggalkan arena, Yang Mulia juga tahu itu," tutur Bagir.Sejenak Mereka diam, termasuk Raja Rana. Dia duduk lemas dan terlihat sangat tidak berdaya, begitu juga Mereka."Peneror itu membuatku menjadi orang gila...huhuhuu." Raja Rana benar-benar menangis."Yang Mulia, jangan menangis! Bagaimana kalau ada
Selamat MembacaHAVE A NICE DAY"Yang Mulia, lihat itu Mereka!" ucap salah satu prajurit."Semuanya sudah dapat?" tanya Freya."Sudah," jawab Mereka serentak."Kau, tetap diam di sana!" teriak Raja Rana."Aku pergi dulu untuk kembali nanti." Freya meninggalkan tempat tersebut, setelah membagikan uang pada Mereka semua secara adil."Kejar Dia!" teriak Raja Rana.Rakyat kerajaan Rana langsung pergi dari tempat itu, Mereka sama sekali tidak menolong Raja Rana. Para prajurit dan Raja mengejar Freya, sampai melewati perbatasan istana Rana dengan Kerajaan Bambu."Kita kehilangan jejak Yang Mulia. Apalagi Dia masuk ke kawasan Kerajaan Bambu," ucap Prajurit."Andai saja Raja Bambu bukan musuh Kita," balas Raja Rana."Bagaimana sekarang Yang Mulia?" tanya Prajurit."Ayo, Kita kembali." Raja Rana membawa pasukan Mereka kembali ke istana Rana.Bukan hanya Raja Rana dan pasukannya saja yang mencari Freya,
Selamat MembacaHAVE A NICE DAY"Ini sudah sangat jauh dari istana Rana, kemana Aku harus mencari Freya?" batin Laksmi.Dia melihat sekelilingnya, semuanya dipenuhi oleh hutan. Hari semakin gelap dan hutan menjadi berkabut, lalu Laksmi naik ke atas pohon yang paling tinggi."Bagaimana caranya Aku turun nanti? Ah biarlah Aku pikirkan besok, semoga tidak ada binatang buas," ucapnya seorang diri.Di istana Rasi mencari keberadaan Laksmi, namun tidak menemukannya. Dia bertanya pada para pelayan, tapi Mereka juga tidak tahu.Kala juga ikut mencarinya, Mereka keluar malam-malam tanpa diketahui oleh siapapun. Raja Rana dan pasukannya juga sedang mencari Panglima Arya dan Bagir yang belum juga kembali."Apa Bagir pergi ke tempat itu lagi?" tanya Raja."Tidak Yang Mulia, Kami sudah mencarinya ke sana," jawab prajurit."Kemana Mereka sebenarnya?" batin Raja Rana."Raja, ini sudah malam. Apa perlu mencari tempat untuk berist
Selamat MembacaHAVE A NICE DAYPrajurit dan pelayan Raja Bambu datang dengan membawa lilin yang menyala, Mereka mundur ketika melihat Putri Esma di ikat dan ada seseorang di sana."Jangan takut, Raja Kalian meminta lilin di nyalakan. Turuti saja! Jangan sampai Dia mengakhiri Kalian," ucapnya.Mereka menuruti perintahnya, lalu Raja Bambu dapat melihat dengan jelas. Putri Esma terikat, sedangkan Laksmi telah bebas. Namun, tidak ada siapapun di sana."Kau mencariku?" bisiknya."Kau." Raja Bambu tidak berani bergerak sedikitpun, begitu juga yang lainnya."Kenapa? Kau mau menyelamatkan Putrimu?" tanyanya."Lepaskan Putriku," ucapnya."Lepaskan?" tanyanya.Dia tampak berpikir."Hemmm bagaimana ya? Itu tidak mungkin. Apa Kau melepaskan Laksmi, ketika Dia memintanya?" tanyanya."Ti-" ucapannya di potong."Ti--apa? Iya atau tidak!" bentaknya."Tidak," jawabnya.Raja Bambu tidak berani be
Selamat MembacaHAVE A NICE DAY"Apa itu penting?" tanya Rasi."Bukan seperti itu maksudku Tuan Putri," balas Grita."Aku tidak suka harus selalu menjawab darimana Aku atau Laksmi, lagipula Aku Tuan Putri di sini. Aku bisa melakukan apapun, Kau juga bukan prajurit keamanan di sini," jelas Rasi."Rasi, kenapa Kau bersikap seperti itu?" tanya Laksmi."Karena, Aku tidak suka Dia selalu ingin tahu tentang apa yang Aku lakukan. Berhenti membelanya!" perintah Rasi."Tuan Putri." Grita dan Laksmi tercengang dengan sikap Rasi."Aku permisi," ucap Laksmi."Tunggu." Grita memegang tangan Laksmi."Kalau Kau bertanya Kami dari mana itu tidak penting, tadi Rasi menyelamatkan ku. Katanya Aku tidur sambil jalan, mungkin Dia masih mengantuk. Makanya bersikap kasar padamu," jelas Laksmi."Baiklah, Kau boleh pergi." Grita menatap kepergian Laksmi."Ada apa Grita?" tanya Ratu Kosala."Entahlah Yang Mulia, tapi p
Selamat MembacaHAVE A NICE DAY"Curiga bagaimana?" tanya Kala."Semuanya bersikap aneh," balas Laksmi."Aneh?" tanya Rasi."Iya, aneh. Ratu Kosala sekarang sangat baik, bahkan Dia tidak marah padaku. Tapi, Kau...jujur Aku tidak bisa memahami bagaimana sifatmu. Kau terkadang menjadi begitu kasar, apa Kau akan kembali pada Dirimu yang dulu?" tanya Laksmi."Laksmi, tentang apa yang terjadi. Bukankah itu bagus? Karena, Ratu Kosala akan memperlakukanmu seperti Putrinya juga. Tentang sifatku memang seperti itu," tutur Rasi."Aku tidak percaya, karena Aku tahu pasti ada sesuatu yang Kau sembunyikan," ucap Laksmi."Kau dapat pesan dari Freya, katanya datanglah nanti malam ke danau," ucap Rasi."Apa?" tanya Laksmi."Dia menemui Kami," balas Kala."Kalian bersungguh-sungguh, kan?" tanya Laksmi.Laksmi terlihat begitu senang."Tentu saja, untuk apa berbohong? Tapi, Dia mengatakan jangan beritahu ini pad
Selamat MembacaHAVE A NICE DAY"Bagaimana lukamu?" tanya Kala."Sudah membaik, tapi kalau terkena air akan kelihatan. Grita membuatnya benar-benar seperti tidak ada luka," balas Rasi."Tentang Pelayan itu, Kita sudah mengurusnya. Apa Kau sudah membaca buku tersebut?" tanya Kala."Iya, semuanya tentang senjata yang begitu menakutkan. Aku tidak tahu kalau Ayahku memiliki buku seperti itu," tutur Rasi.Putri Tunisia berkunjung ke istana Rana, Dia di temani oleh para pelayannya. Grita menyambut kedatangannya, lalu mempersilakannya masuk. Grita meminta pelayan istana untuk melayaninya dengan baik, sementara Dia memberitahu Ratu Kosala tentang Putri Tunisia dari Kerajaan Pasir."Ibu Kosala," sapanya."Tunisia bagaimana kabarmu?" tanya Ratu Kosala."Aku baik-baik saja, di mana yang lain?" tanyanya."Raja sedang keluar, sedangkan Rasi bersama teman-temannya ada di belakang istana. Istirahat dahulu, Kau pasti lelah setelah perjalanan panjang
Selamat MembacaHAVE A NICE DAY"Aku menghabisinya!" teriak Ratu Kosala."Cepat, ambil pedang itu." Pangeran Afni menutup telinganya, namun tidak ada yang menyadarinya."Rasi! Aku akan menghabisimu!" teriak Ratu Kosala dengan amarah yang memuncak."Aku tidak ingin menghabisimu, karena ini sangat menyakitkan. Sebaiknya hentikan ini semua," balas Rasi."Tidak akan! Kau membuatku menghabisinya, sekarang biar Aku yang mengakhirimu." Ratu Kosala berusaha menyerang Rasi dengan sihir hitamnya yang membara bagaikan api."Hentikan Kosala atau Aku akan menyegelmu!" teriak Ratu Kara."Baiklah, kalau begitu Kau juga harus kuhabisi." Ratu
Selamat MembacaHAVE A NICE DAY"Siapa Dia?" batin Shankar.Panah yang hendak di arahkan pada Laksmi dan Pandu masih melayang di udara dan dalam keadaan diam, kemudian hanya dengan tangannya saja. Panah tersebut datang padanya, Dia membalikkan panah tersebut pada Aquela dan Saguya."Akhhh." Mereka berdua tidak bisa berkata-kata lagi, karena terkena senjata sendiri."Permainan baru saja dimulai," ucapnya."Suara itu," ucap Laksmi.Dia mendekat dengan masih menggunakan jubah berwarna merah, bahkan tangannya lengkap dengan senjata. Sebuah pedang yang terlihat begitu istimewa, terdapat tanda bintang dan api yang berwarna biru."P
Selamat MembacaHAVE A NICE DAYAquela dan Saguya mundur, setelah kedatangan orang-orang berjubah merah. Mereka membebaskan Laksmi dan membantu Mereka menghadapi musuh, namun hal itu tidak berlangsung lama. Raja Rana datang bersama anak buahnya, Dia tersenyum melihatnya."Akhirnya Kalian datang juga," ucap Raja."Bebaskan Tuan Justin atau akan terjadi pertumpahan darah!" ancamannya pada Raja Rana."Minta pimpinan Kalian datang! Barulah Aku akan membebaskan Justin," balas Raja Rana. Yang sepertinya tidak gentar dengan ancaman orang-orang berjubah merah."Pimpinan Kami akan datang, Raja tidak perlu khawatir. Tapi, Pimpinan Kami terlalu baik. Jika, Yang Mulia membebaskan semua dan berdamai Dia akan memaafkan Yang Mulia." Ora
Selamat MembacaHAVE A NICE DAY"Berani sekali Kau!" bentaknya.Dia memegang pipi Laksmi dengan kasar, kemudian orang tersebut membuka penutup wajahnya. Pandu yang tidak bisa lagi tinggal diam, langsung masuk menembus yang lain. Dia menyerang orang tersebut, sehingga berhasil berdiri di depan Laksmi."Pandu, apa yang Kau lakukan di sini? Pergi, Mereka tidak akan membiarkanmu!" teriak Laksmi, memintanya untuk pergi."Tidak Laksmi, sekarang Aku ingin melindungimu." Pandu melawan siapapun yang berani mendekati Laksmi, hal itu justru menjadi tontonan bagi anak buah Raja Rana."Shankar, apa yang harus Kita lakukan?" tanya Arkan."Divi, Kau tidak boleh ikut ke sana. Pangeran Jiwon, jaga Divi." Shankar dan Arkan sedikit
Selamat MembacaHAVE A NICE DAYAsrama Aurora yang tempatnya sedikit jauh dari rumah penduduk, membuat kebakaran tersebut tidak diketahui. Hanya tinggal puing-puing bangunan dan reruntuhannya. Mereka tidak membiarkan ada yang tersisa, terkecuali kolam yang berada di belakang Asrama. Yang menjadi saksi bisu dari penyerangan tersebut.Pangeran Afni dan Pangeran lainnya menuntun Para Putri di bantu oleh Manhanta, Mereka melarikan diri ke hutan dekat desa Cirangi. Namun, persembunyian itu tidak menjamin Mereka terlindungi dari hujan. Ada pohon yang dapat menghalau teriknya sinar matahari, namun bagaimana dengan hujan dan musuh yang bisa saja tiba-tiba datang?"Lembah yang di maksud dekat dari tempat ini," ucap Pangeran Afni. Dia melihat ke semua hutan tersebut, sementara ada yang membuat tempat untuk beristiraha.&
Selamat MembacaHAVE A NICE DAY"Dia bahkan tega menghabisi Putrinya sendiri, sudah pasti Dia juga yang ada di balik kejadian ini," ucap Manhanta.Shankar dan teman-temannya memang memilih untuk menceritakan semuanya pada Manhanta, bahkan Pangeran Afni juga ikut dalam diskusi tersebut."Raja Rana memiliki hubungan yang sangat erat dengan Ayahku, sepertinya Aku harus memperingatinya," ucap Pangeran Afni. Dia mungkin merasa khawatir, karena melihat Raja Rana yang begitu nekat."Ayahmu dan Raja Rana yang merencanakan pembantaian terhadap keluargaku, apa Kau masih ingat?" tanya Shankar pada Pangeran Afni."Saat itu Ayahku tidak tahu, kalau Raja berencana untuk menghancurkan seluruh keluargamu. Sebagai sekutu, Dia hanya member
Selamat MembacaHAVE A NICE DAYPara Pangeran tinggal mencari keberadaan Laksmi, Mereka tidak ada yang berani ke jurang lowden. Karena, setiap malam selalu terdengar suara Serigala meraung-raung, entah mengapa?Manhanta (Soraya) berusaha menghindari pembicaraan dengan Aquela, Dia hanya bicara pada Shankar, Pandu dan Arkan. Sedangkan, dengan Pangeran Afni--Dia sepertinya belum percaya.Saguya melihat kesempatan untuk semakin dekat dengan Pangeran Shankar, namun Dia selalu merasa terhalangi oleh Pandu."Pandu, seperti Laksmi. Selalu saja menghalangiku," gumam Saguya.Setelah, Pandu pergi barulah Saguya masuk ke kamar Pangeran Shankar. Hal itu membuat Shanjar terlihat terkejut, Saguya menutup pintu. Dia berlari ke pelukan Sh
Selamat MembacaHAVE A NICE DAY"Apa sekarang Kau puas?!" geram Pandu pada Shankar."Rasi." Pangeran Shankar menangis di tempat itu, begitu juga dengan Pangeran Afni dan Pandu."Apa Kau memberitahu Raja Rana tentangmu?" tanya Pangeran Afni."Tidak," jawab Shankar."Lalu, kenapa Dia melakukan itu semua?!" tanya Pangeran Afni, Dia diselimuti oleh emosi."Cukup! Kenapa Kalian bertengkar dalam keadaan seperti ini? Kalian sangat kekanak-kanakan." Pandu meninggalkan Mereka untuk kembali ke Asrama.Di susul oleh Pangeran Shankar dan Afni, Mereka terlihat tidak bersemangat. Ketiganya mencari Aquela, namun tidak menemukannya.
Selamat MembacaHAVE A NICE DAYPara Prajurit Raja mengirimkan pesan pada sekutu, bahwa Freya telah dikalahkan. Namun, sekutu Freya tidak melakukan pergerakan apapun."Seharusnya Mereka memberontak," ucap Panglima Arya."Mereka tidak akan berani untuk memberontak, sekarang hanya Aku yang akan menjadi penguasa terkuat." Raja Rana tertawa, sehingga menggema memenuhi ruangannya.Sementara, di Asrama AuroraRasi membantu Manhanta membawakan makanan untuk Shankar, karena Manhanta memeriksa keadaan Pangeran Afni."Bisakah suapi Aku?" tanya Shankar pada Rasi."Akan kupanggilkan Tunisia," jawabnya."Rasi," ucap Shankar p