Share

Reinkarnasi Pembunuh Bayaran: Dendam dari Tubuh Kedua
Reinkarnasi Pembunuh Bayaran: Dendam dari Tubuh Kedua
Author: Nienol

BAB 1

Author: Nienol
last update Last Updated: 2024-10-29 19:42:56

Hay! Nona dan Tuan...

Selamat datang di novel fantasi. Silakan bikin kopi atau jus, ambil snack, dan....

Happy reading!!!

-------------------------------------------------------------

Sang supir melaju dengan kecepatan sedang. Ia tidak tampak tergesa-gesa karena nona mudanya tak ada jadwal lain. Liu Yifen menguap. Ia mengangkat kedua tangannya dan menyilangkan ke sandaran. Ia menoleh pada supirnya.

"Ah, Pak, besok saya ada acara di Puncak. Supaya tidak terkena macet, kita berangkatnya pagi-pagi ya Pak," ujar Liu Yifen sambil sesekali melirik ke arah jendela.

Sang supir mengangguk mengerti. "Baik, Nona. Jam berapa rencana berangkatnya?"

Liu Yifen mengelus dagunya, tampak masih memikirkan hal itu. "Hmm... sekitar jam empat pagi. Nanti kita sarapan di perjalanan saja."

Sang supir mengiyakan. "Iya, Nona."

Liu Yifen teringat bahwa ia kadang-kadang lupa soal waktu. "Kalau jam empat saya belum siap, tolong diingatkan ya, Pak," pintanya.

Supir itu dengan ramah menjawab, "Siap, Nona."

Mendengar jawaban yang terkesan siap mengingatkannya, Liu Yifen kemudian diam dan duduk rileks kembali. Sang supir terus berkonsentrasi menyetir mobil, memasuki jalan raya dengan rute menuju rumah.

Tiba-tiba, handphone Kobra 3 berdering. Ia memberitahu Kobra I, yang tak lain adalah Bei, bahwa mereka telah mendapatkan informasi tentang target yang sedang mereka tunggu.

"Halo, ini Kobra 3. Target sudah keluar dari komplek kafe dan masuk ke jalan raya," ucap Kobra 3 sambil terus memandangi mobil yang mereka incar.

Kobra I dan Kobra 2 berada di mobil sedan, siap untuk melaksanakan misi. Bei melirik Soe, yang tampak agak bingung.

Dengan berat hati, Soe menyisipkan senjata di pinggangnya. "Liu Yifen, apakah kamu akan membenci saya setelah ini?" pikirnya dalam hati. Mungkin ini adalah kali pertama Soe terlibat dalam misi sejauh ini.

Bei menyadari kebingungan Soe dan menyenggol bahunya, agak keras membuat Soe menoleh ke arahnya. "Siap atau tidak, kamu harus profesional dengan pekerjaanmu, Tuan! Bukankah ini yang kamu inginkan?" ucap Bei sambil mengatur posisi senapannya.

Soe membalas senggolan Bei, sambil meliriknya dengan alis terangkat. "Bukan urusanmu!" kata Soe tegas, terdengar jelas ketidaksukaannya.

Bei memutar badannya kembali ke depan, tak mempermasalahkan sikap Soe yang terlihat sensitif akhir-akhir ini. Kegaduhan singkat itu terhenti sejenak saat telepon Soe berdering. Suara Kobra 4, yang tak lain adalah Wan, terdengar dari seberang.

"Kalian kalau mau bicara, jangan di saat misi seperti ini!" tegur Wan dengan kesal, sambil memerhatikan mereka berdua dari teropong. Ia hanya bisa mendecak kesal karena tidak mendapatkan respon dari mereka.

Mereka berempat bersiap-siap untuk menjalankan misi, yaitu mengeksekusi target wanita, Liu Yifen. Mobil Liu Yifen melintas di depan Kobra 4 dan Kobra 3. Kobra 3 memberi tahu Kobra 2 dan Kobra I, dua sniper yang ada di mobil, bahwa target sudah dalam bidikan. Kedua sniper itu mengikuti mobil Liu Yifen.

Mendapat informasi bahwa target sudah dalam bidikan, Kobra 2 dan Kobra I pun meluncur di belakang kedua sniper, Kobra 3 dan 4. Sang supir dan Liu Yifen tak mencurigai apa pun. Liu Yifen tidak menyadari bahwa ia sedang diikuti oleh empat orang sniper.

Liu Yifen terlihat tengah memikirkan sesuatu saat itu. Pada posisi yang aman dan tepat, sniper di mobil dan di motor membidikkan senjatanya yang dipasang peredam suara. Mobil sniper mendekati mobil Liu Yifen. Kemudian mobil itu memepet dalam posisi yang sangat dekat. Tepat di belakangnya, motor sniper lain pun mendekati mobil Liu Yifen.

Sniper di motor belum sempat memetik senjatanya, namun sniper yang ada di mobil sudah melepaskan tembakan ke arah Liu Yifen.

DOOOR.... DOOORRR!!

DOOOR.... DOOORRR!!

Dua peluru mengenai kepala Liu Yifen dengan tepat. Ia langsung tersungkur di dalam mobil, darah segar mengucur dan melumuri baju serta celananya. Sang supir kaget dan segera menepikan mobil, berhenti untuk memastikan keadaan majikannya. Para pengendara lain yang melihat kejadian tersebut tidak berani mendekat, takut terlibat dengan polisi.

Para sniper segera kabur, menghilangkan jejak mereka. Mereka berpencar dan memisahkan diri seolah-olah tidak ada hubungannya dengan kejadian yang baru saja terjadi. Sesuai dengan skenario dan rencana aksi yang telah dirancang, mereka berhasil menjalankan misi mereka.

Sang supir dalam kepanikan. Ia segera membawa majikannya ke rumah sakit terdekat. Yang terpenting bagi sang supir adalah memastikan bahwa majikannya segera mendapatkan pertolongan dan selamat.

Liu Yifen langsung dibawa ke unit gawat darurat (UGD). Suster segera memeriksa kondisinya. Kondisi korban tidak sadarkan diri. Suster segera menghubungi dokter jaga dan memberitahu bahwa ada pasien yang dalam kondisi kritis. Dokter segera memberikan pertolongan dengan menjahit luka yang ada.

Tak lama kemudian, dua anggota polisi datang, yang tak lain adalah Soe dan Bei. Mereka menyamar sebagai polisi yang bertanggung jawab atas penanganan kasus ini. Tujuan mereka adalah memastikan kondisi Liu Yifen setelah insiden penembakan yang terjadi beberapa jam sebelumnya.

Ketika mereka sampai di ruang UGD, Soe menatap Liu Yifen yang terbaring di brankar dengan infus di pergelangan kirinya dan alat bantu pernapasan. Alat monitor menunjukkan kondisi yang stabil, menandakan bahwa Liu Yifen masih hidup. Soe menoleh ke arah Bei, yang sedang sibuk menelepon seseorang.

Ya, Bei sedang melaporkan keadaan Liu Yifen, dan pembicaraan mereka terdengar jelas oleh Soe. Sesekali, Soe melirik wajah Liu Yifen yang terlihat berubah detik demi detik.

"Apakah kamu yakin mengakhiri nyawa Liu Yifen di sini?" tanya Soe dengan kerutan di wajahnya, alisnya terangkat dan matanya tidak tenang.

Bei mengakhiri panggilan teleponnya dan menyimpan ponselnya di kantong celana. Ia melihat langsung mata Soe yang terlihat hancur. "Tuan, bukankah ini yang Anda inginkan? Tuan hampir berhasil, dan setelah ini, semuanya akan baik-baik saja," kata Bei sambil memalingkan pandangannya ke Liu Yifen.

Tatapan Bei berubah drastis saat ia menatap Liu Yifen, muncul senyuman tipis di bibirnya yang memiliki makna tertentu. Soe berkedip lebih cepat, perkataan Bei membuat dadanya terasa sesak, tangannya terangkat dan terasa tertekan.

Andai saja ia bisa memutar waktu, mungkin malapetaka dalam hidupnya tidak akan pernah terjadi. Dulu, ia hanya melihat Liu Yifen tertawa bahagia dan tersenyum dengan bebas di depannya, namun sekarang semuanya terlihat berbeda.

Soe menggigit bibirnya menunjukkan kecemasan. "Baiklah, sudah waktunya! Kamu tunggu saja di sini, biarkan aku yang mengakhiri semuanya," ucap Soe sambil mencari obat tetes mata di saku celananya.

Bei mengulurkan tangannya dan menepuk punggung Soe yang bergetar, pandangannya tetap lurus ke depan. "Kenapa takdir hidup saya seperti ini, Bei?" suara parau Soe menggambarkan penyesalan yang mendalam. Kepalanya berpaling ke arah Bei, matanya berkaca-kaca.

Bie melihat mata Soe yang penuh dengan kesedihan, dan rasa iba terlihat jelas di wajahnya. "Tuan, ini adalah misi terakhir kita, bukan? Lagipula, ini sangat berbahaya jika kamu melakukannya sendirian," jelas Bei dengan penuh pengertian.

Bersambung....

Jangan lupa tinggali jejak dan follow aku juga ya, para Nona dan Tuan.

Salam manisku"-"

Comments (1)
goodnovel comment avatar
Felicia Aileen
nice opening.. boleh kasih tau akun sosmed ga ya soalnya pengen aku share ke sosmed trs tag akun author :)
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

  • Reinkarnasi Pembunuh Bayaran: Dendam dari Tubuh Kedua   BAB 2

    Hay! Nona dan Tuan...Selamat datang di novel fantasi. Silakan bikin kopi atau jus, ambil snack, dan....Happy reading!!!-------------------------------------------------------Ujung bibir Soe tertarik ke bawah, kesedihan tidak lepas dari ekspresi wajahnya. "Baiklah, mari kita selesaikan ini secepat mungkin!" kata Soe sambil mengeluarkan pistol dari balik jaket yang dikenakannya.Hati Soe dipenuhi dengan perasaan bimbang dan pasrah terhadap keadaannya yang sulit.Saat Soe berada dalam jarak dekat dengan Liu Yifen, tatapannya penuh dengan kerinduan setelah bertahun-tahun terpisah. Bie memeriksa situasi di luar dan menutup pintu ruangan Liu Yifen. Soe menodongkan pistolnya tepat mengarah ke kepala Liu Yifen untuk kedua kalinya. Senjata api tersebut telah dilengkapi dengan peredam suara, Soe menarik pelatuk dan melepaskan tembakan.DOOR... DOOORRR!!! Dua peluru menghantam kepala Liu Yifen lagi. Sambil air mata mengalir dari matanya, Soe tak tega untuk memejamkan mata. Alat monitor menunj

  • Reinkarnasi Pembunuh Bayaran: Dendam dari Tubuh Kedua   BAB 3

    Hay! Nona dan Tuan...Selamat datang di novel fantasi. Silakan bikin kopi atau jus, ambil snack, dan....Happy reading!!!-----------------------------------------------------------Kilatan asap transparan tiba-tiba bersinar terang dan mengungkapkan sosok peri yang mungil, terbang di udara dan menyapa Liu Yifen."Selamat datang di Dinasti Qin yang penuh misteri!" kata peri mungil itu dengan senyuman di balik kabut emas yang menyelimuti tubuhnya.Liu Yifen terkejut, menoleh ke belakang dengan mata yang membesar dan bibir yang sedikit terbuka. "Apa yang sedang terjadi ini?!" ucapnya.Peri mungil merasakan keterkejutan Liu Yifen dan melihat wajahnya yang pucat. "Aku adalah peri yang ditugaskan untukmu. Namaku Bi, dan kamu adalah putri dari Chen Sang di Negeri Liang Barat, adik dari Jia Lia," jelas peri Bi sambil menggerak-gerakkan jari telunjuknya.Liu Yifen memulihkan ekspresinya dan bertanya tentang identitasnya. Ia baru menyadari bahwa di dunia ini, ia memiliki sosok kakak perempuan ya

  • Reinkarnasi Pembunuh Bayaran: Dendam dari Tubuh Kedua   BAB 4

    Hay! Nona dan Tuan...Selamat datang di novel fantasi. Silakan bikin kopi atau jus, ambil snack, dan....Happy reading!!!-------------------------------------------------------------Ming Xiang, gadis yang membantu Liu Yifen berganti baju, memberikan senyuman ramah. "Silakan ikuti saya, Nona Meigmei. Akan ada acara penting yang akan segera dimulai."Liu Yifen mengangguk dan mengikuti Ming Xiang keluar dari ruangan ganti. Mereka berjalan melalui koridor yang dihiasi dengan kain berukir motif daun pinus. Setiap langkah yang diambil Liu Yifen terasa berat, karena ia masih mencoba memahami apa yang sedang terjadi.Mereka tiba di sebuah ruangan yang megah, dengan lantai kayu dan dinding yang dihiasi dengan lukisan-lukisan indah. Di tengah ruangan, terdapat sebuah meja panjang yang dipenuhi dengan makanan dan minuman lezat.Liu Yifen melihat banyak orang berkumpul di ruangan tersebut. Mereka mengenakan pakaian yang elegan dan tampak bersemangat. Ia merasa sedikit canggung, karena ia belum m

  • Reinkarnasi Pembunuh Bayaran: Dendam dari Tubuh Kedua   BAB 5

    Hay! Nona dan Tuan...Selamat datang di novel fantasi. Silakan bikin kopi atau jus, ambil snack, dan....Happy reading!!!-------------------------------------------------------------Liu Yifen mendapatkan ide dan tersenyum dengan licik. Baiklah, mungkin sedikit akting tak masalah baginya.Bukan Liu Yifen namanya jika tidak menjadi pusat perhatian. Setelah dipikir secara matang, walaupun ia tahu akan berisiko. Tampaknya sifat memberontak dalam diri Liu Yifen masih melekat, sekalipun berada di dunia yang berbeda. Apalagi setelah melihat insiden di depan matanya.Tanpa berpikir panjang, Liu Yifen maju dan bergumam, "Hal kecil seperti ini saja yang kamu permasalahkan? Tampaknya kamu belum tahu apa itu orang licik, bukan? Mari, biar kutunjukkan padamu siapa yang benar-benar patut disebut licik!"Tubuhnya bahkan sudah gatal karena tidak sabar untuk mendorong keras dirinya pada wanita tersebut. Setelah melihat bahwa mereka berdua tidak lagi berseteru, pembantu Yoon bersiap-siap untuk pergi.

  • Reinkarnasi Pembunuh Bayaran: Dendam dari Tubuh Kedua   BAB 6

    Hay! Nona dan Tuan...Selamat datang di novel fantasi. Silakan bikin kopi atau jus, ambil snack, dan....Happy reading!!!-------------------------------------------------------------Tiba-tiba, waktu berhenti dan Liu Yifen mengerutkan dahinya. Ia merasa bingung dan menoleh ke arah Ming dan Kasim Lu yang hanya diam seperti patung. Keadaan ini membuat Liu Yifen merasa gusar dan penasaran."Dalam situasi apa ini?" gumam Liu Yifen pada dirinya sendiri, sambil meletakkan telapak tangannya di pelipis. Ia mencoba merasakan situasi yang sedang dialaminya saat ini.Liu Yifen mencoba maju, namun ia seolah tertahan oleh sebuah penghalang transparan. Tangannya terangkat dan memukul penghalang tersebut. "Ini apa lagi?" ujar Liu Yifen dengan raut kesal, sambil mengerutkan keningnya.Ia mengamati sekelilingnya, namun kabut menghalangi pandangan matanya. Alisnya terangkat sedikit, kemudian ia mendongak dan kedua pupil matanya membesar.Tiba-tiba, terpampang sebuah layar transparan di hadapannya. Mata

  • Reinkarnasi Pembunuh Bayaran: Dendam dari Tubuh Kedua   BAB 7

    Hay! Nona dan Tuan...Selamat datang di novel fantasi. Silakan bikin kopi atau jus, ambil snack, dan....Happy reading!!!-------------------------------------------------------------Dalam diam ia seraya berkata, "Giok putih? Ternyata gadis yang kulihat saat tiba di sini! Ternyata bukan khayalanku!" Wajahnya penuh kekhawatiran. Ini adalah kali pertama dia merasa ketakutan.Dari situasi tragis yang dialami gadis sebelumnya, Liu Yifen menyimpulkan bahwa gadis itu tidak mati karena tenggelam, melainkan disiksa sampai mati.Liu Yifen merasa hatinya berdebar-debar dan ingin mencari tahu lebih lanjut tentang kejadian ini. Dia berharap dapat menemukan petunjuk yang dapat membawanya pada kebenaran yang sebenarnya.*****Kini Liu Yifen berada di istana Biro Kehidupan dan ditempatkan di tempat yang sama dengan semua gadis lainnya. Pada malam itu, dia bertemu dengan seorang pria tampan bernama Arigun, yang ternyata menangkap seorang kasim yang diduga sebagai pembunuh mayat yang ditemukan sebelu

  • Reinkarnasi Pembunuh Bayaran: Dendam dari Tubuh Kedua   BAB 8

    Hay! Nona dan Tuan...Selamat datang di novel fantasi. Silakan bikin kopi atau jus, ambil snack, dan....Happy reading!!!-------------------------------------------------------------Saat Liu Yifen sedang memikirkan hal itu, Mbok pengajar memberikan instruksi yang membuatnya terbangun dari lamunannya."Silakan, nona, ganti pakaian. Segera akan ada sesi pelatihan awal," kata Mbok pengajar dengan wajah yang terlihat agak jutek.Liu Yifen bergantian dengan para kandidat lainnya untuk masuk ke ruangan tersebut.Ketika giliran Liu Yifen untuk mengganti pakaian tiba, dia masuk ke dalam dan menutup pintu. Dia melepaskan pakaiannya dan mengenakan pakaian yang telah disiapkan oleh Mbok pengajar.Liu Yifen terlihat anggun dengan pakaian berwarna biru terang yang segar. Rambutnya terurai dengan indah, seperti seorang putri. Jika ada yang memandangnya, orang tersebut tidak akan bisa menahan tawa.Setelah selesai mengganti pakaian, para kandidat berbaris. Liu Yifen berada di barisan belakang. Tak

  • Reinkarnasi Pembunuh Bayaran: Dendam dari Tubuh Kedua   BAB 9

    Hay! Nona dan Tuan...Selamat datang di novel fantasi. Silakan bikin kopi atau jus, ambil snack, dan....Happy reading!!!-------------------------------------------------------------Kakinya perlahan-lahan mendekati pintu, sementara suara tangisan mulai menghilang. Namun, suara tetesan air masih terdengar, dan tiba-tiba langkah Liu Yifen terhenti saat melihat sosok bayangan berdiri di depan pintu. Liu Yifen merasa tidak takut, karena bagaimana mungkin hantu bisa menginjak tanah?Liu Yifen yakin bahwa sosok tersebut adalah orang yang masih hidup. Namun, dia terkejut ketika sosok itu mulai menggedor pintu dengan kebrutalan.BUNG! BUNG! BUNG!Liu Yifen berpikir bahwa si pengacau ingin membuktikan keberadaannya pada Liu Yifen dan menakutinya dengan memukul-mukul pintu kamarnya dengan keras.Dia bergumam, "Sepertinya orang itu sangat sombong dan tidak tahan dengan provokasi yang aku lakukan."Liu Yifen memikirkan apa yang harus dilakukan. Dia tidak boleh terburu-buru dalam mengambil tindak

Latest chapter

  • Reinkarnasi Pembunuh Bayaran: Dendam dari Tubuh Kedua   BAB 40

    Hay! Nona dan Tuan...Selamat datang di novel fantasi. Silakan bikin kopi atau jus, ambil snack, dan....Happy reading!!!-------------------------------------------------------------Setelah berhasil meninggalkan istana dengan lancar, Liu Yifen merasa lega. Suasana hatinya menjadi lebih santai saat ia berjalan sendirian. Beberapa menit sebelumnya, Liu Yifen telah menyuruh Shi Lian untuk menunggu di kereta kuda."Tunggu di sini. Aku akan mencari sesuatu untuk Ibunda," kata Liu Yifen sebelum keluar dari kereta kuda.Tangan Shi Lian segera menahannya. "Tolong jangan terlalu lama, Nona," kata Shi Lian mengingatkan."Ya, aku hanya butuh sebentar. Aku juga akan membelikanmu sesuatu," ucap Liu Yifen sambil mengusap kepala Shi Lian seperti mengusap anjing kecil yang minta untuk tidak ditinggalkan.Tiba-tiba, terdengar suara teriakan seorang pedagang sayur dan buah-buahan di dekatnya. Suara itu mengalihkan perhatian Liu Yifen dari lamunannya sejenak. Ia teringat bahwa ia harus segera pergi ke

  • Reinkarnasi Pembunuh Bayaran: Dendam dari Tubuh Kedua   BAB 39

    Hay! Nona dan Tuan...Selamat datang di novel fantasi. Silakan bikin kopi atau jus, ambil snack, dan....Happy reading!!!-------------------------------------------------------------Liu Yifen melihat kasim dengan tatapan tajam, menyadari bahwa kasim itu tidak menunjukkan rasa takut padanya sama sekali. Dia tahu bahwa di istana ini, selain aturan yang berlaku, ada juga aturan lain yang tidak tertulis, yang memungkinkan beberapa orang dengan bakat tertentu bisa keluar dari istana.Dalam situasi seperti ini, apa yang harus dilakukan Liu Yifen?Setelah berpikir sejenak, Liu Yifen mencoba untuk menunjukkan wajah yang lebih ramah dan lembut. "Adipati, sebenarnya, ada banyak kesalahpahaman di masa lalu. Bagaimana kalau kita mencoba menyelesaikan kesalahpahaman ini?" ujar Liu Yifen dengan senyuman yang sehangat mungkin, sambil menggaruk pelipisnya yang tidak gatal.Ekspresi kasim berubah menjadi sinis. "Kenapa? Apakah kamu ingin menyuapku? Itu tidak akan berhasil!""Cih!" Liu Yifen mendecak

  • Reinkarnasi Pembunuh Bayaran: Dendam dari Tubuh Kedua   BAB 38

    Hay! Nona dan Tuan...Selamat datang di novel fantasi. Silakan bikin kopi atau jus, ambil snack, dan....Happy reading!!!-------------------------------------------------------------Liu Yifen duduk di dekat jendela, memandangi awan putih yang mengambang di langit, dan ia hanya bisa menghela nafas dengan rasa rindu yang mendalam.Shi Lian, yang sedang sibuk menyiram bunga-bunga di ruangan itu, menoleh ke arah Liu Yifen. "Nona, sudah setengah jam berlalu," katanya sambil menghitung jari-jemarinya. "Ini sudah menjadi hela napas yang ke-23 yang nona keluarkan!"Liu Yifen memutar kepala untuk melihat bayi yang sedang tidur dengan tenang di kursi. "Aku sudah berada di istana ini cukup lama," katanya sambil teringat surat pekan lalu yang diterimanya dari pengawal.Shi Lian menghentikan kegiatannya dan mendekat ke samping Liu Yifen. "Apakah ada yang membuat nona khawatir?" tanya Shi Lian dengan perhatian."Banyak hal, meskipun surat-surat

  • Reinkarnasi Pembunuh Bayaran: Dendam dari Tubuh Kedua   BAB 37

    Hay! Nona dan Tuan...Selamat datang di novel fantasi. Silakan bikin kopi atau jus, ambil snack, dan....Happy reading!!!-------------------------------------------------------------Cai Li, dengan senyum sinisyangmemanjang di wajahnya, menatap Hang Fan dan Liu Yifen dengan tatapan mencibir. "Anak ini, bukan milik Tuan Hang Fan," katanya, suaranya menggema di ruangan.Tawa dinginnya memecah keheningan yang ada.Saat kata-kata itu terlontar, ekspresi semua orang berubah. Mata mereka menatap Liu Yifen dan Hang Fan, penuh dengan spekulasi yang tak terduga.Liu Yifen, yang biasanya tenang, langsung terpancing emosinya. "Jangan bicara omong kosong!" bentaknya tajam, menunjuk Cai Li dengan geram.Cai Li hanya tertawa, wajahnya memerah dengan kepuasan. "Kenapa?" katanya, matanya menyipit. "Kenapa bersemangat, aku telah mengatakan apa? Apakah ini membuatmu marah?"Hang Fan, yang diam sejak awal, membuang

  • Reinkarnasi Pembunuh Bayaran: Dendam dari Tubuh Kedua   BAB 36

    Hay! Nona dan Tuan...Selamat datang di novel fantasi. Silakan bikin kopi atau jus, ambil snack, dan....Happy reading!!!-------------------------------------------------------------Setelah mengadopsi anak adopsi, Liu Yifen merasa bahwa kehidupannya lebih ceria. Namun, baru-baru ini dia mendengar rumor yang membuatnya marah. Kabarnya, ada desas-desus bahwa dia memiliki anak haram, dan dia menduga bahwa Cai Li yang menyebarkan rumor tersebut.Liu Yifen tidak menyangka bahwa Cai Li akan terus mengikutinya ke mana pun dia pergi. "Apakah dia tidak punya kerjaan?" pikir Liu Yifen sambil memutar kepalanya untuk mencari Cai Li yang mungkin bersembunyi di balik pohon bunga.Sambil memandangi bunga yang berguguran dengan indahnya, Liu Yifen bertanya-tanya, "Berapa lama lagi dia akan terus mengikutiku?" Dia merasa jengkel dengan kehadiran Cai Li yang selalu mengikutinya ke mana pun dia pergi.Beberapa hari kemudian, di bawah langit yang mendung, Liu Yifen akhirnya tidak lagi bertemu dengan Ca

  • Reinkarnasi Pembunuh Bayaran: Dendam dari Tubuh Kedua   BAB 35

    Hay! Nona dan Tuan...Selamat datang di novel fantasi. Silakan bikin kopi atau jus, ambil snack, dan....Happy reading!!!------------------------------------------------------------- Satu jam kemudian, Liu Yifen mengikuti Hang Fan ke Kuil Puji. Ternyata hari ini adalah hari di mana Kuil Puji menaruh bubur untuk membantu fakir miskin, dan Hang Fan juga menyiapkan banyak nasi untuk dikirim. Liu Yifen melihat Hang Fan, yang membantu membagikan nasi dengan senyum lembut, dan hati gadis itu tersentuh, ternyata di bawah penampilan dingin Hang Fan, dia adalah orang yang hangat. Tangan kurus Liu Yifen memengang dagunya. “Ternyata masih banyak orang miskin di kaki Kaisar…,” gumam Liu Yifen mata tak lepas dari bahu lebar Hang Fan. Seorang gadis kecil berlari ke arah Hang Fan dan melompat ke dalam pelukan pria itu dengan gembira. Tawa si gadis mengudang kekehan kecil dari Hang Fan. “Kakak Kakak! Lama tidak bertemu!” kata si anak kecil. Sekelompok anak-anak lain bergegas dan berkerumun di

  • Reinkarnasi Pembunuh Bayaran: Dendam dari Tubuh Kedua   BAB 34

    Hay! Nona dan Tuan...Selamat datang di novel fantasi. Silakan bikin kopi atau jus, ambil snack, dan....Happy reading!!!-------------------------------------------------------------"Tampaknya benar-benar tak semudah kukira!" batin Liu Yifen yang kesulitan membuat bagian menurutnya agak sulit dilakukan.Senyuman lega terpancar di wajahnya. "Sudah bertahun-tahun aku tidak melakukannya, aku hampir lupa langkah-langkahnya." Tatapan puas melihat hasil mainan yang telah jadi. "Untungnya aku berhasil...." Liu Yifen menyapu keringat yang ada di dahinya.Ketika Liu Yifen merasa bangga, pintu kamar tiba-tiba didorong terbuka dan ia melihat orang itu bergegas masuk dengan takjub.“Pengasuh, aku telah melihat dengan mata kepala sendiri bahwa Liu Yifen sering masuk dan keluar dari pos penjaga….” Pemilik suara itu tak lain adalah Cai Li kini memandangi tatapan curiga.Pengasuh mendengarkan penjelasan Cai Li dengan serius. “Apa kau katakan benar Cai Li?” Suara tampak kurang percaya.Cai Li melanju

  • Reinkarnasi Pembunuh Bayaran: Dendam dari Tubuh Kedua   BAB 33

    Hay! Nona dan Tuan...Selamat datang di novel fantasi. Silakan bikin kopi atau jus, ambil snack, dan....Happy reading!!!-------------------------------------------------------------Di luar, Cai Li sedang merencanakan cara untuk menghindari pertemuan dengan Liu Yifen. Tiba-tiba, seorang penjaga lewat di depannya. Ide langsung muncul di pikiran Cai Li, dan dia dengan cepat menahan penjaga tersebut."Hey, penjaga, mau kemana kamu pergi?" tanya Cai Li dengan suara rendah, menunjukkan harga dirinya yang tinggi.Penjaga itu memberikan sedikit hormat dan menjawab, "Saya ingin mengantar surat ke ruangan Putri Shu Xian untuk pelayan senior Liu Yifen. Nona."Cai Li melihat peluang dan segera memanfaatkannya. "Oh, gitu rupanya," ucapnya dengan wajah yang penuh perhitungan. "Tentu, Nona. Jika begitu saya pamit dulu."Cai Li menahan langkah kaki penjaga untuk pergi. "Tunggu dulu...." Dia mengeluarkan sebuah kantong tail dari balik bajunya. "Bawa suratku juga saat kamu menemui orang yang kamu

  • Reinkarnasi Pembunuh Bayaran: Dendam dari Tubuh Kedua   BAB 32

    Hay! Nona dan Tuan...Selamat datang di novel fantasi. Silakan bikin kopi atau jus, ambil snack, dan....Happy reading!!!-------------------------------------------------------------Setelah kejadian kemarin, Liu Yifen mulai meragukan rumor yang beredar tentang Hang Fan. Sebuah hipotesis sederhana muncul di pikirannya. "Mungkin dia tidak seburuk yang dikatakan orang. Itu akan menjadi hal yang baik jika memang benar," gumam Liu Yifen sambil menatap langit yang dipenuhi bintang.Pemandangan yang luas dan indah membuat hati Liu Yifen merasa tenang. Dia tersenyum lebar sambil menikmati camilan biskuit kering.Meskipun udara dingin menusuk kulitnya, Liu Yifen tidak merasa terganggu. Suara langkah kaki Shi Lian yang tergesa-gesa membuat Liu Yifen menoleh."Nona, kenapa masih di luar?" tanya Shi Lian sambil membungkus tubuh Liu Yifen dengan selimut besar."Aku hanya sedang memikirkan sesuatu," jawab Liu Yifen sambil mengucapkan terima kasih atas selimut yang diberikan.Shi Lian menggosok-gos

DMCA.com Protection Status