Share

Bab 935

Penulis: Anak Ketiga
Selesai berbicara, ibunya Widia langsung menampar wajahnya sendiri.

Gerakannya juga tidak terlihat lembut sama sekali, bahkan terdengar bunyi keras dan sangat menyakitkan.

Namun, dia masih tetap menggertakkan gigi. Dia berusaha menahan rasa sakit dan memukul wajahnya beberapa kali lagi, bahkan menggerakkan lengannya ke kiri dan ke kanan. Setelah beberapa saat, kedua sisi pipinya sudah terlihat bengkak.

Dia melirik Herman sekilas, memberi isyarat agar suaminya melakukan hal yang sama.

Ibunya Widia kali ini benar-benar sudah bertekad bulat.

Herman tidak berdaya. Dia terpaksa melakukan apa yang diperintahkan oleh istrinya. Herman menggertakkan gigi dan menampar wajahnya sendiri.

Tobi benar-benar tidak tahan melihatnya lagi. Meski dia sudah menghindar ke samping, mereka juga tidak bisa terus-terusan seperti ini.

Hanya dengan lambaian tangan kanan Tobi yang ringan, Yesa dan Herman langsung terjatuh. Setidaknya, mereka tidak terus berlutut di sana lagi.

Sekalipun dia telah menghindar dan tid
Bab Terkunci
Lanjutkan Membaca di GoodNovel
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terkait

  • Raja Naga Meninggalkan Gunung   Bab 936

    Lantaran tidak boleh macam-macam dengan Dewa Perang Harita, jadi mereka juga tidak boleh menyentuh Raja Naga dari Sekte Naga?Awalnya, Andreas benar-benar tidak tahu siapa Tobi sebenarnya. Namun, saat ini, dia akhirnya mengerti siapa yang telah diprovokasi putranya.Ternyata dia adalah Raja Naga dari Sekte Naga.Dia mulanya agak terkejut. Dari mana muncul Guru Besar semuda itu di dunia ini?Ternyata dia adalah Raja Naga Sekte Naga yang baru. Wajar saja hal itu terjadi.Sejauh yang dia tahu, kekuatan Raja Naga baru seharusnya berada pada tingkat awal Guru Besar atau paling tinggi pun hanya berada di tingkat menengah Guru Besar. Jadi, Raja Naga yang baru tentu bukanlah tandingan Dewa Perang Albus sama sekali.Satu-satunya hal yang menakutkan adalah identitasnya. Gurunya, Raja Naga tua, juga memiliki kekuatan yang tidak terduga.Namun, jika Tobi meninggal, mustahil Sekte Naga bertarung melawan Keluarga Yudistira demi orang yang sudah mati.Kondisi putranya saat ini begitu menyedihkan. Dia

  • Raja Naga Meninggalkan Gunung   Bab 937

    Setelah terdengar suara itu, sosok Widia juga masuk ke dalam dengan cepat. Usai mendengar pembicaraan mereka, dia tentu saja tidak akan membiarkan kakeknya berlutut di hadapan Tobi.Bukankah itu sudah keterlaluan sekali?Selanjutnya, dia juga melihat orang tuanya tengah terduduk di lantai, saling bersandar satu sama lain. Wajah ibunya tampak merah dan bengkak. Jelas sekali, ibunya telah ditampar berkali-kali.Selain itu, wajah ayahnya juga terlihat muram, bahkan ada bekas tamparan mencolok di wajahnya.Hal itu tentu membuat wajah Widia yang tadinya sudah terlihat kuyu itu bertambah muram.Sudah pasti ini semua ulahnya Tobi.Widia tahu kelakuan orang tuanya terhadap Tobi sebelumnya sudah sangat keterlaluan. Sebenarnya, dia sendiri juga tidak tahan melihatnya.Hanya saja, bagaimanapun juga, mereka adalah orang tuanya. Berlutut di hadapan Tobi mungkin keinginan orang tuanya sendiri. Namun, mengingat kasih sayang orangtuanya kepadanya, kemungkinan besar Tobi-lah yang menampar wajah mereka.

  • Raja Naga Meninggalkan Gunung   Bab 938

    Mereka menampar diri sendiri?Widia tertegun sejenak. Benarkah itu? Biasanya, meski hanya disentuh sedikit, ibunya sudah akan menjerit minta tolong. Apa dia akan menampar dirinya sendiri seperti ini?Melihat cucunya seakan tidak memercayainya, Kakek Muhar segera menambahkan, "Benar, Tobi bilang dia sudah memaafkan kami, tapi dia nggak mau kembali ke kediaman Lianto, jadi orang tuamu berinisiatif berlutut dan menampar wajah mereka sendiri.""Tobi sudah menghindar dan menghentikan kami, begitu pula kakek. Dari awal hingga akhir, Tobi sama sekali nggak memaksa kami."Lantaran takut Tobi tidak senang, jadi mereka berusaha membantu pria itu menjelaskan.Karena kakeknya sudah mengatakan seperti itu, Widia tentu memercayainya. Hatinya merasa jauh lebih tenang. Kalau dipikirkan baik-baik, ini semua baru benar. Lagi pula, Tobi memang orang yang baik.Apalagi, pria itu telah berkorban terlalu banyak demi Widia."Widia, syukurlah kamu datang. Cepat bujuklah Tobi. Dia jelas-jelas menyukaimu, tapi

  • Raja Naga Meninggalkan Gunung   Bab 939

    Begitu mereka pergi, Tobi juga langsung menyusup keluar dengan cepat.Saat melihat ekspresi sedih Widia barusan, hatinya terasa pilu sekali. Saking pilunya, dia sampai hampir kehabisan napas.Namun, dalam situasi seperti itu, hanya itu yang bisa Tobi lakukan . Kalau tidak, dia akan melanggar perjanjian dengan orang misterius yang menghubunginya lewat telepon.Mudah bagi orang misterius di balik telepon itu untuk mengetahui situasi yang terjadi di sini.Widia kembali ke mobil dengan berlinangkan air mata.Dia tidak kuasa lagi menahannya lagi. Isak tangisnya benar-benar membuat orang yang mendengarnya merasa pilu.Entah karena dia menangis terlalu lama atau gerakan Tobi terlalu cepat, pria itu kini sudah sampai di dekat mobil dan mengawasi kondisinya.Dia bahkan lebih cepat dibandingkan Kakek Muhar dan yang lainnya. Karena keluarganya Widia baru saja muncul.Begitu mengetahui ibunya dan yang lainnya telah keluar, Widia berusaha mengendalikan emosinya dan menyalakan mobil. Jelas sekali, d

  • Raja Naga Meninggalkan Gunung   Bab 940

    Setelah beberapa saat, juga tidak tahu entah apa yang dipikirkan Widia. Dia turun dari mobil dan masuk ke dalam hotel. Kenangan dari masa lalu muncul lagi di pikirannya. Dia lupa akan nomor kamar yang mereka tinggali dulu.Dia sama sekali tidak mengingatnya, apalagi itu bukan kamar yang dia pesan.Namun, dia masih ingat dengan tanggalnya.Dia juga tidak tahu apa yang ingin dia lakukan. Mungkin dia hanya tidak ingin pulang ke rumah. Dia mendekati meja resepsionis dan menanyakan nomor kamar yang dipesan atas nama Tobi hari itu.Resepsionis tampak terkejut. Ini adalah informasi rahasia pelanggan. Dia tentu saja tidak boleh sembarangan membeberkannya.Hanya saja, dia tidak kuasa menolak, terutama saat Widia mengeluarkan setumpuk uang tunai sebanyak 20 juta.Kebetulan Tobi memesan kamar dengan nama aslinya waktu itu. Jika tidak, Widia mungkin tidak bisa menemukannya."Kamar 1006!""Apa kamarnya masih kosong sekarang?" tanya Widia."Ya," jawab resepsionis dengan bingung. Entah apa yang ingin

  • Raja Naga Meninggalkan Gunung   Bab 941

    Tobi tertegun. Wanita ini mengira dirinya sedang bermimpi. Memangnya ada orang yang tiba-tiba bermimpi seperti ini sambil berdiri?Mungkin Widia mengira ini semua hanya ilusinya saja.Melihat Widia mulai menangis lagi, Tobi terlihat tidak tega. Dia buru-buru berkata, "Bodoh, jangan menangis lagi. Tak peduli ini mimpi atau bukan, bukankah aku masih ada di sini?""Pembohong. Kalau aku bangun dari mimpi, kamu sudah nggak ada di sini lagi." Widia tidak ingin bangun dari mimpi ini."Buka matamu dan lihat baik-baik. Ini semua bukan mimpi, tapi nyata. Melihatmu begitu sedih hari ini, aku bergegas keluar dan mengejarmu sampai ke hotel," ucap Tobi tak berdaya.Widia membuka matanya dan menatap wajah familier di hadapannya. Apa fantasinya begitu nyata? Namun, Tobi barusan bilang dia mengejarnya dari vila hingga ke sini.Dalam sekejap, Widia tiba-tiba terhenyak. Seakan ingin memastikan pria di hadapannya itu nyata atau bukan, dia pun mencubit wajahnya dengan keras.Tobi tidak tahu apa harus terta

  • Raja Naga Meninggalkan Gunung   Bab 942

    Awalnya, Tobi masih merasa bersalah karena pengorbanan Jessi. Namun, setelah melihat sosok Widia yang begitu terpuruk hari ini, dia akhirnya mengambil keputusan dan tidak peduli begitu banyak lagi.Dia tidak akan membiarkan Widia sedih dan terluka karena dirinya."Se ... sebaiknya jangan begitu." Widia sangat khawatir. Jika sesuatu terjadi kepada calon ibu mertuanya, apalagi gara-gara dirinya, bukankah dia akan menjadi orang yang berdosa?Namun, dia juga tidak ingin Tobi dan Jessi sungguh melakukan apa yang diinginkan oleh orang itu."Jangan khawatir. Semuanya tergantung pada kita sendiri. Jangan pedulikan hal ini lagi. Sekarang, kamu nggak marah sama aku lagi, 'kan?" tanya Tobi sambil tersenyum. Dia mendapati ekspresi wajah Widia kini sudah terlihat lebih rileks.Wajah Widia memerah. Dia kemudian berkata dengan kesal, "Aku masih marah. Siapa suruh kamu nggak memberitahuku semua ini? Aku kira kamu sungguh nggak menginginkanku lagi.""Mana mungkin? Sudah kubilang, asalkan kamu bersedia,

  • Raja Naga Meninggalkan Gunung   Bab 943

    Di sisi lain, Tobi masih tidak mengetahui semua ini. Dia belum sadar kalau tindakan yang dia kira tersembunyi ini telah diketahui oleh ibunya.Lantaran adegan keduanya kelewat intim dan tidak cocok untuk dibaca anak-anak, maka lebih baik tidak perlu di deskripsikan.Waktu berlalu dengan cepat. Keesokan paginya. Matahari sudah tinggi dan cahayanya bahkan sudah menyinari tirai jendela, Widia baru membuka matanya yang masih terasa berat.Dia segera melihat sekeliling dengan gugup. Tobi sudah bangun, tetapi pria itu sepertinya masih belum menyadari kalau Widia telah bangun.Yang terjadi semalam itu bukanlah mimpi.Saat pertama kali berhubungan badan dengan Tobi sebelumnya, ingatannya masih tidak begitu jelas, apalagi di bawah pengaruh obat. Namun, segalanya yang terjadi tadi malam membekas jelas di benaknya.Terutama sensasi yang dia rasakan dari kontak fisik seintim itu. Yang memberinya perasaan nyaman, begitu mengasyikkan. Widia sangat menyukainya.Memikirkan tindakannya tadi malam, waja

Bab terbaru

  • Raja Naga Meninggalkan Gunung   Bab 1670

    Saat ini, semuanya juga seharusnya sudah berakhir.Setelah semua orang bubar, Vamil maju ke depan sambil tertawa, "Tobi, kamu benar-benar memberiku kejutan besar kali ini.""Awalnya, aku kira kamu setidaknya membutuhkan lima tahun untuk menandingi kekuatan mereka. Aku nggak menyangka kekuatannya akan meningkat secepat itu. Benar-benar di luar dugaanku.""Bolehkah kamu beri tahu aku sudah sampai mana kekuatanmu saat ini?"Vamil sangat penasaran.Tobi mengangkat bahu tak berdaya dan berkata, "Nggak ada lawan, jadi aku juga nggak begitu jelas.""Aku hanya tahu, kalau aku menyerang dengan seluruh kekuatanku, aku bisa menghancurkan kota dengan mudah.""...."Semua orang benar-benar tercengang, lalu berkata tak berdaya, "Luar biasa!"Vamil terdiam, lalu menggelengkan kepalanya. "Nak, kamu benar-benar mengejutkanku. Oh ya, kapan kalian akan menikah? Jangan terlalu lama. Aku nggak punya banyak waktu lagi."Jelas, dia sangat puas dengan Tobi dan berharap bisa menghadiri pernikahan mereka.Mende

  • Raja Naga Meninggalkan Gunung   Bab 1669

    Kata-kata dominan Tobi barusan membuat orang-orang Harlanda makin antusias. Saking bersemangatnya, mereka yang menonton siaran langsung dari rumah pun bersorak kegirangan.Mereka sangat gembira. Jadi, perlu mengekspresikan kegembiraan yang mereka rasakan.Hanya saja kalimat 'siapkan misil' yang diucapkan Tobi membingungkan mereka.Apa yang terjadi? Siapkan misil? Apa maksudnya? Tiba-tiba tanda tanya muncul memenuhi seluruh layar.Semua orang benar-benar tercengang mendengar kata-kata itu.Banyak orang mengungkapkan pertanyaan mereka.Di saat bersamaan, para petugas di pangkalan rudal itu juga tampak berkeringat dingin. Biasanya, dalam situasi apa pun, dia pasti akan melaksanakan perintah dengan tegas. Namun, dia jelas-jelas gugup saat ini dan kembali mengkonfirmasi.Radiya mengangguk. Untuk memastikan tidak terjadi kesalahan, dia bahkan turun tangan memperhatikan masalah ini.Jika bukan karena menyaksikan kekuatan Tobi yang melampaui orang biasa dengan matanya sendiri, dia benar-benar

  • Raja Naga Meninggalkan Gunung   Bab 1668

    Negara Harlanda seketika dibanjiri berbagai kata-kata pujian, sorak-sorai, dan kekaguman.Di mata mereka, Tobi sudah termasuk dewa pelindung Harlanda.Sebaliknya di mata dunia luar, mereka mulai takjub terhadap kekuatan Negara Harlanda. Bahkan, juga ada rasa takut.Tobi tidak peduli dengan masalah ini. Dia teringat bahwa selama periode ini, ada banyak orang yang membuat onar. Jadi, dia pun berkata, "Sejauh yang aku tahu, akhir-akhir ini, banyak wilayah yang meremehkan seni bela diri Negara Harlanda kita. Bisa-bisanya mereka memandang rendah seni bela diri kita.""Kalau begitu, aku akan perlihatkan pada mereka akan betapa hebatnya seni bela diri Negara Harlanda. Master-master hebat lainnya yang jarang menampakkan diri nggak perlu mengambil tindakan, cukup mereka yang ada di sini yang melakukannya saja.""Pandu, keluarlah!"Tobi tiba-tiba menyebut nama Pandu.Awalnya, Pandu sempat terkejut. Namun, reaksinya cukup cepat. Begitu menerima perintah Tobi, dia segera melompat keluar dan berkat

  • Raja Naga Meninggalkan Gunung   Bab 1667

    Tobi perlahan melambaikan tangan kanannya. Tubuh Hirawan seketika terhempas keluar dari lapangan dan mendarat tepat di samping orang-orang Melandia yang tengah membawa rekan mereka yang tak sadarkan diri tadi.Membiarkan mereka membawa Hirawan pergi.Selanjutnya, giliran Luniver.Semua orang yang hadir di sana kini memandang Tobi dengan tatapan penuh kekaguman dan keterkejutan.Vamil dan lainnya yang mendukung Tobi semuanya tampak antusias. Awalnya, mereka mengira krisis besar yang dihadapi kali ini akan mendatangkan ancaman bagi seni bela diri Harlanda. Siapa sangka, hal ini bisa dengan mudah diselesaikan oleh Tobi.Meski Luniver masih belum bertindak, berdasarkan kekuatan yang dimilikinya, sudah pasti tidak akan semudah mengendalikan Hirawan lagi."Luniver, giliranmu sekarang!" seru Tobi dengan nada datar.Begitu Tobi selesai berbicara, semua orang terkejut.Mereka sangat familier dengan kekuatan Luniver. Apalagi, setelah pertarungan kemarin, namanya kini sangatlah populer.Jelas sek

  • Raja Naga Meninggalkan Gunung   Bab 1666

    Wajah Hirawan berubah kusut. Hanya saja, lantaran sudah mengambil langkah pertama, bukankah pengorbanannya akan sia-sia jika dia menyerah sekarang?Jadi dia bangkit, lalu berlutut di depan Tobi lagi sambil berkata dengan suara keras, "Maaf, aku mengakui kesalahanku!"Plak, plak!Tamparan keras lainnya datang.Hirawan benar-benar terpana. Dia tampak kaget sekaligus marah."Suaramu terlalu keras. Aku nggak suka!" kata Tobi dengan nada datar.Semua orang tahu bahwa Tobi sengaja melakukan semua itu. Dia memang ingin mempermainkan Hirawan di hadapan semua orang.Hal ini membuat orang Melandia makin malu.Salah satu orang Melandia yang menyaksikan adegan itu langsung melompat dan berseru, "Hentikan, hentikan! Kamu sedang ....""Enyahlah!"Tobi mendengus dingin, lalu melambaikan tangan kanannya.Meski berada ratusan meter jauhnya, orang itu langsung merasakan sakit luar biasa di bagian dadanya. Tubuhnya terpental mundur puluhan meter dan langsung tak sadarkan diri.Kemudian, dia diseret pergi

  • Raja Naga Meninggalkan Gunung   Bab 1665

    Kata-kata yang diucapkan Tobi barusan penuh dengan kekuatan spiritual yang kuat. Namun, dia mengendalikannya dengan sangat baik dan hanya menargetkan Hirawan seorang."Nggak!"Hirawan menggertakkan gigi dan meraung. Kekuatan di sekitarnya berkumpul secara gila-gilaan, membentuk energi yang besar dan menakutkan. Dia jelas ingin melawan.Melihat adegan ini, semua orang langsung terkejut.Terutama, tornado besar terbentuk di atas kepala Hirawan. Kekuatan dahsyat itu meledak dan sekali lagi memperlihatkan energinya yang menakjubkan dan menakutkan.Semua orang dikejutkan oleh momentum yang luar biasa itu.Orang-orang Melandia sangat gembira saat melihat adegan itu. Mereka berkata dengan penuh semangat, "Sudah kuduga, Hirawan barusan sengaja mempermainkan mereka. Sekarang dia baru menunjukkan kekuatannya yang sesungguhnya.""Benar, sekarang akhirnya dia melawan. Pokoknya, harus beri pelajaran pada bocah itu.""...."Satu per satu dari mereka sangat bersemangat pada awalnya, tetapi setelah be

  • Raja Naga Meninggalkan Gunung   Bab 1664

    "Dia juga idolaku!""Aku juga!""Haha. Masih berpura-pura. Bukankah kalian sangat sombong dan bangga barusan? Ayo lanjutkan lagi.""...."Dalam sekejap, semua orang Harlanda bersorak kegirangan. Baik mereka yang menonton dari internet maupun mereka yang menyaksikan secara langsung. Terutama mereka yang mengenali Tobi dan hubungannya dekat dengannya. Semuanya sangat bersemangat.Sebaliknya, satu per satu dari wajah orang Melandia berubah muram. Mereka sepenuhnya tidak percaya dengan adegan yang terjadi di depan mereka.Di mata mereka, sosok Hirawan sangatlah kuat bagaikan dewa. Jadi, bagaimana Hirawan bisa ditaklukkan secara tiba-tiba. Bahkan, wajahnya bisa ditampar di depan umum?Apalagi, ini juga merupakan tamparan di wajah mereka. Tentu saja mereka sangat marah."Curang! Mereka pasti curang!""Manipulasi. Mereka pasti menggunakan manipulasi!""Hirawan, katakan sejujurnya, apakah kamu sengaja mengalah pada mereka? Kamu ingin mereka senang dulu, kemudian membuat mereka terpuruk nantiny

  • Raja Naga Meninggalkan Gunung   Bab 1663

    Melihat Tobi berjalan mendekatinya, Hirawan tampak mengerutkan keningnya. Karena dia menyadari bahwa dirinya tidak bisa merasakan kekuatan apa pun dari tubuh Tobi.Hanya ada dua kemungkinan untuk situasi seperti ini. Pertama, lawan jauh lebih kuat dari dirinya. Jadi, dia tidak bisa merasakan kekuatannya. Namun, Hirawan bahkan masih bisa merasakan kekuatan Vamil dan Luniver.Apa pun alasannya, mustahil kekuatan Tobi akan lebih tinggi dibandingkan mereka berdua, 'kan?Yang kedua, mungkin Tobi telah mempelajari teknik untuk menyembunyikan kekuatan.Jika penilaiannya tidak salah, pasti Tobi telah menyembunyikan kekuatannya.Berpura-pura terlibat hebat. Apa Tobi mengira bisa menakuti dirinya?Bibir Hirawan melengkung. Kemudian, dia berkata dengan nada menghina, "Tobi si pengecut, akhirnya kamu berani menampakkan dirimu? Kupikir kamu akan terus bersembunyi sampai akhir."Tobi tersenyum, tetapi senyumannya tampak sinis, lalu berkata dengan nada datar, "Bersembunyi? Mana mungkin aku bersembuny

  • Raja Naga Meninggalkan Gunung   Bab 1662

    "Tapi aku harap kalian bisa lebih kuat hari ini. Setidaknya, biarkan aku melakukan sedikit pemanasan.""Kalau nggak, bukankah akan sangat membosankan?""Selain itu, aku juga nggak akan bermurah hati lagi hari ini. Begitu naik ke atas, hanya ada dua pilihan di depan kalian. Kalau nggak hidup ya mati. Coba aku lihat apa masih ada orang Harlanda yang nggak takut mati?"Begitu kata-kata ini dilontarkan, sekali lagi kolom komentar dibanjiri banyak orang. Apalagi, banyak orang yang teringat dengan Tobi, yang disebut Hirawan sebelumnya itu, masih belum muncul juga.Perkataan Hirawan tentunya mengundang emosi banyak master Harlanda. Semuanya terlihat marah dan bersiap untuk naik ke atas panggung.Efendi juga mengambil langkah ke depan dan hendak naik ke atas panggung.Namun, di saat bersamaan, Tobi lebih dulu memimpin dan berjalan langsung ke atas panggung.Indira yang berada di sebelahnya tertegun sejenak. Bagaimanapun, dia juga termasuk master paling kuat di antara para Pelindung Harlanda. K

Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status