Best Talent Of the Month

Satu hari, setiap bulan, Faux Love agency mengadakan meeting bagi seluruh talent. Ada pembahasan tentang informasi terupdate, sharing dan diskusi, perkenalan talent baru, dan juga pengumuman Best Talent of the Month.

Jazz sudah berada di kantor agency satu jam sebelum acara, dia sengaja berangkat lebih awal agar tidak terpergok Baron yang pasti akan datang kesini juga. Dihadiri sekitar lima puluh talent, Jazz harus bersiap dengan makeup dan penampilan terbaik karena dia yakin akan menjadi pusat perhatian mereka. Penghargaan Best Talent of the Month akan diraihnya, seperti biasa, seperti bulan-bulan sebelumnya.

"Kamu sudah dengar tentang Karina dan cowok barunya?" tanya Melisa pada Jazz saat keduanya sedang merapikan make up di toilet. Melisa salah satu talent agency yang cukup dekat dengan Jazz.

Ratu Gosip. Melisa selalu jadi pembuka gosip dan hal-hal terupdate di dalam Faux Love. Matanya berkilau penuh rasa ingin tahu. Suaranya pelan, tapi penuh dengan rasa penasaran.

"Loh, Karina punya pacar?" Jazz bertanya, turut penasaran.

Melisa tersenyum. "Aku lupa namanya, tapi aku dengar dia sangat tampan dan seksi. Talent sini juga. Aku kurang yakin sih mereka pacaran atau bukan, Karina kan sudah tiga puluh delapan tahun, beda usia jauh dengan cowok itu."

"Aku juga sempat dengar gosip itu dari bulan kemarin, tapi aku belum yakin kalau belum melihat dengan mata kepala sendiri."

"Enak ya jadi cowoknya, bisa pacaran sama boss tempat dia kerja. Pasti jadi talent kesayangan."

Jazz hanya tersenyum, tak membahas lebih jauh topik sensitif itu, khawatir ada yang menguping.

Pemilik Faux Love Agency adalah Karina, perempuan tiga puluh delapan tahun, pebisnis wanita cantik dengan segudang prestasi. Talent tidak terlalu mengenalnya, wajahnya tidak ramah dan sulit untuk didekati. Karina selalu hadir dalam meeting, hanya membuka meeting dengan beberapa ucapan lalu memberi tepuk tangan jika diperlukan.

"Selamat siang semua, mari kita mulai saja meeting Faux Love kali ini. Ada beberapa hal yang akan disampaikan oleh Miss Karina, mohon disimak baik-baik ya!" ucap Jehan, salah satu staff Faux Love.

Faux Love akan menambahkan fitur baru di aplikasi yaitu video call dan verifikasi wajah klien, menyikapi keluhan beberapa talent kalau ada klien yang berbeda identitasnya saat bertemu, dengan yang tercatat di form order. Video call di aplikasi untuk menjaga keamanan percakapan, jadi talent tidak perlu lagi menyebarkan informasi kontak w******p pribadi dengan talent, khususnya layanan curhat online. Beberapa klien sudah terbukti nakal memanfaatkan fasilitas curhat online untuk mengajak talent video call sex, menampilkan alat kelamin saat sesi curhat online.

Talent-talent semua mengangguk dan memperhatikan Karina. Saat perempuan itu akan kembali duduk, seorang lelaki menghampiri Karina lalu mencium pipinya. Jazz terkejut dengan apa yang baru saja dilihatnya, lelaki yang bersama Karina, dia tidak lain adalah Baron.

Melisa menyikut Jazz, "Berarti gosip itu real ya?".

Jazz memutar bola matanya, membuang pandangan dari dua manusia yang sedang di mabuk asmara. Ternyata Baron dan boss nya memiliki hubungan spesial.

Meeting masih berlangsung tapi Jazz tidak bisa fokus lagi. Pandangannya teralihkan pada Baron dan Karina. Mereka berdua berpegangan tangan, dan Baron bahkan membelai rambut perempuan itu dengan lembut. Itu membuat Jazz muak.

Tatapan Jazz tertangkap oleh Baron, tapi laki-laki itu membalas dengan senyum manis.

"Dan peringkat kedua Best Talent of the Month, ialah Jazz!" ucap Jehan mengumumkan dengan senyum ceria.

Semua talent di ruangan konferensi bertepuk tangan, mengucapkan selamat pada Jazz. Sesuai prediksi, lagi-lagi Jazz yang masuk menjadi salah satu dari tiga peringkat terbaik talent Faux Love.

"Dan peringkat pertama, Diana!"

Selama empat bulan berturut-turut, peringkat satu dan dua selalu ditempati nama yang sama. Pergeseran hanya ada di peringkat ketiga. Hampir semua mengenal Jazz, tapi tidak ada seorang pun talent yang mengenal Diana. Bahkan, tidak ada foto atau informasi tentang Diana di Faux Love.

"Siapa Diana?" Baron bertanya pada Karina, penasaran.

"Diana adalah talent eksklusif kami. Dia tidak pernah muncul di publik, tapi dia sangat populer di kalangan klien kami."

Peringkat ketiga diisi oleh nama baru, Baron. Melisa menguap, dia tidak percaya Karina menyisipkan nama pacarnya di list peringkat teratas. Tapi Jazz tersenyum kecil, diluar kepentingan personal lelaki itu dengan boss, Baron memang layak mengisi peringkat itu.

Senyum bangga terlihat di wajah itu, saat namanya disebutkan sebagai Rising Star Talent.

"Selamat, Jazz," Baron berkata, berjabat tangan dengan perempuan yang berdiri di sebelahnya.

Jazz hanya tersenyum dan mengangguk, tidak banyak bicara. Dia takut identitasnya sebagai Zara akan terbongkar jika terlalu banyak bicara. Sebaiknya menjaga jarak dan tidak membuat Baron curiga.

Karina melihat kedekatan Baron dan Jazz, itu membuatnya merasa cemburu. Dia tidak suka melihat Baron melemparkan senyum hangat pada perempuan itu

"Sayang, aku ingin mengajakmu makan," Karina berkata, memeluk Baron dan memanggilnya manja. "Acara sudah selesai, dan aku ingin merayakan prestasimu."

"Bagaimana jika sekalian ajak Jazz?" celetuk Baron, tidak menyadari bahwa Karina sedang merasa cemburu. Raut wajah perempuan itu langsung masam.

"Ah, aku pulang saja, masih ada janji. See you ya!"

Untungnya dia cepat sadar kalau keberadaannya tidak diinginkan. Mulai saat ini ia harus mulai berhati-hati dengan Baron, agar tidak mendapat masalah selama bekerja.

***