Share

BAB 136

Penulis: Bintang
last update Terakhir Diperbarui: 2024-07-14 20:00:37

“Ini kagak bagus, Bang…” Agni berdiri resah. Ia mendekati tubuh bersila Dean, namun terhenti ketika ia merasakan suhu dingin yang luar biasa menyengat hanya dari jarak dua meter saja.

“Bagaimana caranya kita menolong Om?” Ia menoleh pada Nawidi yang juga bersila dan tampak memejamkan kedua mata.

Pria Realm Air itu tampak tidak terganggu dengan cecaran pertanyaan Agni dan hanya menjawab singkat, “Bersabar saja.”

“Iya tapi ini sudah setengah hari, Bang! Gue ngeri. Om sebelum membeku begini sempet ngeluarin darah. Ia pasti terluka dalam.”

Bukan tanpa alasan Agni menjadi amat cemas.

Dean telah berada pada Level luar biasa tinggi, hampir menjadi suatu ketidakmungkinan seorang Elemen dapat terluka hingga mengeluarkan muntahan darah segar.

Itu hanya akan terjadi ketika ia benar-benar mengalami hantaman hebat.

Seorang Elemen Level Satu, bagaimana bisa mendapat hantaman hebat dari lawannya

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP
Komen (1)
goodnovel comment avatar
Jie Roe
lagiiii thor
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

  • Ratu Bumi : Kebangkitan Sang Raja   BAB 137

    “Moony…” Bibir Pemuda Api itu bergetar, pupil matanya yang juga ikut bergetar menandakan pemuda itu benar-benar kaget dan seakan tidak percaya pada apa yang dilihatnya saat ini.“Agni.. Kau benar-benar bisa melihatku??” Aliya terpaku di tempat. Lalu matanya segera menangkap gerakan cepat Agni yang hendak berdiri, namun suara Nawidi segera menggema mencegah Pemuda Api itu.“Diam di tempat!”Agni menahan tubuhnya, namun tak ayal ia tetap melayangkan protes pada Nawidi. “Kenapa Bang? Moony datang! Gue bisa lihat! Gak ada medan energi yang ngalangin! Gue bisa deketin! Gue--”“Diam di tempat,” Nawidi tetap mengatakan kalimat yang sama. “Aliya dikelilingi energi asing. Saya tidak tahu energi apa ini. Jangan sampai terjadi sesuatu pada Aliya atau pada dirimu sendiri.”Agni terpaku. Kedua manik pemuda itu lekat menatap wanita muda yang tentu saja teramat ia rindukan.Bibi

    Terakhir Diperbarui : 2024-07-15
  • Ratu Bumi : Kebangkitan Sang Raja   BAB 138

    Detik berikutnya, dengan kecepatan yang hampir tak tertangkap mata Aliya, Nawidi bergerak maju dan menangkap tubuh Dean yang terjatuh tepat setelah suara itu berakhir.Tangan Aliya tidak terlepas dari Dean, justru Aliya dengan spontan menggenggam tangan suami sukmanya itu.“Kang!” Aliya dengan cemas menoleh pada Nawidi yang menopang tubuh Dean dan meletakkan dengan hati-hati ke atas tanah.Agni tidak berani bergerak, kedua kakinya bagai terpasak di tempat, terlalu terkejut melihat kejadian di depannya.Apa yang ditangkap oleh kedua mata Agni adalah, Aliya mengeluarkan cahaya menyilaukan yang menyelimuti seluruh tubuhnya kemudian ikut menyelimuti tubuh bersila Dean, hingga Agni terpaksa memicingkan mata lalu berpaling.Itu terlalu menyilaukan.Pemuda Api itu bahkan tidak melihat momen tubuh Dean terlepas dari kebekuan, kemudian ambruk. Ia hanya betul-betul terpukau kemudian sangat terkejut ketika mendapati Dean kini berada dalam topangan Nawidi.“Om!” Baru tersadar, Agni lalu menghambur

    Terakhir Diperbarui : 2024-07-17
  • Ratu Bumi : Kebangkitan Sang Raja   BAB 139

    Kedua mata Aliya membola dengan binar penuh harapan.Sementara Agni di sisi lain, mencetus sangsi. “Semoga aja firasat lu jadi nyata, Bang. Penguncian energi itu hal yang bener-bener nakutin, apa iya--” Pemuda itu terhenti tatkala melihat tatapan tajam Aliya dari samping.“Maaf Moony! Bukan gitu maksud gue, tapi--”“Sebagai fakta lainnya, saya sudah memindai kondisi Dean dan ini jauh lebih baik dari yang saya perkirakan,” Nawidi memutus Agni dan memberikan pendapat lain yang lebih logis untuk semua yang ada di sana.“Itu bagus!” Aliya mengangguk puas. “Jadi, karena aku masuk ke sini dari dunia sukma, maka medan energi itu tidak muncul? Atau bagaimana?” sambung Aliya yang masih penasaran dengan bagaimana mereka kini saling berdekatan.Nawidi memutar kepala, sebagai petunjuk, bahwa semua ini karena kubah energi yang mengurung mereka.“Perkiraan saya Anda bisa masuk ke sini, ketika Anda berada di dunia sukma. Di sana medan energi Anda tidak ada. Atau kedua, saya berpikir kubah ini menetra

    Terakhir Diperbarui : 2024-07-18
  • Ratu Bumi : Kebangkitan Sang Raja   BAB 140

    “Apa?” Sontak saja kedua alis Aliya menukik disertai kening yang berkerut dalam.Raut kesal segera membayang di seluruh permukaan wajahnya.“Apa lagi yang dia mau?!” Aliya mengomel jengkel, namun ia membuka status WA miliknya.Elang : [I wonder, you could see me again] (Aku berharap, kita bisa bertemu lagi)Elang : [Kemudian baru kita bisa bicarakan tentang uang itu. Aku akan menjelaskannya semua padamu]Elang : [Besok akan sempurna]Aliya berdecak kesal.“Ini bukan permintaan! Ini seperti perintah agar aku menemuimu, kan?” omel Aliya dengan kesal. “Ga usah lah bahas uang segala. Kalau memang ngga bisa aku kembalikan, akan aku ambil tunai dan aku bakar saja sekalian!”Tentu, pikiran Aliya itu pun terbaca oleh Elang di tempatnya, sehingga mantan suami Aliya itu membalas ucapan Aliya yang kemudian tercetak di status wanita muda itu.Elang : [Well, let’s burn it down. I’ll send some even more] (Baiklah, ayo bakar saja. Aku akan mengirimkan lebih banyak lagi.)Pesan dari Diani masuk. [Gue

    Terakhir Diperbarui : 2024-07-20
  • Ratu Bumi : Kebangkitan Sang Raja   BAB 141

    Selasa, 6 Desember 202214.40 WIB.“Go get her!!” (Tangkap dia!!) Suara menggelegar terdengar ke seluruh ruangan.“Bawa dia padaku dengan segala cara!!” serunya lagi penuh amarah.Seorang laki-laki paruh baya menundukkan kepala lalu membungkuk dalam, sebelum akhirnya berbalik dan keluar dengan sangat tergesa.“Damn it!!” Suara yang sama kembali terdengar kencang, diikuti sapuan tangan penuh amarah pada barang-barang di atas sebuah meja kerja mewah.Prraaanng!!!Barang-barang berhamburan dan beberapa benda terbuat dari kristal, pecah tanpa ampun.“Sial Nawidi! Kau membodohiku?!!” Rahang pria berparas tampan itu terkatup rapat. Kedua tangannya mengepal kuat di atas meja kerja berlapis kaca tebal.Tangannya lalu meraih sebuah iphone Kings Button yang berada dekat perangkat PC di kirinya. Ia melakukan panggilan keluar.“Dia tidak boleh sampai ke tempat yang dia tuju! Apa kau paham? Kau paham??! Kirim lebih banyak orang lagi!!” Pria tampan itu memutuskan sambungan lalu membanting ponsel it

    Terakhir Diperbarui : 2024-07-21
  • Ratu Bumi : Kebangkitan Sang Raja   BAB 142

    16.07 WIBAliya kini tengah berdiri di sebuah bangunan lawas namun masih terlihat sangat kokoh. Arsitektur Belanda tampak mendominasi dari gaya dan bentuk bangunan.Bangunan itu terbilang besar, dibangun di lahan hampir seribu meter. Halaman depan yang luas tempat ia berdiri saat ini, ditanami dua pohon mangga yang kentara tumbuh dengan subur, di ujung kanan halaman.Sementara di sisi teras depan, dipenuhi tanaman yang tertata apik meski tidak terlalu cantik dan artistik.Aliya sangat memaklumi hal itu. Karena bagaimanapun, penghuni bangunan ini, semuanya adalah pria. Para pria yang telah sekian tahun menjadi penjaga dirinya, seperti hal-nya Elang dahulu.Lalu diantara para pria itu….Kepala Aliya menggeleng.Ia lalu langkahkan kakinya dengan cepat menuju pintu depan. Tangannya mengetuk agak keras.Ketukan pertama, seperti yang telah ia duga, tidak akan segera membuat penghuninya membukakan pintu. Tangan Aliya terangkat untuk mengetuk lagi. Kali ini dengan kekuatan yang ia tambah. Begi

    Terakhir Diperbarui : 2024-07-22
  • Ratu Bumi : Kebangkitan Sang Raja   BAB 143

    Tangan kanan Aliya menyentuh dada kirinya. Betapa ia nantikan momen ini. Momen di mana ia bisa berhadapan langsung dengannya.Karena medan pelindung yang selama empat tahun ia miliki, ia bahkan tak bisa bertemu ataupun ditemui pria ini.Namun hari ini, rupanya medan pelindung yang ia miliki kini tak berpengaruh pada pria ini. Pria yang belakangan ini telah mulai menyita hati dan pikirannya.“Ah….. Dean…… Aku akhirnya disini…..”Aliya menarik napas dalam-dalam, lalu tangannya terulur meraih handel pintu kamar. Ia memutarnya perlahan, lalu mendorong pintu itu dengan sangat hati-hati.Kini pintu terkuak lebar.Aliya berdiri dengan pandangan tertuju pada satu sudut ruang yang terdapat ranjang berukuran queen yang terlapisi seprai berwarna krem.Matanya menatap lekat pada sosok yang tengah terbaring di atas ranjang itu.‘Dean……’‘Ya benar. Itu Dean……’Medan energinya benar-benar sudah tidak berpengaruh bagi Dean!Aliya bagai tak mempercayai ini semua, saat Nawidi --melalui Oki mengatakan b

    Terakhir Diperbarui : 2024-07-24
  • Ratu Bumi : Kebangkitan Sang Raja   BAB 144

    Aliya membuka pintu kamar Dean dan mendapati Dean ternyata telah terbangun.Saat pertama kali tadi Aliya masuk ke kamar Dean dan mendapati pria tampan bermanik hazel itu masih dalam keadaan tidur, Aliya keluar kamar untuk mengambil secangkir teh.Ia butuh meredakan kegugupan dan juga rasa cemas dan gelisah akibat pengejaran orang-orang suruhan Elang sebelumnya. Ia memang butuh minum.Kini, saat Aliya kembali ke kamar suami sukmanya, wanita muda itu mendapati Dean sudah dalam posisi setengah duduk sambil bersandar pada tumpukan bantal di belakang kepala dan punggungnya.Kepala Dean menoleh ke arah Aliya berdiri dan satu senyuman terukir di bibir dan wajah tampannya yang masih amat pucat.Dengan langkah sedikit canggung, Aliya mendekati ranjang tempat Dean berbaring.Meski ia sangat lega melihat Dean yang telah sadar, namun hatinya tetap terasa sakit. Melihat Dean terbaring setengah duduk sambil bersandar seperti ini, Aliya tidak bisa merasa baik-baik saja.Setelah duduk di kursi yang i

    Terakhir Diperbarui : 2024-07-25

Bab terbaru

  • Ratu Bumi : Kebangkitan Sang Raja   Catatan Penulis

    Teaser untuk S3 RATU BUMI: KELAHIRAN SANG PEWARIS(Entah kapan akan dibuat S3-nya. Tapi Author ingin berikan ini sebagai ekstra saja untuk kalian. Thanks to you all!!)Seorang wanita tengah berada di depan laptop. Sebuah kacamata berbentuk persegi dengan bingkai berwarna biru bertengger di pangkal hidungnya.Terdengar suara tuts pada keyboard yang ditekan cukup keras dan cepat.“Selesai!!” seru wanita itu dengan bibir tersungging senyum yang begitu lebar.Matanya sekali lagi menatap lekat pada layar laptop miliknya. Seolah puas dengan apa yang ia baca, ia mengangguk dan tersenyum lagi.“Mantap memang. Si gue menggambarkan tokohnya begitu nyata. Cakep banget ini. Epik,” ujarnya sambil terus mengangguk-angguk kan kepala. Tiada henti ia memuji dirinya sendiri.“Mungkin karena aku pake namaku sendiri buat tokoh cewek, ini bener-bener terasa seperti kejadian nyata. Tapi kan itu emang tujuanku..”“Sepertinya aku bener-bener jenius… Beberapa potong mimpi ku, bisa kujadikan rangkaian cerita se

  • Ratu Bumi : Kebangkitan Sang Raja   BAB 269

    Suatu hari di bulan September 2023.Aliya menggeliat lalu mengerjapkan matanya beberapa kali. Ia merentangkan kedua tangannya dan menguap.Kepalanya menengok ke kiri. Sisi itu kosong.Ia lalu menengadah, melihat ke arah jam dinding dalam kamar itu. 7:15.Aliya kemudian turun dari ranjang-nya. Ia kenakan sandal rumah berbahan kain dengan bordiran inisial A pada bagian tutup kakinya.Dengan langkah malas ia keluar kamar. Kepalanya berputar mencari.Hari itu, setelah ia tadi shalat subuh, ia tertidur kembali, karena semalam ia begadang menyelesaikan pekerjaannya hingga jam 2 dini hari.Kaki Aliya terus melangkah. Kini hidungnya mencium harum masakan berasal dari dapur. Ia pun mengarahkan kakinya ke arah sumber aroma tersebut.Ia terhenti di ambang pintu dapur. Bibirnya tersenyum. Matanya menatap ke depan dengan sorot penuh kasih.Tubuh jangkung dengan masih menggunakan set piyama tidur bermotif salur itu, masih asyik melakukan sesuatu di depan kompor.“Sudah bangun, rupanya…” kata pemilik

  • Ratu Bumi : Kebangkitan Sang Raja   BAB 268

    Dean menyetir mobil Jeep Cherokee Trackhawk yang terbuka dengan santai, menikmati embusan angin yang hangat di wajahnya sementara Aliya di sampingnya tampak takjub memandangi pemandangan di sekeliling mereka.Sekitar lima belas menit lalu, Aliya dan Dean tiba di Amboseli Airtrip di dalam Taman Nasional Amboseli.Taman Nasional Amboseli ini terletak di selatan Kenya, tepatnya di Kabupaten Kajiado, dekat perbatasan Kenya dengan Tanzania.Taman ini berada sekitar 240 kilometer sebelah tenggara Nairobi, ibu kota Kenya, dan terletak di bawah bayang-bayang Gunung Kilimanjaro yang megah di Tanzania, yang memberikan latar belakang yang ikonik dan terkenal di taman ini.Amboseli terkenal dengan populasi gajah besarnya, serta pemandangan sabana yang menakjubkan.Dean sengaja membawa Aliya ke tempat favorit-nya ini, untuk memberikan pengalaman baru bagi Aliya.Dengan helikopter, mereka terbang sekitar 40 menit dari helipad di atas gedung kantor cabang Starlight Corp di Nairobi menuju Kajiado. Se

  • Ratu Bumi : Kebangkitan Sang Raja   BAB 267

    Aliya paham, yang dimaksud orang Elemen Air itu adalah Elang. Namun yang tidak ia paham, mengapa ia menangkap gestur kemarahan dari sosok Syauqi? Apakah Syauqi dan Elang pernah bertemu sebelumnya?Ini belum waktunya Aliya bertanya lebih jauh tentang itu. Jadi ia kemudian hanya mengalihkan pertanyaan pada hal lain.“Bukankah yang kudengar, bahwa Realm adalah keluarga yang memang bermukim di Tanah Air. Tapi--” Ucapan Aliya terhenti.Syauqi tertawa kecil. “Anda bingung karena saya berwajah campuran di luar Indonesia?”“Ya, jujur aku bingung.” Mau tak mau Aliya pun tertawa kecil.“Nenek saya sedikit memberontak, Madam.”“Eh?”Syauqi terkekeh. “Nenek saya kabur dari Indonesia dan menikah dengan orang Jepang. Lalu ibu saya lahir dan kemudian menikah dengan orang Amerika. Lalu lahirlah saya.”Pria berwajah elok itu menjeda diri sesaat. “Saat saya berumur lima tahun, ibu saya membawa saya kembali ke kakek buyut. Tetua Realm Api dan mengembalikan saya. Kata ibu saya, itu wasiat nenek saya sebel

  • Ratu Bumi : Kebangkitan Sang Raja   BAB 266

    Aliya bersandar di sofa lounge hotel yang nyaman, menatap tenang pada makanan di depannya.Ia mencoba hidangan khas Nairobi: Nyama Choma, potongan daging panggang yang gurih dan kaya rempah, ditemani dengan kachumbari—salad segar dari tomat, bawang, dan cabai.Rasa pedas dan segar dari kachumbari melengkapi cita rasa daging yang hangat, membuat Aliya semakin larut dalam suasana santai sambil menunggu Dean yang tengah dalam rapat mendadak di ballroom hotel.Saat kunyahan terakhir, Aliya teringat percakapannya tadi dengan Matteo, yang penuh dengan dukungan.Matteo, sahabat Dean itu, mengungkapkan ketulusan hati ketika mengetahui Aliya bersama Dean."Aku sangat bahagia, Nyonya.”“Please, panggil Aliya saja, Matteo.”Matteo tersenyum sumringah. “Baiklah.. Ya.. aku benar-benar merasa bahagia.”“Aku bisa lihat itu. Sejak pertama kita bertemu, wajahmu berseri-seri terus,” Aliya tersenyum lebar.“Ini bukan tentang diriku, Nyonya. Melihatmu akhirnya bersama Dean... itu sungguh yang selama ini

  • Ratu Bumi : Kebangkitan Sang Raja   BAB 265

    Tak berapa lama limousine yang ditumpangi Dean dan Aliya tiba di satu hotel yang tampak megah.Beberapa greeter dan bellboy tampak menyambut ramah dan penuh hormat saat Aliya dan Dean yang dipimpin Matteo, memasuki area hotel.Dean terlihat sedikit menaikkan alis—tampak berpikir sesuatu, namun tetap dengan santai mengikuti langkah Matteo yang terlihat bersemangat berbicara dengan Aliya.Aliya melangkah masuk ke dalam suite mewah di Helshington Nairobi, tak dapat menahan gumaman kagum yang meluncur pelan.Matanya menyusuri setiap sudut ruangan—sebuah suite yang luas dengan desain butik berkelas, bercampur sentuhan klasik yang elegan.Dindingnya dihiasi karya seni khas Afrika, menambah sentuhan eksotis pada ruangan yang megah namun tetap hangat.Lampu-lampu gantung dari kristal menghiasi langit-langit tinggi, sementara lantai kayu yang mengilap mencerminkan pantulan cahaya lembut dari lampu yang dipasang dengan artistik.Di satu sisi, ada balkon pribadi yang menghadap ke pemandangan perb

  • Ratu Bumi : Kebangkitan Sang Raja   BAB 264

    Gedung kantor cabang Starlight Corp di Nairobi terlihat lebih sibuk dari biasanya.Para karyawan berjalan cepat, membawa berkas-berkas dan peralatan, memastikan setiap detail tertata sempurna untuk menyambut kedatangan CEO mereka, yang nyaris tidak pernah terlihat.Lobi utama yang biasanya hanya dihiasi dengan dekorasi sederhana kini terlihat sedikit berbeda. Tanaman hijau segar diletakkan di beberapa sudut, meja resepsionis dibersihkan hingga berkilau, dan tim keamanan memeriksa ulang setiap titik untuk memastikan semuanya sesuai standar.Di tengah kesibukan tersebut, Direktur cabang melangkah mendekati Matteo, manajer yang selalu tenang di tengah hiruk-pikuk persiapan ini.Dengan ragu, Direktur bertanya, "Mr. Odhiambo, apa benar tidak masalah jika kita melakukan persiapan seperti ini?"Sang Direktur masih teringat akan sikap sang CEO yang cenderung rendah hati dan tidak suka dengan seremoni berlebihan.Pernah sekali waktu saat ia pertama kali menjabat sebagai direktur cabang, ketika

  • Ratu Bumi : Kebangkitan Sang Raja   BAB 263

    Aliya duduk sendirian di dalam kabin jet pribadi Gulf Stream yang melaju anggun di atas awan menuju Kenya.Interior jet ini tampak begitu mewah dan nyaman, didesain dengan kursi kulit lembut berwarna krem yang berpadu dengan elemen kayu mahoni gelap.Cahaya matahari senja yang masuk dari jendela memberikan kilau hangat ke dalam kabin, menciptakan suasana tenang yang menyelimuti perjalanan mereka.Aliya menatap keluar jendela, melihat hamparan langit oranye keemasan yang seakan tak berujung, membiarkan pikirannya melayang.Bayangan pertama kali ia melihat pesawat ini, dengan logo Starlight Corp di badan jet, memenuhi benaknya.Kata-kata Agung kembali terngiang di kepalanya, bagaimana Dean memilih nama Starlight, terinspirasi dari panggilan kesayangan yang ia berikan padanya setelah pertama kali melihat Aliya dalam mimpi.Ketika ia iseng berselancar di dunia maya, ia mendapati bahwa Starlight Corp adalah korporasi besar yang dikagumi dunia. Selain Starlight Corp dikenal dengan kebijakan

  • Ratu Bumi : Kebangkitan Sang Raja   BAB 262

    Dean tersedak lalu terbatuk.“Prrrfffffftttttt.” Agni sukses menyemburkan nasi yang baru saja ia suapkan ke dalam mulutnya.Bi Titin menahan tawa. Ia mengacungkan jempol pada Aliya, lalu melenggang santai kembali ke dapur.Hening.Aliya melotot ke arah Agni.“Jorok, ih!” Aliya menepukkan tangannya ke beberapa nasi semburan Agni yang mampir dan bertengger di bajunya.“So-sorry Moony!” Agni bergegas bangun dan meraih beberapa lembar tissue dan menghampiri Aliya. Tangannya mengelap tangan Aliya.Saat tangan Agni akan berpindah ke bagian baju di bawah dagu Aliya, tangan Dean telah memegang tangan Agni.“Biar saya saja,” kata Dean singkat.Agni memanyunkan mulutnya. “Lu sih, Om…” Lalu kembali ke tempat duduknya dan membersihkan sisa-sisa nasi yang berhamburan di meja sambil nyengir.Dengan menggaruk kepalanya yang tak gatal, Agni mengambil piring makannya dan memutuskan segera menyingkir dari ruang makan, untuk memberi keleluasaan bagi pasangan itu.“Gue pindah ah. Ini obrolannya udah dua

DMCA.com Protection Status