Lindy seketika panik mendengar itu. Tuan Tobi telah berjanji akan membantu keluarganya. Di saat seperti ini, dia tak akan membiarkan hal seperti ini menimpa pria itu. Dia pun buru-buru berkata, "Kak Inggit, jangan emosi.""Tuan Tobi, Kak Inggit bukan dari kalangan biasa. Pak Rizal, ayahnya itu wakil wali kota dan juga tokoh yang berkuasa di Kota Tawuna.""Lantas, kenapa?" tanya Tobi balik.Lindy kebingungan. Padahal, dia telah memberi kode yang cukup jelas.Tak disangka, Tuan Tobi masih begitu mendominasi.Inggit bertambah marah, "Lantas, kenapa? Bocah, kamu pikir kamu itu orang hebat?""Kalau kamu berani, beri tahu aku namamu, lihat bagaimana aku membereskanmu.""Oke, nggak masalah. Namaku Tobi Yudistira. Saat ini, aku bekerja di Grup Lianto," kata Tobi dengan tenang."Oke, kalau itu yang kamu inginkan.""Tunggu saja, kamu pasti akan menyesal.""Lindy, ayo kita pergi!"Usai mengucapkan kata-kata itu, Inggit langsung pergi. Dia yakin Lindy pasti akan mengikutinya.Namun, Lindy tampak r
Menyadari pandangan semua orang tertuju kepadanya, Hugo pun berkata dengan hati-hati, "Ayahku meneleponku. Dia ... dia mungkin sudah tahu aku terlibat masalah."Intinya, dia ingin memperingatkan Tobi, jangan macam-macam, ayahnya sudah tahu. Namun, lantaran terus-menerus dipukul oleh Tobi, dia benar-benar tidak berani bertindak sembarangan lagi.Dia hanya bisa menunggu. Begitu selamat meninggalkan tempat ini, barulah dia akan membereskan Tobi."Ayahmu yang menelepon?"Mendengar itu panggilan dari ayahnya Hugo, Tobi makin penasaran. Tak disangka, hasilnya akan secepat ini, tampaknya Keluarga Saswito telah memberikan kontribusi besar kali ini.Lantaran hanya Keluarga Saswito yang paling mengenal Grup Maharta dan membuat mereka bisa menemukan titik kelemahannya."Ya!"Melihat Tobi termenung, Hugo mengira pria itu ketakutan, dia pun berkata dengan bangga, "Tobi, lebih baik lepaskan aku sekarang, kalau nggak, ayahku pasti nggak akan berdiam diri.""Haha. Sebaiknya kamu jawab teleponnya dulu.
"Yudi, menurutmu, apa yang harus kita lakukan?" tanya Burhan tak berdaya. Dia bahkan mulai bimbang, sebenarnya Tuan Tobi ini bisa diandalkan atau tidak.Bisa-bisanya dia menyerahkan misi mustahil seperti ini kepada Keluarga Saswito?Yudi ragu-ragu sejenak, lalu berkata, "Tuan Tobi bukanlah sembarang orang. Dia bisa membuat Winson tunduk dan sopan kepadanya, bahkan membuat Pak Damar begitu hormat kepadanya. Dia bisa memberikan tugas seperti ini, pasti dia punya alasan sendiri."Burhan agak terkejut, lalu mengangguk dan berkata, "Aku rasa juga begitu, tapi hanya berdasarkan kita ...."Namun, sebelum dia selesai berbicara, ponselnya berdering. Dia menundukkan kepalanya dan menatap layar ponselnya. Sebuah nomor yang tidak dikenal. Dia tertegun. Mungkinkah Tuan Tobi punya rencana cadangan?Lantaran bukan semua orang bisa mendapatkan nomor teleponnya dengan mudah, dia pun segera menjawab panggilan itu dan berkata dengan gugup, "Halo!""Halo, apa ini Burhan Saswito, kepala Keluarga Saswito? I
"Baik, tunggu sebentar. Aku akan segera telepon. Asalkan uangnya belum cair, pinjamannya harus ditangguhkan!" Lintang langsung menutup telepon, lalu menghubungi Hendro.Tobi telah memperkenalkan mereka sebelumnya. Lagi pula, sekarang mereka tidak meminta Hendro melakukan hal yang ilegal.Sekadar melaporkan kepada Hendro bahwa Grup Maharta tengah melakukan berbagai penghindaran pajak dan perusahaan itu kini berada di ambang kebangkrutan, jadi mereka ingin menghentikan sementara pinjaman bisnis Grup Maharta.Saat Hendro mendengar permintaan Tobi, dia segera meminta orangnya untuk menanyakan pihak bank. Mengetahui pinjamannya masih belum cair, dia langsung berkata, "Tak disangka, Grup Maharta punya masalah sebesar itu. Demi keamanan dana bank, aku akan meminta mereka menghentikan pencairan pinjaman ini.""Baiklah, terima kasih banyak, Pak Hendro.""Sama-sama. Aku melakukan semua ini juga demi kepentingan negara. Andai pinjaman itu ditipu oleh perusahaan bermasalah seperti Grup Maharta, ma
"Bahkan, Grup Maharta juga berutang banyak kepada mereka, jadi mereka pasti akan langsung mencari tahu hal ini."Burhan makin yakin. Awalnya, dia masih mengira hal ini tidak mungkin terjadi, tetapi dalam waktu singkat ini, dia merasa kepercayaan dirinya makin meningkat."Idenya bagus, tapi selain itu, kita juga harus mulai dengan opini publik."Lintang segera menambahkan, "Apa kamu punya rumor buruk mengenai mereka? Kalau ada, segera kirim semuanya kepadaku, tak peduli itu benar atau nggak sepenuhnya benar, asalkan bisa membuat orang lain mengira Grup Maharta sudah tamat.""Kali ini, Grup Maharta akan terperosok dan nggak mampu bangkit lagi!""Sudah pasti mereka akan bangkrut.""Ya, sebenarnya kami sudah melakukan persiapan sebelumnya, tapi kalau Pak Lintang yang turun tangan sendiri, aku rasa hasilnya pasti akan lebih baik. Kalau begitu, aku akan minta orang-orangku untuk bersiap-siap."Sebelum bertindak, mereka berdua terus mempersiapkan rencana itu dengan matang.Begitu tindakan mer
"Bukan hanya itu saja, tetapi Winson, yang notabene salah satu kepala keluarga dari empat keluarga besar juga sangat menghormatinya, bahkan Pak Damar dan yang lainnya juga begitu.""Kekuatan Tuan Tobi jauh lebih hebat dari yang kamu bayangkan.""Kalau nggak, kamu kira siapa yang mendadak bisa mengerahkan kekuatan sebesar itu dalam waktu sesingkat ini?"Bahkan, ketika menyebutkan semua ini, dia sendiri juga sangat terkejut.Namun, hal ini juga membuatnya bertambah senang. Dengan begitu, bukankah Tuan Tobi bisa menghadapi Tuan Darel? Meski tidak takluk sepenuhnya, setidaknya mereka masih menyainginya secara langsung.Frengki langsung terduduk dengan tatapan kosong, lalu bergumam pelan, "Jadi, ini semua karena Hugo? Dia memprovokasi Tuan Tobi?""Ya!""Apalagi, saat ini, Hugo mungkin masih berada di tangan Tuan Tobi," tukas Burhan.Frengki tampak syok, lalu mengeluarkan ponselnya, bersiap-siap untuk menelepon putranya.Namun, Burhan menghentikannya, menggelengkan kepalanya sambil berkata,
Frengki tampak gusar."Ma ... mana mungkin!""Apanya yang nggak mungkin? Kami semua sudah dicelakai olehmu. Sekarang kamu harus patuh dan dengarkan semua kata Tuan Tobi."Usai mengatakan itu, Frengki langsung menutup telepon dan berkata dengan getir, "Burhan, aku serahkan sisanya kepadamu. Tolong bantu kami bicara di depan Tuan Tobi."Burhan menepuk pundaknya dengan simpati. Frengki telah bekerja keras sepanjang hidupnya, tak disangka, semuanya akan berakhir seperti ini. Semua ini gara-gara dia punya putra yang tak berguna itu.Burhan juga diam-diam sempat menyelidiki Hugo. Ternyata pemuda itu banyak melakukan kejahatan, bahkan Frengki sendiri juga terlibat dalam beberapa hal tercela.Itu sebabnya, dia berkali-kali mengingatkan Lindy agar tidak terlalu dekat dengan Hugo. Hanya saja, putrinya itu sama sekali tidak mengindahkannya."Mana mungkin bisa begini!"Mengapa ayahnya bisa menyuruhnya mendengar ucapan Tuan Tobi? Memikirkan hal itu, Hugo makin ketakutan. Mungkinkah yang dikatakan T
"Apa!"Widia dan Lindy seketika membeku di tempat, seakan-akan tidak memercayai apa yang barusan mereka dengar.Bisa-bisanya dia memperoleh Grup Maharta dengan harga dua ratus miliar. Bagaimanapun juga, Grup Maharta punya aset triliunan. Meski saat ini mereka menghadapi banyak krisis, nilai pasarnya tetap ada.Apalagi, Grup Maharta termasuk perusahaan yang sepenuhnya dikuasai oleh Keluarga Maharta.Mereka bahkan tidak mengungkit harga dua miliar yang ditawarkan oleh Frengki sebelumnya.Widia masih tidak sanggup memercayainya. Mungkin dia salah dengar, jadi dia memastikan sekali lagi, "Tobi, apa kamu ada salah? Kamu membeli Grup Maharta dengan harga dua ratus miliar?""Nggak, kok. Lagi pula, aku yang berinisiatif memberikan dua ratus miliar."Tobi tersenyum dan berkata, "Tapi selanjutnya kamu mungkin akan sibuk, jadi kamu harus segera membuat persiapan.""Aku?""Ya, aku nggak punya dua ratus miliar, jadi hanya kamu yang bisa membelinya. Bukankah kamu baru saja memasuki industri perhiasa