Tergoda Gadis Muda

Tergoda Gadis Muda

last updateLast Updated : 2022-02-03
By:  Nannys0903Completed
Language: Bahasa_indonesia
goodnovel16goodnovel
10
33 ratings. 33 reviews
126Chapters
15.2Kviews
Read
Add to library

Share:  

Report
Overview
Catalog
SCAN CODE TO READ ON APP

Synopsis

Ada perasaan aneh yang menyelinap di benak Eni ketika Udin berpamitan menjenguk ibunya di kampung. Setelah berhari Sang suami tidak memberi kabar, Eni memutuskan untuk cuti kerja dan bersama anak semata wayangnya menyusul Udin ke kampung. Hatinya porak poranda ketika tahu Udin ke kampung bukan untuk menjenguk ibunya melainkan untuk menikahi Rini, gadis muda yang tinggal di kampung sebelah. Eni meminta Udin untuk menceraikan Rini tetapi pria itu memberikan beribu alasan. Ditambah Rini yang membela diri dengan menyatakan mereka saling cinta. Sadar kalau Udin memang tidak ingin menceraikan Rini, Eni merancang strategi. Eni tahu Rini tidak sepolos yang terlihat. Eni berjanji akan membongkar sosok asli gadis muda yang menggoda Udin dan menyelamatkan pernikahannya. Berhasilkah Eni?

View More

Chapter 1

Wanita di balik pintu mertua

Tergoda Gadis Muda

Eni sering memergoki suaminya yang menatap ponsel dan tersenyum bahagia. 

"Kang, lagi chat sama siapa, sih. Serius banget?" ucap sang istri. 

Kang Udin langsung menyembunyikan ponselnya.

"Akang, lagi lihat video lucu. Kamu belum tidur?" tanya lelaki itu mengalihkan istrinya.

"Cari Akang. Aku pikir kamu pergi ternyata lagi di sini." 

"Akang gak ke mana-mana. Ayo tidur sudah malam. Besok kamu kerja, De." 

Eni memang seorang wanita karir sedangkan suaminya lebih banyak di rumah. Kadang kerja kadang tidak. 

Eni tak pernah menuntut macam-macam yang terpenting lelaki itu selalu berada di sisinya.

Pada saat itu Udin menghampiri istrinya yang berada di dalam kamar. Eni baru saja pulang dari kantor. 

"De, besok Akang mau pulang kampung, sudah lama gak jengguk umi," ucap kang Udin. Lelaki itu duduk di samping istrinya, wajahnya gelisah.

"Umi kenapa, Kang?" tanya Eni, wanita yang telah dinikahi sepuluh tahun lebih dengan nada khawatir.

"Alhamdulillah, umi sehat De," jawabnya dengan nada bergetar." Akang rindu kampung halaman," ucapnya penuh harap.

"Ya sudah,  pergilah, Kang!" jawab Eni ragu. Ia merasakan hal yang jangal. Firasat yang tak bisa diartikan.

 

Kang Udin langsung tersenyum bahagia, seperti memenangkan lotre. Mencium seluruh wajah istrinya.

Ia mengambil gawainya dan menelepon seseorang di luar rumah. Eni menatap dari kejauhan. Terlihat raut muka kang Udin dikelilingi kebahagian saat berbicara di gawai miliknya. Matanya berbinar-binar.

Sang istri membuang jauh-jauh pikiran negatifnya. Menghembuskan napas agar semuanya terkendali.

Keesok harinya, kang Udin sudah merapikan pakaiannya.

"Sudah siap Kang bajunya," tanya Eni.

Kang Udin mengancungkan jempol dan tersenyum bahagia.

 

"Banyak sekali Kang bawa pakaian seperti ingin pergi lama," tanya Eni. Memincingkan mata.

"Takut musim hujan. Kamu tahu sendiri rumah Umi tak ada mesin cuci."

"Oh, ya sudah bawa tas yang agak besar." Eni menyerahkan tas yang berada di atas lemari.

 

Eni menyerahkan uang lima ratus ribu kepada kang Udin untuk ongkos pulang kampung, mencium tangannya dengan takzim.

Lala, anak pertama mereka menghampiri bapaknya yang siap-siap pergi ke kampung halaman tanpa ditemani keluarga kecilnya.

"Bapak cepet pulang," ungkap anak gadis berkuncir kuda berumur sepuluh tahun. Wajah polosnya dan bola matanya mirip neneknya.

"Iya, kamu jaga ibu dengan baik. Jangan nakal! Bapak pergi dulu," pamitnya. Mengucapkan salam dan melambaikan tangan. 

Entah mengapa feeling Eni tak ikhlas melihat suami pergi. Mereka menikah sudah dua belas tahun. Ia jarang melihat suami tercinta tersenyum bahagia seperti itu.

Akang Udin memiliki sifat yang dingin dan kaku dalam hubungan rumah tangga. Tapi, ia seorang bapak yang baik dan penyayang kepada anaknya.

 

**

Seminggu telah berlalu, tak ada kabar darinya. Di kampung sangat sulit mendapatkan sinyal. Hati istri Udin gelisah, rasa rindu kepada suami menyiksa batin. Feelingnya telah terjadi sesuatu.

Eni mencoba menghubungi adik kang Udin, rumah Dina cukup jauh dari tempat Umi. "Tak apalah asal bisa tahu kabar suamiku," pikirnya.

 

Semalam, hatinya sangat gelisah. Tak pernah kang Udin pergi terlalu lama. Ia ambil gawai dan menghubungi adik ipar.

Panggilan terhubung tidak lupa memberi salam kepadanya dan ia pun membalas salam Eni.

"Dina apa kabar, Ndok?" tanya Eni.

"Baik Teh. Teteh sendiri bagaimana?

"Alhamdulillah baik. Din, Kang Udin masih di tempat Umi?"

"Kang Udin masih ada Teh, tapi ia tinggal di kampung sebelah."

Eni terkejut dengan ucapan Dina. Mengapa suaminya berada di kampung sebelah.

"Di tempat siapa, Din?" tanyanya mencium bau yang mencurigakan.

"Aduh Teh, Dina bingung ngomongnya," suara Dina berubah gugup.

"Maksudnya apa, Din? Bingung bagaimana?" tanya dengan hati yang bergemuruh.

"Eh, itu Teh ... sudah dulu,Teh. Anakku nangis." Dina menutup panggilannya tanpa mempedulikan panggilan Eni.

"Aku harus menyusulnya," gumam dalam hati. Mengajukan cuti dan menunggu gajian adalah solusi yang tepat. Seminggu lagi gajian akan keluar. 

***

Hari itupun tiba. Eni dan Lala bersiap-siap menyusul Udin yang tak kunjung pulang.

Eni melangkahkan kakinya dan menggandeng tangan mungil Lala, menuju pintu mertua. Jantungnya berdegup, entah mengapa perasaan ragu muncul tiba-tiba.

"Assalamualaikum."Sambil mengetuk pintu. 

"Waalaikumsalam," jawab seorang perempuan, dan membukakan pintu. Gadis muda dengan rambut yang basah. Tubuhnya kecil dan wajahnya manis.

Dia terlihat kaget melihat wanita mengandeng tangan anak perempuan. Ia mengerutkan kening menatap Eni.

"Kamu siapa?" tanya Eni dengan nada bergetar.

"Kamu juga siapa?" tanyanya tanpa menjawab pertanyaan Eni.

Suara kaki mendekati mereka. Sosok lelaki yang mereka rindukan.

"Bapak!" teriak Lala bahagia, ia langsung memeluk  bapaknya dengan penuh kerinduan.

Kang Udin menatap istrinya dingin tak sehangat ketika di rumah.

"De, ayo masuk!" ajak kang Udin canggung.

Eni tak bergeming dari posisinya. Gadis itu memegang jemari suaminya tanpa malu. Eni tersenyum melihat adegan itu. Apakah ia Cemburu? Ya, ia cemburu dan ingin menarik rambut basah gadis kecil yang menyentuh miliknya.

Kang Udin menengok dan tersenyum manis dengan gadis berambut panjang disamping tubuhnya. Rasanya Eni muak dan marah melihat adegan tatap menatap mereka.

"Umi mana, Kang?" tanyanya mengalihkan rasa sedih dan kecewa dalam dada. Suaranya terasa bergetar menahan rasa sakit di dada. Sesak tak ada cela.

"Umi di kamar," jawabnya menunjukkan kamar umi.

Eni mengayunkan kaki ke kamar Umi. Tubuhnya lemas tak bertulang. Ia berusaha tegar.

Umi duduk di pinggir kasur dan menangis. Eni langsung memeluk tubuh mungilnya. Air mata mereka mengalir dengan derasnya. Mereka terisak sambil berpelukan. Tanpa dijelaskan Eni tahu mengapa wanita itu menangis.

Umi menyesal dan meminta maaf kepada mantu kesayangannya yang telah dianggap anak sendiri.

Kang Udin telah memiliki wanita lain tanpa menunggu persetujuan dari istri dan ibunya. Air mata membasahi kedua pipi mereka. Mereka saling menghapus jejak di pipi mereka.

"Maafin, Umi," ungkapnya dengan suara lemah. 

Eni hanya tersenyum dan menganggukkan kepala. Tak ingin melihat mertuanya menjadi sedih. Khawatir dengan kesehatan wanita tua itu.

***

Gadis itu menyiapkan makan sore untuk mereka. Eni melirik tanpa kata kepadanya.

Lala sedang asik bermain dengan kang Udin. Kebahagiaan terlihat di mata mereka. Mungkin suaminya hanya rindu kepada Lala dan tidak dengan istrinya pikirnya.

Nasi, sambal terasi dan ikan asin terlihat di meja makan. Eni tersenyum sinis, ternyata ia tak pandai memasak, wanita yang telah terluka hatinya bangkit dari duduk dan membuka kulkas Umi.

Ia tahu Umi selalu menyetok sayuran di lemari pendingin. Memulai memasak dengan cepat. Satu piring sayur tumis tersaji di meja makan. Meletakkan di meja makan.

"Enak banget sayur ini," puji umi kepada mantu pertamanya tanpa menyentuh masakan menantu lain. 

"Ibu aku memang paling jago masak," ungkap Lala dengan bangga.

Wanita yang telah dinikahi kang Udin bernama Rini melirik kakak madunya tidak suka. Setelah makan Eni membersihkan piring-piring di meja. Rini dan Kang Udin bercanda dan bergurau di kamar. 

Tak pernah Eni melihat suaminya tertawa seperti itu. Air matanya berguguran kembali. Jari jemarinya langsung menghapus air mata membasahi pipi.

Kang Udin menghampiri wanita yang telah dinikahi bertahun-tahun di dapur. 

"De, Akang mau bicara. Kita duduk di bale belakang!" ajaknya. Langkahnya mendahului tanpa menunggu.

Ketika mereka duduk di bale, ia meraih tangan dan menggenggam lembut istri pertamanya. Pandangan mata menghadap ke wajahnya.

Menarik napas panjang dan membuka mulutnya." Sebenarnya, Rini istri Akang juga. Dua hari yang lalu kami menikah siri," ungkapnya tanpa dosa.

Wanita yang dihadapan kang Udin menatap tajam, matanya mulai mengembun. 

"Kenapa kamu gak minta izin kepadaku, Kang?" ucapnya sewot. Dadanya kembang kempis. Ingin mengungkapkan semuanya.

"Enggak ada sinyal di sini," alasannya yang tak masuk akal.

"Alasan kamu Kang, kamu bisa mencari sinyal di bukit kalau kamu niat memberitahuku." sindir Eni.

Kang Udin diam kehabisan kata-kata. 

"Aku gak mau dimadu Kang. Aku gak bisa!" Menutup wajah dengan kedua tangan menangis dengan pilu. 

Di balik tembok berdiri seorang wanita dengan daster di atas lutut. Tubuhnya putih dan bersih.

"Mba, aku dan Kang Udin saling mencintai sejak pandangan pertama. Mba gak bisa egois. Kang Udin sangat mencintaiku," ungkap Rini yang tiba-tiba menghampiri. Ia ikut berbicara tanpa diminta.

Mendengar ucapannya yang tak tahu malu.

Eni berdiri dan bangkit dari duduk. Tanpa menunggu lama menarik rambut panjang Rini dan mencakar wajah wanita perebut suami orang.

Rini membalas perbuatan Eni. Mereka saling dorong-mendorong dan terjatuh. Eni bangkit dan menyerang Rini dengan buas menampar Rini dan menjambak rambut. Kang Udin berlari ke dalam meminta pertolongan kepada umi. 

"Umi! Umi!" panggil kang Udin.

"Dasar pelakor kamu menghancurkan rumah tanggaku," teriak Eni. Memukulnya dengan emosi.

Semua warga berlarian dari segala arah. Kang Udin menarik tubuh wanita yang ia nikahi. Entah kekuatan dari mana Eni mendorong suaminya. Rini berteriak meminta tolong kepada kang Udin. 

Kang Udin menarik tubuh Istri pertamanya dan memeluk erat. Eni memberontak tak mau disentuh.

"Istigfar De, kamu jangan seperti ini!" Sambil membelai rambut hitam Eni.

Selama menikah Eni jarang merasakan pelukan hangatnya. Ia menangis lalu menghapus air mata, merapikan rambut yang acak-acakkan dan mendorong tubuh suaminya. 

Melayangkan tangan ke wajah pas-pasan kang Udin. Lelaki itu menyentuh pipinya, tatapan benci dan muak terlihat jelas dari sorot mata Eni.

 

Di depan warga Eni pura-pura tersakiti. 

"Kamu pelakor, apa kamu tak laku sampai tak ada lelaki yang lain,"sindirnya.

"Pantesan kamu merebut suami orang wajah kamu tak menarik bagi para bujangan." Eni melangkahkan kaki masuk ke dalam. Lala menangis melihat ibunya dan segera memeluk gadis kecil itu.

Bisik-bisik tetangga terdengar.

"Katanya saudara jauh, ternyata simpanannya," ucap ibu yang memakai daster merah bermotif bunga-bunga.

"Cewe gak bener," sindir ibu yang lain.

***

 

Eni menyiapkan sarapan untuk Umi dan anaknya. Ia tak sudi memasak untuk suami dan madunya. "Nasi goreng telur ceplok. Harum sekali baunya," pujinya dengan masakannya sendiri.

Ia lihat Rini dan kang Udin keluar dari kamar mereka. Eni memanggil Umi dan anaknya. Tiga piring tersaji di meja makan. Rini mencium harum masakkan kakak madunya. Dia menarik tangan kang Udin untuk duduk dan menggambil piring tersebut. 

"Eh ... kamu mau apa?" tanya Eni sinis.

"Mau makan Mba, laper!" jawabnya polos.

Dengan luka-luka di wajah dan tangan yang telah diobati kang Udin. Luka Eni belum diobati sedikitpun.

Ia menarik piring yang diambil Rini lalu berkata," Masak sendiri sana!"

Rini mendengus kesal dan bangkit dari duduknya. Kang Udin masih marah dengan istri pertamanya atas insiden semalam. 

Umi dan Lala duduk dengan santai menikmati nasi goreng buatan Eni.

Rini memberikan piring yang berisi nasi, telur dan kecap kepada suaminya dan juga suami orang lain. 

"Rin, kok cuma ini?" tanya kang Udin kepada istri keduanya. 

"Kalau gak suka jangan dimakan,"ucapnya merajuk.

Kang Udin terpaksa memakannya demi istri keduanya. 

 

****

Next time ya.

Doakan aku semoga sehat selalu dan dilancarkan rezekinya. AAMIIN

 

NANNYS0903

Expand
Next Chapter
Download

Latest chapter

To Readers

Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.

Comments

10
100%(33)
9
0%(0)
8
0%(0)
7
0%(0)
6
0%(0)
5
0%(0)
4
0%(0)
3
0%(0)
2
0%(0)
1
0%(0)
10 / 10.0
33 ratings · 33 reviews
Write a review
user avatar
Tyarasani
ceritanya menarik, suka ......
2022-06-02 11:23:37
1
user avatar
Syarlina
ceritanya menarik, keren kak~^
2022-02-03 00:10:00
1
user avatar
Lia Lindasari
Semangat kak
2022-02-02 20:10:46
1
user avatar
Nannys0903
TAMAT ............
2022-02-02 20:09:27
0
user avatar
AuthorR
lanjut kak bagus ...
2022-02-02 19:08:31
1
user avatar
Ummu Nadin
Keren Kak. Lanjut terus yaaa mantap
2022-02-02 19:03:49
1
user avatar
Nay Azzikra
Ceritanya bagus. semangat berkarya ya.....
2022-01-21 14:29:05
1
user avatar
Roesaline
Keren banget Kak semangat Up ya
2022-01-18 18:38:29
1
user avatar
EnKa Jasmine
suka ceritanya, penulisannya rapi lagi.... semangat up nya, kak...
2022-01-14 23:00:21
1
user avatar
Helminawati Pandia
Keren, next lagi dong
2022-01-07 20:21:42
1
user avatar
Nannys0903
Ehm, kita lanjut ya. sudah lama gak up.
2021-12-29 19:52:39
2
user avatar
Suzy Ru
Bikin greget nih. Lanjut thor............
2021-12-25 23:05:53
1
user avatar
Anung DLizta
Wahh, akupun tergoda untuk baca cerita bagusnya thor. Lanjutkan.
2021-12-25 22:19:59
1
user avatar
Nannys0903
sudah normal. bab sudah rapi. terima kasih
2021-12-21 01:41:18
1
user avatar
Nannys0903
bab NOMOR.PONSEL , BERUBAH, DRIAN jangan dibaca salah posting. mohon maaf ...
2021-12-19 23:20:48
1
  • 1
  • 2
  • 3
126 Chapters
Wanita di balik pintu mertua
Tergoda Gadis Muda Eni sering memergoki suaminya yang menatap ponsel dan tersenyum bahagia. "Kang, lagi chat sama siapa, sih. Serius banget?" ucap sang istri. Kang Udin langsung menyembunyikan ponselnya."Akang, lagi lihat video lucu. Kamu belum tidur?" tanya lelaki itu mengalihkan istrinya."Cari Akang. Aku pikir kamu pergi ternyata lagi di sini." "Akang gak ke mana-mana. Ayo tidur sudah malam. Besok kamu kerja, De." Eni memang seorang wanita karir sedangkan suaminya lebih banyak di rumah. Kadang kerja kadang tidak. Eni tak pernah menuntut macam-macam yang terpenting lelaki itu selalu berada di sisinya.Pada saat itu Udin menghampiri istrinya yang berada di dalam kamar. Eni baru saja pulang dari kantor. "De, besok Akang mau pulang kampung, sudah lama gak jengguk umi," ucap kang Udin. Lelaki itu duduk di samping istrinya, wajahnya gelisah. "Umi kenapa,
last updateLast Updated : 2021-07-29
Read more
Polos yang menyakitkan
Tergoda Wanita MudaBab 2Pov Eni  Tiga hari aku di sini setiap hari Rini selalu memamerkan rambutnya yang basah dan sengaja mengibas-ngibaskan rambut ke arahku. Norak sekali dia, aku juga ogah dikasih bekas dia ucapku dalam hati. Setiap malam kang Udin selalu tidur dengannya. Aku tak pedulikan mereka. Rini selalu memamerkan kemesraannya di depanku tapi aku cuek dan tak peduli.  "Akang, Rini mau makan nasi uduk di gang depan perut Rini lapar, semalem Akang main meong-meongan terus," ucapnya manja sambil melirik aku.  "Nanti ya Rin, Akang belum punya uang, sabar ya Sayang," tolaknya halus dan lembut. Aku hanya tertawa dalam hati dan aku segera melangkahkan kaki keluar. Tiga bungkus nasi bungkus aku letakkan di meja makan ku panggil um
last updateLast Updated : 2021-07-29
Read more
Back again
#Nannys0903 Wanita di balik pintuPart 3Pov Eni Back to work, setelah masa cuti habis aku kembali berkutit pada berkas laporan yang harus kukerjakan.Aku menatap tumpukan kertas di atas meja. Bekerja di posisi finance di salah satu perusahan restoran bintang empat. Kerja dari jam delapan pagi sampai jam empat sore. Sebelum berangkat aku menyiapkan keperluan Lala. Memasak, mencuci baju, dan membersihkan rumah. Aku menghitung pengeluran uang dan pemasukannya. Seminggu tak bekerja tumpukan kertas bon belanja dan pemasukkan yang di dapat dari restoran menumpuk.Sudah empat tahun aku bekerja sebagai finance. Sebelumnya aku hanya seorang kasir di salah satu restoran kecil dengan gaji dua jutaan. Alhamdulillah posisi sekarang mencapai lima jutaan. Akang Udin hanya bekerja serabutan bisnis kecil dan besar pernah ia menangkan. Uang yang didapat membeli rumah dan perabotan yang aku tempati. 
last updateLast Updated : 2021-07-29
Read more
Pov Udin
Bab 4Pov Akang UdinAku seorang perantau di ibukota. Pekerjaan hanya penjaga toko matrial, wajah pas-pasan tidak ganteng ataupun jelek. Setidaknya tidak malu-maluin hanya saja aku hanya orang miskin. Aku tipe lelaki yang tidak banyak gaya. Apa adanya karena memang penghasilanku pas-pasan. Karakterku sulit ditebak. Eni, gadis yang bekerja di kasir restoran seberang tokoku. Awalnya aku minder dan malu jika berdekatan dengannya. Eni gadis cantik dan bertubuh ramping, banyak pemuda yang mengejar cintanya, tapi entah mengapa ia sangat menyukaiku. Jujur aku tak punya rasa padanya. Sikapku pada gadis itu cuek dan dingin. Lima bulan kenal, kami janjian di taman kota, ia mengenggam tanganku. Baru pertama kali aku bersentuhan dengan wanita lain selain umi. "Kang, aku ingin mengatakan sesuatu," ucapnya. Wajah cantiknya terlihat gusar. "Ada apa?" 
last updateLast Updated : 2021-07-29
Read more
Pelakor
Wanita Dibalik Pintu MertuaBab 5Pov AuthorDesa jenggot,"Dasar pelakor gantel berani sekali kamu sama saya," teriak ibu Toto penjaga warung. Hatinya terasa panas melihat perempuan itu berdekatan dengan suaminya."Ampun Bi, saya tidak berbuat apa-apa." Menahan tangan bu Toto yang hendak menampar wajahnya. "Alah ... kamu bisa saja bicara begitu, saya liat perbuatan kamu merayu suami saya. Kamu jangan coba-coba menjadi pelakor rumah tangga saya atau kamu saya arak keliling kampung biar kapok dan jadi cibiran warga sini. Ayo Pak, masuk!" Menarik tangan suaminya masuk ke dalam. Bu Toto memarahi suaminya, lelaki itu diam tak menjawab omelan istrinya. Rini menundukkan kepalanya dan melangkahkan kakinya pulang ke rumah. Sepanjang perjalanan tak ada satu orang warga yang menegurnya. "Udah punya laki masih aja godain laki orang," cibir warga yang sedang duduk di teras. Rini membuka pintu per
last updateLast Updated : 2021-08-02
Read more
Satu Atap
Bab 6KehadirannyaRini terlihat berjalan bolak-balik di dalam kamarnya. Hatinya gelisah dan takut. Dia terus berpikir bagaimana caranya agar masalahnya terselesaikan. Ia menelepon seseorang untuk menjemput dan mengantarnya ke terminal. Jarak antara desa Jenggot dengan rumah suaminya membutuhkan waktu enam jam perjalanan. Umi sedang pergi membantu tetangga yang hajatan. Biasanya umi membantu memasak hingga besok. Rini memasukkan pakaiannya ke dalam tas ransel. Dengan terburu-buru ia naik motor yang menjemputnya di depan rumah mertuanya. Rini turun di terminal dan menaiki bus besar antar kota lalu akan di sambung lagi menaiki angkot lain. Alamat rumah suaminya sudah ia tulis di kertas. Rute perjalanan sudah ia pahami. Jalan Mampang Raya no 70 Jakarta Selatan. Rini sudah mencatat alamat detailnya. ***Pov EniTok ... tok suara pintu di ketuk keras. Kami sedang menikmati makan malam bersama. Aku
last updateLast Updated : 2021-08-18
Read more
Tak Boleh Lemah
Wanita Di Balik Pintu Bab 7Aku mengunci kamarku agar kang Udin tak masuk ke dalam. Tubuhku merosot di depan pintu kamar. Kang Udin mengetuk pintu memanggil namaku. Aku menangis menutup mulutku agar tangisanku tak terdengar olehnya. Aku menahan nyeri di dadaku dan menekannya kuat. Tak ada suara suamiku memanggil namaku. Samar-samar terdengar suara Rini yang merajuk. Aku bangkit dan melayangkan tubuh ini ke ranjang tempat kami bergejolak asmara selama tiga bulan ini. Kebahagianku hanya sesaat. ~~~Aku membuka pintu kamarku menuju kamar mandi. Kami hanya mempunyai satu ruang kamar mandi. Jam lima pagi aku sudah bangun. Terlihat kang Udin dan maduku tidur di atas sofa tempat memadu kasih mereka semalam. Ingin aku buang dan kubakar sofa itu. Mereka tidur saling berpelukkan. Tubuh Rini yang kecil di peluk oleh suamiku. Aku membersihkan diri dan mengambil wudhu untuk melaksanakan kewajibanku sebagai umat muslim. Se
last updateLast Updated : 2021-08-20
Read more
Wanita Liar
Tergoda Gadis Muda Bab 8Wanita bin*lHari minggu adalah hari libur. Biasanya pagi-pagi kami akan joging bersama. Rasa mager melanda. Aku tak masak atau beberes rumah. Kuserahkan kepada suami dan wanita itu, biarlah, tak ingin melihat wajah mereka. Suara ketukan membuyarkan lamunan. Kubuka pintu kamar dengan langkah yang malas."Mba, ada yang nyariin tuh?" ucap istri muda kang Udin."Siapa?" Mata malas menatapnya."Enggak tahu lihat saja sendiri." Ucapannya ketus seakan-akan dirinya nyonya rumah ini.Aku mengikuti langkah adik maduku. Rambutnya selalu basah dan melangkah dengan bangga. Seperti itulah dia. Pamer kemesraan di hadapanku.Melihat seorang wanita  berdaster bunga-bunga dengan perut yang mengunung. Tangan kanannya menenteng kantung plastik hitam besar dengan jumlah tiga kantung."Susi, kamu kenapa enggak telepon aku dulu." Melirik ke arah Rini dan kang Udin. Bagaimanapun aku merasa malu melihat merek
last updateLast Updated : 2021-08-23
Read more
Pembinor
Tergoda Gadis MudaBab 9Affair  Kejadian semalam membuatku semakin membenci Rini. Gadis muda yang manis dan imut tak menjaga mahkotanya. Sebagai seorang istri wajib menjaga kehormatannya demi suaminya.Aku memasak sarapan untuk mereka yang masih setia dengan mimpinya. Nasi goreng ayam dengan telur dadar selesai juga. Sepasang tangan melingkar di perutku. Tak ada rasa nyaman atau bahagia ketika berdekatan. Tak kuhentikan kegiatan memasak, menegur saja enggan. "Masak apa sih istri Akang yang tambah cantik ini?" Membalikkan tubuhku ke hadapannya. Wajah menoleh, tak mau menatapnya. Perasaan yang dulu memujanya, kini hilang entah kemana?Tak ada cinta di hati ini. Semuanya telah musnah."Kamu kenapa sih, De?" Suara khas bangun tidur terdengar serak. Tubuhnya yang hanya dibalut kaos dalam berwarna putih masih menempel. Raut wajah yang merah padam terlihat jelas. Menjawab pertanyaannya dengan men
last updateLast Updated : 2021-08-29
Read more
Mengusir Mereka
Bab 10Eni murkaDina berbaring dengan kondisi yang lemah. Kejadian apa yang dialaminya? penyakit jantungnya mendadak kumat. Dari keci Dina mengalami penyakit jantung sejak lahir.Tubuhnya tak sanggup menahan beban. Aku menyayanginya, seperti adik kandung sendiri. Adikku tak pernah memberi kabar, entah dimana ia berada. Sejak ibu meninggal dan ayah pergi. Bima adik kandungku menghilang bagai ditelan bumi. Melangkahkan kaki keluar kamar dan mengambil Uki dari tangan Rini. "Kalian berdua akan tahu akibatnya kalau sampai terjadi sesuatu dengan Dina!" Tunjuk jariku ke arah wajah sepasang pezina. Aku geram melihatnya. Ingin rasanya mengarak mereka keliling kampung atas perbuatan mereka. "Maksud Mba apa? kami tidak berbuat apa-apa?" bela Rini. Wajahnya polosnya terlihat santai."Cih, jangan kira aku bodoh. Aku tahu kalian penyebab kejadian ini," umpat aku. "Please Mba, jangan fitnah!" t
last updateLast Updated : 2021-08-29
Read more
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status