Share

BAB 229

Penulis: Bintang
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-18 23:49:03

Selasa, 10 Januari 2023

Aliya sedang duduk di ruang tamu, memandangi layar ponselnya saat panggilan masuk dari Diani muncul. Ia segera menjawab telepon itu.

“What’s up, Sis?” tanyanya, sedikit penasaran.

“Gue baru dapat informasi dari Agni. Katanya ada teman lama Dean yang menghubungi dia lewat akun FB-nya,” kata Diani setelah ia terkekeh kecil karena Aliya langsung menembak tanpa basa-basi.

Aliya langsung duduk lebih tegak. “Teman lama? Cewek atau cowok?”

Diani terkekeh lagi.

“Cewek,” jawabnya dengan nada menggoda. “Dan you know what? Agni nggak berani bilang sendiri ke dirimu. Dia malah minta gue yang menyampaikan pesannya.”

Aliya terkikik kecil mendengar penjelasan itu. Ia sudah terbiasa dengan sifat Agni yang selalu protektif padanya.

“Ya, aku tahu. Dia paling takut kalau sampai aku marah atau cemburu. Padahal aku baik-baik saja kok, tahu Dean punya teman perempuan.”

“Hmm... tapi gimana kalau cewek itu ngejar-ngejar Dean?” Diani memancing lebih jauh.

Aliya tertawa pelan. “Wajar aj
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Ratu Bumi : Kebangkitan Sang Raja   BAB 230

    Aliya menutup matanya, fokus pada benaknya yang terhubung dengan satu energi asing yang samar terasa olehnya.Seolah itu adalah tamu yang sedang mengetuk pintunya, Aliya membukakan pintu dan mempersilakan masuk.“Kau… Elemen Angin? Siapa kau?” Aliya memulai perkataan dalam pikirannya.“Saya Delia. Delia Livana. Terima kasih telah memanggil saya dan membiarkan saya terhubung.” Delia, seorang Elemen Angin yang kini hadir dalam pikiran Aliya terdengar lembut namun penuh misteri, seperti angin yang berhembus pelan di tepi lautan."Apakah kau yang mencari-cari ku sejak kemarin?" Aliya memulai percakapan dengan nada tenang namun penuh kehati-hatian.Suara Delia terdengar, lembut dan sedikit sensual, menyusup di antara pikiran Aliya. "Saya.”“Apa yang kau perlukan?”“Apakah Anda... teman dekat Kang Saif? Atau…"Aliya terdiam sejenak, mencoba menangkap maksud dari pertanyaan Delia.Keheningan mengisi ruang di antara mereka, namun Aliya tetap tenang. "Ya... aku cukup dekat dengan Saif," jawabny

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-19
  • Ratu Bumi : Kebangkitan Sang Raja   BAB 231

    20.53 WIB, Villa Jayagiri."Aku... luar biasa idiot, bukan?"Agni menatap Elang prihatin.Ia tidak bisa menemukan respon yang tepat untuk perkataan Elang itu. Agni sejak tadi memperhatikan wajah muram Elang.Agni sudah tahu, bahwa saat itu Elang tengah ‘mendengar’ beberapa kalimat yang berasal dari Aliya yang tengah melakukan kontak jarak jauh dengan Delia."Dia benar. Dia tidak akan pergi dariku, andai aku tidak meninggalkannya," ujar Elang lagi."Bang....""As Delia said, kami pasangan yang serasi. Weren't we, Agni?" (Seperti yang Delia katakan - Bukankah begitu?)Agni menghela napas. "Iya Bang. Dulu kalian pasangan yang serasi."Elang terdiam sejenak."Dan kini, Dean dan Aliya adalah pasangan sempurna," sambung Elang."Bang....""It's ok Agni. Kenyataannya demikian," Elang menunduk. "I could feel how happy she is when she's with Dean." (Aku bisa merasakan betapa bahagianya ia saat bersama Dean)"Belum pernah sebelumnya aku mendengar tawa yang begitu lepas seperti itu, saat dia mas

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-20
  • Ratu Bumi : Kebangkitan Sang Raja   BAB 232

    Benar dugaannya, Dean ikut merasakan kegundahan hati Aliya saat ini, tapi tidak mengusiknya dengan pertanyaan yang serupa interogasi seperti yang tadi ia lakukan pada pria itu saat menanyai tentang Delia.Dean: [Tapi kalau mau banyak, aku bisa melakukannya. Tentu dengan cara yang ‘menyenangkan’]Sudut bibir Aliya terangkat tipis. Dean memang selalu memiliki cara untuk menghibur dirinya. Ia tahu, Dean sengaja menggunakan tanda petik pada kalimat menyenangkan, untuk menggoda Aliya.Wanita muda itu menarik napas dalam-dalam.Aliya: [Kau merasakanku kah?]Dean: [Apa yang sedang kau rasakan, Sayang? Kau ingin menceritakannya padaku?]Aliya termenung beberapa detik. Sesungguhnya ia tidak sampai hati harus mengungkapkan bahwa dirinya ikut sedih karena merasakan kesedihan Elang, pada Dean.Namun satu sisi, dirinya juga yakin, Dean adalah orang paling tepat untuk ia berbagi rasa.Dean orang yang selalu paling mempercayainya dan memberikan kebebasan pilihan padanya, meski dengan ketentuan khusu

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-20
  • Ratu Bumi : Kebangkitan Sang Raja   BAB 233

    21.37 WIB, vila Jayagiri.Suasana dingin terasa di udara.Lampu-lampu spot light lembut menerangi tepian dinding luar vila. Sementara lampu temaram di ruang tamu, memberikan nuansa hangat di dalam vila.Pintu terbuka saat Agni menyambut kedatangan Agung, Guntur, dan Iyad yang baru saja tiba.Agung masih berdiri di ambang pintu, berbicara sebentar dengan Agni, sementara Guntur dan Iyad melangkah masuk.Elang yang duduk di ruang tengah terkejut melihat dua orang teman elemen yang pernah menjadi bawahannya itu.Tatapannya berhenti pada Iyad dan Guntur, lalu sejenak ia menoleh ke arah pintu, berharap melihat sosok lain yang ternyata tidak datang.Ketegangan tipis terlihat di wajah Elang, meski ia berusaha menyembunyikannya.“Iyad, Guntur, kalian datang,” ujar Elang dengan suara yang dalam. “Sudah larut, ada apa?”Iyad tersenyum kecil, sedikit canggung. “Maaf, kang Einhard. Kami mengganggu di mal

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-21
  • Ratu Bumi : Kebangkitan Sang Raja   BAB 234

    Rabu, 11 Januari 202307.30 WIBAliya datang ke kantor kecamatan untuk mengikuti memenuhi panggilan dari kasi PMD di Rabu pagi itu.Namun situasi belum ramai dan kasi PMD masih belum datang. Aliya melihat Intan yang juga sudah datang, lalu mengajak Intan untuk menunggu di dekat aula.Aliya mengobrol sebentar bersama Intan dan satu orang teman kantor lainnya yang juga hadir pada hari itu. Membahas beberapa pekerjaan mereka dan beberapa permasalahan dalam pekerjaan mereka di lapangan.Aliya pamit pada kedua temannya untuk menuju ruang Kasi PMD, setelah melihat aparat kecamatan tersebut datang.Pak Camat dan pak Kasi tengah berbicara lalu kemudian menyapa Aliya dan mempersilakan Aliya mengikuti mereka ke dalam ruang kantor Camat. Aliya pun terlibat beberapa pembahasan seputar verifikasi data yang dibutuhkan pihak kecamatan.---09.15 WIBCRV Prestige putih masuk ke pelataran kantor kecamatan. Dean memarkirkan mobilnya di de

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-21
  • Ratu Bumi : Kebangkitan Sang Raja   BAB 235

    Elang segera menundukkan kepalanya, meraih ponsel dan berpura-pura sibuk membaca sesuatu.Sementara itu, Dean keluar dari mobil, untuk membukakan pintu bagi Aliya.Dari sudut matanya, Elang bisa melihat dari spion di kirinya, Aliya yang menatap Dean dan berterima kasih padanya sebelum masuk ke dalam mobil.Elang masih bisa melihat Aliya, sampai Aliya duduk tepat di belakangnya. Kini sosok Aliya tak bisa terlihat lagi olehnya.Elang tersenyum getir dalam hati.Ia sangat paham, mengapa Aliya memilih duduk tepat di belakang dirinya, bukan di belakang Dean.Ini semua agar Aliya terhindar dari pandangan Elang.Lamunan Elang buyar, ketika Dean memasuki mobil kembali dan mulai menyalakan mesin.Perlahan, mobil itu melaju beserta tiga penumpang di dalamnya dalam kondisi canggung.* * *Kantor Cabang Utama suatu Bank Swasta.Proses pemindahbukuan berjalan lancar dan cukup cepat.Aliya menghela napas lega. Ia

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-21
  • Ratu Bumi : Kebangkitan Sang Raja   BAB 236

    Aliya berdiri lalu mengambil barang-barang miliknya tersebut dari tangan Elang, membuat kepala pria itu mendongak kembali.“Sudah semua kan?” tanya Aliya yang kemudian dijawab anggukan Elang.“Ayo, pulang,” sahut Aliya lagi.“Ok,” jawab Elang singkat.Dean berdiri dan berjalan di belakang Aliya dengan Elang yang mengikutinya.Satpam khusus yang berjaga di ruang tersebut mengantarkan mereka bertiga hingga mencapai pintu utama.Dean berpaling pada Aliya lalu mengatakan bahwa ia akan mengambil mobilnya dulu, serta meminta Aliya dan Elang menunggu di lobby tersebut.Aliya melangkah menjauh dari Elang sambil memainkan ponselnya. Dalam hati ia berharap Dean segera datang, agar ia tak perlu merasa canggung berdua bersama Elang di tempat itu.Ketika akhirnya mobil itu tiba, Elang hendak membukakan pintu untuk Aliya, namun Aliya telah mendahuluinya dan membuka pintu sendiri.Elang menarik napas, lalu memutar langkahnya menuju pintu depan mobil.Mereka bertiga akhirnya berada dalam satu mobil l

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-22
  • Ratu Bumi : Kebangkitan Sang Raja   BAB 237

    Siang menjelang sore itu Aliya tiba kembali ke Kantor Kecamatan. Setelahnya, Dean dan Elang kembali ke basecamp di Cikahuripan.Menurut Dean, Elang akan bertolak ke Bogor, membawa CRV putih, kendaraan operasional Dean dan kawan-kawan, setelah berpamitan pada mereka semua dan pada Nawidi di basecamp.Aliya tidak mendengar kabar lagi tentang Elang, saat ia telah kembali ke rumahnya. Aliya tiba dengan merasakan badannya yang terasa pegal-pegal dan kepala yang agak berat.Ia menghela napas berulang kali.Entah bagaimana, dadanya masih terasa sesak dan berat. Seolah ada sesuatu yang besar yang mengganjal dalam hatinya.Aliya memejamkan mata, lalu duduk di meja kerjanya dan menyalakan laptop miliknya.Sejak Elang menangis di pundaknya, Aliya mengalami trespassing pada pikiran Elang.Ia menerobos pikiran yang telah ditutup rapat oleh Elang, lalu melihat dan mendengar hal-hal yang Elang lihat, katakan dan pikirkan dalam beberapa hari ini.Meski tidak semua hal, karena sebagian besar adalah te

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-22

Bab terbaru

  • Ratu Bumi : Kebangkitan Sang Raja   Catatan Penulis

    Teaser untuk S3 RATU BUMI: KELAHIRAN SANG PEWARIS(Entah kapan akan dibuat S3-nya. Tapi Author ingin berikan ini sebagai ekstra saja untuk kalian. Thanks to you all!!)Seorang wanita tengah berada di depan laptop. Sebuah kacamata berbentuk persegi dengan bingkai berwarna biru bertengger di pangkal hidungnya.Terdengar suara tuts pada keyboard yang ditekan cukup keras dan cepat.“Selesai!!” seru wanita itu dengan bibir tersungging senyum yang begitu lebar.Matanya sekali lagi menatap lekat pada layar laptop miliknya. Seolah puas dengan apa yang ia baca, ia mengangguk dan tersenyum lagi.“Mantap memang. Si gue menggambarkan tokohnya begitu nyata. Cakep banget ini. Epik,” ujarnya sambil terus mengangguk-angguk kan kepala. Tiada henti ia memuji dirinya sendiri.“Mungkin karena aku pake namaku sendiri buat tokoh cewek, ini bener-bener terasa seperti kejadian nyata. Tapi kan itu emang tujuanku..”“Sepertinya aku bener-bener jenius… Beberapa potong mimpi ku, bisa kujadikan rangkaian cerita se

  • Ratu Bumi : Kebangkitan Sang Raja   BAB 269

    Suatu hari di bulan September 2023.Aliya menggeliat lalu mengerjapkan matanya beberapa kali. Ia merentangkan kedua tangannya dan menguap.Kepalanya menengok ke kiri. Sisi itu kosong.Ia lalu menengadah, melihat ke arah jam dinding dalam kamar itu. 7:15.Aliya kemudian turun dari ranjang-nya. Ia kenakan sandal rumah berbahan kain dengan bordiran inisial A pada bagian tutup kakinya.Dengan langkah malas ia keluar kamar. Kepalanya berputar mencari.Hari itu, setelah ia tadi shalat subuh, ia tertidur kembali, karena semalam ia begadang menyelesaikan pekerjaannya hingga jam 2 dini hari.Kaki Aliya terus melangkah. Kini hidungnya mencium harum masakan berasal dari dapur. Ia pun mengarahkan kakinya ke arah sumber aroma tersebut.Ia terhenti di ambang pintu dapur. Bibirnya tersenyum. Matanya menatap ke depan dengan sorot penuh kasih.Tubuh jangkung dengan masih menggunakan set piyama tidur bermotif salur itu, masih asyik melakukan sesuatu di depan kompor.“Sudah bangun, rupanya…” kata pemilik

  • Ratu Bumi : Kebangkitan Sang Raja   BAB 268

    Dean menyetir mobil Jeep Cherokee Trackhawk yang terbuka dengan santai, menikmati embusan angin yang hangat di wajahnya sementara Aliya di sampingnya tampak takjub memandangi pemandangan di sekeliling mereka.Sekitar lima belas menit lalu, Aliya dan Dean tiba di Amboseli Airtrip di dalam Taman Nasional Amboseli.Taman Nasional Amboseli ini terletak di selatan Kenya, tepatnya di Kabupaten Kajiado, dekat perbatasan Kenya dengan Tanzania.Taman ini berada sekitar 240 kilometer sebelah tenggara Nairobi, ibu kota Kenya, dan terletak di bawah bayang-bayang Gunung Kilimanjaro yang megah di Tanzania, yang memberikan latar belakang yang ikonik dan terkenal di taman ini.Amboseli terkenal dengan populasi gajah besarnya, serta pemandangan sabana yang menakjubkan.Dean sengaja membawa Aliya ke tempat favorit-nya ini, untuk memberikan pengalaman baru bagi Aliya.Dengan helikopter, mereka terbang sekitar 40 menit dari helipad di atas gedung kantor cabang Starlight Corp di Nairobi menuju Kajiado. Se

  • Ratu Bumi : Kebangkitan Sang Raja   BAB 267

    Aliya paham, yang dimaksud orang Elemen Air itu adalah Elang. Namun yang tidak ia paham, mengapa ia menangkap gestur kemarahan dari sosok Syauqi? Apakah Syauqi dan Elang pernah bertemu sebelumnya?Ini belum waktunya Aliya bertanya lebih jauh tentang itu. Jadi ia kemudian hanya mengalihkan pertanyaan pada hal lain.“Bukankah yang kudengar, bahwa Realm adalah keluarga yang memang bermukim di Tanah Air. Tapi--” Ucapan Aliya terhenti.Syauqi tertawa kecil. “Anda bingung karena saya berwajah campuran di luar Indonesia?”“Ya, jujur aku bingung.” Mau tak mau Aliya pun tertawa kecil.“Nenek saya sedikit memberontak, Madam.”“Eh?”Syauqi terkekeh. “Nenek saya kabur dari Indonesia dan menikah dengan orang Jepang. Lalu ibu saya lahir dan kemudian menikah dengan orang Amerika. Lalu lahirlah saya.”Pria berwajah elok itu menjeda diri sesaat. “Saat saya berumur lima tahun, ibu saya membawa saya kembali ke kakek buyut. Tetua Realm Api dan mengembalikan saya. Kata ibu saya, itu wasiat nenek saya sebel

  • Ratu Bumi : Kebangkitan Sang Raja   BAB 266

    Aliya bersandar di sofa lounge hotel yang nyaman, menatap tenang pada makanan di depannya.Ia mencoba hidangan khas Nairobi: Nyama Choma, potongan daging panggang yang gurih dan kaya rempah, ditemani dengan kachumbari—salad segar dari tomat, bawang, dan cabai.Rasa pedas dan segar dari kachumbari melengkapi cita rasa daging yang hangat, membuat Aliya semakin larut dalam suasana santai sambil menunggu Dean yang tengah dalam rapat mendadak di ballroom hotel.Saat kunyahan terakhir, Aliya teringat percakapannya tadi dengan Matteo, yang penuh dengan dukungan.Matteo, sahabat Dean itu, mengungkapkan ketulusan hati ketika mengetahui Aliya bersama Dean."Aku sangat bahagia, Nyonya.”“Please, panggil Aliya saja, Matteo.”Matteo tersenyum sumringah. “Baiklah.. Ya.. aku benar-benar merasa bahagia.”“Aku bisa lihat itu. Sejak pertama kita bertemu, wajahmu berseri-seri terus,” Aliya tersenyum lebar.“Ini bukan tentang diriku, Nyonya. Melihatmu akhirnya bersama Dean... itu sungguh yang selama ini

  • Ratu Bumi : Kebangkitan Sang Raja   BAB 265

    Tak berapa lama limousine yang ditumpangi Dean dan Aliya tiba di satu hotel yang tampak megah.Beberapa greeter dan bellboy tampak menyambut ramah dan penuh hormat saat Aliya dan Dean yang dipimpin Matteo, memasuki area hotel.Dean terlihat sedikit menaikkan alis—tampak berpikir sesuatu, namun tetap dengan santai mengikuti langkah Matteo yang terlihat bersemangat berbicara dengan Aliya.Aliya melangkah masuk ke dalam suite mewah di Helshington Nairobi, tak dapat menahan gumaman kagum yang meluncur pelan.Matanya menyusuri setiap sudut ruangan—sebuah suite yang luas dengan desain butik berkelas, bercampur sentuhan klasik yang elegan.Dindingnya dihiasi karya seni khas Afrika, menambah sentuhan eksotis pada ruangan yang megah namun tetap hangat.Lampu-lampu gantung dari kristal menghiasi langit-langit tinggi, sementara lantai kayu yang mengilap mencerminkan pantulan cahaya lembut dari lampu yang dipasang dengan artistik.Di satu sisi, ada balkon pribadi yang menghadap ke pemandangan perb

  • Ratu Bumi : Kebangkitan Sang Raja   BAB 264

    Gedung kantor cabang Starlight Corp di Nairobi terlihat lebih sibuk dari biasanya.Para karyawan berjalan cepat, membawa berkas-berkas dan peralatan, memastikan setiap detail tertata sempurna untuk menyambut kedatangan CEO mereka, yang nyaris tidak pernah terlihat.Lobi utama yang biasanya hanya dihiasi dengan dekorasi sederhana kini terlihat sedikit berbeda. Tanaman hijau segar diletakkan di beberapa sudut, meja resepsionis dibersihkan hingga berkilau, dan tim keamanan memeriksa ulang setiap titik untuk memastikan semuanya sesuai standar.Di tengah kesibukan tersebut, Direktur cabang melangkah mendekati Matteo, manajer yang selalu tenang di tengah hiruk-pikuk persiapan ini.Dengan ragu, Direktur bertanya, "Mr. Odhiambo, apa benar tidak masalah jika kita melakukan persiapan seperti ini?"Sang Direktur masih teringat akan sikap sang CEO yang cenderung rendah hati dan tidak suka dengan seremoni berlebihan.Pernah sekali waktu saat ia pertama kali menjabat sebagai direktur cabang, ketika

  • Ratu Bumi : Kebangkitan Sang Raja   BAB 263

    Aliya duduk sendirian di dalam kabin jet pribadi Gulf Stream yang melaju anggun di atas awan menuju Kenya.Interior jet ini tampak begitu mewah dan nyaman, didesain dengan kursi kulit lembut berwarna krem yang berpadu dengan elemen kayu mahoni gelap.Cahaya matahari senja yang masuk dari jendela memberikan kilau hangat ke dalam kabin, menciptakan suasana tenang yang menyelimuti perjalanan mereka.Aliya menatap keluar jendela, melihat hamparan langit oranye keemasan yang seakan tak berujung, membiarkan pikirannya melayang.Bayangan pertama kali ia melihat pesawat ini, dengan logo Starlight Corp di badan jet, memenuhi benaknya.Kata-kata Agung kembali terngiang di kepalanya, bagaimana Dean memilih nama Starlight, terinspirasi dari panggilan kesayangan yang ia berikan padanya setelah pertama kali melihat Aliya dalam mimpi.Ketika ia iseng berselancar di dunia maya, ia mendapati bahwa Starlight Corp adalah korporasi besar yang dikagumi dunia. Selain Starlight Corp dikenal dengan kebijakan

  • Ratu Bumi : Kebangkitan Sang Raja   BAB 262

    Dean tersedak lalu terbatuk.“Prrrfffffftttttt.” Agni sukses menyemburkan nasi yang baru saja ia suapkan ke dalam mulutnya.Bi Titin menahan tawa. Ia mengacungkan jempol pada Aliya, lalu melenggang santai kembali ke dapur.Hening.Aliya melotot ke arah Agni.“Jorok, ih!” Aliya menepukkan tangannya ke beberapa nasi semburan Agni yang mampir dan bertengger di bajunya.“So-sorry Moony!” Agni bergegas bangun dan meraih beberapa lembar tissue dan menghampiri Aliya. Tangannya mengelap tangan Aliya.Saat tangan Agni akan berpindah ke bagian baju di bawah dagu Aliya, tangan Dean telah memegang tangan Agni.“Biar saya saja,” kata Dean singkat.Agni memanyunkan mulutnya. “Lu sih, Om…” Lalu kembali ke tempat duduknya dan membersihkan sisa-sisa nasi yang berhamburan di meja sambil nyengir.Dengan menggaruk kepalanya yang tak gatal, Agni mengambil piring makannya dan memutuskan segera menyingkir dari ruang makan, untuk memberi keleluasaan bagi pasangan itu.“Gue pindah ah. Ini obrolannya udah dua

DMCA.com Protection Status