Share

Bab 27. Ya, Aku Rania

Author: Angsa Kecil
last update Last Updated: 2025-01-28 20:07:35

"Dia?" Sebelum Krisna sempat membuka pintu mobil, sorot matanya tertumbuk pada sosok lain yang mendekat ke arah rumah Rania. Seorang pria-Indra.

Krisna langsung mengurungkan niatnya untuk pergi, nafasnya tercekat memburu. Dia tahu siapa Indra, pria yang pernah mengantar istrinya. Wajahnya memerah karena cemburu dan emosi yang hampir tak terbendung. Dia memutar tubuhnya, menghampiri Indra dengan langkah panjang.

"Berhenti!" Suara Krisna meledak, tangannya terangkat mencegat langkah Indra.

Indra yang tadinya santai kini menatap Krisna dingin. Dia meremas kepalan tangannya di bawah.

"Apa urusanmu melarangku? Aku bebas ke rumah Nia kapan pun aku mau." Nada tak acuh. Membuat Krisna semakin geram.

Krisna menggertakkan giginya. "Jangan panggil dia Nia di depanku! Dan aku melarangmu datang ke sini malam-malam!"

Indra mengangkat bahu, seolah-olah amarah Krisna adalah sesuatu yang tak perlu dipedulikan. "Itu bukan urusanmu. Kalau Nia membolehkan aku datang, siapa kamu yang berhak melarang?"

Kri
Locked Chapter
Continue Reading on GoodNovel
Scan code to download App

Related chapters

  • Rayuan Mantan Kekasih Suamiku   Bab 28. Cuma Gundik Saja Belagu

    "Karin? Bagaimana aku bisa membuatnya mundur?""Huuufff ...." Krisna merutuki dirinya."Rania ... kamu benar, aku yang sudah menghancurkan segalanya." Suaranya serak penuh sesal.Krisna menggigit bibirnya, mencoba menahan isak yang semakin keras. Hingga bergetar. "Aku bodoh! Terlalu bodoh untuk menyadari betapa berharganya kamu. Calon bayi kita ... Tuhan, aku tidak akan pernah bisa memaafkan diriku sendiri."Krisna memejamkan mata, mengingat hari itu. Hari di mana kecelakaan itu terjadi. Semua terasa kabur, kecuali satu hal yang terus menghantui benaknya—dia yang menyebabkan semua itu. Dia yang membuat Rania kehilangan segalanya. Dia sendiri yang membuat Rania pergi darinya."Kalau saja ... kalau saja aku tak mengabaikanmu ... kalau saja aku lebih mendengarkanmu, kalau saja aku lebih peduli padamu. Kalau saja aku tidak goyah pada Karin." Krisna meremas kertas itu.Penyesalan merobek setiap lapisan hati yang tersisa. "Kenapa aku begitu lemah? Kenapa aku begitu buta pada rasa sakitmu? S

    Last Updated : 2025-01-29
  • Rayuan Mantan Kekasih Suamiku   Bab 29. Rania, Siapkan Pesta Pernikahan

    "Kami mau resto-mu mengurus hidangan untuk pertunangan Krisna dan Karin."Detak jantung Rania tiba-tiba melambat, seperti waktu berhenti sesaat. Dia hampir terhuyung, tapi cepat-cepat menguatkan diri, menenangkan batinnya. Kata-kata itu bagai tamparan keras. Permintaan yang begitu keji. Menyuruhnya menyediakan hidangan di pertunangan suami dengan wanita lain.Winda dan Puspa jelas-jelas ingin melihatnya jatuh dan hancur. Rania menelan ludah, berusaha menyembunyikan rasa sakit yang tiba-tiba menyeruak di dadanya. "Baik, saya akan mengurusnya." Dia tersenyum tipis, meski dalam hati penuh perih.Winda tersenyum puas. "Bagus. Jangan sampai ada masalah. Pertunangan ini harus sempurna.""Kalau tidak ..." Puspa menatap tajam. "Jangan harap restoranmu akan bertahan lama. Kami bisa pastikan bisnis ini hancur dalam sekejap.""Saya mengerti.""Aku mau hidangan mewah. Pokoknya menu kampungan di resto ini jangan kamu keluarkan. Berikan padaku proposalnya secepatnya. Aku mau lihat menu rekomendasi

    Last Updated : 2025-01-30
  • Rayuan Mantan Kekasih Suamiku   Bab 30. Siapa yang Mau Cerai

    "Mau apa? Rania lagi semedi! Nggak bisa diganggu!" Ajeng berdiri di ambang pintu dengan tatapan dingin."Aku cuma mau ketemu Rania. Tolong, Jeng. Biar aku bicara sama dia.""Rania nggak mau ketemu kamu. Dia sudah selesai sama kamu. Kalau masih punya sedikit rasa malu, mending pergi sekarang."Krisna mengerutkan kening, nyeri dadanya semakin menjadi. "Ajeng, tolong. Aku cuma mau bicara. Aku tahu aku salah, aku tahu aku sudah menyakitinya. Tapi aku nggak bisa diam saja, harus memperbaiki semuanya."Ajeng mendengkus sinis. "Kamu pikir dengan bicara, semuanya bakal baik-baik aja? Terus masa lalu bakal berubah? Kamu sudah menyakiti Rania bukan cuma sekali, tapi berkali-kali. Sekarang kamu mau apa? Minta maaf dan berharap semuanya kembali seperti dulu? Bullshit!"Indra muncul dari dalam rumah, mendekat dengan tatapan tajam. "Dengar, Kris. Kami sudah cukup bersabar denganmu. Kalau masih menghargai Rania, kamu kasih dia waktu sendiri."Krisna menunduk, rahangnya mengeras. "Aku cuma mau bica

    Last Updated : 2025-01-31
  • Rayuan Mantan Kekasih Suamiku   Bab 31. Pertunangan Suami

    “Kamu harus bercerai dengan Krisna secepatnya! Dan sebelum resmi cerai, jangan menggoda Krisna lagi!” Puspa menatap nyalang Rania dengan senyum kecut. Di sebelahnya, Winda menyeringai puas.“Dan jangan berani merusak hubungan Krisna dengan Karin. Aku akan mengawasimu, Rania!” Tatapan Winda tajam penuh ancaman.Akan tetapi, Rania tetap duduk tenang, gertakan mereka tak mampu mengidemitasinya. Meskipun hatinya gelisah dan nyeri, dia tidak mau menunjukkan kelemahan di depan mereka. Tangannya meremas pelan baju di atas pangkuannya. Senyum tipis tak pernah lepas dari bibirnya. Harus tetap tenang, meski hatinya berkecamuk."Kalian memang benar-benar! Rania itu-" “Tahan, Jeng,” bisik Rania, senyum masih terlukis di wajahnya.Ajeng mendesah frustrasi, terpaksa menahan diri. "Hish! Kamu terlalu sabar, Nia!""Kenapa? Masih mau diam-diam menggoda Krisna? Mau pake cara sok kalem, sok jadi wanita lemah, tapi licik? Jangan kira kamu nggak tahu trik wanita miskin sepertimu. Mendadak kaya punya res

    Last Updated : 2025-02-01
  • Rayuan Mantan Kekasih Suamiku   Bab 32. Kado Spesial Pertunangan

    'Sebentar lagi, aku akan jadi masa lalumu, Mas.' Puspa menyengol Winda. Winda langsung tersenyum puas."Dia harus paham posisinya, Bu. Wanita murahan. Cepat atau lambat dunia akan tahu kalau dia itu cemilan Om Om.""Yang ibu bilang kemarin sudah kamu siapkan, kan? Mereka benar-benar datang, kan?"Winda tersenyum miring dengan dua alis terangkat. "Tentu saja, Bu. Itu akan jadi pertunjukan menarik. Nggak sabar deh lihat orang-orang tahu siapa Rania. Dan sudah aku sebarkan gosip, kalau Rania itu sebenarnya pura-pura kecelakaan dan pura-pura mati, tapi ternyata dia lari sama Om Om. Lalu, mendadak kaya dan mendadak punya Resto.""Ibu juga nggak sabar. Wanita munafik tak tahu malu itu harus kita permalukan di depan orang."Rania melangkah elegan dengan senyum menawan. Kebaya modern gold memantulkan auranya ke segala sudut ruangan, menjadikannya pusat perhatian seluruh tamu undangan. Di tangannya ada kotak tipis persegi panjang cukup besar, menciptakan tanda tanya mereka yang melihat.Henta

    Last Updated : 2025-02-01
  • Rayuan Mantan Kekasih Suamiku   Bab 33. Siapa Pria Tampan itu

    "Ternyata rumor itu benar. Kalau gitu aku males ke Resto itu lagi. Takut kecipratan kualat. Modalnya aja dari hasil jual diri. Hish ....""Dia emang jadi simpanan pengusaha. Lihat saja sekarang, dia emang gila. Seakrab itu sama Om Om di pesta suaminya. Cih, penampilannya cuma buat kedok.""Aku yakin, nggak lama lagi dia bakal kena batunya. Istri para pengusaha kalau bertindak nggak main-main. Rania bakal hancur dan kualat sama kelakuannya sendiri.""Salah sendiri. Udah punya suami tampan dan mapan, masih jelalatan cari Om Om. Rakus banget jadi wanita.""Eh, cuma kok Pak Krisna nggak langsung ceraikan Bu Rania? Aneh.""Kena pelet pastinya. Lihat saja itu, bukan cuma suaminya yang jadi penurut, tapi suami orang juga lengket."Suara itu bukan cuma berbisik, tapi sengaja dikeraskan dan mendengar Rania serta tamu lainnya.Bisik-bisik tamu semakin gaduh mencibir Rania.Rania tetap tampak tenang dan malah tersenyum pada dua pria paruh baya itu.Satu demi satu, tatapan sinis mulai terarah pad

    Last Updated : 2025-02-02
  • Rayuan Mantan Kekasih Suamiku   Bab 34. Kecemburuan Krisna

    "Siapa pria itu? Kenapa seperti dekat sama istriku?"Di tengah keriuhan pesta, Krisna melangkah mendekati Rania, tapi langkahnya tertahan saat dua pria lebih dulu tiba di hadapan istrinya. Salah satu pria menatap kagum yang membuat dada Krisna panas. Apalagi Rania tampak nyaman."Nia, kamu luar biasa," ucap pria itu dengan senyum lebar.Krisna tahu pria yang satunya. Dia, Indra. Tapi sosok pria muda yang berdiri di samping Indra, yang bersorot tajam dan percaya diri, membuat hati Krisna semakin resah. Pria itu menatap Rania sangat intens, tatapan yang terlalu penuh arti untuk dianggap wajar."Adrian, kamu datang juga. Kukira kamu benar-benar sibuk." Rania tersenyum pada pria itu.Krisna menatap dengan jantung berdetak kencang. Dia takut istrinya sudah berpaling hati dan tidak mencintainya lagi. Apalagi gugatan cerai telah siap.Mereka berjabat tangan dan bukan sekadar jabat tangan biasa. Jabat tangan itu terlalu lama bagi Krisna. Ada kilasan keakraban antara keduanya yang membuat dara

    Last Updated : 2025-02-02
  • Rayuan Mantan Kekasih Suamiku   Bab 35 Karin Diusir

    “Kalau tetap mau mundur dari pernikahan dengan Karin dan mengejar Rania, pergilah. Biar ibumu, ayah yang urus. Tapi ingat, Rania sudah sangat kecewa dan sakit hati padamu. Tidak mudah mendapatkan kembali hatinya.” Agung mengangguk.Krisna menatap ayahnya sayu. Ya, dia merasa bodoh untuk kesekian kalinya. Bodoh tidak mengikuti apa yang dikatakan ayahnya selama ini. Hingga pria paruh baya itu seolah tak peduli dengan kehidupannya.Kini, untuk pertama kalinya sang ayah berpihak padanya.“Makasih, Yah. Aku akan lakukan yang terbaik untuk kembali mendapatkan Rania.” Mata Krisna sampai berkaca. Tanpa menunggu balasan, Krisna berbalik dan melangkah pergi. Selepas Krisna pergi, Agung melangkah cepat menghampiri istrinya yang sudah terbaring di sofa panjang.“Cukup. Jangan pura-pura lagi. Jangan mengancam Krisna dengan hal seperti ini lagi. Kalau kamu tidak bangun, aku akan siapkan meja operasi di rumah sakit terbesar di kota ini. Bukankah kamu sakit selama ini?” Tatapan Agung tajam pada ist

    Last Updated : 2025-02-03

Latest chapter

  • Rayuan Mantan Kekasih Suamiku   Bab 61. RMKS

    “Terima kasih, karena Anda masih mau mempertimbangkan Pak Krisna, Bu Rania.”Rania hanya mengangguk pelan. Nafas panjang dihembuskannya berat. Ruang ICU dipenuhi suara monitor yang berdetak pelan, seakan memantau sisa hidup Krisna. Di sisi brankar, Rania duduk dengan tangan menggenggam erat jemari Krisna yang terasa dingin. Hatinya ngilu setiap kali suara bip dari monitor terdengar, takut detak itu mungkin bisa berhenti kapan saja.“Kamu harus bangun, Mas. Kalau kamu benar-benar mau menebus semuanya, kalau kamu benar-benar ingin membahagiakanku. Cepat bangun. Jangan biarkan aku menunggu lebih lama lagi.”Air mata mengalir di pipinya. Jari-jarinya mengusap lembut tangan Krisna.“Aku sudah membatalkan perceraian kita, Mas. Jadi, kumohon, jangan pergi sekarang. Jangan ketika aku sudah memutuskan untuk bertahan.”Hening menyelimuti ruangan. Hanya suara mesin yang terus berdetak monoton.Bayu, yang sejak tadi berdiri di dekat pintu, melangkah perlahan mendekati Rania.“Selama ini, Pak Kri

  • Rayuan Mantan Kekasih Suamiku   Bab 60. RMKS

    “Siapa yang bertanggung jawab atas pasien ini?”"Krisna brengsek .... Rania, aku akan membunuhmu ...." Karin terus maracau lirih, dengan kekehan lirih dan air matanya.Karin berhasil ditangkap polisi, dalam pengejaran itu. Namun, yang di luar dugaan, Karin pingsan dan saat dibawa ke rumah sakit, kondisinya memprihatinkan.Seorang dokter berdiri di depan ruang ICU dengan wajah serius. Tatapannya tertuju pada tubuh lemah Karin yang terbaring di ranjang dengan borgol besi melilit pergelangan tangannya. Wajah wanita itu pucat, bibirnya membiru, dan selang oksigen terpasang di hidungnya. Ada monitor jantung yang merantaunya.Seorang polisi maju selangkah. “Kami yang bertanggung jawab, Dok. Bagaimana kondisinya sekarang? Apa masih ada harapan? Kami menemukan obat-obatan di tasnya kemarin. Obat sakit kepala dosis tinggi, yang seharusnya dengan resep dokter, tapi tidak ada keterangan dokter yang memberikannya.”“Tumor otak stadium akhir. Sepertinya selama ini dia tidak memperhatikan kondisiny

  • Rayuan Mantan Kekasih Suamiku   Bab 59. RMKS

    Rania membuka pintu dengan tatapan tajam dan waspada. Dua sosok yang berdiri di hadapannya—Puspa dan Winda, terlihat lusuh. Mata mereka bengkak, wajah pucat. Namun, bagi Rania, itu tak menghapus jejak luka yang telah mereka tinggalkan di hatinya."Tante Puspa dan … Nona Winda. Ada perlu apa datang sepagi ini? Kalau mau buat masalah, maaf. Aku tidak punya waktu. Dan satu hal yang akan aku pastikan, hari ini aku sangat yakin kalau gugatan ceraiku akan dikabulkan. Jadi, jangan datang kemari lagi hanya untuk mengingatkanku.""Rania ...." Puspa terisak pelan, bahunya bergetar. Dia belum bisa berkata apa-apa. Hanya terus menggeleng karena masih sesak terbayang anaknya yang masuk ruang operasi bersimpah darah dan dinyatakan kritis."Ada apa, Tante?" Rania menekan panggilan Tante agar semakin jelas jarak mereka. Winda yang biasanya berwajah angkuh, kini menunduk. Tak ada kilatan sinis di matanya. Tidak ada kata merendahkan pada Rania."Tante .... Kalau tidak ada urusan penting, sebaiknya si

  • Rayuan Mantan Kekasih Suamiku   Bab 58. RMKS

    "Nyonya Krisna .... kenapa sembunyi? Emang nggak mau nyusul suami ke kuburan? Ha ha ha ha ha ha."Rania gemetar di balik pintu yang telah ditahan dengan meja dan kursi. Ketukan keras bercampur suara tawa para pria di luar semakin membuat nyalinya ciut."Rania! Nyonya Krisna! Keluar! Kita main-main! Masa tamu nggak boleh masuk!"Mereka terus memanggil namanya, jadi semakin takut. "Siapa mereka dan mau apa?"Jari-jarinya gemetar saat mencoba menelepon Ajeng dan Indra, berharap mereka segera datang."Jeng, cepat datang. Aku dalam bahaya!" Anehnya, Rania tidak menghubungi Adrian."Rania! Cepat buka pintunya! Kami tahu kamu ada di dalam!" teriakan itu semakin memekakkan telinga, diiringi gedoran dan dorongan yang hampir meruntuhkan pintu.Air mata Rania mulai mengalir. Dia melihat gagang pintu mulai bergerak terus."Jangan masuk .... Jangan masuk .... Mas .... Mas Krisna .... Kenapa kamu nggak datang ...."Lalu pintu itu didobrak keras.BRAKKK BRAKKK BRAKKK"Mas! Mas Krisna! Aku takut!" p

  • Rayuan Mantan Kekasih Suamiku   Bab 57. RMKS

    "Aku minta maaf atas kejadian semalam, Nia. Bayu sudah menjelaskan semuanya padaku soal apa yang terjadi. Aku sungguh menyesal nggak bisa jagain kamu." Adrian menatap Rania menyesal.Rania menggeleng pelan, mencoba tersenyum meski terlihat hambar. "Aku baik-baik saja. Nggak perlu dipikirkan lagi soal semalam."Adrian mendesah, menyandarkan tubuhnya ke sofa. "Tapi tetap saja, aku kecewa. Harusnya aku yang menyelamatkanmu, bukan Krisna. Dia .… Apa yang dia lakukan sama kamu semalam?"Rania terdiam. Matanya menatap arah jendela, tapi pikirannya melayang pada kejadian tadi malam. Kilasan ingatan tentang sentuhan lembut suaminya, bisikan kecil yang menenangkan, dan kehangatan itu kembali terngiang seperti mimpi yang terlalu nyata.Seperti mimpi, tapi rasa malam itu dan kehangatannya, melekat di hati.Adrian mengangkat alis. "Nia?"Rania cepat mengembalikan fokusnya."Maaf, aku nggak tahu harus jawab apa." Adrian mengangguk pelan, mencoba menerima. "Oke. Yang penting kamu selamat, itu suda

  • Rayuan Mantan Kekasih Suamiku   Bab 56. RMKS

    "Kamu memang milikku, Rania ...."Deru nafas tak terbendung lagi. Rania terus berusaha memprovokasi suaminya, hingga pria itu tak tahan lagi."Mas ....." Hampir hilang kesadaran, tapi Rania seperti paham suara suaminya. Suara suaminya itu kemungkinan tertancap dalam memori hatinya."Aku di sini, Sayang ...."Krisna mengangkat pelan Rania keranjang, lalu melempar jasnya sembarangan. Matanya menatap wajah Rania. Dengan lembut Krisna menghujani wajah itu dengan kecupan."Aku mencintaimu, Sayang. Sangat mencintaimu.""Mas, ..... Aku ...."Di kamar remang, udara malam dipenuhi kehangatan yang terpendam lama. Batasan yang selama ini dipahat ego dan salah paham mulai retak.Di antara nafas yang saling bergelung, Krisna merasakan rindu yang lama tertahan meluap tak terkendali.Menjelang pagi sebelum mentari bersinar, Rania terbangun. Matanya mengerjap pelan, menyadari dirinya dalam dekapan Krisna.'Mas Krisna? Berarti tadi malam bukan mimpi,' batinnya.Hatinya berdegup kencang ketika menyadar

  • Rayuan Mantan Kekasih Suamiku   Bab 55. RMKS

    “Kalau Rania bukan wanita baik, bagaimana denganmu, Puspa? Apa yang harus aku lakukan ketika punya istri sepertimu? Selama ini kamu hanya bisa membuat masalah!”“Cukup, Mas! Jangan teruskan lagi! Aku nggak mau mendengar apa pun dari mulutmu.” Puspa menjerit sambil menutup telinganya.Agung mengatur laju nafasnya yang berat. Dia menyipitkan mata, sudut bibirnya tertarik membentuk senyum remeh. "Kamu takut aku bicara lebih banyak? Kalau nggak berani menghadapi jawaban itu, jangan pernah menekan anakmu sendiri untuk membuat keputusan salah!"Puspa terdiam. Tubuhnya gemetar, kedua tangannya terkepal di sisi tubuhnya. Nafasnya berat menahan ledakan emosi dan ketakutan yang bercampur jadi satu.Agung menggeram, menatap istrinya dengan penuh kemarahan. “Aku peringatkan satu hal, Puspa. Kalau kamu masih terus berbuat sesuatu yang menghancurkan Krisna atau Rania, aku tidak segan-segan melakukan hal yang lebih gila dari yang pernah kamu bayangkan!”Winda mematung, wajahnya memucat. Dia tak bera

  • Rayuan Mantan Kekasih Suamiku   Bab 54. RMKS

    "Siapa lagi kalau bukan Adrian, Ran? Cuma dia laki-laki waras yang sangat peduli dan tulus padamu.”Rania berhenti sejenak, menatap Ajeng ragu. “Kamu yakin?”“Pasti dia. Adrian kan orang yang paling peduli sama kamu sekarang. Dia mungkin diam-diam membantu lewat relasinya. Sebagai permintaan maaf karena dia nggak ada sisimu.”Rania menghela nafas. Senyum tipis muncul di bibirnya, meski di hatinya terselip keraguan. Dia bersyukur restoran ini akhirnya mulai ada pengunjung. Tapi, ya masih penasaran siapa sebenarnya orang yang merekomendasikan.---PRANGGG! TAAARRRR! Barang-barang melayang di apartemen mewah itu. Gelas kaca, vas bunga, bingkai foto—semua menghantam dinding dan lantai hingga pecah berantakan. Nafas Karin memburu, matanya memerah seperti api yang siap melahap apa saja.“Kalian berdua ... dasar sialan!” Karin memekik sambil melemparkan remote televisi hingga menghantam layar dan menciptakan retakan besar.“Rania! Krisna! Kalian pikir bisa menghancurkan hidupku begitu saja?

  • Rayuan Mantan Kekasih Suamiku   Bab 53. RMKS

    “Aku akan coba memberi kesempatan untukmu.”Adrian membelalak tertegun, hampir tidak percaya dengan apa yang baru saja didengarnya. Benarkah nasib berpihak padanya."Sungguh?" Mata Adrian melebar binar.Rania mengangguk dengan senyum tipis. “Tapi jangan salah paham dulu. Aku tidak berani menjanjikan apa-apa. Kamu harus menungguku sampai aku benar-benar bisa membuka hati. Jika kamu mau.”Adrian tersenyum lebar, sorot matanya sangat hangat. “Aku akan menunggu. Berapa lama pun itu. Karena kamu pantas ditunggu.”Rania menghela nafas lega, meski dalam hatinya tetap ada kekhawatiran. Dia tahu Adrian pria baik, tapi trauma masa lalu membuatnya sulit membuka hati. Namun, kali ini dia akan berusaha melupakan Krisna. Harus! Karena dia tidak mau direndahkan lagi.“Untuk sekarang, aku mau fokus mengembalikan restoran ini. Setelah konferensi pers kemarin, aku yakin publik akan mulai percaya lagi.”“Kita bisa buat strategi promosi baru. Media sosial, diskon khusus, atau acara kecil-kecilan untuk me

Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status