Home / Romansa / Rental Pacar Gratis Cinta / Ciuman Panas di Bar

Share

Ciuman Panas di Bar

Author: Iris Prabowo
last update Last Updated: 2025-03-13 09:25:22

Kairi.

Semua talent mempunyai nick palsu, alasan ia memberikan nama Baron karena teringat nama peliharaannya yang sudah mati. Seekor anjing Siberian bernama Baron. Baron, nama yang lebih keren dan maskulin dibandingkan Kairi.

Kairi artinya laut yang dalam, diberikan oleh mamanya yang berdarah Jepang. Matanya monolid dengan lipatan epikantik, jika pergi ke Jepang maka ia selalu terlihat sebagai warga lokal asli.

Menyesap rokok, lalu mengepulkan asapnya ke atas. Baron duduk di kursi bar ditemani sebotol beer. Beberapa kali melirik ke jam tangan. Sudah sejak tiga puluh menit lalu ia duduk disitu, menunggu seseorang.

Satu sosok datang mendekat, Baron menoleh ke samping dan melihat seorang lelaki menarik kursi, lalu duduk di sampingnya. Lelaki itu mengambil gelas whiskey di depan Baron, lalu menenggaknya.

"Mind if I join you?" lelaki itu bertanya dengan suara yang dalam.

Baron menggelengkan kepala, merebut lagi gelasnya. Ia menenggak minuman dari sisi yang sama, bekas lelaki itu minum.

Lelaki itu bernama Simon, bukan orang baru di kehidupannya, ia adalah kekasih Baron. Ya, satu rahasia yang tidak akan mudah dipercaya, kalau lelaki tampan itu seorang gay. Sandiwaranya sangat hebat, tidak ada yang tahu penyimpangan seksualnya.

"Matamu berat, ada masalah?" tanya Baron memegang pipi Simon.

Simon meregangkan otot pinggangnya, lalu menaruh kepala di meja bar. "Deadline kerjaan yang menumpuk. Lima hari aku lembur, pinggang rasanya mau patah."

Baron ikut menaruh kepalanya di meja bar, menatap mata laki-laki di depannya. "Mau rileks?"

Mereka berdua memandangi satu sama lain, dengan mata menggoda yang penuh gairah.

***

"Happy birthday, Ed!"

Jazz mendapat job untuk menemani klien ke pesta ulang tahun, di sebuah bar. Bukan perayaan mewah dengan balon dan dekorasi, hanya open table bersama teman-teman dekatnya.

Edwin meminta Jazz menemaninya, karena malas meladeni pertanyaan 'kapan punya pacar'. Sebenarnya laki-laki itu sedang dekat dengan perempuan, tapi statusnya masih dirahasiakan karena perempuan itu mantan pacar dari sahabatnya.

Keberadaan Jazz disini hanya sebagai pemanis. Edwin jarang mengajak bicara Jazz, ia sibuk membalas pesan perempuan itu, sementara yang lain sibuk minum dan mengobrol. Bosan, matanya memandang sekitar lalu merasa menangkap siluet dari sosok yang familiar.

Baron? Laki-laki itu duduk di bar bersama laki-laki yang merangkul pundaknya, mereka sedang mengobrol layaknya teman biasa.

"Ternyata dia juga berada disini, aku harus waspada, jangan sampai bertemu langsung dengannya."

Seseorang menuangkan minuman ke gelas Jazz, mengajaknya cheers. Ia sedikit menggeser tempat duduknya ke dekat laki-laki itu, posisi yang lebih aman untuk tidak terekspos oleh Baron.

"Kamu seharusnya tidak bersama dia, lebih baik jadi pacarku," ucap laki-laki itu bergurau. Dia sahabat, yang mantannya sedang didekati oleh Edwin.

Jazz tertawa dan tersipu. "Aku tidak percaya laki-laki seperti kamu, tidak punya pacar."

Dia lebih manis dan ramah daripada Edwin sebenarnya, jika bukan karena komitmen pekerjaan sepertinya aku sudah meninggalkannya daritadi. Namanya Mark, bersahabat delapan tahun dengan Edwin, dan ternyata setiap mantan pacarnya akan selalu didekati Edwin. Dia juga sudah punya feeling kalau sahabatnya sedang mendekati mantannya yang baru putus sebulan lalu.

Persahabatan macam apa ini? Keduanya sama-sama redflag, yang satu pemain, dan yang satunya pengumpul sisa bekas 'makanan' sahabatnya sendiri. Modusnya selalu menjual perhatian dan pundak setelah perempuan itu disakiti Mark, membuat dirinya punya nilai lebih baik.

Semakin dalam ia menyelam di dunia rental pacar, semakin malas ia berhubungan dengan manusia berjenis laki-laki.

Baron sudah tidak ada di tempatnya tadi. Jazz lega, bisa lebih bebas bergerak. Ia berjalan menuju toilet untuk buang air kecil, tapi langkahnya terhenti melihat dua sosok yang sedang berciuman di depan.

Dua laki-laki yang sedang berciuman di keramaian bar. Laki-laki berkemeja hitam terlihat lebih agresif, ia melahap bibir laki-laki berkaos putih yang bersandar di dinding. Adegan penuh nafsu seperti ini sudah biasa di tempat ini, tapi tetap saja jika sesama lelaki yang melakukannya, pasti membuat geli yang melihat.

Jazz tidak peduli, ia masuk ke toilet. Tiba-tiba ia tersadar sesuatu sehingga langkahnya terhenti. la membalikkan badan, melihat pada dua laki-laki tadi.

Baron?

"Apa yang aku lihat?" Jazz bertanya pada diri sendiri.

Perempuan itu memicingkan mata, memastikan kalau laki-laki berkaos putih benar dia. Ada tato ular di lengan kirinya, sama seperti tanda yang dimiliki Baron.

Seketika lututnya lemas, ia terkejut, tak percaya dengan apa yang baru dilihat. Jazz berlalu menjauh, berpura-pura tidak tahu apa yang baru saja dilihatnya. Ia masih berharap kalau itu hanya sebuah salah paham.

Tetapi...

Ciuman mereka nyata sangat panas, penuh gairah.

Satu hari sudah berlalu tapi adegannya masih membayang, terekam jelas di kepala.

"Ah!", Jazz menepuk pipi sendiri, berusaha untuk menghilangkan pikiran-pikiran kotor itu.

Apakah Baron gay?

Hati dan isi otaknya berkonflik, mungkin saja itu hanya lelucon bagian dari permainan Truth or Dare. Bar saat itu penerangannya minim, bisa saja itu orang lain yang sekilas mirip?

Satu hal yang bisa memastikan dugaannya hanya bertanya langsung pada orang itu. Ciuman kemarin belum bisa menjadi bukti kuat, Jazz harus menemukan bukti lain yang membuat Baron mengakui penyimpangan identitasnya selama ini.

Jika memang Baron gay, lalu pelukan dan ciuman yang terjadi kemarin itu apa? Kalau palsu, kenapa dia tampak menikmatinya?

***

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Related chapters

  • Rental Pacar Gratis Cinta   Misi Baron : Kencan Ganda

    Mengapa tentang mantan, selalu sulit dilupakan? Ini hanya pertanyaan yang muncul dari persepsi Baron, atas banyaknya klien yang memakai jasanya untuk memanasi mantan. Dalam satu minggu ini ia sudah kencan dengan tiga perempuan yang ingin menunjukkan pada mantan, kalau hidupnya lebih baik setelah putus. Tidak bisakah membiarkan berlalu, lalu fokus memulai lembaran hidup baru? Namanya Anya, usia dua puluh empat tahun, mengajak Baron menjadi pacar pura-pura untuk datang ke restoran tempat mantannya biasa makan siang. "Kenapa kamu sebenci itu dengan mantan?" tanya Baron, memandang perempuan yang sedang sibuk make up. Mereka berdua sudah duduk di restoran, menunggu target datang. Anya menghela nafas, menutup cushion nya. "Dia memutuskan aku demi membela perempuan lain, sahabatnya sendiri." "Jadi dia ada affair dengan sahabatnya sendiri?" "Entah," Anya mengangkat pundak. Ia membuka cermin kecil lalu memasang soft lens di matanya. "Aku tidak suka siapapun perempuan dekat dengan Adi

    Last Updated : 2025-03-13
  • Rental Pacar Gratis Cinta   Kita Pacaran Saja

    Lelucon apalagi ini? Jazz tidak menyangka kalau kliennya hari ini akan membuatnya bertemu dengan Baron. Lelaki itu benar-benar duduk di depannya, memandangnya lekat, entah karena terpesona atau ada yang aneh di wajahnya. Sangat tidak nyaman. Ia jadi lebih sering menunduk dan menghindari kontak mata dengan membuat aktivitas kecil seperti memutar-mutar sendok, memainkan bibir, dan menatap luar kaca jendela. Jazz seorang talent yang percaya diri dan selalu mengutamakan kontak mata dalam komunikasi, tapi kali ini ia seperti gadis yang baru pertama kali kencan, gugup akut. Berada cukup lama dan berjarak dekat dengan Baron, membuatnya takut jika identitasnya akan terbongkar. Ia belum siap kalau Baron tahu perempuan yang dilihatnya dengan mata berbinar itu adalah Zara, perempuan biasa saja yang tinggal di depan apartemennya. Mereka baru mulai membuka kata saat selesai dari pekerjaan, setelah akhirnya Anya dan Adit kembali bersama. Jazz dan Baron keluar dari restoran. Keduanya tersenyum,

    Last Updated : 2025-03-14
  • Rental Pacar Gratis Cinta   Menyewa Baron

    "Aku sangat puas dengan kamu, bagaimana kalau extend satu minggu lagi?" ucap seorang lelaki sambil memegang tangan perempuan di hadapannya. "Makasih, tapi seminggu ke depan jadwal aku full. Kamu bisa tanya agency ya kapan free time nya aku..." "Pasti, aku pasti akan menghubungi kamu lagi!" "Iya, kutunggu. Terima kasih Reno sudah pakai jasa sewa pacar di Faux Love. Nanti kasih aku bintang lima ya di aplikasi. See you..." Perempuan itu mengecup pipi laki-laki yang duduk di depannya. Mereka baru selesai makan siang bersama, tapi harus berpisah karena jam rental sudah habis. Kisah kasih antara talent dan klien yang disatukan oleh Faux Love Agency sedang menjadi topik hot di sosial media. Muda-mudi kesepian yang ingin merasakan sensasi berpacaran bisa menyewa pacar di agensi tersebut. Tidak hanya pacar, tapi ada juga sewa teman curhat online. Hanya menginstal sebuah aplikasi, masalah sepi hati mudah teratasi. Adalah Jazz, salah satu pilihan talent terbaik yang sering dipilih se

    Last Updated : 2025-03-10
  • Rental Pacar Gratis Cinta   Kecupan Satu Detik

    "Aku duduk sini aja. Kamu mau pesan apa? Tadi aku pesan lasagna, kamu mau juga?" "Boleh, kamu suapin aku ya?" sahut Baron manja, mulutnya terbuka seperti balita minta makan. Salah paham, maksudnya Jazz menawari untuk pesan seporsi lasagna lagi, bukan mengajak berbagi makanan. But this guy is too cute, dia pun menyuapi Baron memakai sendok yang sama. Baru tiga puluh menit kencan tapi sudah berulang kali perempuan itu melamun terpana memandangi Baron yang sedang menikmati pizza. Dia sama sekali tak paham kenapa manusia dalam keindahan sempurna seperti Baron terjun ke dunia fiksi ini. Aura mahal personality nya begitu kuat, desakan faktor ekonomi sepertinya bukan alasan yang membuatnya mau jadi pacar sewaan. "Jadi sekarang pacaran kemana lagi kita, sayang?" "Hei, bisakah jangan bersikap terlalu manis? Aku jadi meleleh..." "Haha, chill. Aku bisa kurangi manisnya. Nggak mau kamu meleleh kayak es krim di bawah sinar matahari." ucap lelaki itu, jarinya mengelus merapikan poni

    Last Updated : 2025-03-10
  • Rental Pacar Gratis Cinta   Misi Jazz : Mantanku Matre

    "Sayang, nanti order aku lagi ya." Sebuah kata penutup menjelang berakhirnya masa sewa. Damn, skill penggoda yang dimiliki laki-laki itu bisa membuat lutut jadi lemas. Jazz mengakui kekalahannya. Kalau bisa memberikan rating lebih dari lima pasti dia akan melakukannya. Baron terlalu menarik, membuatnya jadi berpikir sudah berapa banyak perempuan yang jatuh hati untuk memiliki secara utuh. Sebuah pesan notifikasi masuk dari Ai personal assistant Faux Love. Hai, Jazz! Jangan lupa hari ini ada jadwal kencan paket standar dengan klien bernama Gema, di depan kampus UPH, jam satu siang. Ini sudah hari senin lagi, saatnya bekerja mengumpulkan pundi-pundi kekayaan demi membeli sebuah ferrari. Ah, tapi Jazz tidak impulsif seperti itu, dia lebih suka menyimpan uangnya di bank lalu menjalani hidup biasa saja. Tapi kali ini dia punya ketertarikan baru, menghabiskan uang untuk sewa pacar lagi. Lebih lima belas menit dari jam yang disepakati, Jazz sudah berdiri dekat ATM centre, di sebuah k

    Last Updated : 2025-03-10
  • Rental Pacar Gratis Cinta   Mantan Brengsek

    Fuck you, i'm done with your shit. I deserve better. Dia masih ingat kata-kata terakhir yang diucapkan saat putus dengan mantan, satu tahun yang lalu. Kalau bisa kembali ke masa lalu, Jazz tidak ingin bertemu dengan laki-laki bernama Samael. Tidak mau, najis. Trauma perlakuan buruk selama pacaran yang membuatnya kini tidak percaya cinta, juga menjadi alasan yang membuat Jazz terjun ke dunia rental pacar.Mereka bertemu dari aplikasi dating online, saat itu Jazz masih high school sementara Sam sudah kuliah. Awal hubungan biasa aja seperti pasangan lain, tapi satu tahun kemudian Sam memperlihatkan perangai buruknya yaitu abusive. Dia juga beberapa kali ketahuan memesan perempuan untuk teman tidur, dari sebuah aplikasi. Alasannya tidak ingin merusak Jazz, jadi dia memilih melampiaskan nafsunya dengan 'jajan'. Tololnya, saat itu Jazz malah terharu dan kasihan dengan Sam, karena dirinya tidak pernah memberikan pelayanan nafsu pada pacarnya ituBe careful. Manipulation can feel like love.

    Last Updated : 2025-03-10
  • Rental Pacar Gratis Cinta   Aku Suka Menggigit!

    Jazz tidak merasa memesan makanan atau apapun, seharusnya tidak akan ada kurir yang datang mengantarkan paket. Begitu pintu dibuka, betapa terkejutnya ia saat melihat ada sosok familiar berdiri di hadapannya."Baron?" tanyanya terbata, masih tidak yakin kalau laki-laki berkaos abu itu dia."Loh, Zara?"Tentu dia sama terkejutnya dengan Jazz, dia tak menyangka kalau orang yang membuat kegaduhan di sebelah apartemennya adalah klien rental pacar kemarin."Sedang apa kamu disini?""Aku yang seharusnya tanya, kamu sedang apa sampai begitu berisik?""Ini apartemenku,""Oh ya? Itu juga apartemenku, aku tinggal disini," ucap Baron menunjuk ke pintu tepat di belakang ia berdiri.Keduanya tertawa. Jazz membuka pintu lebih lebar membiarkan laki-laki itu masuk, menyambut tetangga barunya.Sudah tiga bulan room depan apartemennya kosong setelah pemilik sebelumnya pindah. Kemarin memang terdengar suara gesekan barang seperti layaknya pindahan. Dia tak mengira kalau tetangga barunya kini adalah Baro

    Last Updated : 2025-03-10
  • Rental Pacar Gratis Cinta   Misi Baron : Penolakan Senior

    "Hai, aku Baron. Boleh aku panggil kamu 'baby'?" Klien Baron hari ini bernama Alita, gadis yang masih high school namun depresi karena baru saja cintanya ditolak. Tinggi seratus lima puluh lima sentimeter, kacamata tebal, banyak komedo di hidung, muka kusam, dan mudah gugup. Melihat sekilas saja ia langsung tahu alasan kenapa gadis itu mengalami penolakan. "Hai, Kak. Maaf ya, aku nangis..." Alita duduk di bangku taman kota, menatap tanah dengan mata yang merah bengkak. Melihat kesedihan di wajahnya, Baron mengeluarkan tissu lalu menyapu air mata yang menetes di pipi kliennya. "Apa yang sudah membuat baby ku sedih?" Alita menatap Baron dengan mata yang berair. Genangan air mata terbentuk di sudut matanya. "Aku ditolak oleh Adi, seniorku," katanya dengan suara yang lembut. "Aku menyukainya sejak setahun yang lalu, tapi dia bilang aku tidak cantik dan berdada rata." Gadis itu menunduk, malu. Baron mengangkat dagu Alita dan memandangnya dengan mata yang hangat. "Kamu tidak perlu

    Last Updated : 2025-03-10

Latest chapter

  • Rental Pacar Gratis Cinta   Kita Pacaran Saja

    Lelucon apalagi ini? Jazz tidak menyangka kalau kliennya hari ini akan membuatnya bertemu dengan Baron. Lelaki itu benar-benar duduk di depannya, memandangnya lekat, entah karena terpesona atau ada yang aneh di wajahnya. Sangat tidak nyaman. Ia jadi lebih sering menunduk dan menghindari kontak mata dengan membuat aktivitas kecil seperti memutar-mutar sendok, memainkan bibir, dan menatap luar kaca jendela. Jazz seorang talent yang percaya diri dan selalu mengutamakan kontak mata dalam komunikasi, tapi kali ini ia seperti gadis yang baru pertama kali kencan, gugup akut. Berada cukup lama dan berjarak dekat dengan Baron, membuatnya takut jika identitasnya akan terbongkar. Ia belum siap kalau Baron tahu perempuan yang dilihatnya dengan mata berbinar itu adalah Zara, perempuan biasa saja yang tinggal di depan apartemennya. Mereka baru mulai membuka kata saat selesai dari pekerjaan, setelah akhirnya Anya dan Adit kembali bersama. Jazz dan Baron keluar dari restoran. Keduanya tersenyum,

  • Rental Pacar Gratis Cinta   Misi Baron : Kencan Ganda

    Mengapa tentang mantan, selalu sulit dilupakan? Ini hanya pertanyaan yang muncul dari persepsi Baron, atas banyaknya klien yang memakai jasanya untuk memanasi mantan. Dalam satu minggu ini ia sudah kencan dengan tiga perempuan yang ingin menunjukkan pada mantan, kalau hidupnya lebih baik setelah putus. Tidak bisakah membiarkan berlalu, lalu fokus memulai lembaran hidup baru? Namanya Anya, usia dua puluh empat tahun, mengajak Baron menjadi pacar pura-pura untuk datang ke restoran tempat mantannya biasa makan siang. "Kenapa kamu sebenci itu dengan mantan?" tanya Baron, memandang perempuan yang sedang sibuk make up. Mereka berdua sudah duduk di restoran, menunggu target datang. Anya menghela nafas, menutup cushion nya. "Dia memutuskan aku demi membela perempuan lain, sahabatnya sendiri." "Jadi dia ada affair dengan sahabatnya sendiri?" "Entah," Anya mengangkat pundak. Ia membuka cermin kecil lalu memasang soft lens di matanya. "Aku tidak suka siapapun perempuan dekat dengan Adi

  • Rental Pacar Gratis Cinta   Ciuman Panas di Bar

    Kairi. Semua talent mempunyai nick palsu, alasan ia memberikan nama Baron karena teringat nama peliharaannya yang sudah mati. Seekor anjing Siberian bernama Baron. Baron, nama yang lebih keren dan maskulin dibandingkan Kairi. Kairi artinya laut yang dalam, diberikan oleh mamanya yang berdarah Jepang. Matanya monolid dengan lipatan epikantik, jika pergi ke Jepang maka ia selalu terlihat sebagai warga lokal asli. Menyesap rokok, lalu mengepulkan asapnya ke atas. Baron duduk di kursi bar ditemani sebotol beer. Beberapa kali melirik ke jam tangan. Sudah sejak tiga puluh menit lalu ia duduk disitu, menunggu seseorang.Satu sosok datang mendekat, Baron menoleh ke samping dan melihat seorang lelaki menarik kursi, lalu duduk di sampingnya. Lelaki itu mengambil gelas whiskey di depan Baron, lalu menenggaknya. "Mind if I join you?" lelaki itu bertanya dengan suara yang dalam.Baron menggelengkan kepala, merebut lagi gelasnya. Ia menenggak minuman dari sisi yang sama, bekas lelaki itu minum.

  • Rental Pacar Gratis Cinta   Ciuman Semanis Permen

    "Aku kecewa." Seseorang menghadang Jazz masuk ke dalam kamarnya. Baron sudah berdiri di depan pintu, dengan tangan terlipat diatas dada. Laki-laki itu memandangnya dingin. Jazz terkejut dan bingung. "Kecewa, kenapa?" "Kamu tidak tertarik lagi menyewaku sebagai pacar," ucapnya memasang raut sedih. "Tadi aku melihatmu dengan talent lain, berciuman." Sepertinya Baron melihat saat Josh menciumnya. Tapi itu hanya ciuman pipi biasa sebagai ungkapan terima kasih. Kenapa reaksinya begitu berlebihan? Bukankah Baron juga memperlakukan kliennya seperti itu? "Maaf, aku pikir kamu sibuk." "Aku sengaja mengosongkan jadwal minggu demi kencan denganmu. Setiap minggu, untuk kamu." Ah, hati Jazz meleleh dengan ucapan lembut itu. Menyesal telah ingkar, ia pun mendekat pada Baron lalu memegang pipinya. "Sekali lagi, maafkan aku." "Maaf saja tidak cukup," jawab Baron ketus, tapi tetap cute di mata Jazz. "Cara apa yang bisa membuatmu memaafkanku?" Baron melepaskan tangan Jazz dari pipinya, men

  • Rental Pacar Gratis Cinta   Joshua

    "Jadi bagaimana hubungan dengan Baron?" tanya Sena, penuh rasa ingin tahu. Jazz memutar-mutar pulpen diantara selipan jarinya. Pertanyaan yang dilontarkan Sena sama dengan keraguan di hatinya. Beberapa hari ini hubungan keduanya berjarak, lebih tepatnya Jazz sengaja tidak membuka komunikasi dengan Baron setelah tahu hubungan lelaki itu dengan boss nya. "Kan sebatas hubungan satu hari, pacar rental. Ya nggak ada apa-apa." "Iya sih, Baron mana mungkin tertarik dengan perempuan biasa aja seperti kita. Dia terlalu seleb nggak sih?" Jarinya kini sibuk scrolling sosial media, penasaran dengan sosok Kairi. Benar, influencer dengan pengikut lima juta ini sosok yang sama dengan Baron. Dia baru benar-benar sadar kalau dunia mereka berbeda, Baron dalam versi nyata seorang selebritis, sementara dirinya hanya perempuan biasa yang tidak menarik. Jangankan untuk cinta, berteman biasa pun Baron pasti akan berpikir ulang, tidak ada benefit yang bisa didapatkan dari Jazz. Sebetulnya ia ingin m

  • Rental Pacar Gratis Cinta   Best Talent Of the Month

    Satu hari, setiap bulan, Faux Love agency mengadakan meeting bagi seluruh talent. Ada pembahasan tentang informasi terupdate, sharing dan diskusi, perkenalan talent baru, dan juga pengumuman Best Talent of the Month. Jazz sudah berada di kantor agency satu jam sebelum acara, dia sengaja berangkat lebih awal agar tidak terpergok Baron yang pasti akan datang kesini juga. Dihadiri sekitar lima puluh talent, Jazz harus bersiap dengan makeup dan penampilan terbaik karena dia yakin akan menjadi pusat perhatian mereka. Penghargaan Best Talent of the Month akan diraihnya, seperti biasa, seperti bulan-bulan sebelumnya. "Kamu sudah dengar tentang Karina dan cowok barunya?" tanya Melisa pada Jazz saat keduanya sedang merapikan make up di toilet. Melisa salah satu talent agency yang cukup dekat dengan Jazz. Ratu Gosip. Melisa selalu jadi pembuka gosip dan hal-hal terupdate di dalam Faux Love. Matanya berkilau penuh rasa ingin tahu. Suaranya pelan, tapi penuh dengan rasa penasaran."Loh, Karina

  • Rental Pacar Gratis Cinta   Misi Baron : Festival Musik

    "Sepanjang acara, kita harus bergandeng tangan. Awas, jangan menghilang dari pandanganku!" ucap Jazz pada Baron, dengan wajah serius. Festival Musik ini sebuah event tahunan yang melibatkan seluruh civitas akademika kampus. Penampilan band mahasiswa, dance competition, bazzar, guess star band indie, dan kemeriahan lainnya. Acara ini hanya seru bagi mereka yang populer dan keren. Jazz sebagai Zara, hanya mahasiswa biasa tanpa prestasi dan bakat, tentu keberadaannya hanya dianggap bagai hembusan kentut yang berlalu. Baron tidak pernah terlihat tidak keren. Dia memakai kaos hitam sleeveless bertuliskan Nirvana, jogger pants green army, sneakers, dan kacamata hitam. Berjalan di sampingnya membuat Jazz minder, aura seleb lelaki itu terlalu kuat, sepanjang langkah sudah banyak mata mengaguminya. Sementara dirinya hanya memakai kaos gambar sablon Sailor Moon dan jeans biasa. "Zara!" Seorang perempuan berambut bob melambai, berlari ke arah Jazz. Nafasnya ngos-ngosan, dia memandang b

  • Rental Pacar Gratis Cinta   Penguntit Pagi

    Hai, Baron! Jangan lupa hari ini ada jadwal kencan paket standar dengan klien bernama Zara, di apartemen Cendana Hill, jam sepuluh pagi. Suara notifikasi pengingat jadwal milik Faux Love sangat berisik. Sudah seharusnya agency mengganti jenis suara personal assistant Ai dengan suara perempuan yang lebih dewasa, feminim, dan lembut. Bukan suara khas loli anime yang nyaring memekik telinga seperti sekarang. Baron membaca layar berulang-ulang, memastikan kalau kliennya hari ini benar-benar the girl next door. Ada apa lagi dengan perempuan itu? Bekas gigitan yang lalu belum memudar, apa mau ditambah lagi? Ia menghela nafas panjang, menarik selimut, melanjutkan lagi tidur setelah melihat jam masih menunjukkan pukul delapan. Seperti masih berada di alam tengah-tengah mimpi, antara sadar dan tidak sadar, Baron merasa jempol tangan kirinya basah lalu menyentuh sesuatu yang lembut dan hangat. Sentuhan lembut dengan ritme hisap berulang. Krawk "AGGHH..." Tiba-tiba jempolnya digigit. Ba

  • Rental Pacar Gratis Cinta   Misi Baron : Penolakan Senior

    "Hai, aku Baron. Boleh aku panggil kamu 'baby'?" Klien Baron hari ini bernama Alita, gadis yang masih high school namun depresi karena baru saja cintanya ditolak. Tinggi seratus lima puluh lima sentimeter, kacamata tebal, banyak komedo di hidung, muka kusam, dan mudah gugup. Melihat sekilas saja ia langsung tahu alasan kenapa gadis itu mengalami penolakan. "Hai, Kak. Maaf ya, aku nangis..." Alita duduk di bangku taman kota, menatap tanah dengan mata yang merah bengkak. Melihat kesedihan di wajahnya, Baron mengeluarkan tissu lalu menyapu air mata yang menetes di pipi kliennya. "Apa yang sudah membuat baby ku sedih?" Alita menatap Baron dengan mata yang berair. Genangan air mata terbentuk di sudut matanya. "Aku ditolak oleh Adi, seniorku," katanya dengan suara yang lembut. "Aku menyukainya sejak setahun yang lalu, tapi dia bilang aku tidak cantik dan berdada rata." Gadis itu menunduk, malu. Baron mengangkat dagu Alita dan memandangnya dengan mata yang hangat. "Kamu tidak perlu

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status