Selamat Membaca
HAVE A NICE DAY
"Memangnya kenapa kalau perempuan?" tanya Raja Rana.
Raja Rana yang mendengar pertanyaan demikian, langsung menghampiri tempat tersebut. Mereka semua langsung diam, tidak ada lagi yang bersuara.
"Kenapa Kalian diam?" tanya Ratu Kosala.
"Tidak apa-apa Ibu, apa yang Mereka katakan itu benar." Rasi berusaha tersenyum, meski Dia begitu terluka.
"Rasi, Kau adalah permata Ayah dan Ibu yang berharga. Kalau pun Kau tidak terjun ke Medan tempur, itu bukan masalah. Ayah akan mencarikan pemuda yang dapat menjagamu dan seluruh rakyat Kita," tutur Raja Rana.
"Kalau seperti ini, hati Kami lebih tenang. Maaf Tuan Putri Rasi, bukan maksud Kami untuk bersikap demikian," ucap Mereka.
"Kalau begitu Aku akan pergi dulu." Rasi dan Laksmi meninggalkan tempat tersebut, begitu juga di susul oleh Ratu Kosala.
Hanya Grita dengan dibantu oleh beberapa pelayan dan prajurit yang akhirnya membagikan semua bahan makanan
Selamat MembacaHAVE A NICE DAYRencana Raja Rana yang ingin menikahkan Rasi dengan Panglima Arya yang bersamaan dengan Helen menyebar dengan cepat, entah siapa yang sudah membocorkannya.Mereka mengecam Raja Rana, hingga Raja Rana sendiri yang mendengar hal itu. Raja Rana tidak mengutus Panglima Arya seperti sebelumnya, akan tetapi Dia sendiri yang bertindak."Siapapun yang berani menyebar rumor itu, akan Ku hukum dengan tanganku sendiri!" ujar Raja Rana.Hanya dengan sekali tindakan, Mereka ketakutan dan tidak berani mengatakan apapun. Bukan hanya dengan anggota keluarga, bahkan Raja Rana seolah jauh dari rakyatnya sendiri."Mengapa Raja bersikap seperti itu?""Semakin luas kekuasaan, Dia semakin sombong dan semena-mena!""Apakah kematian Pangeran Agra ada kaitannya dengan hal ini, mengingat Dia bukan Anak kandung dari Raja?"Itulah rumor yang masih masih beredar, hanya saja Mereka mengatakan hal itu secara sembunyi-se
Selamat MembacaHAVE A NICE DAY"Yang Mulia maafkan Kami," ucap prajurit tersebut."Apa yang sebenarnya terjadi?!" geram Raja Rana."Dia yang melakukan ini semua," jawabnya."Dia siapa yang Kalian maksud?" tanya Panglima Arya."Pahlawan tanpa nama. Mereka menyebutnya seperti itu," jawab prajurit tersebut. Keadaannya babak belur, bahkan Dia sampai menangis memohon ampun."Orang dari Kerajaan mana yang berani melakukan ini?" tanya Panglima Kala."Kami tidak tahu, karena Dia memakai jubah berwarna merah dan menutup seluruh tubuhnya. Kami tidak dapat membedakan apakah itu laki-laki ataukah perempuan," jawabnya."Sepertinya Dia mengajak rekan," sambung Panglima Arya."Tidak! Dia seorang diri yang melakukan ini," jelasnya."Tidak mungkin! Mendiang Kakakku Agra saja tidak bisa melawan 30 prajurit sendiri, Kalian apalagi prajurit terlatih," ucap Rasi."Aku setuju dengan Rasi, karena Kami pernah melihat Agra
Selamat MembacaHAVE A NICE DAY"Aku ingin meminta tolong, itupun jika Kau tidak sibuk," ucap Rasi."Aku tidak sibuk, karena Panglima Arya sudah kembali mengambil alih semuanya."Bisakah Kau temui Aku nanti malam?" tanya Rasi."Nanti malam? Untuk apa?" tanyanya."Mau menolong atau tidak?" tanya Rasi."Ya, tentu." Panglima Kala menyanggupi permintaan Rasi untuk menemuinya nanti malam, sementara dari tadi Panglima Arya memandang interaksi Mereka dari jauh."Kenapa Mereka selalu nempel?" batin Panglima Arya.Panglima Arya terus mengawasi Mereka, sehingga tanpa sengaja menabrak Laksmi yang sedang membawa makanan untuk Rasi."Maaf Laksmi." Panglima Arya menolong Laksmi untuk berdiri."Itu, Laksmi dan Panglima Arya?" tanya Panglima Kala."Sepertinya bukan," jawab Rasi."Maksudnya?" tanya Panglima Kala."Sepertinya bukan orang lain." Rasi tersenyum jahil, kemudian segera pergi sebelum Panglima
Selamat MembacaHAVE A NICE DAY"Tuan Putri," panggil pelayan."Ada apa?" tanya Rasi."Ratu Kosala memanggil Tuan Putri," jawabnya."Aku akan segera turun." Rasi merapikan sesuatu, lalu Dia pergi ke lantai bawah menemui Ratu Kosala."Rasi kemari, lihat semua perhiasan ini. Pasti Kau sangat cocok menggunakannya," ucap Ratu Kosala."Iya sangat bagus," sambung Rasi."Kau harus berterima kasih pada Panglima Arya, Dia telah memanggil pedagang perhiasan terbaik ke istana ini." Ratu Kosala sibuk memilih perhiasan yang sesuai dengan gaunnya.Rasi secara diam-diam meninggalkan Ratu Kosala, Dia menoleh ke belakang. Lalu, mempercepat langkahnya."Mau ke mana?" tanya Panglima Arya."Tolong berhentilah mengikutiku," balas Rasi."Tidak akan," balasnya."Panglima Kala," panggil Rasi."Kau sengaja melakukan ini?" tanya Panglima Arya."Maksudnya? Aku memang akan menemui Dia dan jangan marah, kare
Selamat MembacaHAVE A NICE DAY"Pelayan," panggil Raja Rana."Iya Tuanku," balasnya."Di mana Rasi dan Ratu Kosala?" tanyanya."Sepertinya Ratu Kosala dan Tuan Putri Rasi tidak ikut makan saat ini, karena Ratu Kosala merasa tidak enak badan," jawabnya."Kalau begitu bawakan makanan untuknya," ucap Raja Rana."Tuan Putri Rasi sudah membawanya," balasnya."Baiklah, Kalian lanjutkan saja makannya. Tena, kalau ada yang kurang Kau boleh minta pada pelayan," lanjut Raja Rana."Ini sudah cukup Tuanku," balasnya."Kenapa Raja Rana sangat perhatian pada Tena?" batin Grita."Apa yang Kau pikirkan?" bisik Panglima Kala."Diam," balas Grita.Dia mempercepat makannya."Aku sudah selesai," ucap Raja Rana."Aku juga sudah selesai Yang Mulia," ucap Panglima Arya dan Tena berbarengan.Mereka bertiga pergi entah kemana, sementara nasi yang di suap Panglima Kala jatuh dan Grita hanya mematung menatap Mereka bertiga yang b
Selamat MembacaHAVE A NICE DAYRaja Rana memerintahkan Panglima Arya dan Kala untuk menemukan kebenaran tentang si peneror, Dia bahkan mengumumkan kalau yang berhasil menangkapnya akan diberikan hadiah yang sangat besar."Rasi," panggil Laksmi."Kau kenapa?" tanya Rasi."Aku minta maaf, karena waktu itu." Laksmi memegang tangan Rasi."Aku sudah memaafkan mu," ucap Rasi."Mulai saat ini, Aku tidak akan membuat mu marah lagi. Aku akan selalu mendengarkan mu," balas Laksmi."Sebenarnya Aku selalu senang saat Kau memberikan ku pendapat atau saran lainnya, tapi jika soal perasaan ku pada seseorang. Aku tidak bisa membuat orang lain masuk ke dalamnya, karena itu masalah hati, bukan soal kompromi," tutur Rasi."Iya, seharusnya Aku tidak bertanya seperti itu saat Aku tahu jelas-jelas Kau tidak menyukai Panglima Arya." Laksmi memeluk Rasi."Aku tidak mau Kita bertengkar lagi," tambahnya."Terima kasih Laksmi, Kau m
Selamat MembacaHAVE A NICE DAY"Rasi kenapa menjadi begitu dingin dan kejam?" tanya Laksmi."Aku juga merasa begitu, bahkan Dia sepertinya bukan lagi Rasi yang Kita kenal," balas Panglima Kala."Aku tidak mau kalau Rasi sampai salah jalan dan menjadi kejam seperti itu," ucap Laksmi."Kita tidak akan membiarkan hal itu terjadi," balas Panglima Kala.Istana Rana tampak tegang, apalagi setelah kejadian mengenai Tena yang menyebabkan adanya jarak diantara Ratu Kosala dan Raja Rana."Panglima Arya," panggil salah satu prajurit."Kau tangan kanan petinggi istana yang ikut bertugas untuk mengecek semua harta Kerajaan, kan?" tanya Panglima Arya."Iya dan Aku membawa kabar buruk," balasnya."Katakan," ucap Panglima Arya."Harta yang di dapatkan dari hasil pajak, semuanya hilang. Yang anehnya, si pencuri justru meminta Kita untuk menangkapnya," tuturnya."Apa?" tanya Panglima Arya.Dia terkejut dan ter
Selamat MembacaHAVE A NICE DAY"Dibandingkan 20.000 keping emas, Aku lebih tertarik pada 90.000 keping emas milikmu Raja Rana."Itulah tulisan yang berhasil membuat Raja Rana melempar mahkotanya."Pasti Kau yang melakukannya!" teriak Raja Rana pada Bagir."Yang Mulia...apa maksudmu? Aku tidak mengerti." Bagir sangat ketakutan, apalagi setelah prajurit Raja mengelilinginya lengkap dengan senjata."Jangan berpura-pura tidak tahu, Kau si peneror itu, kan?" tanya Panglima Arya."Panglima, Aku hanya memenangkan pertandingan. Yang Aku dapatkan hanya 20.000 keping emas, mana mungkin Aku berani mencuri? Aku tidak meninggalkan arena, Yang Mulia juga tahu itu," tutur Bagir.Sejenak Mereka diam, termasuk Raja Rana. Dia duduk lemas dan terlihat sangat tidak berdaya, begitu juga Mereka."Peneror itu membuatku menjadi orang gila...huhuhuu." Raja Rana benar-benar menangis."Yang Mulia, jangan menangis! Bagaimana kalau ada