//Hei, … Ayah.Tepat di hari ini, adalah hari peringatan ke-tiga terkait kematianmu.Penyelidikan yang Ibu lakukan untuk mencari tahu siapa orang yang telah membuatmu meninggalkannya dan aku, masih terus dilakukan.Apa kau melihatnya dari sana? Ibu tak pernah sekali pun tertidur dengan nyenyak sepanjang malam, karena ia sangat merindukanmu.Saat kutanya kenapa dia tak pernah lagi menidurkan diri tuk memejamkan mata selama jam yang seharusnya ia lakukan selagi masih bersamamu, ibu akan menjawabku dengan jawaban yang sama.Katanya, setiap kali ia tertidur lama, ia pasti akan bermimpi. Di mimpi itu, Ibu melihatmu. Lalu, ketika terbangun dari tidur yang menghasilkan mimpi, ibu akan sangat menyesal karena tak bisa tertidur selamanya, untuk bisa kembali bersama-sama denganmu.Berkat dirimu yang mengajariku dulu, aku sudah lancar menulis dan membaca catatan sendiri. Sama seperti sekarang.Kau tahu, … Ayah? Aku baru menyadari bahwa aku ini adalah seorang anak yang memiliki darah keturuna
-“Ah, akhem! Apa semuanya sudah berkumpul di sini?”--“Ya, Your Excellency?”--“Kami semua sudah berkumpul di mari atas arahan dari Anda.”--“Apa Anda memiliki sesuatu yang penting untuk dikatakan pada kami?”-Semua orang yang bekerja di kediaman sini, merasa begitu heran tatkala mereka disuruh oleh sang Marquess Eiren muda, Myles, … tuk berkumpul di aula mansion pada malam hari di musim dingin begini.-“Ukh, ukhum. Aku ingin memperlihatkan sesuatu pada kalian.”-Myles yang entah kenapa terlihat menampilkan raut muka bangga dengan wajah memerahnya itu, memberikan putri pertamanya yang baru menginjak satu tahun lebih dari pangkuannya, … ke dekapan sang istri, Gloriella.Mereka berdua yang tadinya berdiri bersama secara berdampingan, kini berpisah saling berhadapan satu sama lain, … dengan posisi masing-masing yang berada di ujung dekat lonjongnya kerumunan para pekerja rumah.-“Lihat betul-betul! Alesya kecilku sudah bisa berjalan banyak.”-Kaki yang ditekuk satu, disertai tangan yang
“Ini sudah satu tahun ya, … Leira.”Di musim semi ini, sang Marquess of Eiren, Hisahilde, … tengah mengunjungi makam keluarga Eiren lain. Terutama, makamnya Alesya Eilaira, … dengan membawakan karangan bunga eglantine yang diletakan di dekat batu nisan.“Kau tahu, aku sudah banyak-banyak berusaha untuk tetap bangkit setelah terpuruk dengan momen di mana aku harus kehilanganmu. Ray juga begitu.”Kupu-kupu sihir bersayap merah muda, bertebaran di antara Hisahilde yang berdiri dengan tegap mengenakan topi komandan militer dan jubah kebesaran bersimbol kalajengking hitam, … menghadap lurus ke arah terbaringnya makam Alesya.“Aku berusaha dengan sangat keras untuk mengembangkan bakat kekuatan mata Ray. Sekarang, aku tahu kalau mata terkutuknya memiliki kekuatan telepati.”Menatap sendu batu nisan bertuliskan nama yang terbilang cukup rumit diucapkan itu, Hisahilde kembali bergumam. “Demi membawa kembali Darissa kita. Demi membalaskan kematianmu karenanya. Aku, akan melakukan operasi besar
“Tolong! To-t-tolong Saya! A-ada orang yang mengejar Saya!”Berlari ke sana kemari mencari pertolongan dengan penampilan kacaunya yang mengkhawatirkan, seorang anak perempuan yang berambut hitam acak-acakan, mata biru yang melelehkan air mata, gaun cantiknya yang robek-robek dengan kaki yang beralas sepatu sebelah, … menjauhi kereta kuda yang terguling karena dipepetkan oleh kejaran orang-orang yang menangkap ibunya kemarin malam.“Hei, jangan bantu dia. Sepertinya dia memiliki masalah dengan seseorang. Bisa gawat nanti kalau kita terlibat.”“Diam saja. Jangan lihat dia.”“Aku tidak lihat~ aku tidak lihat~”Akan tetapi, bukan uluran pertolongan yang ia dapatkan, … melainkan, hanya pembicaraan yang menampakkan bahwa mereka semua terang-terangan mengabaikan permintaan penuh pengharapan darinya.Tak ada pilihan lain.Si anak perempuan itu yang sekarang berada di posisi wilayah kekuasaan Mark Eiren, segera menggerakkan kakinya yang sakit dengan langkah cepat secara terpaksa, … menuju ke r
“Hisahilde.”Huh?“Hei! Hisahilde.”Membuka matanya lebar-lebar dan lekas menjelajahi pemandangan di sekeliling yang hanya berupa sekumpulan awan kabut putih, … Hisahilde merasakan sebuah kebingungan yang sangat-sangat memusingkan.Apa ini? Dia sudah berada di alam baka secepat ini?Padahal, dia masih ingat betul. Barusan, dia hanya terkena tusukan pedang Lingmao di perut, lalu di tusuk lagi oleh Antshel yang membangkitkan diri secara tertatih-tatih, … menghunjami tulang rusuknya dengan beberapa dorongan ayunan pedang. “Hisahilde~”Baru sadar kalau namanya telah dipanggil selama tiga kali oleh dua orang yang begitu ia kenal, Hisahilde … mengerutkan alisnya keheranan.“Paman, Bibi? Kenapa kalian ada di sana?"Ya. Mereka berdua, yang memanggil Hisahilde beberapa saat lalu itu … adalah pasangan Eiren yang muncul di hidup si laki-laki berambut navy tersebut, sewaktu mereka masih menjadi orang tua muda.“Ayo ke sini."“Menyeberanglah kemari.”Pasangan suami-istri muda itu mengulurkan ren
Sebenarnya ….ZRASHH!“Hei, bangun!”… Kesalahan apa yang telah ia perbuat, sampai-sampai dirinya ditangkap oleh seseorang dan dibawa ke tempat yang sangat asing ini?“Hei! Kubilang bangun!”Meringis nyeri karena orang yang telah membawanya ke tempat ini menjambak rambutnya yang telah basah akibat diguyur seember air barusan di musim gugur yang sejuk, … orang yang dijambak tersebut, putri bungsu Marquess Myles Na Eiren, juga adiknya Marchioness baru, Alesya Eilaira Na Eiren, … Darissa, … menatap si orang yang menutupi mukanya dengan sehelai kain hitam, dengan pandangan yang benar-benar takut.“Jangan bersikap tidak sopan, apalagi sampai bersikap kurang ajar di depan Tuan Putri.”Memasangkan kalung besi yang dipakaikan sihir pengacau Mana pada Darissa, orang itu juga tak luput mengikatkan si gadis pemilik rambut biru langit itu sebuah rantai pengekang kaki dan tangan yang terikat ke tembok. Hal ini berupaya untuk membuatnya menjadi tak akan mampu melarikan diri dengan sangat mudah.“J
Hilang sudah. Semuanya lenyap meninggalkan segala jejak hidup mereka dengan mudah.Tidak ada lagi yang namanya bangsawan, kediaman, kekuasaan, dan juga kepemimpinan yang dipenuhi oleh rasa kekeluargaan … bernamakan Eiren sekarang.Setelah kalah dalam pertikaian antar daerah di beberapa bulan yang lalu melawan Duchy Gracious, hak kekuasaan milik menteri ketahanan kerajaan itu pun telah berpindah secara sah, menjadi bagian dari kekayaan Dukedom berlambang macan putih. Semuanya mati. Yah, selain dari putri bungsu Eiren yang keberadaannya sekarang masih belum diketahui oleh siapa pun, … termasuk juga oleh si putra mahkota yang belakangan ini menyingkirkan egonya untuk mencari ke mana perginya si “Mantan sahabat” itu menyembunyikan diri sehabis bertengkar dengannya.Bahkan, tindakannya dalam mengaburkan keberadaan tersebut pun, sudah sangat parah. Bahkan, sampai ke titik di mana ia tak menghadiri upacara pemakaman untuk kakaknya sendiri, … malahan.“Jangan terlalu memaksakan dirimu, Lan
“Tu-tunangan! Aku tahu ini. Aku tahu kalau Anda akan segera menyelamatkan Saya. Terima kasih, terima kasih banyak.” Raut wajah orang yang mendapatkan kebahagiaan tidak terkira, terpampang jelas pada muka Darissa. Betapa senangnya hati diri ini, begitu ia yang sudah mulai melupa akan kapan mulai terkurung di sini, … melihat kembali wajah orang yang ia suka. Terutama, karena ia tak dapat melihatnya dalam beberapa tahun selagi berada di sana. Akan tetapi, sayang seribu sayang. Bukannya mendapatkan balasan dengan menerima perhatian beserta raut wajah orang yang cemas apalagi merasa kasihan, … Darissa, malah dikasih tatapan yang dingin dari sang tunangan. “Bawa dia.” “Baik, Your Grace.” Sesaat selepas memberikan perintah tersebut, dua ksatria yang ikut bersamanya menemui Darissa hari ini, langsung bergerak menyeret si gadis yang masih kebingungan itu dalam mengikuti ke mana perginya sang Duke Gracious hendak menuju. ••• Bosan. Bosan. Bosan. “Her Majesty the Queen, akan terlambat