Share

BAB 8

Author: Nienol
last update Last Updated: 2024-10-29 19:42:56

Hay! Nona dan Tuan...

Selamat datang di novel fantasi. Silakan bikin kopi atau jus, ambil snack, dan....

Happy reading!!!

-------------------------------------------------------------

Saat Liu Yifen sedang memikirkan hal itu, Mbok pengajar memberikan instruksi yang membuatnya terbangun dari lamunannya.

"Silakan, nona, ganti pakaian. Segera akan ada sesi pelatihan awal," kata Mbok pengajar dengan wajah yang terlihat agak jutek.

Liu Yifen bergantian dengan para kandidat lainnya untuk masuk ke ruangan tersebut.

Ketika giliran Liu Yifen untuk mengganti pakaian tiba, dia masuk ke dalam dan menutup pintu. Dia melepaskan pakaiannya dan mengenakan pakaian yang telah disiapkan oleh Mbok pengajar.

Liu Yifen terlihat anggun dengan pakaian berwarna biru terang yang segar. Rambutnya terurai dengan indah, seperti seorang putri. Jika ada yang memandangnya, orang tersebut tidak akan bisa menahan tawa.

Setelah selesai mengganti pakaian, para kandidat berbaris. Liu Yifen berada di barisan belakang. Tak lama kemudian, giliran Liu Yifen untuk mengenakan sepatu pot bunga dan mempelajari gaya berjalan wanita bangsawan dinasti Qing dengan keanggunan yang khas.

Untungnya, karena pengalamannya sering menggunakan sepatu hak tinggi saat berpartisipasi dalam peragaan busana di zaman modern, Liu Yifen dapat dengan mudah beradaptasi dengan sepatu pot bunga tersebut. Hal ini membuat Mbok pengajar sangat memuji Liu Yifen.

Pagi telah berubah menjadi malam. Suasana yang damai di pagi hari telah berubah, digantikan oleh keindahan malam dengan bintang-bintang yang berkilauan di langit.

"Baiklah, mari kita berhenti di sini untuk hari ini. Silakan para nona kembali ke kamar masing-masing untuk beristirahat," pinta Mbok pengajar dengan wajah yang masih terlihat agak kesal.

Setelah mendengar instruksi Mbok pengajar, wajah Nata Qinglian terlihat kurang senang. Dari kejauhan, seorang wanita bernama Xian, yang sebelumnya memfitnah Liu Yifen, mendekati Nata Qinglian yang tampak cemas.

Xian menepuk bahu Nata Qinglian, dan Nata Qinglian langsung membalikkan tubuhnya. "Qinglian, apa yang terjadi? Sepertinya kamu tidak ingin beristirahat?" tanya Xian dengan heran melihat wajah panik Nata Qinglian.

Nata Qinglian menyeru, "Bukan bahwa aku tidak ingin beristirahat, tapi aku takut!" Matanya melirik ke sekeliling dengan ekspresi kecemasan.

Hening.

"Setelah aku tidur tadi malam... aku mendengar suara tetesan air dan tangisan wanita!" lanjut Nata Qinglian dengan gemetar, bulu kuduknya merinding saat menceritakan pengalamannya kemarin.

Wajah Xian langsung pucat mendengar cerita Nata Qinglian. Dia teringat akan salah satu kandidat yang meninggal karena tenggelam dalam air.

"Mungkinkah...," duga Xian sambil berpikir. "Itu mungkin roh dari kandidat yang tenggelam?!" ucap Xian dengan nada menduga-duga.

Tiba-tiba suasana di antara para kandidat berubah, mereka tampak khawatir. Kecuali Liu Yifen, yang tetap datar dan memperhatikan cerita Nata Qinglian.

Benar saja, ketika semua orang kembali ke kamar masing-masing dan mencoba tidur, suara tetesan air perlahan-lahan kembali terdengar, diikuti oleh suara tangisan yang sangat sedih.

Tidak butuh waktu lama, tangisan wanita itu berhenti dan hanya suara tetesan air yang tersisa.

"Sepertinya hantu itu sudah kembali tidur," gumam Liu Yifen dalam hati, sambil tertawa pelan.

Lucu sekali! Tiba-tiba ada yang terasa aneh karena sebelumnya dia tidak mengalami hal serupa seperti ini kemarin.

Liu Yifen kembali berbaring dan berhasil memaksa dirinya untuk tidur. Dia tidak percaya pada hantu dan dewa, itu jelas ulah manusia.

Malam berubah menjadi dini hari. Liu Yifen tidur dengan nyenyak tanpa terganggu oleh suara air yang terdengar.

Pagi mulai menjelang dan menggantikan malam yang biasa bagi Liu Yifen. Dia penasaran dengan sumber suara air itu. Ketika Liu Yifen bangun, dia mengikuti arah dari mana suara air itu berasal semalam.

Tidak lama, dia menemukan genangan air di tanah dengan ember kayu yang bocor di sebelahnya. Liu Yifen memperhatikannya dengan seksama, dan sekarang dia mulai memahami situasi yang dihadapinya.

Ketika Liu Yifen mendengar bunyi lonceng yang menandakan dimulainya sesi pelatihan, dia berbalik dan menuju tempat pelatihan untuk bergabung dengan para kandidat lainnya.

Setelah mengalami gangguan suara air sepanjang malam, para kandidat tidak bisa tidur nyenyak, yang menyebabkan mereka sering membuat kesalahan selama pelatihan.

Mbok pengajar tidak henti-hentinya mengomel hampir kepada semua kandidat, kecuali Liu Yifen dan Nata Qinglian yang tidak melakukan kesalahan selama pelatihan.

Liu Yifen melihat bahwa Nata Qinglian terlihat baik-baik saja, tidak ada tanda-tanda kepanikan seperti yang terjadi kemarin. Bahkan, Nata Qinglian tampak cemas dan khawatir untuk kandidat lainnya.

Hal ini semakin memperkuat keyakinan Liu Yifen yang telah terpikir berulang kali. Namun, apa yang ada di balik semua ini? Apakah tujuannya hanya untuk membuat para kandidat kalah dalam pemilihan? Dan mengapa ada seorang kandidat yang jatuh ke dalam air? Semuanya semakin membingungkan, dan Liu Yifen memutuskan untuk mengungkap si pengacau.

Ketika Mbok pengajar pergi, Liu Yifen melihat peluang untuk bertindak dan segera berdiri lalu berteriak dengan keras.

"Apa yang harus aku takuti! Tidak ada alasan bagiku untuk takut pada hantu. Aku tidak akan takut jika hantu air datang ke hadapanku! Aku siap menghadapinya satu lawan satu."

Setelah Liu Yifen selesai berbicara, para kandidat merasa bahwa Liu Yifen terlalu arogan. Namun, Liu Yifen tidak memperdulikan tatapan mereka yang penuh dengan cibiran.

Liu Yifen yakin bahwa si pengacau pasti akan mencarinya malam ini setelah dia memprovokasinya dengan terang-terangan.

Pada hari itu, ketika malam tiba, para kandidat merasa tidak tenang. Mereka tetap berkumpul bersama dan menolak untuk tidur.

Mbok pengajar berdiri di depan mereka dengan napas yang berat. "Tidur tepat waktu juga merupakan aturan dalam pelatihan ini. Saya harap para nona kembali ke kamar masing-masing," ujar Mbok pengajar dengan rasa jengkel terhadap para kandidat yang masih bertahan di tempat itu.

Mbok pengajar juga ingin beristirahat, karena kelelahan melatih para kandidat yang tampaknya lebih banyak membuat kesalahan hari ini daripada kemarin.

Setelah mendengar instruksi dari Mbok pengajar, para kandidat kembali ke kamar masing-masing dengan terpaksa. Mbok pengajar terlihat lega dan meninggalkan tempat tersebut.

Asrama kandidat menjadi hening, dan satu per satu lampu di halaman pun dimatikan.

Namun, di tengah malam, Liu Yifen tidak bisa tidur. Meskipun lampu kamarnya sudah dimatikan, matanya tetap terbuka. Dia sepertinya masih menunggu kedatangan si pengacau. Dalam hati, dia bertanya, "Mengapa si pengacau belum datang?"

Tiba-tiba, suara yang telah dinantikan sejak tadi mulai terdengar. Suara tetesan air disertai dengan tangisan yang semakin jelas terdengar mendekat ke arah kamar Liu Yifen.

Liu Yifen menyadari bahwa si pengacau telah tiba. Dia bangkit dari tempat tidur, mempersiapkan diri secara mental dan fisik untuk menghadapi orang yang berpura-pura menjadi setan tersebut.

Bersambung....

Jangan lupa tinggali jejak dan follow aku juga ya, para Nona dan Tuan.

Salam manisku"-"

Nienol

Haiii

| Like

Related chapters

  • Reinkarnasi Pembunuh Bayaran: Dendam dari Tubuh Kedua   BAB 9

    Hay! Nona dan Tuan...Selamat datang di novel fantasi. Silakan bikin kopi atau jus, ambil snack, dan....Happy reading!!!-------------------------------------------------------------Kakinya perlahan-lahan mendekati pintu, sementara suara tangisan mulai menghilang. Namun, suara tetesan air masih terdengar, dan tiba-tiba langkah Liu Yifen terhenti saat melihat sosok bayangan berdiri di depan pintu. Liu Yifen merasa tidak takut, karena bagaimana mungkin hantu bisa menginjak tanah?Liu Yifen yakin bahwa sosok tersebut adalah orang yang masih hidup. Namun, dia terkejut ketika sosok itu mulai menggedor pintu dengan kebrutalan.BUNG! BUNG! BUNG!Liu Yifen berpikir bahwa si pengacau ingin membuktikan keberadaannya pada Liu Yifen dan menakutinya dengan memukul-mukul pintu kamarnya dengan keras.Dia bergumam, "Sepertinya orang itu sangat sombong dan tidak tahan dengan provokasi yang aku lakukan."Liu Yifen memikirkan apa yang harus dilakukan. Dia tidak boleh terburu-buru dalam mengambil tindak

  • Reinkarnasi Pembunuh Bayaran: Dendam dari Tubuh Kedua   BAB 10

    Hay! Nona dan Tuan...Selamat datang di novel fantasi. Silakan bikin kopi atau jus, ambil snack, dan....Happy reading!!!-------------------------------------------------------------Mendengar ucapan Liu Yifen, beberapa orang merasa lega, tetapi ada juga yang tidak percaya karena mereka mengira itu hanya akal-akalan dari Liu Yifen."Ayo, cepat bantu Nona Nata untuk bangun," pinta Liu Yifen kepada dua kandidat yang terlihat tegang, sambil perlahan membantu Nata Qinglian untuk bangkit.Akhirnya, Nata Qinglian pergi dengan lesu dan dituntut oleh banyak orang. Sebelum pergi, Nata Qinglian melemparkan tatapan penuh dendam dan kebencian kepada Liu Yifen.Liu Yifen menyambutnya dengan senyuman lebar, tetapi matanya penuh kekhawatiran saat melihat Nata Qinglian. "Semuanya sudah selesai!" ucap Liu Yifen dengan lega, lalu masuk ke dalam kamarnya.Setelah kejadian itu, Nata jatuh sakit. Meskipun itu adalah kesalahan Nata karena ingin menjebak Liu Yifen, tapi Liu Yifen merasa bahwa dia mungkin te

  • Reinkarnasi Pembunuh Bayaran: Dendam dari Tubuh Kedua   BAB 11

    Hay! Nona dan Tuan...Selamat datang di novel fantasi. Silakan bikin kopi atau jus, ambil snack, dan....Happy reading!!!-------------------------------------------------------------"Lagi-lagi dia!" ujar Arigun dengan geram, menahan emosinya. Tindakan Nona Nata Qinglian selalu melibatkan kekasih masa kecilnya.Liu Yifen mendekati Arigun. "Kenapa? Apakah Nata memiliki rencana lain?" Dengan raut wajah yang penuh rasa penasaran, Liu Yifen ingin tahu lebih banyak.Arigun menoleh dan tersenyum kecil."Tepat sekali! Ingatkah kamu dengan Kasim yang mencoba menfitnahmu sebelumnya? Nata Qinglianlah yang membayarnya. Tetapi pria berbaju hitam sepertinya bukan bagian dari komplotan mereka."Liu Yifen mengangguk. Kata-kata Arigun sekali lagi mengingatkannya bahwa harem penuh dengan kejahatan dan bahaya.Liu Yifen ingin menyelesaikan misinya dengan hati-hati, bahkan dirinya sendiri belum bisa menjaga diri dan sering merasa tidak aman.Liu Yifen tidak berniat memanfaatkan perasaan Arigun terhadap

  • Reinkarnasi Pembunuh Bayaran: Dendam dari Tubuh Kedua   BAB 12

    Hay! Nona dan Tuan...Selamat datang di novel fantasi. Silakan bikin kopi atau jus, ambil snack, dan....Happy reading!!!-------------------------------------------------------------Liu Yifen yang sejak tadi terdiam, akhirnya membuka mulut untuk bertanya. Namun, Permaisuri Fuca memotongnya terlebih dahulu."Tinggalkan kekhawatiranmu. Istana ini akan memperlakukanmu seperti sebelumnya, dan kamu dapat sering-sering datang ke Aula Changchun," kata Permaisuri Fuca dengan ramah.Liu Yifen menghela napas lega, lalu dengan tangan kiri diletakkan di dadanya dan sedikit membungkukkan badan sebagai tanda terima kasih.Liu Yifen berkata, "Terima kasih, Permaisuri Yang Mulia."Tanpa diduga, Liu Yifen tidak hanya berhasil membuat Nata Qinglian yang menjebaknya mendapatkan hukuman yang pantas, tetapi Liu Yifen juga berhasil meninggalkan tanda.Dengan tinggal di Istana ke depannya, dia sekarang memiliki lebih banyak kesempatan untuk mencari Mutiara Jiwa dan Kompas Mandarava.Setelah pemilihan, para

  • Reinkarnasi Pembunuh Bayaran: Dendam dari Tubuh Kedua   BAB 13

    Hay! Nona dan Tuan...Selamat datang di novel fantasi. Silakan bikin kopi atau jus, ambil snack, dan....Happy reading!!!-------------------------------------------------------------Banyak orang mengatakan bahwa orang yang berada di dalam tembok ingin keluar, sementara orang yang berada di luar tembok ingin masuk. Kota Terlarang yang tenang ini tampak damai, tetapi kenyataannya kota ini terus bergejolak.Liu Yifen merasa penasaran mengapa orang berbaju hitam memata-matai saat larut malam. Dia juga ingin mengetahui identitas sebenarnya dari Chen Meigmeig. Liu Yifen merencanakan untuk mengajak Arigun keluar dan meminta informasi tentang Chen Meigmeig darinya."Terima kasih atas bantuanmu sebelumnya," ujar Liu Yifen dengan senyum tulus.Arigun juga tersenyum. "Tidak perlu mengucapkan terima kasih di antara kita, aku selalu memperlakukanmu seperti adik perempuanku."Namun, Liu Yifen merasa ada sesuatu yang sakit di dalam hatinya mendengar jawaban Arigun yang tenang. Dia menyadari bahwa

  • Reinkarnasi Pembunuh Bayaran: Dendam dari Tubuh Kedua   BAB 14

    Hay! Nona dan Tuan...Selamat datang di novel fantasi. Silakan bikin kopi atau jus, ambil snack, dan....Happy reading!!!-------------------------------------------------------------Liu Yifen menghela napas lalu berkata, "Berikan padaku. Aku akan menyerahkan barang ini ke Biro Kehidupan. Ini ada beberapa keping uang, anggap saja aku membeli giok ini. Setidaknya uang ini cukup untuk mengganti pakaian yang rusak."Liu Yifen mengambil beberapa keping uang yang tersampir di pinggang kirinya dan memberikannya kepada Bibi Hui.Wajah Bibi Hui terpancar senyuman tulus dan bahagia. "Aku, Bibi Hui, sangat berterima kasih padamu, Nona," ujar Bibi Hui.Liu Yifen mengangguk pelan. "Tidak perlu berterima kasih. Semoga semuanya baik-baik saja bagimu," ucapnya sambil memberikan kepingan uang ke tangan Bibi Hui.Setelah itu, Bibi Hui pergi. Liu Yifen melihat liontin giok tersebut sambil berpikir keras."Hingga saat ini, identitas kandidat yang tenggelam masih menjadi mis

  • Reinkarnasi Pembunuh Bayaran: Dendam dari Tubuh Kedua   BAB 15

    Hay! Nona dan Tuan...Selamat datang di novel fantasi. Silakan bikin kopi atau jus, ambil snack, dan....Happy reading!!!-------------------------------------------------------------Ming Xiang dan Xiao Luzi saling bertukar pandang, memahami apa yang sedang terjadi. Mereka mengerti bahwa Liu Yifen tidak memiliki nafsu makan saat ini."Jadi, kalian berdua saja yang makan ya. Maafkan aku, Ming Xiang. Kue itu terlihat sangat enak, tapi aku memang tidak ada nafsu makan," ujar Liu Yifen dengan raut bersalah pada Ming Xiang.Liu Yifen terbaring di atas ranjangnya, matanya terus melihat keluar jendela. Pikirannya masih dipenuhi dengan pertanyaan siapa sebenarnya tubuh yang dia tinggalkan. Apakah Jia Lia, kakak dari Chen Meigmeig, benar-benar kabur, ataukah itu hanya kebohongan belaka?Siapa dia sebenarnya?Jika Chen Meigmeig adalah kandidat yang tenggelam, maka siapa dia? Mengapa dia begitu mirip dengan Chen Meigmeig, sampai-sampai pengurus rumah dan Arigun mengena

  • Reinkarnasi Pembunuh Bayaran: Dendam dari Tubuh Kedua   BAB 16

    Hay! Nona dan Tuan...Selamat datang di novel fantasi. Silakan bikin kopi atau jus, ambil snack, dan....Happy reading!!!-------------------------------------------------------------Bahkan Liu Yifen lupa mengambil sepatunya sebelah. Hongli menghela napas seraya mengambil sepatu itu, terlihat sedang memikirkan sesuatu. Tiba-tiba, seorang lelaki paruh baya mendekati Hongli."Baginda, kamu ada di sini, eh? Sepatu ini?" tanya Li Yu heran melihat sepatu wanita yang ada di tangan majikannya."Ambil sepatu ini, informasikan kepada Biro Kehidupan Istana ...," kata Hongli sambil memberikan sepatu itu kepada Li Yu.Sementara itu, Liu Yifen tidak tahu apa-apa tentang identitas pria yang ditemuinya.Dia tidak punya waktu untuk memikirkannya!Ah, dia benar-benar sial hari ini.Setelah terjatuh tadi, badannya kini berlumuran abu, dan rambutnya juga acak-acakan, jadi dia bergegas kembali ke istana untuk berganti pakaian.Liu Yifen berlari sekuat tenaga menuju Aul

Latest chapter

  • Reinkarnasi Pembunuh Bayaran: Dendam dari Tubuh Kedua   BAB 40

    Hay! Nona dan Tuan...Selamat datang di novel fantasi. Silakan bikin kopi atau jus, ambil snack, dan....Happy reading!!!-------------------------------------------------------------Setelah berhasil meninggalkan istana dengan lancar, Liu Yifen merasa lega. Suasana hatinya menjadi lebih santai saat ia berjalan sendirian. Beberapa menit sebelumnya, Liu Yifen telah menyuruh Shi Lian untuk menunggu di kereta kuda."Tunggu di sini. Aku akan mencari sesuatu untuk Ibunda," kata Liu Yifen sebelum keluar dari kereta kuda.Tangan Shi Lian segera menahannya. "Tolong jangan terlalu lama, Nona," kata Shi Lian mengingatkan."Ya, aku hanya butuh sebentar. Aku juga akan membelikanmu sesuatu," ucap Liu Yifen sambil mengusap kepala Shi Lian seperti mengusap anjing kecil yang minta untuk tidak ditinggalkan.Tiba-tiba, terdengar suara teriakan seorang pedagang sayur dan buah-buahan di dekatnya. Suara itu mengalihkan perhatian Liu Yifen dari lamunannya sejenak. Ia teringat bahwa ia harus segera pergi ke

  • Reinkarnasi Pembunuh Bayaran: Dendam dari Tubuh Kedua   BAB 39

    Hay! Nona dan Tuan...Selamat datang di novel fantasi. Silakan bikin kopi atau jus, ambil snack, dan....Happy reading!!!-------------------------------------------------------------Liu Yifen melihat kasim dengan tatapan tajam, menyadari bahwa kasim itu tidak menunjukkan rasa takut padanya sama sekali. Dia tahu bahwa di istana ini, selain aturan yang berlaku, ada juga aturan lain yang tidak tertulis, yang memungkinkan beberapa orang dengan bakat tertentu bisa keluar dari istana.Dalam situasi seperti ini, apa yang harus dilakukan Liu Yifen?Setelah berpikir sejenak, Liu Yifen mencoba untuk menunjukkan wajah yang lebih ramah dan lembut. "Adipati, sebenarnya, ada banyak kesalahpahaman di masa lalu. Bagaimana kalau kita mencoba menyelesaikan kesalahpahaman ini?" ujar Liu Yifen dengan senyuman yang sehangat mungkin, sambil menggaruk pelipisnya yang tidak gatal.Ekspresi kasim berubah menjadi sinis. "Kenapa? Apakah kamu ingin menyuapku? Itu tidak akan berhasil!""Cih!" Liu Yifen mendecak

  • Reinkarnasi Pembunuh Bayaran: Dendam dari Tubuh Kedua   BAB 38

    Hay! Nona dan Tuan...Selamat datang di novel fantasi. Silakan bikin kopi atau jus, ambil snack, dan....Happy reading!!!-------------------------------------------------------------Liu Yifen duduk di dekat jendela, memandangi awan putih yang mengambang di langit, dan ia hanya bisa menghela nafas dengan rasa rindu yang mendalam.Shi Lian, yang sedang sibuk menyiram bunga-bunga di ruangan itu, menoleh ke arah Liu Yifen. "Nona, sudah setengah jam berlalu," katanya sambil menghitung jari-jemarinya. "Ini sudah menjadi hela napas yang ke-23 yang nona keluarkan!"Liu Yifen memutar kepala untuk melihat bayi yang sedang tidur dengan tenang di kursi. "Aku sudah berada di istana ini cukup lama," katanya sambil teringat surat pekan lalu yang diterimanya dari pengawal.Shi Lian menghentikan kegiatannya dan mendekat ke samping Liu Yifen. "Apakah ada yang membuat nona khawatir?" tanya Shi Lian dengan perhatian."Banyak hal, meskipun surat-surat

  • Reinkarnasi Pembunuh Bayaran: Dendam dari Tubuh Kedua   BAB 37

    Hay! Nona dan Tuan...Selamat datang di novel fantasi. Silakan bikin kopi atau jus, ambil snack, dan....Happy reading!!!-------------------------------------------------------------Cai Li, dengan senyum sinisyangmemanjang di wajahnya, menatap Hang Fan dan Liu Yifen dengan tatapan mencibir. "Anak ini, bukan milik Tuan Hang Fan," katanya, suaranya menggema di ruangan.Tawa dinginnya memecah keheningan yang ada.Saat kata-kata itu terlontar, ekspresi semua orang berubah. Mata mereka menatap Liu Yifen dan Hang Fan, penuh dengan spekulasi yang tak terduga.Liu Yifen, yang biasanya tenang, langsung terpancing emosinya. "Jangan bicara omong kosong!" bentaknya tajam, menunjuk Cai Li dengan geram.Cai Li hanya tertawa, wajahnya memerah dengan kepuasan. "Kenapa?" katanya, matanya menyipit. "Kenapa bersemangat, aku telah mengatakan apa? Apakah ini membuatmu marah?"Hang Fan, yang diam sejak awal, membuang

  • Reinkarnasi Pembunuh Bayaran: Dendam dari Tubuh Kedua   BAB 36

    Hay! Nona dan Tuan...Selamat datang di novel fantasi. Silakan bikin kopi atau jus, ambil snack, dan....Happy reading!!!-------------------------------------------------------------Setelah mengadopsi anak adopsi, Liu Yifen merasa bahwa kehidupannya lebih ceria. Namun, baru-baru ini dia mendengar rumor yang membuatnya marah. Kabarnya, ada desas-desus bahwa dia memiliki anak haram, dan dia menduga bahwa Cai Li yang menyebarkan rumor tersebut.Liu Yifen tidak menyangka bahwa Cai Li akan terus mengikutinya ke mana pun dia pergi. "Apakah dia tidak punya kerjaan?" pikir Liu Yifen sambil memutar kepalanya untuk mencari Cai Li yang mungkin bersembunyi di balik pohon bunga.Sambil memandangi bunga yang berguguran dengan indahnya, Liu Yifen bertanya-tanya, "Berapa lama lagi dia akan terus mengikutiku?" Dia merasa jengkel dengan kehadiran Cai Li yang selalu mengikutinya ke mana pun dia pergi.Beberapa hari kemudian, di bawah langit yang mendung, Liu Yifen akhirnya tidak lagi bertemu dengan Ca

  • Reinkarnasi Pembunuh Bayaran: Dendam dari Tubuh Kedua   BAB 35

    Hay! Nona dan Tuan...Selamat datang di novel fantasi. Silakan bikin kopi atau jus, ambil snack, dan....Happy reading!!!------------------------------------------------------------- Satu jam kemudian, Liu Yifen mengikuti Hang Fan ke Kuil Puji. Ternyata hari ini adalah hari di mana Kuil Puji menaruh bubur untuk membantu fakir miskin, dan Hang Fan juga menyiapkan banyak nasi untuk dikirim. Liu Yifen melihat Hang Fan, yang membantu membagikan nasi dengan senyum lembut, dan hati gadis itu tersentuh, ternyata di bawah penampilan dingin Hang Fan, dia adalah orang yang hangat. Tangan kurus Liu Yifen memengang dagunya. “Ternyata masih banyak orang miskin di kaki Kaisar…,” gumam Liu Yifen mata tak lepas dari bahu lebar Hang Fan. Seorang gadis kecil berlari ke arah Hang Fan dan melompat ke dalam pelukan pria itu dengan gembira. Tawa si gadis mengudang kekehan kecil dari Hang Fan. “Kakak Kakak! Lama tidak bertemu!” kata si anak kecil. Sekelompok anak-anak lain bergegas dan berkerumun di

  • Reinkarnasi Pembunuh Bayaran: Dendam dari Tubuh Kedua   BAB 34

    Hay! Nona dan Tuan...Selamat datang di novel fantasi. Silakan bikin kopi atau jus, ambil snack, dan....Happy reading!!!-------------------------------------------------------------"Tampaknya benar-benar tak semudah kukira!" batin Liu Yifen yang kesulitan membuat bagian menurutnya agak sulit dilakukan.Senyuman lega terpancar di wajahnya. "Sudah bertahun-tahun aku tidak melakukannya, aku hampir lupa langkah-langkahnya." Tatapan puas melihat hasil mainan yang telah jadi. "Untungnya aku berhasil...." Liu Yifen menyapu keringat yang ada di dahinya.Ketika Liu Yifen merasa bangga, pintu kamar tiba-tiba didorong terbuka dan ia melihat orang itu bergegas masuk dengan takjub.“Pengasuh, aku telah melihat dengan mata kepala sendiri bahwa Liu Yifen sering masuk dan keluar dari pos penjaga….” Pemilik suara itu tak lain adalah Cai Li kini memandangi tatapan curiga.Pengasuh mendengarkan penjelasan Cai Li dengan serius. “Apa kau katakan benar Cai Li?” Suara tampak kurang percaya.Cai Li melanju

  • Reinkarnasi Pembunuh Bayaran: Dendam dari Tubuh Kedua   BAB 33

    Hay! Nona dan Tuan...Selamat datang di novel fantasi. Silakan bikin kopi atau jus, ambil snack, dan....Happy reading!!!-------------------------------------------------------------Di luar, Cai Li sedang merencanakan cara untuk menghindari pertemuan dengan Liu Yifen. Tiba-tiba, seorang penjaga lewat di depannya. Ide langsung muncul di pikiran Cai Li, dan dia dengan cepat menahan penjaga tersebut."Hey, penjaga, mau kemana kamu pergi?" tanya Cai Li dengan suara rendah, menunjukkan harga dirinya yang tinggi.Penjaga itu memberikan sedikit hormat dan menjawab, "Saya ingin mengantar surat ke ruangan Putri Shu Xian untuk pelayan senior Liu Yifen. Nona."Cai Li melihat peluang dan segera memanfaatkannya. "Oh, gitu rupanya," ucapnya dengan wajah yang penuh perhitungan. "Tentu, Nona. Jika begitu saya pamit dulu."Cai Li menahan langkah kaki penjaga untuk pergi. "Tunggu dulu...." Dia mengeluarkan sebuah kantong tail dari balik bajunya. "Bawa suratku juga saat kamu menemui orang yang kamu

  • Reinkarnasi Pembunuh Bayaran: Dendam dari Tubuh Kedua   BAB 32

    Hay! Nona dan Tuan...Selamat datang di novel fantasi. Silakan bikin kopi atau jus, ambil snack, dan....Happy reading!!!-------------------------------------------------------------Setelah kejadian kemarin, Liu Yifen mulai meragukan rumor yang beredar tentang Hang Fan. Sebuah hipotesis sederhana muncul di pikirannya. "Mungkin dia tidak seburuk yang dikatakan orang. Itu akan menjadi hal yang baik jika memang benar," gumam Liu Yifen sambil menatap langit yang dipenuhi bintang.Pemandangan yang luas dan indah membuat hati Liu Yifen merasa tenang. Dia tersenyum lebar sambil menikmati camilan biskuit kering.Meskipun udara dingin menusuk kulitnya, Liu Yifen tidak merasa terganggu. Suara langkah kaki Shi Lian yang tergesa-gesa membuat Liu Yifen menoleh."Nona, kenapa masih di luar?" tanya Shi Lian sambil membungkus tubuh Liu Yifen dengan selimut besar."Aku hanya sedang memikirkan sesuatu," jawab Liu Yifen sambil mengucapkan terima kasih atas selimut yang diberikan.Shi Lian menggosok-gos

DMCA.com Protection Status