Share

146. Telepon-Telepon Menyebalkan

“Mbak, anak-anak biar istirahat dulu,” ujar Rahayu berusaha menyelamatkan Rabu dan Katha dari keganasan mulut kakaknya.

“Eh, baiknya periksa dulu aja ….”

Rahayu langsung maju ke depan, melewati Rabu dan Katha yang langkahnya terhenti. Dia menggandeng lengan kakaknya dengan tangannya yang tidak dibalut gips, lalu menariknya menuju ke ruang keluarga.

“Mbak kapan datang? Aku kira baliknya masih lama. Biasanya kalau nengokin Andini kan lama,” tanya Rahayu.

Lalu suara keduanya mengobrol terdengar semakin pelan. Katha dan Rabu pun seketika mengembuskan napas lega. Mereka melanjutkan langkah menuju kamar.

Rabu kemudian membantu Katha berbaring, lalu membalurkan minyak kayu putih di perut perempuan itu.

“Aku bisa sendiri, Bu,” ujar Katha. Kali ini dia cukup malu memperlihatkan perutnya pada Rabu, padahal Rabu sudah biasa melihat dia memakai pakaian-pakaian terbuka. Mungkin karena kali ini tangan lelak itu akan menyentuh kulitnya.

“Udah

Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status