Share

BAB 48

Author: Bintang
last update Last Updated: 2024-04-05 23:40:51

Sejenak Aliya terdiam.

Dengan penuh kepenasaran, Aliya bertanya. “Dean, apakah Nawidi memang belum pernah mengikuti masa sekolah? Bukankah dia berada di Level Dua? Kalau tidak salah, itu level yang sangat tinggi, kan?”

Dean mengangguk pelan. “Ya. Nawidi belum pernah mendapatkan undangan untuk ‘bersekolah’. Itu ia dapatkan setelah bergabung denganmu.”

“Bagaimana bisa… tanpa ‘sekolah’ khusus itu, dia bisa sampai pada level hebat seperti ini?”

“Tentu saja bisa. Tidak ada yang tidak bisa dilakukan jika kita berusaha dengan sepenuh hati dan tidak mengenal kata menyerah. Intinya, niat dan tekad yang kuat untuk belajar itu, benar-benar mengakar kuat dalam diri kita.”

“Elang bilang…”

“Aku tahu. Memang benar, sangat sulit bagi seorang elemen untuk mencapai tingkat demi tingkat. Tapi Nawidi juga berasal dari keluarga spesial, Realm Air. Dan ia bukan baru saja menerima atau mempelajari kekuatan elemen-nya.”

Aliya mengangguk-angguk. “Ya. Kau benar…” Ia menarik napas dalam. “Berapa lama lagi kang
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

  • Ratu Bumi : Kebangkitan Sang Raja   BAB 49

    Elang berdiri tegak. Mata tajamnya menghunus ke depan, tanpa berkedip, menghantar sengatan dingin yang bisa membekukan. Bila tatapan itu mewujud, maka ia akan menjadi mata pisau yang akan mencabik-cabik apapun yang dilalui tatapan itu. Tangannya terangkat ke atas dan suara gemuruh terdengar segera setelahnya. Gelombang air raksasa tercipta di belakang Elang --pria tampan itu terlihat tenang, namun tidak dengan aura yang menguar dari tubuhnya. Getaran disertai tekanan luar biasa berat menerpa sekeliling. “Ka-kau… seorang Le-level satu?!” Suara seruan tercekik itu berasal dari seorang laki-laki paruh baya di hadapannya. Laki-laki itu tidak sendiri, ada sekitar tiga puluh lebih laki-laki lain, namun semuanya dalam kondisi mengenaskan dan terkapar di atas tanah yang terlihat bergenang. “Katakan padaku, dari mana dan di mana benda itu?!” Elang hanya membuka sedikit bibirnya, namun suara itu seakan menggelegar, mengguncang seluruh bukit tempat mereka berada. “Ti-tidak… Kami tidak tah

    Last Updated : 2024-04-06
  • Ratu Bumi : Kebangkitan Sang Raja   BAB 50

    Malam itu Aliya sungguh-sungguh tidak bisa tidur. Jangankan untuk terlelap, bahkan memejamkan mata pun nyaris tidak bisa ia lakukan.Hatinya luar biasa gelisah, namun ia bingung untuk menjabarkan perasaan gelisah ini.Aliya turun dari ranjang besarnya.Ia menoleh ke ranjang yang telah dua minggu ini tanpa kehadiran Elang.Elang telah pergi lagi sejak terakhir kali ia pulang dari luar negeri. Dan dalam dua minggu ini, ia hanya tiga kali Aliya dihubungi oleh Elang, selebihnya, saat Aliya hendak menghubungi Elang, nomor ponsel Elang tidak aktif.Begitu pula tatkala ia hendak mencoba melakukan komunikasi jarak jauhnya dengan Elang, ia pun gagal.Tentu saja, itu karena Elang masih melakukan closure itu. Bahkan ketika terakhir kali, di penghujung bulan lalu dirinya meminta Elang untuk membuka closure, itu tidak terjadi.Justru mereka malah menghabiskan waktu dengan percintaan panas --dan bisa diterka, selanjutnya pembicaraan tentang closure itu pun terlupakan dan tidak lagi diungkit.Aliya k

    Last Updated : 2024-04-07
  • Ratu Bumi : Kebangkitan Sang Raja   BAB 51

    “Katakan padaku, bagaimana Elang? Apakah sudah ditemukan cara untuk menyelamatkannya?” Aliya bertanya dengan suara yang bergetar. Dalam ruang tengah itu, duduk Nawidi, Dean, Agni dan ke empat teman-teman elemen lainnya. Kecuali Dean dan Nawidi, semuanya terdiam tanpa ada satupun yang berani mengeluarkan suara. Situasi terasa begitu tegang. Bagaimana tidak. Sudah hampir seminggu ini, Aliya menerima kabar dari Dean, bahwa Elang terhisap dan terjebak ke dalam sebuah lubang misterius yang muncul tiba-tiba. Aliya diberitahu Dean, bahwa Elang menghilang setelah menghadapi sekelompok elemen penganut atau sekte aliran sesat. Dean melakukan penelusuran dan penyelidikan, lalu mendapat informasi bahwa seluruh sekte itu telah habis setelah menghadapi seorang Elemen Air berlevel satu. Tidak mudah bagi Dean untuk mencari tahu keberadaan Elang, namun pula tidak sulit, saat Dean memiliki kekayaan yang melimpah untuk mengerahkan orang-orang mencari informasi mengenai keberadaan Elang. Dan denga

    Last Updated : 2024-04-08
  • Ratu Bumi : Kebangkitan Sang Raja   BAB 52

    [Sis… can I phone you?] (Sis.. bisakah aku meneleponmu?) Aliya mengirimkan pesan teks melalui media WA kepada Diani. Dengan nama lengkap Windiani, ia adalah seorang rekan kerja saat Aliya masih bekerja sebagai pengajar di sebuah lembaga kursus bahasa Inggris sebelumnya. Di awal pertemuan Aliya dengan Elang, Diani menjadi tempat curhat bagi Aliya. Hampir segalanya yang berkaitan dengan Elang, ia ceritakan pada Diani. Entah bagaimana asal muasalnya, dirinya dan Diani bisa menjadi sedekat itu. Yang Aliya ingat hanyalah, suatu kebetulan yang membuat posisi meja kerja Aliya, pindah ke samping Diani. Sejak itu pula, Aliya mulai berbagi cerita dengan Diani. Dan yang membuat Aliya lebih takjub lagi, Diani tidak pernah meragukan cerita dari Aliya. Semua keanehan tentang diri Aliya, hingga bahkan kisah tentang dunia elemen, dapat Diani terima dengan baik. Bahkan tanpa mempertanyakan kebenaran dari apa yang diceritakan oleh Aliya. Satu ketika Diani akhirnya bercerita pula pada Aliya, bahwa

    Last Updated : 2024-04-09
  • Ratu Bumi : Kebangkitan Sang Raja   BAB 53

    Keringat dingin mengucur di seluruh tubuh Aliya. Sudah sekitar tiga jam ia duduk diam dan hanya mengatur keluar masuk napas dengan teratur, sesuai yang telah diarahkan oleh Dean pada dirinya. Ia tidak melakukan apapun selain itu, namun dari menit ke menit, ia merasakan rasa lelah yang mulai menyelimuti dirinya. namun teringat pesan yang sekian kali ditekankan oleh Dean, selama tujuh jam Aliya harus melakukan hal yang saat ini tengah ia lakukan dan mengabaikan beberapa hal yang mungkin akan ia rasakan, atau ia lihat. Demikian Dean memperingatkan dirinya. Dan godaan itu mulai datang, di menit ke empat puluh, saat ia memasuki jam ke empat. Kelebatan bayangan-bayangan dalam alam pikiran Aliya mulai menari di pelupuk matanya. Bayangan tentang Elang dan dirinya sejak awal pertemuan mereka. Kenangan manis itu masih bisa diabaikan oleh Aliya, namun tatkala bayangan kenangan pahit mulai menggantikan bayangan kenangan manis, Aliya mulai merasa terusik. Wajah mendiang Ridwan –sahabat sek

    Last Updated : 2024-04-10
  • Ratu Bumi : Kebangkitan Sang Raja   BAB 54

    Aliya merasakan tubuhnya bergetar, keringat dingin itu sudah mengering dan tidak lagi bercucuran seperti sebelumnya. Suara alarm dari ponselnya berdering nyaring, namun lamat-lamat tertangkap oleh pendengaran Aliya. Tubuhnya sangat lelah, ia menarik napas dalam dan mengembus sangat perlahan demikian pula dengan kedua kelopak matanya. Tujuh jam telah berlalu. Aliya sungguh merasakan seluruh tubuhnya begitu kelelahan, hampir tidak bertenaga lagi, hingga ia terjatuh ke belakang dengan napas agak tersengal. Melakukan posisi duduk bersila, tidak pernah berhasil ia lakukan lebih dari satu jam. Namun, hari ini ia baru saja melakukan duduk bersila dengan kaki melipat di atas paha, selama tujuh jam! Konsentrasi dan melakukan fokus pikiran, benar-benar di luar pemikiran Aliya selama ini-- terasa seperti tubuh telah mengalami benturan kecelakaan. Ringsek, lemas, nyeri seluruh sendi-- dan entah apa lagi kata yang bisa menggambarkan dengan tepat kondisi tubuh yang saat ini ia rasakan. Bagaim

    Last Updated : 2024-04-11
  • Ratu Bumi : Kebangkitan Sang Raja   BAB 55

    Suara gemuruh angin terdengar. Dedaunan dan kerikil di area sekitar beterbangan dan berputar, terbawa arus pusaran angin. Getaran di tanah terasa kian membesar, nyaris membuat retakan panjang yang bisa meruntuhkan segala sesuatu yang berdiri di atas tanah. Namun area tempat Dean, Agni dan Terry berdiri, tetap utuh. “Om!” Agni berseru lantang ketika kepalanya mendongak ke atas dan melihat titik hitam yang kian membesar. Setelah sebelumnya Terry mengikuti petunjuk Dean dan mengerahkan kemampuannya yang tertutup selama ini dan bahkan tidak Terry sendiri sadari, yakni menemukan di mana titik Lubang Hitam aneh itu akan muncul. “Sir!” Kali ini Terry berseru, saat melihat Lubang hitam itu kian membesar disertai suara gemuruh dan juga angin yang bertiup kencang di sekeliling mereka. “Agni.” Pemuda Api itu segera mendekati Dean dan berdiri tepat di samping kiri Dean. “Kau siap?” Agni mengangguk. “Siap Om.” “Saya akan masuk sekarang,” ucap Dean pada Agni lalu menepuk pundak Agni, me

    Last Updated : 2024-04-12
  • Ratu Bumi : Kebangkitan Sang Raja   BAB 56

    "Apa yang terjadi?!" Agni berseru panik. Kedua matanya terpatri pada Lubang Hitam yang sedetik lalu mengeluarkan bunyi ledakan nyaring. Terry tidak kalah panik. "We must take them out!!" (Kita harus mengeluarkan mereka!!) "Gue tau!! Tapi gimana caranya! Om minta gue standby di sini untuk leading mereka keluar!" Terry terdiam. Dadanya berdebar, sama dengan Agni, kedua matanya juga tak kunjung lepas dari Lubang Hitam itu. Ia panik dan ingin masuk untuk membantu Dean keluar dari sana. Namun bagaimana caranya? Dan Agni benar, ia pun mendengar dan mengetahui dengan jelas, bahwa Agni bertugas diam di bawah sini, untuk menjadi mercusuar bagi Dean saat akan keluar dari Lubang Hitam itu. Terry bisa saja melempar Agni masuk ke Lubang Hitam yang masih membuka itu, dan kemudian membuat dirinya sendiri juga masuk ke sana. Karena dia seorang elemen Angin. Tapi jika mereka semua berada di dalam dan tersesat di sana, bagaimana mereka akan keluar? Bukankah dirinya dan juga Agni hanya akan m

    Last Updated : 2024-04-13

Latest chapter

  • Ratu Bumi : Kebangkitan Sang Raja   Catatan Penulis

    Teaser untuk S3 RATU BUMI: KELAHIRAN SANG PEWARIS(Entah kapan akan dibuat S3-nya. Tapi Author ingin berikan ini sebagai ekstra saja untuk kalian. Thanks to you all!!)Seorang wanita tengah berada di depan laptop. Sebuah kacamata berbentuk persegi dengan bingkai berwarna biru bertengger di pangkal hidungnya.Terdengar suara tuts pada keyboard yang ditekan cukup keras dan cepat.“Selesai!!” seru wanita itu dengan bibir tersungging senyum yang begitu lebar.Matanya sekali lagi menatap lekat pada layar laptop miliknya. Seolah puas dengan apa yang ia baca, ia mengangguk dan tersenyum lagi.“Mantap memang. Si gue menggambarkan tokohnya begitu nyata. Cakep banget ini. Epik,” ujarnya sambil terus mengangguk-angguk kan kepala. Tiada henti ia memuji dirinya sendiri.“Mungkin karena aku pake namaku sendiri buat tokoh cewek, ini bener-bener terasa seperti kejadian nyata. Tapi kan itu emang tujuanku..”“Sepertinya aku bener-bener jenius… Beberapa potong mimpi ku, bisa kujadikan rangkaian cerita se

  • Ratu Bumi : Kebangkitan Sang Raja   BAB 269

    Suatu hari di bulan September 2023.Aliya menggeliat lalu mengerjapkan matanya beberapa kali. Ia merentangkan kedua tangannya dan menguap.Kepalanya menengok ke kiri. Sisi itu kosong.Ia lalu menengadah, melihat ke arah jam dinding dalam kamar itu. 7:15.Aliya kemudian turun dari ranjang-nya. Ia kenakan sandal rumah berbahan kain dengan bordiran inisial A pada bagian tutup kakinya.Dengan langkah malas ia keluar kamar. Kepalanya berputar mencari.Hari itu, setelah ia tadi shalat subuh, ia tertidur kembali, karena semalam ia begadang menyelesaikan pekerjaannya hingga jam 2 dini hari.Kaki Aliya terus melangkah. Kini hidungnya mencium harum masakan berasal dari dapur. Ia pun mengarahkan kakinya ke arah sumber aroma tersebut.Ia terhenti di ambang pintu dapur. Bibirnya tersenyum. Matanya menatap ke depan dengan sorot penuh kasih.Tubuh jangkung dengan masih menggunakan set piyama tidur bermotif salur itu, masih asyik melakukan sesuatu di depan kompor.“Sudah bangun, rupanya…” kata pemilik

  • Ratu Bumi : Kebangkitan Sang Raja   BAB 268

    Dean menyetir mobil Jeep Cherokee Trackhawk yang terbuka dengan santai, menikmati embusan angin yang hangat di wajahnya sementara Aliya di sampingnya tampak takjub memandangi pemandangan di sekeliling mereka.Sekitar lima belas menit lalu, Aliya dan Dean tiba di Amboseli Airtrip di dalam Taman Nasional Amboseli.Taman Nasional Amboseli ini terletak di selatan Kenya, tepatnya di Kabupaten Kajiado, dekat perbatasan Kenya dengan Tanzania.Taman ini berada sekitar 240 kilometer sebelah tenggara Nairobi, ibu kota Kenya, dan terletak di bawah bayang-bayang Gunung Kilimanjaro yang megah di Tanzania, yang memberikan latar belakang yang ikonik dan terkenal di taman ini.Amboseli terkenal dengan populasi gajah besarnya, serta pemandangan sabana yang menakjubkan.Dean sengaja membawa Aliya ke tempat favorit-nya ini, untuk memberikan pengalaman baru bagi Aliya.Dengan helikopter, mereka terbang sekitar 40 menit dari helipad di atas gedung kantor cabang Starlight Corp di Nairobi menuju Kajiado. Se

  • Ratu Bumi : Kebangkitan Sang Raja   BAB 267

    Aliya paham, yang dimaksud orang Elemen Air itu adalah Elang. Namun yang tidak ia paham, mengapa ia menangkap gestur kemarahan dari sosok Syauqi? Apakah Syauqi dan Elang pernah bertemu sebelumnya?Ini belum waktunya Aliya bertanya lebih jauh tentang itu. Jadi ia kemudian hanya mengalihkan pertanyaan pada hal lain.“Bukankah yang kudengar, bahwa Realm adalah keluarga yang memang bermukim di Tanah Air. Tapi--” Ucapan Aliya terhenti.Syauqi tertawa kecil. “Anda bingung karena saya berwajah campuran di luar Indonesia?”“Ya, jujur aku bingung.” Mau tak mau Aliya pun tertawa kecil.“Nenek saya sedikit memberontak, Madam.”“Eh?”Syauqi terkekeh. “Nenek saya kabur dari Indonesia dan menikah dengan orang Jepang. Lalu ibu saya lahir dan kemudian menikah dengan orang Amerika. Lalu lahirlah saya.”Pria berwajah elok itu menjeda diri sesaat. “Saat saya berumur lima tahun, ibu saya membawa saya kembali ke kakek buyut. Tetua Realm Api dan mengembalikan saya. Kata ibu saya, itu wasiat nenek saya sebel

  • Ratu Bumi : Kebangkitan Sang Raja   BAB 266

    Aliya bersandar di sofa lounge hotel yang nyaman, menatap tenang pada makanan di depannya.Ia mencoba hidangan khas Nairobi: Nyama Choma, potongan daging panggang yang gurih dan kaya rempah, ditemani dengan kachumbari—salad segar dari tomat, bawang, dan cabai.Rasa pedas dan segar dari kachumbari melengkapi cita rasa daging yang hangat, membuat Aliya semakin larut dalam suasana santai sambil menunggu Dean yang tengah dalam rapat mendadak di ballroom hotel.Saat kunyahan terakhir, Aliya teringat percakapannya tadi dengan Matteo, yang penuh dengan dukungan.Matteo, sahabat Dean itu, mengungkapkan ketulusan hati ketika mengetahui Aliya bersama Dean."Aku sangat bahagia, Nyonya.”“Please, panggil Aliya saja, Matteo.”Matteo tersenyum sumringah. “Baiklah.. Ya.. aku benar-benar merasa bahagia.”“Aku bisa lihat itu. Sejak pertama kita bertemu, wajahmu berseri-seri terus,” Aliya tersenyum lebar.“Ini bukan tentang diriku, Nyonya. Melihatmu akhirnya bersama Dean... itu sungguh yang selama ini

  • Ratu Bumi : Kebangkitan Sang Raja   BAB 265

    Tak berapa lama limousine yang ditumpangi Dean dan Aliya tiba di satu hotel yang tampak megah.Beberapa greeter dan bellboy tampak menyambut ramah dan penuh hormat saat Aliya dan Dean yang dipimpin Matteo, memasuki area hotel.Dean terlihat sedikit menaikkan alis—tampak berpikir sesuatu, namun tetap dengan santai mengikuti langkah Matteo yang terlihat bersemangat berbicara dengan Aliya.Aliya melangkah masuk ke dalam suite mewah di Helshington Nairobi, tak dapat menahan gumaman kagum yang meluncur pelan.Matanya menyusuri setiap sudut ruangan—sebuah suite yang luas dengan desain butik berkelas, bercampur sentuhan klasik yang elegan.Dindingnya dihiasi karya seni khas Afrika, menambah sentuhan eksotis pada ruangan yang megah namun tetap hangat.Lampu-lampu gantung dari kristal menghiasi langit-langit tinggi, sementara lantai kayu yang mengilap mencerminkan pantulan cahaya lembut dari lampu yang dipasang dengan artistik.Di satu sisi, ada balkon pribadi yang menghadap ke pemandangan perb

  • Ratu Bumi : Kebangkitan Sang Raja   BAB 264

    Gedung kantor cabang Starlight Corp di Nairobi terlihat lebih sibuk dari biasanya.Para karyawan berjalan cepat, membawa berkas-berkas dan peralatan, memastikan setiap detail tertata sempurna untuk menyambut kedatangan CEO mereka, yang nyaris tidak pernah terlihat.Lobi utama yang biasanya hanya dihiasi dengan dekorasi sederhana kini terlihat sedikit berbeda. Tanaman hijau segar diletakkan di beberapa sudut, meja resepsionis dibersihkan hingga berkilau, dan tim keamanan memeriksa ulang setiap titik untuk memastikan semuanya sesuai standar.Di tengah kesibukan tersebut, Direktur cabang melangkah mendekati Matteo, manajer yang selalu tenang di tengah hiruk-pikuk persiapan ini.Dengan ragu, Direktur bertanya, "Mr. Odhiambo, apa benar tidak masalah jika kita melakukan persiapan seperti ini?"Sang Direktur masih teringat akan sikap sang CEO yang cenderung rendah hati dan tidak suka dengan seremoni berlebihan.Pernah sekali waktu saat ia pertama kali menjabat sebagai direktur cabang, ketika

  • Ratu Bumi : Kebangkitan Sang Raja   BAB 263

    Aliya duduk sendirian di dalam kabin jet pribadi Gulf Stream yang melaju anggun di atas awan menuju Kenya.Interior jet ini tampak begitu mewah dan nyaman, didesain dengan kursi kulit lembut berwarna krem yang berpadu dengan elemen kayu mahoni gelap.Cahaya matahari senja yang masuk dari jendela memberikan kilau hangat ke dalam kabin, menciptakan suasana tenang yang menyelimuti perjalanan mereka.Aliya menatap keluar jendela, melihat hamparan langit oranye keemasan yang seakan tak berujung, membiarkan pikirannya melayang.Bayangan pertama kali ia melihat pesawat ini, dengan logo Starlight Corp di badan jet, memenuhi benaknya.Kata-kata Agung kembali terngiang di kepalanya, bagaimana Dean memilih nama Starlight, terinspirasi dari panggilan kesayangan yang ia berikan padanya setelah pertama kali melihat Aliya dalam mimpi.Ketika ia iseng berselancar di dunia maya, ia mendapati bahwa Starlight Corp adalah korporasi besar yang dikagumi dunia. Selain Starlight Corp dikenal dengan kebijakan

  • Ratu Bumi : Kebangkitan Sang Raja   BAB 262

    Dean tersedak lalu terbatuk.“Prrrfffffftttttt.” Agni sukses menyemburkan nasi yang baru saja ia suapkan ke dalam mulutnya.Bi Titin menahan tawa. Ia mengacungkan jempol pada Aliya, lalu melenggang santai kembali ke dapur.Hening.Aliya melotot ke arah Agni.“Jorok, ih!” Aliya menepukkan tangannya ke beberapa nasi semburan Agni yang mampir dan bertengger di bajunya.“So-sorry Moony!” Agni bergegas bangun dan meraih beberapa lembar tissue dan menghampiri Aliya. Tangannya mengelap tangan Aliya.Saat tangan Agni akan berpindah ke bagian baju di bawah dagu Aliya, tangan Dean telah memegang tangan Agni.“Biar saya saja,” kata Dean singkat.Agni memanyunkan mulutnya. “Lu sih, Om…” Lalu kembali ke tempat duduknya dan membersihkan sisa-sisa nasi yang berhamburan di meja sambil nyengir.Dengan menggaruk kepalanya yang tak gatal, Agni mengambil piring makannya dan memutuskan segera menyingkir dari ruang makan, untuk memberi keleluasaan bagi pasangan itu.“Gue pindah ah. Ini obrolannya udah dua

DMCA.com Protection Status