Malam kelabu. Gelap yang sama dengan awan hitam pada hari-hari sebelumnya, di musim gugur yang begitu menenangkan.Sang ratu kerajaan Aethelred, Leanne, … yang saat ini sedang bersantai meminum teh sembari melihat-lihat ke langit luar pemuncul bintang-bintang kecil selain dari remang-remangnya bayangan bulan itu, … tiba-tiba langsung memusatkan perhatiannya kepada seseorang yang tengah menghampirinya dengan langkah ringan.“Salam, Your Majesty. Semoga kesejahteraan dan kebahagiaan … senantiasa memberkati Anda selalu.”Orang itu. Orang yang usianya lebih muda dari putra bungsunya selama beberapa bulan, … yakni sang putra dari kaisar, yang katanya memiliki nama panjang Ruffin Cailean Edelhert Carlisle Violegrent itu, … memberinya hormat secara sopan dan penuh tata krama, seakan-akan menunjukkan kepribadian lainnya yang begitu berbeda tatkala sedang bersama sang anak lelaki yang ia awasi akhir-akhir ini.“Saya melihat Prince of Violegrent.” Leanne menyelamati balik Ruffin plus langsung m
“Penyesalan terbesarmu, adalah menyatakan perasaan sayangmu sebagai seorang Kakak?”Bayangan perempuan bergaun pengantin yang menonjol bersama kesadaran Fennel, menangkup dagunya dengan kedua telapak tangan, asyik mendengarkan dengan baik semua yang si pemuda Eglantine itu ceritakan.“Yah~ kamu sudah menyelesaikan penyesalanmu yang terbesar. Apakah ada penyesalan lain yang bisa kutahu?”“Penyesalan Saya yang lain?” Fennel bergumam, memikir-mikirkan perihal itu dengan baik-baik. “Tentu saja penyesalan lain Saya adalah menyesal karena meninggalkan Lady Alesya. Padahal kami akan segera menikah, tapi ….”Menyorot sedih, mata zamrud Fennel yang menenangkan, … memandangi jari manis tangan kirinya yang kini tak memiliki sematan apa-apa lagi.Tak lama kemudian, ia pun kembali bergumam.“Selain itu, penyesalan Saya yang lain juga, adalah tidak menemukan Ibu Saya yang menghilang.”“Bukannya Ibumu sudah lama mati ya?” celetuk si perempuan langsung menyahut secara cepat, melontarkan ucapan yang t
“Sudah siap, Milady! Anda sangat cocok sekali!”“Ah, terima kasih Anette. Ini semua berkat Her Grace yang memilihkan gaunnya untuk Saya.”“Ey, Lady~ sebetulnya, pesona dari gaunnya itu terlihat biasa-biasa saja. Yang luar biasa itu adalah pesona Anda sendiri.”“Anett—““—Anette benar, Darissa.”“Oh ya ampun! Y-your Grace!”Darissa Na Eiren. Si gadis muda berambut biru langit cerah, yang barusan dipuja-puji oleh seorang pelayan dari kediaman Duke, Anette, … langsung menundukkan kepalanya dengan hormat, begitu melihat ada seorang wanita berambut putih keperakan dan mata biru kedalaman laut, … yang memasuki kamarnya dengan hiasan rambut di tangan.Wanita itu, tak lain dan tak bukan merupakan sang Duchess bernama Masahila, … ibu dari tunangannya Darissa, juga calon ibu mertuanya di masa depan.Memasuki kamar dengan langkah yang anggun, sang Duchess lekas menyematkan hiasan rambut di tangannya yang berupa jepit pita berenda putih disertai pingitan permata biru lapis lazuli, ke sisi rambut
“Huh? Anda akan mengikrarkan diri sebagai pengawal Putri Mahkota secara resmi? Tiba-tiba?!”Pagi hari di ruang tamu kediaman Gracious tempat tinggal Darissa sekarang, di waktu setelah tiga hari berlalu semenjak hari penobatan putra mahkota, … si gadis berkepala biru cerah itu, tampaknya merasa sedikit terkejut dengan apa yang dibahas oleh sang tunangan kali ini.“Kenapa harus Anda? Bukankah orang lain juga masih bany–nyak?”Darissa mendadak merasa tercekat begitu saja, tatkala sang lawan bicara yakni tunangannya, Antshel, … terlihat memberikan pandangan dingin, di saat dirinya mengutarakan perkataan barusan.Meremas lengannya gugup dengan wajah tertunduk, Darissa memberanikan diri untuk kembali berceloteh. “M-maksud Saya, Saya sangat mengkhawatirkan kesehatan Anda, Young Duke. Banyak hal yang harus diurus sebagai bakal penerus His Grace. D-dan juga ….”Aneh sekali. Ini pertama kalinya Darissa merasa sedikit sakit dihatinya, karena tatapan tak beralasan yang terasa menghantam perasaan
“Jadi, Anda mengatakan bahwa Tunangan Saya, Putri Mahkota, … tampak seperti memiliki hubungan yang spesial dengan pengawal pribadinya, yakni putra sang Duke, Lord Antshel, begitu?” Menerima kunjungan mendadak di tengah-tengah sibuknya ia mengurusi semua limpahan pekerjaan menumpuk milik ayahnya yang sakit, sang putra mahkota kerajaan Aethelred, Lancient, … mengaduk teh miliknya dengan mata yang tertuju ke arah lawan bicara. “Bagaimana Anda bisa sampai seyakin itu, Dear My Friend, … Lady Darissa?” Darissa Na Eiren, tamu dadakan yang Lancient pedulikan lebih dari pekerjaannya itu, hanya tampak menundukkan wajah tak berani dengan tangannya yang meremas gaun secara gemetaran. “Saya sangat yakin akan hal itu, l-lewat sikap yang mereka tunjukkan.” “Uh okay. Uhm, … Lady, apa Anda baik-baik saja?” tanya khawatir Lancient, sembari mengarahkan lengannya ke depan tuk menyadarkan Darissa yang menurutnya sedang bertingkah aneh sekarang. Di musim yang masih termasuk ke waktu musim panas ini,
//Hei, … Ayah.Tepat di hari ini, adalah hari peringatan ke-tiga terkait kematianmu.Penyelidikan yang Ibu lakukan untuk mencari tahu siapa orang yang telah membuatmu meninggalkannya dan aku, masih terus dilakukan.Apa kau melihatnya dari sana? Ibu tak pernah sekali pun tertidur dengan nyenyak sepanjang malam, karena ia sangat merindukanmu.Saat kutanya kenapa dia tak pernah lagi menidurkan diri tuk memejamkan mata selama jam yang seharusnya ia lakukan selagi masih bersamamu, ibu akan menjawabku dengan jawaban yang sama.Katanya, setiap kali ia tertidur lama, ia pasti akan bermimpi. Di mimpi itu, Ibu melihatmu. Lalu, ketika terbangun dari tidur yang menghasilkan mimpi, ibu akan sangat menyesal karena tak bisa tertidur selamanya, untuk bisa kembali bersama-sama denganmu.Berkat dirimu yang mengajariku dulu, aku sudah lancar menulis dan membaca catatan sendiri. Sama seperti sekarang.Kau tahu, … Ayah? Aku baru menyadari bahwa aku ini adalah seorang anak yang memiliki darah keturuna
-“Ah, akhem! Apa semuanya sudah berkumpul di sini?”--“Ya, Your Excellency?”--“Kami semua sudah berkumpul di mari atas arahan dari Anda.”--“Apa Anda memiliki sesuatu yang penting untuk dikatakan pada kami?”-Semua orang yang bekerja di kediaman sini, merasa begitu heran tatkala mereka disuruh oleh sang Marquess Eiren muda, Myles, … tuk berkumpul di aula mansion pada malam hari di musim dingin begini.-“Ukh, ukhum. Aku ingin memperlihatkan sesuatu pada kalian.”-Myles yang entah kenapa terlihat menampilkan raut muka bangga dengan wajah memerahnya itu, memberikan putri pertamanya yang baru menginjak satu tahun lebih dari pangkuannya, … ke dekapan sang istri, Gloriella.Mereka berdua yang tadinya berdiri bersama secara berdampingan, kini berpisah saling berhadapan satu sama lain, … dengan posisi masing-masing yang berada di ujung dekat lonjongnya kerumunan para pekerja rumah.-“Lihat betul-betul! Alesya kecilku sudah bisa berjalan banyak.”-Kaki yang ditekuk satu, disertai tangan yang
“Ini sudah satu tahun ya, … Leira.”Di musim semi ini, sang Marquess of Eiren, Hisahilde, … tengah mengunjungi makam keluarga Eiren lain. Terutama, makamnya Alesya Eilaira, … dengan membawakan karangan bunga eglantine yang diletakan di dekat batu nisan.“Kau tahu, aku sudah banyak-banyak berusaha untuk tetap bangkit setelah terpuruk dengan momen di mana aku harus kehilanganmu. Ray juga begitu.”Kupu-kupu sihir bersayap merah muda, bertebaran di antara Hisahilde yang berdiri dengan tegap mengenakan topi komandan militer dan jubah kebesaran bersimbol kalajengking hitam, … menghadap lurus ke arah terbaringnya makam Alesya.“Aku berusaha dengan sangat keras untuk mengembangkan bakat kekuatan mata Ray. Sekarang, aku tahu kalau mata terkutuknya memiliki kekuatan telepati.”Menatap sendu batu nisan bertuliskan nama yang terbilang cukup rumit diucapkan itu, Hisahilde kembali bergumam. “Demi membawa kembali Darissa kita. Demi membalaskan kematianmu karenanya. Aku, akan melakukan operasi besar
BRUAK!“Kyahkk!”“…!”Suara gadis yang berteriak setelah terdengarnya suara sesuatu yang beradu, telah sukses memecah fokus milik seseorang.Seseorang yang lekas menolehkan kepala bersurai merah muda yang indah, namun, secara bersamaan terlihat lucu karena warnanya hampir menyerupai permen kapas, … tuk memalingkan muka pada sumber suara.Seseorang yang ….GREP!“H-huhh??”… Membelalakkan manik mata kuning keemasan, yang memantulkan bayangan sesosok remaja laki-laki berambut hitam ebony, menangkap hati-hati seorang murid perempuan berambut hijau lumut.“Ah, … Anda baik-baik saja?” Tanya remaja laki-laki yang gadis berambut permen kapas ini kenali sebagai Grand Duke muda Eglantine, Fennel, sembari melepaskan pegangan tangannya dari yang ia tolong.Suaranya terdengar halus, sangat sopan ditelinga.Tatapannya yang lembut, terpancar dari manik mata hijaunya yang menenangkan.“S-saya baik-baik saja.”Seharusnya, dia, si gadis berambut permen kapas ini, putri sulung the Honourable Marquess o
GROOO~!.“…!”“…!”“…!”Suara perut yang terdengar keroncongan, mengagetkan ketiga muda-mudi yang ada di sana.Yakni, Aira yang sempat tidak terima di dalam hatinya, kalau ia hanya menjadi obat nyamuk saja.Ruffin yang masih memiliki sisa potongan besar kue muffle di tangannya.Juga, penghasil sumber suara keroncongan itu sendiri, Alvina, ….“M-maafkan Saya atas kelancangan ini!”… Yang menutupi muka merah padamnya dengan kedua telapak tangan.“Hoo, ini menarik,” batin Aira menyeringai, tiba-tiba merasa senang.Dia sangat mengharapkan, supaya nenek yang mengaku sudah menunggu si pangeran dari Violegrent ini selama kurang lebih 70 tahun, terlepas itu benar atau tidak, … akan mengalami hal yang serupa seperti dirinya tadi.Yaitu, ….“Kamu lapar?”… Dihardik dengan kasar oleh target tantangan mereka.“Ini memang tidak sopan, tetapi, … apa kamu mau memakan punyaku sebagai pengganjal perutmu tuk sementara waktu?”"S-sungguh?"Akan tetapi, … apa?“Bolehkah Saya menerima bantuan yang berharg
“Pangeran Edelhert~!”“….”“Pangeranku~!”“….”“Your Royal Highness~!”“….”“Ruff—!”“—Hei.”Tidak tahu malu, padahal sudah diperingatkan di seminggu yang lalu, … Alvina melabrak Aira sembari menampilkan sisi sikapnya yang lain.Sikapnya yang sebenarnya, yang kasar, serampangan, dan jauh dari kata seperti sesosok nona bangsawan.“Dasar j*lang rendahan.”Berkali-kali, Aira mencoba mencari perhatian dari Ruffin, yang jelas-jelas menghindarinya dan merasa tidak nyaman atas gangguan itu.Berkali-kali juga, Alvina mengawasi dia dari kejauhan dengan tangan yang mengepal.“Kau bebal sekali, ya? Sampai-sampai tidak mau mendengarku.”SRAKK!“…!”Alvina memojokkan Aira sampai di gadis berambut hijau lumut itu terpojok menyandarkan tubuhnya pada tembok ruangan, … yang lagi-lagi sangat sepi tuk dilewati murid-murid lain sehingga membuat mereka berdua bisa bersikap leluasa.“Apa yang harus aku lakukan untuk membuatmu berhenti?” Tanya Alvina dengan ekspresi wajah yang tampak bermain-main, dilihat d
“…!”Aira terenyak.Tak pernah ia bayangkan, seseorang sedingin, dan begitu pendiam seperti Putri Duke Kennard, yakni Alvina Desideria Kennard, … akan berlaku seperti itu.“Persetan kau!”Dia mengacungkan jari tengahnya tepat di depan muka.Bahkan, menambah dramatisasi supaya kesan menjengkelkan terasa begitu cetar, … anak perempuan berambut biru beri dan bermata biru es itu, menjulurkan lidahnya seperti mengejek.“A-apa yang?!”Kaget, tentu itu yang ia rasa.Bukankah selama ini, putri Duke itu sangat dikenal dengan kelakuannya yang elegan, seolah-olah memahami dan menjalankan peribahasa, “diam adalah emas”?Lalu mengapa …?“Ha, sepertinya kau terkejut ya, dengan perubahanku sekarang? Asal kau tahu, justru, sifat asliku adalah seperti ini.”“…!”“Malahan, perubahan sifatku yang drastis ini, disebabkan oleh seseorang.”SRKK!Alvina mendekatkan wajahnya ke samping Aira, dan segera memelankan suara akan kelanjutan ucapannya, memberi intonasi yang kalem namun, terasa menekan.“Seseorang y
“Aboo! Abuuu!”Sigh …!Sulit dipercaya, ada dunia yang suasananya jauh berbanding terbalik dengan dunia yang Desik—ah! Maksudnya, Alvina bayi ini kenal.Lihatlah atap langit-langit berukiran estetik, tetapi jika di zamannya sudah pasti akan dipanggil sebagai sebutan barang antik atau kuno, … menghias rumah kepemilikan dari dua orang cantik nan tampan, yang Alvina taksir sebagai orang tua kandungnya ini. Itu terlihat begitu nyata.Apakah seperti ini perasaannya Rafi dahulu, sewaktu dia tinggal di waktu bernuansa semacam sekarang, tetapi tiba-tiba terlempar jiwanya untuk memasuki raga milik seseorang berpenduduk zaman modern?Ternyata, lumayan mengesalkan juga, ya.Mengingat, orang-orang baru yang dikenalnya tidak memahami adaptasi lingkungan mereka.“Cikucikuckik! Bwaaa!”“….”Menatap datar pria konyol yang faktanya bahwa dia memang ayahnya, karena sudah berjasa besar dalam mewariskan penampilan indah dari rambut biru beri, mata biru es yang dingin, serta kulit putih pucat, … tengah m
Saat Rafi yang hanya dalam sepersekian menit sudah kehilangan memori terkait kenangan mereka menghabiskan waktu bersama selama beberapa bulan ke belakang ini, bertanya kepadanya akan siapa dirinya, … Desika menjawab.“Aku temanmu.”Teman.Hanya itu.Setidaknya untuk sekarang.Lalu ….“Sial, sial, sial, SIAL!”Saat dia berinisiatif memeluk dan menutupi mata beringas Rafi tatkala orang yang berbeda kepribadian ini dengan kepribadiannya di sehari yang lalu itu, karena amukannya semakin menjadi-jadi tatkala melihat dunia berbeda dari apa yang diketahuinya, … Desika mengatakan.“Tidak apa-apa, aku akan memandumu. Karena aku temanmu, aku akan selalu bersamamu."Karena dia temannya, tak ada alasan yang bisa membantahnya untuk mencegah teman berharga bagi dirinya itu jatuh ke dalam parit untuk terpuruk sendirian.Kemudian, ….“Mati. Mati. Mati. Mati …!”Betapa eratnya pelukan yang Desika berikan kepada Rafi, dalam beberapa minggu waktu yang dihabiskannya sendiri untuk mengawasi orang yang men
“Ini hasil tulisanmu?”Membuka lembaran buku cetak fisik yang Desika berikan kepadanya untuk dibaca pertama kali oleh pembaca pertamanya sebelum versi novel online-nya ia luncurkan, … Rafi menghabiskan masa liburan kerja untuknya akibat majikannya sedang menutup kafe karena hendak bertamasya, … membaca secara antusias buku yang berjudul “Tame My Possessive Fiancé”. Tentu, rasa semangat dari pembaca pertamanya ini membuat Desika senang tidak terhingga.Terutama, karena dia, sosok pembaca pertamanya … adalah ketertarikan cinta pertamanya juga. “Jadi, bagaimana menurutmu?”“Ini cerita yang bagus.”Mata mereka saling bertatap, dan mengalihkan satu pandangan bermakna lain ke sorot manik yang memancarkan aura keceriaan.“Kau membuatnya sangat realistis dengan suasana di duniaku, sehingga dapat mendorong orang ikut percaya bahwa dunia tempat tinggalku itu memang ada.”“Kalau begitu, apa kamu tidak keberatan kalau aku …?”“….”Ah.Senyuman tipis yang menyimpul seperti sebuah seringai itu te
“Arghhh! Sialaaan! Apa yang KAU LAKUKAN?!”Berteriak begitu kencang secara sengaja selain karena memang merasa terkejut, juga karena ingin menarik bantuan lewat perhatian yang didapat dari teriakannya tersebut, … Desika membekuk pergerakan Rafi dengan cara mengimpit lehernya mengenakan perpotongan lengan.“KAU GILA YA? KAU MAU MATI YA?”Terima kasih atas suara lantangnya itu, petugas medis yang kebetulan sedang lewat di dekat koridor ruangan ini datang membantu mencegah upaya sang pasien bernama Rafi untuk melompatkan diri dari lantai 5 rumah sakit ini.Sekarang, setelah dipikir-pikirkan lagi, … tentang bagaimana pasien yang berontak dari para petugas medis yang berusaha menyuntikkan obat penenang, demi mencegah hal-hal tak diinginkan mau dilakukan kembali oleh Rafi yang saat ini tampak mengucurkan banyak darah dari hidungnya sedari Desika seret tuk menjauh dari jendela, … si gadis yang mulai menangkap situasi, mengerutkan keningnya serius.Rupa-rupanya, orang yang dimulai dari hari i
“Ya, ya, ya. Sialan! Berhenti berbicara tanpa henti! Kau pikir aku ini typewriter apa? Yang mampu menangkap semua kata-katamu secepat apa pun informasi yang diberikan?!”Mengemudikan mobil mewah dengan ditemankan oleh musik yang mengentak-entak di sela-sela dirinya bertukar percakapan bersama temannya lewat earphone, … seorang perempuan muda yang tak perlu pusing memikirkan tugas sekolah karena orang tua angkatnya tidak memaksanya untuk sekolah jika memang tidak mau, … asyik menikmati suasana.Sampai ….“Eh, sudah dulu ya. Aku ma—!”—BRAKKK!“…!”Dia mengerem mobilnya mendadak dengan jantung yang seperti mau berhenti sejenak, begitu menyadari adanya sesuatu yang muncul dan jatuh tiba-tiba dari atas pohon, … lalu berakhir menghantam kaca depan mobilnya sampai ringsek.“Oh, oh SIALAN!”Mengumpat dengan suara histeris segera setelah keluar dari mobil dan menyidik-nyidik lebih jelasnya lagi tentang sosok yang menabrak mobil kesayangannya itu, … perempuan tersebut tambah-tambah mengumpat.