Share

BAB 37

Penulis: Bintang
last update Terakhir Diperbarui: 2024-03-25 20:00:11

Dean menghela napas. Kini wajah tampannya yang terhias jambang yang tampak menyatu dengan bulu-bulu halus tipisnya di garis dagu, terlihat dingin.

Tatapan matanya sangat tajam saat ia berdiri tegap di atas sebuah bukit di tenggara kota itu.

Pandangannya turun mengarah pada hutan pinus beberapa ratus meter di hadapannya. Hutan kecil yang berada di bawah kaki bukit tempat Dean berdiri itu tampak tenang.

Sementara Agung yang berada sekitar 300 meter di belakang dari lokasi Dean, telah siap dan siaga. Ia mengalirkan perlahan energi di tubuhnya ke kedua lengan dan kakinya.

‘Mereka datang, kang,’ bisik Agung. Dirinya yang seorang bumi telah mendeteksi getaran tak normal yang semakin mendekat.

Tidak lama angin yang semula terasa cukup kencang, tiba-tiba seperti menghilang tanpa jejak. Tidak tampak lagi daun-daun yang beterbangan di sekitar. Seolah-olah tiupan angin menghindar dan melewati area sekitar hutan pinus tersebut.

Lambat laun u

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP
Komen (2)
goodnovel comment avatar
Fifi123
ditunggu lamjutannya
goodnovel comment avatar
widia windari
lanjut thorr nanggung nih
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

  • Ratu Bumi : Kebangkitan Sang Raja   BAB 38

    Ketika kepulan debu tanah mereda, tampak kedua laki-laki paruh baya yang masih berdiri namun terengah-engah.Kaos mereka robek di beberapa bagian dengan bekas serupa percikan-percikan api. Meski percikan tersebut langsung bisa mereka padamkan, keringat keduanya mengalir deras.Sementara Agni masih berdiri tegak tanpa jejak lelah berlebihan, meski raut wajahnya tampak memerah marah, seperti ingin memakan hidup-hidup lawan di hadapannya.“Siapapun yang berpikir sesuatu tentang Ratu kami, pantas mati!!” seru Agni tertahan kemudian dia menghentakkan kedua tangannya ke bawah dengan kumpulan energi jauh lebih besar dari kelima pukulan sebelumnya.Agni kemudian melepaskan pukulan tersebut ke arah kedua penyusup paruh baya itu.“Onu!!” Kali ini pemuda penyusup yang berusia 26 tahunan itu berseru lalu bergegas menghampiri kedua laki-laki paruh baya yang di ambang pukulan maut Agni.Pemuda berambut emas itu lalu mengeluarkan en

    Terakhir Diperbarui : 2024-03-26
  • Ratu Bumi : Kebangkitan Sang Raja   BAB 39

    Kemudian kelebatan dua sosok tersebut telah berubah, berganti menjadi bola api besar yang membungkus mereka.‘Ini pertarungan dua api yang super keren!’ Iyad menatap penuh takjub kedahsyatan gelombang energi yang terasa dari tempat ia berdiri.Meskipun ini bukan pertama kali Iyad melihat pertempuran Agni, namun ia tetap terkagum. Siapa menyangka, pemuda yang biasa bertingkah tengil dan sembrono itu, kian hari kian bertambah kuat.Dirinya juga seorang api, meskipun usia Iyad lebih tua dari Agni, namun secara kekuatan dan keterampilan, ia masih jauh di bawah Agni.Agni memang pantas menjadi Penjaga Inti bagi Ratu Bumi mereka.Api yang membara. Siapapun seharusnya menyesal telah bermain-main dengannya.Terutama jika menyinggung tentang Ratu mereka. Agni-lah elemen yang paling cepat tersulut ketika musuh mengincar dan mengganggu ketenangan Ratu mereka.Ketika Agni mengerahkan energi tempurnya dengan serius, Agni tampa

    Terakhir Diperbarui : 2024-03-27
  • Ratu Bumi : Kebangkitan Sang Raja   BAB 40

    “Om…” panggil Agni kepada Dean.“Aliya?” tanya Dean begitu Agni hanya berjarak setengah meter darinya.“Sudah kita kawal tadi sampai rumahnya, Om,” jawab Agni. “Setelahnya kita langsung ke sini.”“Guntur di sana untuk temani Aliya dulu sampai kita selesai,” imbuh Iyad. “Kang Nawidi juga masih di sana.”Dean mengangguk.Tentu dirinya cukup tenang mendengar bahwa Nawidi ada bersama Aliya saat ini. Nawidi berada pada Level dan Tingkat yang sama dengan dirinya. Untuk saat ini, di sini --selain Elang sendiri, tidak ada yang bisa menandingi Dean dan Nawidi. “Mereka orang Estonia, bukan Om?” tanya Agni lalu berbalik menatap ke arah bekas lubang tadi.“Sepertinya begitu.”“Mereka bodoh atau apa?” Agni mendengkus. “Mereka pikir bisa sesukanya hanya karena Bang Water kagak ada di sini?”Bang Water yang dimaksud Agni adalah Elang yang memang seorang elemen Air.“Mereka juga ngira kita semua terluka parah,” Iyad ikut menambahkan.Dean terdiam. Lalu menarik jemarinya seolah menggapai sesuatu. Tak

    Terakhir Diperbarui : 2024-03-28
  • Ratu Bumi : Kebangkitan Sang Raja   BAB 41

    Aliya menggigit bibirnya. “I know,” lirihnya. “Tapi aku cemas…”Dean tersenyum lalu menyandarkan tubuhnya.“Apa kau terluka?” Aliya bertanya setelah menatap Dean beberapa saat. Mencoba memindai diri Dean yang ia tahu, baru saja mendapatkan pukulan sebelumnya.Namun sebelum Dean menanggapi, Agni lebih dulu bereaksi dengan menunjukkan kaos lengan kirinya yang robek. “Gue, Moony… Gue…”Aliya menoleh ke arah lengan yang disodorkan Agni. Tangannya lantas terangkat menyibak bekas sobekan di kaos bagian lengan Agni.“Sakit?” tanya Aliya hati-hati sambil menyentuh bekas goresan panjang yang ada di balik kaos itu.“Sakiiit…” rengek Agni dengan muka dibuat memelas.“Jiaaaahhhhh!” suara Agung terdengar keras saat masuk ke ruangan itu. Iyad mengikuti di belakang. “Lebay banget kamu dah!”“Iyeee lebay tingkat dew

    Terakhir Diperbarui : 2024-03-29
  • Ratu Bumi : Kebangkitan Sang Raja   BAB 42

    Dean terkekeh.Pria bermata hazel itu lalu mengulurkan tangannya pada Aliya. “Periksalah sendiri, jika kau masih belum percaya.”Dean tahu ia akan menemui jalan buntu tentang ini. Sehingga ia akan membiarkan Aliya mencari tahu dengan caranya sendiri.Aliya meraih tangan yang terulur padanya. Namun alih-alih memegang denyut nadi Dean, Aliya malah menggenggam tangan Dean.Dean tersentak kaget dan spontan hendak menarik tangannya, namun Aliya mempererat genggamannya. Aliya bahkan menggunakan tangan satunya lagi untuk menangkup tangan Dean.Dean merunduk, melihat tangannya yang di genggam Aliya. Tangan Aliya terasa mungil dan hangat di telapak tangan Dean yang besar. Sejurus kemudian debaran jantung Dean terasa berpacu lebih cepat.Dean mengangkat kepala kembali dan mendapati Aliya tengah menatapnya.Tatapan itu tidak intens, namun cukup untuk mengacaukan fokus Dean.Ditambah dengan genggaman kuat tangan Aliya pada tang

    Terakhir Diperbarui : 2024-03-30
  • Ratu Bumi : Kebangkitan Sang Raja   BAB 43

    Aliya tertegun. Senyum yang semula terkembang lebar, seketika lenyap. Pria tampan di depan Aliya itu pun tak kalah tersentak. “Maaf..” “Maaf,” ujar Aliya bersamaan dengan Dean. “Maksudku, aku…” “Aku yang minta maaf, Dean. Aku terlalu tidak peka,” potong Aliya cepat. “Aku pulang dulu. Maaf sekali lagi,” Aliya segera membalikkan badannya. Dean masih tertegun. Sesaat kemudian spontan tangan kanan Dean meraih pergelangan tangan Aliya. “Al..” Aliya menghentikan langkahnya. Ia menoleh ke arah Dean, lalu ke pergelangan tangan yang digenggam Dean. Dean dengan cepat melepaskan pegangannya. “Maaf, Aliya,” ujar Dean. “Aku yang akan mengantarmu sekarang. Tunggu sebentar.” Tanpa menunggu jawaban Aliya, Dean berbalik menuju kamarnya kembali. Di dalam kamar, Dean bersandar di pintu yang telah ia tutup. Ia mengembuskan napas panjang. Sejenak ia pejamkan matanya. ‘Ah bodohnya. Mengapa sampai l

    Terakhir Diperbarui : 2024-03-31
  • Ratu Bumi : Kebangkitan Sang Raja   BAB 44

    Dengan membonceng Aliya, Dean melajukan motornya dengan kecepatan sedang.Matahari telah mulai jatuh ke Barat, mulai membias langit hingga berwarna jingga keemasan. Sementara Aliya yang berada di belakang Dean, diam menatap punggung Dean.Kedua tangannya bertahan memegang lututnya.Sebenarnya ada perasaan takut, saat Dean membelokkan motornya. Bagaimana tidak, jalanan di wilayah Lembang ini berbelok-belok dan banyak turunan serta tanjakan.Terutama wilayah Cikahuripan ini. Ada beberapa turunan yang terbilang curam dan cukup licin.Meski Dean tidak melaju kencang dan berbelok hati-hati, Aliya tidak terlalu terbiasa dengan motor besar dan cukup tinggi itu dibanding motor berjenis matic biasa.Sekalipun sebelumnya ia pernah membonceng di atas motor sport ini, ia selalu melingkarkan kedua tangannya pada pinggang Elang dan mendekap Elang erat-erat, sehingga ia merasa aman, meskipun Elang berbelok tajam.Atau saat dengan Agni di motor sport

    Terakhir Diperbarui : 2024-04-01
  • Ratu Bumi : Kebangkitan Sang Raja   BAB 45

    Dean lalu menoleh pada Agung. “Gung, apa kau sudah amankan senjata yang hampir melukai Agni dari celana saya?”Agung memandang Dean dan mengatupkan bibirnya. Kepalanya lalu mengangguk pelan. “Sudah kang.”“I found a kind of dagger in your trousers’ pocket, Sir. Then I gave it back to Agung,” sanggah Terry. (Saya menemukan semacam belati di dalam saku celanamu, Tuan. Dan saya kembalikan ke Agung)Agung melirik kesal pada Terry.Dean menghela napas lalu bertanya pada Agung lagi. “Dimana sekarang benda itu, Gung?”“Ada kang. Di kamar akang, di laci meja,” jawab Agung.Sesaat memandang Agung, Dean lalu berdiri dan berpindah untuk duduk di dekat Agung.“Berbalik,” perintah Dean pada Agung.Agung lalu memutar tubuhnya dan membelakangi Dean. Tangan kanan Dean terangkat lalu melakukan gerakan seperti memindai tubuh Agung, dari mulai kepala sampai tulang ekor

    Terakhir Diperbarui : 2024-04-02

Bab terbaru

  • Ratu Bumi : Kebangkitan Sang Raja   Catatan Penulis

    Teaser untuk S3 RATU BUMI: KELAHIRAN SANG PEWARIS(Entah kapan akan dibuat S3-nya. Tapi Author ingin berikan ini sebagai ekstra saja untuk kalian. Thanks to you all!!)Seorang wanita tengah berada di depan laptop. Sebuah kacamata berbentuk persegi dengan bingkai berwarna biru bertengger di pangkal hidungnya.Terdengar suara tuts pada keyboard yang ditekan cukup keras dan cepat.“Selesai!!” seru wanita itu dengan bibir tersungging senyum yang begitu lebar.Matanya sekali lagi menatap lekat pada layar laptop miliknya. Seolah puas dengan apa yang ia baca, ia mengangguk dan tersenyum lagi.“Mantap memang. Si gue menggambarkan tokohnya begitu nyata. Cakep banget ini. Epik,” ujarnya sambil terus mengangguk-angguk kan kepala. Tiada henti ia memuji dirinya sendiri.“Mungkin karena aku pake namaku sendiri buat tokoh cewek, ini bener-bener terasa seperti kejadian nyata. Tapi kan itu emang tujuanku..”“Sepertinya aku bener-bener jenius… Beberapa potong mimpi ku, bisa kujadikan rangkaian cerita se

  • Ratu Bumi : Kebangkitan Sang Raja   BAB 269

    Suatu hari di bulan September 2023.Aliya menggeliat lalu mengerjapkan matanya beberapa kali. Ia merentangkan kedua tangannya dan menguap.Kepalanya menengok ke kiri. Sisi itu kosong.Ia lalu menengadah, melihat ke arah jam dinding dalam kamar itu. 7:15.Aliya kemudian turun dari ranjang-nya. Ia kenakan sandal rumah berbahan kain dengan bordiran inisial A pada bagian tutup kakinya.Dengan langkah malas ia keluar kamar. Kepalanya berputar mencari.Hari itu, setelah ia tadi shalat subuh, ia tertidur kembali, karena semalam ia begadang menyelesaikan pekerjaannya hingga jam 2 dini hari.Kaki Aliya terus melangkah. Kini hidungnya mencium harum masakan berasal dari dapur. Ia pun mengarahkan kakinya ke arah sumber aroma tersebut.Ia terhenti di ambang pintu dapur. Bibirnya tersenyum. Matanya menatap ke depan dengan sorot penuh kasih.Tubuh jangkung dengan masih menggunakan set piyama tidur bermotif salur itu, masih asyik melakukan sesuatu di depan kompor.“Sudah bangun, rupanya…” kata pemilik

  • Ratu Bumi : Kebangkitan Sang Raja   BAB 268

    Dean menyetir mobil Jeep Cherokee Trackhawk yang terbuka dengan santai, menikmati embusan angin yang hangat di wajahnya sementara Aliya di sampingnya tampak takjub memandangi pemandangan di sekeliling mereka.Sekitar lima belas menit lalu, Aliya dan Dean tiba di Amboseli Airtrip di dalam Taman Nasional Amboseli.Taman Nasional Amboseli ini terletak di selatan Kenya, tepatnya di Kabupaten Kajiado, dekat perbatasan Kenya dengan Tanzania.Taman ini berada sekitar 240 kilometer sebelah tenggara Nairobi, ibu kota Kenya, dan terletak di bawah bayang-bayang Gunung Kilimanjaro yang megah di Tanzania, yang memberikan latar belakang yang ikonik dan terkenal di taman ini.Amboseli terkenal dengan populasi gajah besarnya, serta pemandangan sabana yang menakjubkan.Dean sengaja membawa Aliya ke tempat favorit-nya ini, untuk memberikan pengalaman baru bagi Aliya.Dengan helikopter, mereka terbang sekitar 40 menit dari helipad di atas gedung kantor cabang Starlight Corp di Nairobi menuju Kajiado. Se

  • Ratu Bumi : Kebangkitan Sang Raja   BAB 267

    Aliya paham, yang dimaksud orang Elemen Air itu adalah Elang. Namun yang tidak ia paham, mengapa ia menangkap gestur kemarahan dari sosok Syauqi? Apakah Syauqi dan Elang pernah bertemu sebelumnya?Ini belum waktunya Aliya bertanya lebih jauh tentang itu. Jadi ia kemudian hanya mengalihkan pertanyaan pada hal lain.“Bukankah yang kudengar, bahwa Realm adalah keluarga yang memang bermukim di Tanah Air. Tapi--” Ucapan Aliya terhenti.Syauqi tertawa kecil. “Anda bingung karena saya berwajah campuran di luar Indonesia?”“Ya, jujur aku bingung.” Mau tak mau Aliya pun tertawa kecil.“Nenek saya sedikit memberontak, Madam.”“Eh?”Syauqi terkekeh. “Nenek saya kabur dari Indonesia dan menikah dengan orang Jepang. Lalu ibu saya lahir dan kemudian menikah dengan orang Amerika. Lalu lahirlah saya.”Pria berwajah elok itu menjeda diri sesaat. “Saat saya berumur lima tahun, ibu saya membawa saya kembali ke kakek buyut. Tetua Realm Api dan mengembalikan saya. Kata ibu saya, itu wasiat nenek saya sebel

  • Ratu Bumi : Kebangkitan Sang Raja   BAB 266

    Aliya bersandar di sofa lounge hotel yang nyaman, menatap tenang pada makanan di depannya.Ia mencoba hidangan khas Nairobi: Nyama Choma, potongan daging panggang yang gurih dan kaya rempah, ditemani dengan kachumbari—salad segar dari tomat, bawang, dan cabai.Rasa pedas dan segar dari kachumbari melengkapi cita rasa daging yang hangat, membuat Aliya semakin larut dalam suasana santai sambil menunggu Dean yang tengah dalam rapat mendadak di ballroom hotel.Saat kunyahan terakhir, Aliya teringat percakapannya tadi dengan Matteo, yang penuh dengan dukungan.Matteo, sahabat Dean itu, mengungkapkan ketulusan hati ketika mengetahui Aliya bersama Dean."Aku sangat bahagia, Nyonya.”“Please, panggil Aliya saja, Matteo.”Matteo tersenyum sumringah. “Baiklah.. Ya.. aku benar-benar merasa bahagia.”“Aku bisa lihat itu. Sejak pertama kita bertemu, wajahmu berseri-seri terus,” Aliya tersenyum lebar.“Ini bukan tentang diriku, Nyonya. Melihatmu akhirnya bersama Dean... itu sungguh yang selama ini

  • Ratu Bumi : Kebangkitan Sang Raja   BAB 265

    Tak berapa lama limousine yang ditumpangi Dean dan Aliya tiba di satu hotel yang tampak megah.Beberapa greeter dan bellboy tampak menyambut ramah dan penuh hormat saat Aliya dan Dean yang dipimpin Matteo, memasuki area hotel.Dean terlihat sedikit menaikkan alis—tampak berpikir sesuatu, namun tetap dengan santai mengikuti langkah Matteo yang terlihat bersemangat berbicara dengan Aliya.Aliya melangkah masuk ke dalam suite mewah di Helshington Nairobi, tak dapat menahan gumaman kagum yang meluncur pelan.Matanya menyusuri setiap sudut ruangan—sebuah suite yang luas dengan desain butik berkelas, bercampur sentuhan klasik yang elegan.Dindingnya dihiasi karya seni khas Afrika, menambah sentuhan eksotis pada ruangan yang megah namun tetap hangat.Lampu-lampu gantung dari kristal menghiasi langit-langit tinggi, sementara lantai kayu yang mengilap mencerminkan pantulan cahaya lembut dari lampu yang dipasang dengan artistik.Di satu sisi, ada balkon pribadi yang menghadap ke pemandangan perb

  • Ratu Bumi : Kebangkitan Sang Raja   BAB 264

    Gedung kantor cabang Starlight Corp di Nairobi terlihat lebih sibuk dari biasanya.Para karyawan berjalan cepat, membawa berkas-berkas dan peralatan, memastikan setiap detail tertata sempurna untuk menyambut kedatangan CEO mereka, yang nyaris tidak pernah terlihat.Lobi utama yang biasanya hanya dihiasi dengan dekorasi sederhana kini terlihat sedikit berbeda. Tanaman hijau segar diletakkan di beberapa sudut, meja resepsionis dibersihkan hingga berkilau, dan tim keamanan memeriksa ulang setiap titik untuk memastikan semuanya sesuai standar.Di tengah kesibukan tersebut, Direktur cabang melangkah mendekati Matteo, manajer yang selalu tenang di tengah hiruk-pikuk persiapan ini.Dengan ragu, Direktur bertanya, "Mr. Odhiambo, apa benar tidak masalah jika kita melakukan persiapan seperti ini?"Sang Direktur masih teringat akan sikap sang CEO yang cenderung rendah hati dan tidak suka dengan seremoni berlebihan.Pernah sekali waktu saat ia pertama kali menjabat sebagai direktur cabang, ketika

  • Ratu Bumi : Kebangkitan Sang Raja   BAB 263

    Aliya duduk sendirian di dalam kabin jet pribadi Gulf Stream yang melaju anggun di atas awan menuju Kenya.Interior jet ini tampak begitu mewah dan nyaman, didesain dengan kursi kulit lembut berwarna krem yang berpadu dengan elemen kayu mahoni gelap.Cahaya matahari senja yang masuk dari jendela memberikan kilau hangat ke dalam kabin, menciptakan suasana tenang yang menyelimuti perjalanan mereka.Aliya menatap keluar jendela, melihat hamparan langit oranye keemasan yang seakan tak berujung, membiarkan pikirannya melayang.Bayangan pertama kali ia melihat pesawat ini, dengan logo Starlight Corp di badan jet, memenuhi benaknya.Kata-kata Agung kembali terngiang di kepalanya, bagaimana Dean memilih nama Starlight, terinspirasi dari panggilan kesayangan yang ia berikan padanya setelah pertama kali melihat Aliya dalam mimpi.Ketika ia iseng berselancar di dunia maya, ia mendapati bahwa Starlight Corp adalah korporasi besar yang dikagumi dunia. Selain Starlight Corp dikenal dengan kebijakan

  • Ratu Bumi : Kebangkitan Sang Raja   BAB 262

    Dean tersedak lalu terbatuk.“Prrrfffffftttttt.” Agni sukses menyemburkan nasi yang baru saja ia suapkan ke dalam mulutnya.Bi Titin menahan tawa. Ia mengacungkan jempol pada Aliya, lalu melenggang santai kembali ke dapur.Hening.Aliya melotot ke arah Agni.“Jorok, ih!” Aliya menepukkan tangannya ke beberapa nasi semburan Agni yang mampir dan bertengger di bajunya.“So-sorry Moony!” Agni bergegas bangun dan meraih beberapa lembar tissue dan menghampiri Aliya. Tangannya mengelap tangan Aliya.Saat tangan Agni akan berpindah ke bagian baju di bawah dagu Aliya, tangan Dean telah memegang tangan Agni.“Biar saya saja,” kata Dean singkat.Agni memanyunkan mulutnya. “Lu sih, Om…” Lalu kembali ke tempat duduknya dan membersihkan sisa-sisa nasi yang berhamburan di meja sambil nyengir.Dengan menggaruk kepalanya yang tak gatal, Agni mengambil piring makannya dan memutuskan segera menyingkir dari ruang makan, untuk memberi keleluasaan bagi pasangan itu.“Gue pindah ah. Ini obrolannya udah dua

DMCA.com Protection Status