“Jadi, Anda mengatakan bahwa Tunangan Saya, Putri Mahkota, … tampak seperti memiliki hubungan yang spesial dengan pengawal pribadinya, yakni putra sang Duke, Lord Antshel, begitu?” Menerima kunjungan mendadak di tengah-tengah sibuknya ia mengurusi semua limpahan pekerjaan menumpuk milik ayahnya yang sakit, sang putra mahkota kerajaan Aethelred, Lancient, … mengaduk teh miliknya dengan mata yang tertuju ke arah lawan bicara. “Bagaimana Anda bisa sampai seyakin itu, Dear My Friend, … Lady Darissa?” Darissa Na Eiren, tamu dadakan yang Lancient pedulikan lebih dari pekerjaannya itu, hanya tampak menundukkan wajah tak berani dengan tangannya yang meremas gaun secara gemetaran. “Saya sangat yakin akan hal itu, l-lewat sikap yang mereka tunjukkan.” “Uh okay. Uhm, … Lady, apa Anda baik-baik saja?” tanya khawatir Lancient, sembari mengarahkan lengannya ke depan tuk menyadarkan Darissa yang menurutnya sedang bertingkah aneh sekarang. Di musim yang masih termasuk ke waktu musim panas ini,
//Hei, … Ayah.Tepat di hari ini, adalah hari peringatan ke-tiga terkait kematianmu.Penyelidikan yang Ibu lakukan untuk mencari tahu siapa orang yang telah membuatmu meninggalkannya dan aku, masih terus dilakukan.Apa kau melihatnya dari sana? Ibu tak pernah sekali pun tertidur dengan nyenyak sepanjang malam, karena ia sangat merindukanmu.Saat kutanya kenapa dia tak pernah lagi menidurkan diri tuk memejamkan mata selama jam yang seharusnya ia lakukan selagi masih bersamamu, ibu akan menjawabku dengan jawaban yang sama.Katanya, setiap kali ia tertidur lama, ia pasti akan bermimpi. Di mimpi itu, Ibu melihatmu. Lalu, ketika terbangun dari tidur yang menghasilkan mimpi, ibu akan sangat menyesal karena tak bisa tertidur selamanya, untuk bisa kembali bersama-sama denganmu.Berkat dirimu yang mengajariku dulu, aku sudah lancar menulis dan membaca catatan sendiri. Sama seperti sekarang.Kau tahu, … Ayah? Aku baru menyadari bahwa aku ini adalah seorang anak yang memiliki darah keturuna
-“Ah, akhem! Apa semuanya sudah berkumpul di sini?”--“Ya, Your Excellency?”--“Kami semua sudah berkumpul di mari atas arahan dari Anda.”--“Apa Anda memiliki sesuatu yang penting untuk dikatakan pada kami?”-Semua orang yang bekerja di kediaman sini, merasa begitu heran tatkala mereka disuruh oleh sang Marquess Eiren muda, Myles, … tuk berkumpul di aula mansion pada malam hari di musim dingin begini.-“Ukh, ukhum. Aku ingin memperlihatkan sesuatu pada kalian.”-Myles yang entah kenapa terlihat menampilkan raut muka bangga dengan wajah memerahnya itu, memberikan putri pertamanya yang baru menginjak satu tahun lebih dari pangkuannya, … ke dekapan sang istri, Gloriella.Mereka berdua yang tadinya berdiri bersama secara berdampingan, kini berpisah saling berhadapan satu sama lain, … dengan posisi masing-masing yang berada di ujung dekat lonjongnya kerumunan para pekerja rumah.-“Lihat betul-betul! Alesya kecilku sudah bisa berjalan banyak.”-Kaki yang ditekuk satu, disertai tangan yang
“Ini sudah satu tahun ya, … Leira.”Di musim semi ini, sang Marquess of Eiren, Hisahilde, … tengah mengunjungi makam keluarga Eiren lain. Terutama, makamnya Alesya Eilaira, … dengan membawakan karangan bunga eglantine yang diletakan di dekat batu nisan.“Kau tahu, aku sudah banyak-banyak berusaha untuk tetap bangkit setelah terpuruk dengan momen di mana aku harus kehilanganmu. Ray juga begitu.”Kupu-kupu sihir bersayap merah muda, bertebaran di antara Hisahilde yang berdiri dengan tegap mengenakan topi komandan militer dan jubah kebesaran bersimbol kalajengking hitam, … menghadap lurus ke arah terbaringnya makam Alesya.“Aku berusaha dengan sangat keras untuk mengembangkan bakat kekuatan mata Ray. Sekarang, aku tahu kalau mata terkutuknya memiliki kekuatan telepati.”Menatap sendu batu nisan bertuliskan nama yang terbilang cukup rumit diucapkan itu, Hisahilde kembali bergumam. “Demi membawa kembali Darissa kita. Demi membalaskan kematianmu karenanya. Aku, akan melakukan operasi besar
“Tolong! To-t-tolong Saya! A-ada orang yang mengejar Saya!”Berlari ke sana kemari mencari pertolongan dengan penampilan kacaunya yang mengkhawatirkan, seorang anak perempuan yang berambut hitam acak-acakan, mata biru yang melelehkan air mata, gaun cantiknya yang robek-robek dengan kaki yang beralas sepatu sebelah, … menjauhi kereta kuda yang terguling karena dipepetkan oleh kejaran orang-orang yang menangkap ibunya kemarin malam.“Hei, jangan bantu dia. Sepertinya dia memiliki masalah dengan seseorang. Bisa gawat nanti kalau kita terlibat.”“Diam saja. Jangan lihat dia.”“Aku tidak lihat~ aku tidak lihat~”Akan tetapi, bukan uluran pertolongan yang ia dapatkan, … melainkan, hanya pembicaraan yang menampakkan bahwa mereka semua terang-terangan mengabaikan permintaan penuh pengharapan darinya.Tak ada pilihan lain.Si anak perempuan itu yang sekarang berada di posisi wilayah kekuasaan Mark Eiren, segera menggerakkan kakinya yang sakit dengan langkah cepat secara terpaksa, … menuju ke r
“Hisahilde.”Huh?“Hei! Hisahilde.”Membuka matanya lebar-lebar dan lekas menjelajahi pemandangan di sekeliling yang hanya berupa sekumpulan awan kabut putih, … Hisahilde merasakan sebuah kebingungan yang sangat-sangat memusingkan.Apa ini? Dia sudah berada di alam baka secepat ini?Padahal, dia masih ingat betul. Barusan, dia hanya terkena tusukan pedang Lingmao di perut, lalu di tusuk lagi oleh Antshel yang membangkitkan diri secara tertatih-tatih, … menghunjami tulang rusuknya dengan beberapa dorongan ayunan pedang. “Hisahilde~”Baru sadar kalau namanya telah dipanggil selama tiga kali oleh dua orang yang begitu ia kenal, Hisahilde … mengerutkan alisnya keheranan.“Paman, Bibi? Kenapa kalian ada di sana?"Ya. Mereka berdua, yang memanggil Hisahilde beberapa saat lalu itu … adalah pasangan Eiren yang muncul di hidup si laki-laki berambut navy tersebut, sewaktu mereka masih menjadi orang tua muda.“Ayo ke sini."“Menyeberanglah kemari.”Pasangan suami-istri muda itu mengulurkan ren
Sebenarnya ….ZRASHH!“Hei, bangun!”… Kesalahan apa yang telah ia perbuat, sampai-sampai dirinya ditangkap oleh seseorang dan dibawa ke tempat yang sangat asing ini?“Hei! Kubilang bangun!”Meringis nyeri karena orang yang telah membawanya ke tempat ini menjambak rambutnya yang telah basah akibat diguyur seember air barusan di musim gugur yang sejuk, … orang yang dijambak tersebut, putri bungsu Marquess Myles Na Eiren, juga adiknya Marchioness baru, Alesya Eilaira Na Eiren, … Darissa, … menatap si orang yang menutupi mukanya dengan sehelai kain hitam, dengan pandangan yang benar-benar takut.“Jangan bersikap tidak sopan, apalagi sampai bersikap kurang ajar di depan Tuan Putri.”Memasangkan kalung besi yang dipakaikan sihir pengacau Mana pada Darissa, orang itu juga tak luput mengikatkan si gadis pemilik rambut biru langit itu sebuah rantai pengekang kaki dan tangan yang terikat ke tembok. Hal ini berupaya untuk membuatnya menjadi tak akan mampu melarikan diri dengan sangat mudah.“J
Hilang sudah. Semuanya lenyap meninggalkan segala jejak hidup mereka dengan mudah.Tidak ada lagi yang namanya bangsawan, kediaman, kekuasaan, dan juga kepemimpinan yang dipenuhi oleh rasa kekeluargaan … bernamakan Eiren sekarang.Setelah kalah dalam pertikaian antar daerah di beberapa bulan yang lalu melawan Duchy Gracious, hak kekuasaan milik menteri ketahanan kerajaan itu pun telah berpindah secara sah, menjadi bagian dari kekayaan Dukedom berlambang macan putih. Semuanya mati. Yah, selain dari putri bungsu Eiren yang keberadaannya sekarang masih belum diketahui oleh siapa pun, … termasuk juga oleh si putra mahkota yang belakangan ini menyingkirkan egonya untuk mencari ke mana perginya si “Mantan sahabat” itu menyembunyikan diri sehabis bertengkar dengannya.Bahkan, tindakannya dalam mengaburkan keberadaan tersebut pun, sudah sangat parah. Bahkan, sampai ke titik di mana ia tak menghadiri upacara pemakaman untuk kakaknya sendiri, … malahan.“Jangan terlalu memaksakan dirimu, Lan
“Aboo! Abuuu!”Sigh …!Sulit dipercaya, ada dunia yang suasananya jauh berbanding terbalik dengan dunia yang Desik—ah! Maksudnya, Alvina bayi ini kenal.Lihatlah atap langit-langit berukiran estetik, tetapi jika di zamannya sudah pasti akan dipanggil sebagai sebutan barang antik atau kuno, … menghias rumah kepemilikan dari dua orang cantik nan tampan, yang Alvina taksir sebagai orang tua kandungnya ini. Itu terlihat begitu nyata.Apakah seperti ini perasaannya Rafi dahulu, sewaktu dia tinggal di waktu bernuansa semacam sekarang, tetapi tiba-tiba terlempar jiwanya untuk memasuki raga milik seseorang berpenduduk zaman modern?Ternyata, lumayan mengesalkan juga, ya.Mengingat, orang-orang baru yang dikenalnya tidak memahami adaptasi lingkungan mereka.“Cikucikuckik! Bwaaa!”“….”Menatap datar pria konyol yang faktanya bahwa dia memang ayahnya, karena sudah berjasa besar dalam mewariskan penampilan indah dari rambut biru beri, mata biru es yang dingin, serta kulit putih pucat, … tengah m
Saat Rafi yang hanya dalam sepersekian menit sudah kehilangan memori terkait kenangan mereka menghabiskan waktu bersama selama beberapa bulan ke belakang ini, bertanya kepadanya akan siapa dirinya, … Desika menjawab.“Aku temanmu.”Teman.Hanya itu.Setidaknya untuk sekarang.Lalu ….“Sial, sial, sial, SIAL!”Saat dia berinisiatif memeluk dan menutupi mata beringas Rafi tatkala orang yang berbeda kepribadian ini dengan kepribadiannya di sehari yang lalu itu, karena amukannya semakin menjadi-jadi tatkala melihat dunia berbeda dari apa yang diketahuinya, … Desika mengatakan.“Tidak apa-apa, aku akan memandumu. Karena aku temanmu, aku akan selalu bersamamu."Karena dia temannya, tak ada alasan yang bisa membantahnya untuk mencegah teman berharga bagi dirinya itu jatuh ke dalam parit untuk terpuruk sendirian.Kemudian, ….“Mati. Mati. Mati. Mati …!”Betapa eratnya pelukan yang Desika berikan kepada Rafi, dalam beberapa minggu waktu yang dihabiskannya sendiri untuk mengawasi orang yang men
“Ini hasil tulisanmu?”Membuka lembaran buku cetak fisik yang Desika berikan kepadanya untuk dibaca pertama kali oleh pembaca pertamanya sebelum versi novel online-nya ia luncurkan, … Rafi menghabiskan masa liburan kerja untuknya akibat majikannya sedang menutup kafe karena hendak bertamasya, … membaca secara antusias buku yang berjudul “Tame My Possessive Fiancé”. Tentu, rasa semangat dari pembaca pertamanya ini membuat Desika senang tidak terhingga.Terutama, karena dia, sosok pembaca pertamanya … adalah ketertarikan cinta pertamanya juga. “Jadi, bagaimana menurutmu?”“Ini cerita yang bagus.”Mata mereka saling bertatap, dan mengalihkan satu pandangan bermakna lain ke sorot manik yang memancarkan aura keceriaan.“Kau membuatnya sangat realistis dengan suasana di duniaku, sehingga dapat mendorong orang ikut percaya bahwa dunia tempat tinggalku itu memang ada.”“Kalau begitu, apa kamu tidak keberatan kalau aku …?”“….”Ah.Senyuman tipis yang menyimpul seperti sebuah seringai itu te
“Arghhh! Sialaaan! Apa yang KAU LAKUKAN?!”Berteriak begitu kencang secara sengaja selain karena memang merasa terkejut, juga karena ingin menarik bantuan lewat perhatian yang didapat dari teriakannya tersebut, … Desika membekuk pergerakan Rafi dengan cara mengimpit lehernya mengenakan perpotongan lengan.“KAU GILA YA? KAU MAU MATI YA?”Terima kasih atas suara lantangnya itu, petugas medis yang kebetulan sedang lewat di dekat koridor ruangan ini datang membantu mencegah upaya sang pasien bernama Rafi untuk melompatkan diri dari lantai 5 rumah sakit ini.Sekarang, setelah dipikir-pikirkan lagi, … tentang bagaimana pasien yang berontak dari para petugas medis yang berusaha menyuntikkan obat penenang, demi mencegah hal-hal tak diinginkan mau dilakukan kembali oleh Rafi yang saat ini tampak mengucurkan banyak darah dari hidungnya sedari Desika seret tuk menjauh dari jendela, … si gadis yang mulai menangkap situasi, mengerutkan keningnya serius.Rupa-rupanya, orang yang dimulai dari hari i
“Ya, ya, ya. Sialan! Berhenti berbicara tanpa henti! Kau pikir aku ini typewriter apa? Yang mampu menangkap semua kata-katamu secepat apa pun informasi yang diberikan?!”Mengemudikan mobil mewah dengan ditemankan oleh musik yang mengentak-entak di sela-sela dirinya bertukar percakapan bersama temannya lewat earphone, … seorang perempuan muda yang tak perlu pusing memikirkan tugas sekolah karena orang tua angkatnya tidak memaksanya untuk sekolah jika memang tidak mau, … asyik menikmati suasana.Sampai ….“Eh, sudah dulu ya. Aku ma—!”—BRAKKK!“…!”Dia mengerem mobilnya mendadak dengan jantung yang seperti mau berhenti sejenak, begitu menyadari adanya sesuatu yang muncul dan jatuh tiba-tiba dari atas pohon, … lalu berakhir menghantam kaca depan mobilnya sampai ringsek.“Oh, oh SIALAN!”Mengumpat dengan suara histeris segera setelah keluar dari mobil dan menyidik-nyidik lebih jelasnya lagi tentang sosok yang menabrak mobil kesayangannya itu, … perempuan tersebut tambah-tambah mengumpat.
Pada hari itu, Aira ingat betul.-“Apa yang Anda lakukan dengan mengendap-endap kemari … Miss Qianzy?”-Tentang betapa terkejutnya ia dengan kehadiran Putri Duke Kennard of Violegrent, yang tak disadari kapan berdiri di belakangnya, … sewaktu mau memanfaatkan situasi mendekati Pangeran Edelhert, Ruffin Cailean, … yang tengah terbaring di ranjang dengan status sebagai orang pingsan.-“Aha-ha-ha … Anda sendiri, Putri Kennard? Apa yang Anda lakukan di sini?”-Cara bagaimana mata biru kepunyaan gadis membosankan itu menatapnya dengan sorot kosong tetapi berasa menyimpan satu rahasia tersembunyi, … benar-benar sangat menjengkelkan.-“Heh.”--“…!”--“Betapa tidak sopan.”-Mengepalkan telapak tangannya erat-erat tatkala mendengar deceh meremehkan yang dibarengi dengan bola mata diputar secara digulirkan, … berusaha untuk tidak bergerak sedikit pun di tempatnya saat ini sewaktu Pu
“Alvina.”“…?”Menoleh ke arah seseorang yang baru saja memanggil namanya, Putri Duke Kennard, Alvina Desideria, … menemukan sosok pangeran berambut merah dari kekaisarannya, yang kini menghadapnya dengan tampang gelisah.Tidak memanggilnya seperti biasa dengan semat panggilan berupa "Vin-vin” … tentu ini sudah menimbulkan keanehan di gelagat sang pangeran.Sang pangeran yang sesungguhnya memiliki nama panjang … Ruffin Cailean Edelhert Carlisle Violegrent.“Aku ingin bicara berdua denganmu.” Ruffin menjeda kalimatnya sebentar dengan manik mata yang sedikit-sedikit terpusat ke dua teman Alvina, yang berada tepat di belakang punggung gadis berambut biru beri itu, … seperti memberikan sinyal.“Hanya sebentar.”Huh…? Ini aneh.Ada gerangan satu hal mendesak apa yang telah mendorongnya untuk meminta sesuatu semacam ini? Pikir Alvina.“Lady Darissa, Lady Sarah. Anda berdua tolong pergilah terlebih dahulu.”Cepat meresapi situasi, kedua orang yang Alvina suruh untuk pergi terlebih dahulu it
DRAP! DRAP! DRAP!Suara langkah kaki berat yang digerakkan secara cepat menyeret tubuh beratribut lengkap nan mewah miliknya, telah menemani sang empu tuk mengayunkan ancang-ancang di lengan kanan yang mengepal.Dalam sekali tarikan nafas, tinju dilayangkan.BUAGH!Bogem mentah mendarat pada pipi sang Pangeran Kekaisaran pemangku Putri Mahkota yang dengan hebatnya tak terbawa oleh arus tenaga serangan, untuk membuatnya jatuh terjungkal ke belakang atau pula sekadar bergeser dari tempatnya duduk, … selain dari mengeluarkan darah dari hidung.“Apa yang sudah kau lakukan kepada istriku?!”Pertanyaannya, ….… Apakah darah yang bocor dari lubang hidung itu benar-benar muncul karena baru saja menerima pukulan?“Istrimu, ….” Ah, sungguh.Sebetulnya, jawaban yang tepat ternyata memang bukan dikarenakan terkena pukulan semata. Melainkan, ….Menggantung kalimat sejenak dengan suaranya yang tersendat-sendat, sepasang mata yang menyorot mati milik si pangeran kekaisaran itu pun bergerak cepat u
“Ahh! Apa kau merasakannya?!”Mata hijau yang membulat lebar tatkala sisi wajah yang dilabuhkan pada permukaan perut Rosalina yang sudah membuncit, karena tengah mengandung calon anak pertamanya dengan Mirros, … Ruffin memekik histeris.“Bayimu menendangku! Dia mengenaliku! Setiap kali aku bersandar seperti itu pada perutmu, dia pasti akan langsung berusaha menyingkirkanku!”“Haha, ya ampun. Ruffin, jangan berlebihan.”Terkikik geli akan tingkah saudaranya yang ternyata jauh lebih menghebohkan daripada suaminya sendiri, terkait perkembangan kecil bakal calon penghuni baru istana kekaisaran ini yang telah mulai memasuki bulan kelima, … Rosalina tertawa kecil.“Aku tidak berlebihan! Ini serius! Ini momen yang penting! Aku harus mengajak Ayah untuk membuat hari libur nasional di hari sekarang!”“H-hei kau—!”“—Sampai jumpa!”Memotong ucapan tak terselesaikan dari Rosalina yang sudah diduga akan mengajukan protes, dengan langsung berlari secepat kilat ke tempat baru tujuannya selepas mena