Beranda / Young Adult / Ratu Indigo VS Bad Boy / Bab 69. Mata-mata yang Gagal

Share

Bab 69. Mata-mata yang Gagal

Penulis: Dewiluna
last update Terakhir Diperbarui: 2024-12-10 22:00:10

Michelle menunggu di depan pintu kelas XI-A seperti biasa. Bel istirahat sudah berbunyi sejak tadi, harusnya Amira sudah keluar.

“Kenapa lama?” Michelle mengintip ke dalam kelas Amira.

Lewat jendela, Michelle bisa melihat Amira yang sedang sibuk di depan meja guru. Amira sedang menumpuk buku tugas, berniat membawanya.

“Amira!” Panggil Michelle riang.

Dengan senyum lebar, Michelle langsung menghampiri dan berdiri di depan Amira.

“Mau ke ruang guru? Sini gue bantuin.”

Tangan Michelle hendak meraih sebagian buku yang Amira bawa, tapi Raga langsung mengambil alih semuanya.

“Eh?” Michelle menatap Raga bingung. Dia tidak sadar jika Raga sudah ada bersama mereka.

“Hai, Raga,” sapa Michelle sopan.

Namun, Raga sama sekali tidak balas menyapa, atau bahkan bicara.

“Kemaren gimana?” Tanya Amira mengalihkan pembicaraan.

Amira kasihan pada Michelle yang diabaikan Raga, tapi dia juga tahu betapa sulitnya untuk membuat Raga bersikap baik. Apalagi pada perempuan.

“Aman sampe rumah
Bab Terkunci
Lanjutkan Membaca di GoodNovel
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terkait

  • Ratu Indigo VS Bad Boy   Bab 70. Rahasia di balik Kesepakatan

    Amira ikut menoleh. Dia memeriksa keadaan di sekitar lorong perpustakaan, memastikan jika benar sepi. “Perjanjian seperti apa yang Bapak tawarkan?” Tanya Amira penasaran. Sebenarnya, Amira sendiri tidak masalah dengan perjanjian apapun. Dia tetap akan mendapatkan keuntungan. Reynald saja yang terlalu panik jika Amira akan membeberkan hubungan rahasianya. Padahal Amira hanya tahu secuil tentang hal itu. “Saya bisa memberikan berapapun nilai yang kamu mau, asalkan kamu tutup mulut.” Amira mendengus. Itu sama sekali tidak menarik untuknya. “Tapi nilai saya sudah bagus di mata pelajaran Bapak,” ucap Amira datar. Amira memang tidak sebodoh itu, apalagi sekarang dia tambah rajin belajar. Sejak Raga mengetahui kelebihan yang Amira miliki, Amira mulai membatasi dirinya untuk tidak melihat masa depan yang berkaitan dengan tugas atau jawaban. “Duh!” Reynald mengeluh tanpa dia sadari. Sekarang dia memasang wajah bingung sendiri. Amira sedikit kasihan pada Reynald yang tampak kalang

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-11
  • Ratu Indigo VS Bad Boy   Bab 71. Terpeleset Fakta

    Di lorong perpustakaan yang sepi, Amira disudutkan oleh Raga. Cowok itu terus melangkah mendekat sampai punggung Amira menabrak rak buku di belakangnya. “Menurut lo, gue gimana?” Tanya Raga, tanpa berkedip. Amira memalingkan wajah. Dia bingung, apa sekarang dia harusnya lari saja? Atau lebih baik jawab? “Kenapa enggak jawab?” Desak Raga. Amira jadi kehilangan kesempatan. Saat ini, Raga sudah kepalang memegang tangannya. Dia tidak bisa melarikan diri. “Lo itu ….” Amira berusaha memikirkan jawaban, tapi tidak ada satupun kata yang terlintas. Tak sabar menunggu, Raga menarik Amira mendekat. Dia membuat jarak wajah mereka hanya terpaut beberapa inchi. “Lo ganteng,” cicit Amira, hampir tanpa suara. Sumpah, Amira malu setengah mati. Namun, tidak ada hal lain yang bisa dia pikirkan sekarang. “Lo juga cantik,” balas Raga sambil mengulum senyum. Senyum Raga membuat Amira salah tingkah. Perut Amira terasa geli, seolah ada ribuan kupu-kupu menggelitik di dalamnya. Mata Amira beruba

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-11
  • Ratu Indigo VS Bad Boy   Bab 72. Bukan Salah Paham

    Pada jam istirahat, di tengah keramaian kantin Laveire, Amira bisa mendengar detak jantungnya sendiri. Debarannya menggila, membuat dia merasa jika semua orang mungkin bisa mendengarnya. “Ha … hahaha ….” Amira tertawa canggung. Habis mau bagaimana lagi? Dia tidak tahu cara merespon ucapan Raga yang mengatakan jika cowok itu akan memasak untuknya setiap hari. Ini ajakan nikah atau apa? “Lo pasti suka banget masak,” ucap Amira sambil menyendok makanan ke mulutnya cepat-cepat. Amira rela melakukan apapun, agar Raga berhenti menatapnya. Sekarang, dia merasa ingin salto karena saking bingungnya. “Emang,” jawab Raga tenang. Raga masih terus menatap Amira tanpa menoleh sama sekali. Sengaja, Raga ingin membuat Amira lebih salah tingkah lagi. “Gue suka banget masak, apalagi masak buat orang yang gue suka.” Tak. Sendok yang Amira pegang, jatuh begitu saja. Dia tidak bisa bergerak, sama sekali. Bahkan Amira hampir lupa caranya bernapas. “Uhuk!” Amira terbatuk. “Uhuk! Uhuk!” Semak

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-11
  • Ratu Indigo VS Bad Boy   Bab 73. Terseret Rasa

    Raga menggeleng pelan. Dia tak ingin menyentuh makanannya lagi. Amira telah membuatnya kehilangan selera, membuat perasannya berantakan. “Ck!” Raga mengeluh dengan decakan. Sungguh, Raga masih tak habis pikir. Bagaimana bisa Amira yang berniat menolaknya, tapi tetap mengatakan Raga sebagai orang spesial yang paling dipercaya? Apa Amira sedang mempermainkannya? “Jadi, Kakak mau bicara apa?” Pertanyaan Amira menyadarkan Raga dari lamunan. Raga memandang Amira yang kini nampak penasaran. Sepertinya Amira sudah tidak sabar, ingin tahu apa yang hendak dikatakan oleh Febby. “Itu … sebenarnya … gue cuma mau tau apa yang lo omongin sama Pak Reynald.” Febby terlihat canggung saat bicara. Tangannya bergerak gelisah, seperti takut mendengar jawaban dari Amira. “Gue enggak ngomongin apa-apa sama Pak Reynald, Kak.” Amira sengaja menutupi kesepakatan yang dia buat dengan Reynald, tapi Raga menegurnya. “Ngomong aja yang jujur.” Raga memberikan saran yang sama sekali tidak Am

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-12
  • Ratu Indigo VS Bad Boy   Bab 74. Main Bareng

    Amira mengernyit melihat Raga yang menggeleng. Sebenarnya dia tidak tahu apa yang Raga inginkan, Amira hanya menebaknya saja. “Ya udah, kita balik aja ke kelas, yuk,” ajak Amira. Raga tidak suka pembicaraan basa-basi dengan orang lain, jadi cowok itu pasti tidak akan keberatan untuk kembali ke kelas. Apalagi bel akan berbunyi, Amira juga tak berniat untuk ketinggalan kelas. “Tapi minum gue belum habis,” keluh Michelle. Michelle kelabakan saat Amira beranjak dari kursi. Jusnya belum selesai. Padahal, Michelle sengaja hanya memesan minuman. Dia yakin tidak akan sempat kalau makan. Namun, bahkan jus saja tak bisa dia habiskan. “Enggak apa, sambil jalan aja,” ajak Febby sambil menggandeng lengan Michelle. “Punya gue juga belum habis.” Michelle akhirnya mengangguk. Dia menerima tawaran Febby. Mereka berjalan di belakang Raga dan Amira yang sudah lebih dulu beranjak. Di belakang mereka, ada Reynald yang menyusul. “Nanti pulang, mau bareng?” Tanya Michelle pada Amira. Amira tidak

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-12
  • Ratu Indigo VS Bad Boy   Bab 75. Ego dan Perasaan

    Raga sudah bersabar. Dia mengalah dengan membiarkan ketiga perempuan itu untuk menumpang dalam mobilnya. Namun, kemurahan hatinya ternyata masih belum cukup.“Lo duduk di depan, dong! Biar kita bisa duduk bertiga di belakang,” ucap Michelle pada Raga.Michelle sepertinya sudah kehilangan akal karena terbawa suasana. Dia begitu senang karena bisa hangout dengan teman-temannya. “Ini mobil gue! Kenapa lo yang ngatur?” Bentak Raga keras.Saat itu juga, Michelle langsung menutup mulut. Dia mengutuk dirinya sendiri karena sempat lupa jika Raga galaknya melebihi singa. “So-sorry,” ucap Michelle dalam suara panik dan ketakutan.Amira sampai turun tangan menengahi. Dia menarik Raga mundur, lalu menenangkan cowok itu. “Santai aja, kali. Michelle cuma mau elo enggak canggung di antara cewek-cewek,” imbuh Amira.Memang benar. Raga juga pasti tidak akan nyaman jika mereka duduk berempat di satu baris kursi. “I-iya ….” Sambung Michelle, tergagap. “Gue enggak bermaksud kurang ajar. Maafin gue ….

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-13
  • Ratu Indigo VS Bad Boy   Bab 76. Rasa yang Sulit

    Febby dan Michelle berjalan bersisian, menjauh dari Raga. Michelle seperti mengalami trauma permanen karena disemprot Raga. Di dalam mall yang baru mereka masuki ini, keduanya memimpin jalan. Mereka membiarkan Amira dan Raga melangkah di belakang, diiringi Alex. “Coba gue cek,” ucap Amira sambil mengulurkan tangan.Meski Raga mengomel atau mengamuk, cowok itu tetap menurut saat Amira meminta tangannya. “Aman,” jawab Amira kemudian. Sempat Amira khawatir jika Raga akan menjadi incaran di tempat publik seperti ini. Namun, karena mall yang dipilih Febby adalah sebuah mall kelas atas, sepertinya Amira bisa sedikit tenang. “Mau liat sepatu, enggak?” Ajakan Febby memecah keheningan mereka. Salah satu tangan Febby menunjuk ke sebuah tenant sepatu yang tampak mewah dari luar. Bukannya Febby sengaja memilih toko yang mahal, tapi memang semua toko yang ada di dalam mall ini begitu adanya.“Mau,” sahut Michel sambil menggandeng tangan Febby. Saat Febby dan Michelle berjalan di depannya, A

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-13
  • Ratu Indigo VS Bad Boy   Bab 77. Termakan Pamrih

    “Kayaknya lo seneng banget dapat sepatu,” sindir Raga saat mereka sudah kembali ke dalam mobil.Acara jalan-jalan sudah selesai. Febby dan Michelle diantarkan pulang oleh Reynald karena searah. Sementara Amira, tetap bersama Raga seperti biasa. “Ya enggak nyangka aja dapat gratisan,” sahut Amira tenang. Tangan Amira meletakkan kembali kantong belanja yang sebelum ini dia belai. Amira kemudian memilih untuk memandang keluar jendela saja. Firasatnya mengatakan jika Raga akan mencari masalah setelah ini.“Kalo gratisannya dari gue, kenapa lo enggak pernah mau terima?”Amira menghela. Benar kan, dugaannya? “Karena gue tau, Pak Reynald enggak punya maksud lain,” jawab Amira.Memangnya siapa orang yang tidak suka diberikan hadiah? Namun, kalau hadiah itu diberikan dengan mengharapkan balasan, maka Amira tidak bisa. “Kalau gue bilang gue enggak punya maksud lain, gimana? Gue beneran cuma mau ngasih lo,” kilah Raga.Benarkah Amira tidak bisa melihat ketulusan Raga selama ini? Padahal Raga

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-14

Bab terbaru

  • Ratu Indigo VS Bad Boy   Bab 166. Hubungan Dua Cowok

    Di mobil, Raga duduk di samping Amira seperti biasa. Leon fokus menyetir karena memang mereka sudah terlambat dari jadwal seharusnya. “Oh, iya.” Raga mengulurkan tangan mengambil tas Amira yang sebelumnya dia simpan di kursi mobil. “Ini tas lo.” Amira tersenyum senang. Dia bersyukur tasnya bisa kembali. “Makasih udah dicariin.” Tangan Amira langsung membuka tas, memeriksa isi di dalamnya. Amira menghela lega saat melihat dompet miliknya aman di sana. Semua barang-barangnya yang lain juga ada. “Eh?” Tangan Amira mendapati satu benda asing di dalam tasnya. “Power bank? Punya siapa?” Dahi Amira berkerut. Tatapannya langsung tertuju pada Raga. “Ya dari gue, lah.” Raga memberikan senyum lebar. Raga pun ikut meraih tas yang dia bawa. Tangannya mengeluarkan satu power bank yang sama persis seperti milik Amira. “Gue beli couple,” ucap Raga bangga. Raga mendekatkan power bank miliknya dengan milik Amira. Sama persis. Hanya saja milik Amira berwarna putih, sedangkan punya Raga

  • Ratu Indigo VS Bad Boy   Bab 165. Investigasi Dadakan

    Teriakan Raga membuat Leon mengetuk pintu rumah Amira dari luar. Raga menggerutu. Harusnya dia tidak berteriak sekeras itu. "Tuan Raga? Apa terjadi sesuatu?" Amira dan Raga saling memandang. Mereka sekarang bingung karena mendapatkan ketukan dari luar. Sepertinya, Leon curiga dengan teriakan Raga. “Tuan? Apa Tuan Raga baik-baik saja?” Leon berteriak lagi dari luar. Dia tampak tidak sabar. “Tuan! Saya buka pintunya sekarang!” Merasa tak ada waktu yang tersisa, Raga langsung membuka pintu. Dia terpaksa harus melakukannya, jika tak ingin pintu rumah Amira dijebol paksa oleh Leon. “Gue enggak apa-apa,” jawab Raga singkat. Raga memalingkan wajahnya cepat. Tak ada yang bisa Raga lakukan selain menghindar dari tatapan Leon. Dia tak mau membuat Leon curiga dengan ekspresi wajah yang belum bisa dia kendalikan saat ini. “Sorry.” Amira berinisiatif untuk mengalihkan perhatian. “Gue enggak sengaja nginjek kaki Raga,” ucap Amira pada Leon. Amira menambahkan sedikit bumbu agar Leon

  • Ratu Indigo VS Bad Boy   Bab 164. Seorang 'W'

    Semalam, Amira terlalu sibuk meladeni mulut manis Raga sampai dia tertidur. Amira benar-benar mengalami apa yang disebut sleep call untuk pertama kalinya. “Yah, baterainya habis,” ucap Amira sambil menatap handphone miliknya yang mati total saat dia terbangun di pagi hari. Entah sampai kapan handphone itu menyala. Amira tidak bisa mengingatnya. Apakah Raga yang memutuskan panggilan mereka atau handphone Amira yang terlanjur tewas. “Cas dulu.” Amira beranjak dari tempat tidur. Dia menghubungkan ponsel pintarnya dengan pengisi daya. Saat itu, tangannya tak sengaja menyenggol handphone yang lain. “Ah, gue lupa. Semalam enggak balas pesan yang di sini.” Amira mengecek ponsel lipat itu. Layarnya menyala menampilkan pesan di kotak masuk. [Nama keluarga gue Wijaya. W itu bukannya kakek gue? Nama kakek gue Heri Wijaya.] [Bisa aja Leon lagi ngabarin ke kakek.] Amira mendengus. Tentu saja dia sudah memikirkan kemungkinan itu. Masalahnya adalah, isi pesan itu tidak seperti

  • Ratu Indigo VS Bad Boy   Bab 163. Sleep Call

    Meski hari sudah larut, rasa kantuk Amira hilang seketika. Sekarang dia sibuk berbalas pesan dengan Raga, sambil menelepon. “Udah ngantuk banget?” Tanya Raga dari seberang. Amira menggeleng. “Enggak. Udah enggak ngantuk lagi.” Amira mengucapkan jawaban jujur, tapi Raga malah terkekeh. “Udah enggak ngantuk … berarti sebelumnya ngantuk, dong.” Amira tidak mau mengakui. Dia diam saja. Tangannya masih sibuk mengetik balasan di handphone kecilnya. Mereka memang sedang melakukan pembicaraan dua jalur. Satu jalur panggilan lewat smartphone, sementara satu jalur yang lain lewat pesan singkat di handphone lipat baru milik Amira. [Udah cari tau tentang asisten baru lo?] Amira menunggu sebentar sebelum ada balasan lain yang masuk dalam handphone lipat kecil miliknya. [Udah. Enggak ada yang aneh. Leon udah kerja lama sama kakek. Emang lo liat apa?] Amira memang belum mengatakan apa yang dia lihat. Kecurigaan Amira membuat dia tidak mau bicara terlalu banyak di depan Leon. [Asiste

  • Ratu Indigo VS Bad Boy   Bab 162. Pesan Cinta

    Amira menatap handphone kecil di tangan miliknya. Itu handphone yang diberikan oleh Raga diam-diam saat di mobil tadi. “Kenapa coba dia kasih ini?” Amira menyempatkan diri untuk melihat ke kanan kiri. Dia bahkan mengunci pintu rumahnya sebelum memeriksa handphone itu. “Nyalain dulu aja,” ucap Amira sambil berusaha menahan rasa penasarannya. Ponsel lipat yang memang berukuran lebih kecil dari tangan Amira, kini terbuka. Amira memperhatikan layarnya yang berpendar. “Ini handphone baru?”Amira hendak mencari tahu lebih banyak saat pintu rumahnya diketuk. “Pesanan atas nama Amira!”Amira pun membuka pintu. Dia mendapatkan sebuah paper bag besar dari sang kurir. “Makasih,” ucap Amira seraya menutup pintu kembali. Paper bag itu masih di tangan Amira ketika handphone miliknya berbunyi nyaring. Tangan Amira meraih handphone tersebut. Dia mendapati nama Raga tertera di layar. “Udah sampai makanannya?” Tanya Raga di nada sambung pertama.“Udah, kenapa?” Sambil menjawab, Amira membawa p

  • Ratu Indigo VS Bad Boy   Bab 161. Hadiah

    Amira melepaskan pelukan Raga. Di dalam mobil, dia bergeser sedikit. Amira mencoba memasukkan handphone yang baru saja Raga berikan ke dalam saku celananya. “Gue maafin, tapi jangan kirim hadiah lagi.”Amira bersikap seolah tak ada yang terjadi. Dia harus mengatakan sesuatu untuk menutupi apa yang baru saja mereka lakukan. Pembahasan tentang hadiah adalah satu-satunya hal yang terlintas dalam otak Amira. “Pemborosan. Makanan yang lo kirim semalam juga enggak habis,” sambung Amira kemudian. Makanan yang Raga kirim memang sangat banyak, melebihi porsi Amira. Amira sampai menyimpannya di kulkas, lalu menghangatkannya lagi sebagian untuk sarapan pagi ini. “Harusnya lo habisin,” sahut Raga. “Nanti malam juga gue kirimin lagi.”Amira mendelik. Dia merasa pacarnya ini bebal. Padahal baru saja Amira menolak, tapi Raga malah abai. “Jangan nolak,” ucap Raga, mengingatkan. “Gue kan udah bilang mau tanggung jawab.”Raga memberikan senyum miring, dan Amira tidak suka itu. Dia merasa Raga mere

  • Ratu Indigo VS Bad Boy   Bab 160. Kelanjutan Strategi

    Amira baru selesai mengganti baju saat seseorang mengetuk pintu rumahnya beberapa kali. Sedikit curiga, Amira tidak langsung membuka pintu. Apalagi hari sudah malam dan semua teman-temannya sudah pulang. Amira sendirian.“Siapa?” Tanya Amira tanpa membuka pintu. “Kurir pengantaran pesanan atas nama Amira,” sahut suara dari seberang.Amira mendelik. Dia menggeleng curiga. “Gue enggak pesen apa-apa!” Balas Amira, berteriak. Amira hendak menjauh dari pintu, sebelum ketukan kembali terdengar.“Nama pengirimnya Raga!”Seruan itu membuat Amira berhenti. Dia gegas mengambil handphone miliknya sendiri. Amira berniat memastikan. Dia langsung menghubungi nomor Raga. “Iya, itu dari gue,” sahut Raga dari seberang.Belum juga Amira mengucapkan apa pun, Raga sudah tahu apa yang hendak Amira tanyakan. Amira memasang senyum sekilas. Dia meledek Raga. “Mau nyogok ceritanya?” Pasti karena Amira bilang kalau dia kesal pada Raga. Pacarnya itu sedang bersikap manis padanya. “Iya, dong. Isinya makan

  • Ratu Indigo VS Bad Boy   Bab 159. Kolaborasi Pasangan Kekasih

    Evan mendelik pada Amira. Dia yang harusnya bertanya kenapa. Amira malah melamun tak bergerak. Dipanggil pun tidak menoleh. “Lo yang kenapa. Kenapa diem?”Raga yang sebelumnya masih mengucek mata, mengumpulkan nyawa, seketika terduduk. “Kenapa?” Raga bertanya dengan suara yang masih serak. Cowok itu bersandar pada dinding di sebelah Leon. “Enggak apa-apa.” Amira menjawab singkat. “Cuma mau nyuruh lo pulang. Bentar lagi malem.”Amira menepuk lengan Raga lagi, meminta pacarnya itu cepat bangun. “Iya,” ucap Raga sambil menutup mulutnya yang masih menguap. Saat Raga hendak berdiri, Leon mendahului. Mana mungkin dia membiarkan tuan mudanya lebih sigap daripada dirinya sendiri. “Gue numpang ke kamar mandi dulu, boleh enggak?” Tanya Raga. Dia menunjuk pintu imut yang menuju ke kamar mandi Amira. Raga perlu mencuci wajahnya. Dia tidak mau terlihat mengerikan lebih lama di depan Amira. Setidaknya dia mau memastikan wajahnya layak diperlihatkan di depan sang pacar. “Ya udah sana!” Ami

  • Ratu Indigo VS Bad Boy   Bab 158. Kembali Melihat Bayangan

    Amira memandang Evan dan Michelle bergantian. Dia sudah ikut duduk bersama keduanya di teras warung.“Udah istirahatnya belum?” Tanya Amira. “Jalan lagi, yuk. Bentar lagi sampe.”Rumah Amira memang tidak jauh lagi, dan Amira merasa jika lebih baik mereka istirahat di rumahnya saja. “Sebentar lagi?” Wajah Michelle berubah cerah. Dia gegas berdiri menyusul Amira yang sudah bangkit. “Ayo cepet ke rumah lo. Di luar panas!”Amira terkekeh mendengar keluhan Michelle. Dia menggeleng kasihan pada sang teman.“Tapi di rumah gue juga enggak ada AC loh, tetep panas.”Michelle cemberut, tapi menggeleng kemudian. Dia tetap menggandeng tangan Amira, mengajak temannya itu lanjut berjalan. “Enggak apa-apa. Yang penting kepala gue enggak kebakar.”Mereka pun terus berjalan sampai ke rumah kecil yang ada di pojok. Amira meminta kedua temannya menunggu. Dia berniat meminjam kunci cadangan ke pemilik kontrakan sebentar.“Nah, ayo masuk,” ucap Amira sambil membuka pintu. Amira mendahului kedua temannya

Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status