Lantaran Sheila mengaktifkan pengeras suara, semua orang di sekitarnya bisa mendengar dengan jelas umpatan Kevin.Dalam sekejap, semuanya terpana.Apa yang terjadi?Setelah beberapa saat, semua orang baru mengerti bahwa Sheila pasti telah mencelakai Kevin. Itu sebabnya, pria itu bisa mengeluarkan raungan putus asa dan marah.Sheila ketakutan dan tampak bingung, "Kak, Kak Kevin, apa yang kamu bicarakan?""Apa yang kubicarakan? Sialan!""Sekalipun otakmu bermasalah, mengapa kamu harus mencelakaiku?""Kamu berani menyebut orang itu bodoh? Kurasa, kamulah yang bodoh!"Kevin benar-benar emosi. Awalnya, dia tidak mengerti apa yang sedang terjadi. Sekarang, akhirnya dia paham akar permasalahannya ada pada wanita yang baru dia kencani belum lama ini.Sheila tercengang. Saat ini, dia baru sadar Tobi sungguh menelepon Pak Lintang dan menyuruhnya untuk menangkap pacarnya.Dia ingin menjelaskan kalau dia tidak bermaksud demikian.Sayangnya, ponsel Kevin telah ditutup dari seberang sana dan dia jug
Kristin tampak iba melihatnya. Namun, teringat dengan apa yang telah dilakukan Sheila di masa lalu, dia berkata, "Kamu berani bilang begitu? Memangnya apa yang telah kamu lakukan hingga kamu bisa beranggapan kita ini teman?""Asalkan kamu menyebut satu hal yang pernah kamu lakukan untukku, aku pasti akan menolongmu."Sheila tertegun sejenak. Dia memutar otak untuk berpikir keras. Pada akhirnya, yang muncul di benaknya hanyalah rasa irinya kepada Kristin ataupun cara untuk menjebak dan menghina Kristin.Dia benar-benar tidak menemukan satu pun, sekalipun hanya membeli sarapan atau semacamnya.Makin memikirkannya, dia makin putus asa.Akibat putus asa, Sheila pun berlutut dan memelas, "Kristin, maaf, ini salahku. Sebelumnya kelakuanku memang parah dan aku pantas mati. Tolong, beri aku kesempatan lagi.""Asalkan kalian bisa membantuku, aku bisa memberi kalian 200 juta. Kalau 200 juta nggak cukup, akan kutambah jadi 400 juta. Begini saja, dua miliar, aku hanya bisa memberi kalian sebanyak
Di saat semua orang setuju dengan pendapat Robin, Bella diam-diam mengerutkan kening. Dia kerap merasa ini semua tidak sesederhana itu.Apalagi, dia sering mendengar Kristin mengatakan Tobi sangat hebat. Ditambah lagi, dia sangat mengenal Kristin. Gadis itu tidak akan berbohong.Namun, Sheila tidak demikian.Setelah mendapat dukungan dari semua orang, dia bertambah arogan dan kembali mengejeknya, "Tobi, keberuntunganmu telah berakhir di sini. Kalau kamu berani menyakiti pacarku, aku pasti akan membuatmu membayar harganya."Tobi tak kuasa menahan tawa. Dia bukan hanya mentertawakan ketidaktahuan mereka, tetapi juga karena perubahan mereka sikap mereka yang begitu drastis.Padahal, dia barusan agak simpati saat melihat Sheila berlutut di depannya. Setelah dipikir-pikir sekarang, sepertinya dirinya terlalu baik.Kristin juga tampak emosi, apalagi barusan dia sempat berpikir untuk melepaskan Sheila, "Kita masih belum tahu siapa yang akan membayar harga di sini. Sekalipun Keluarga Sunaldi m
Mendengar itu, Sheila tampak gusar.Di saat dia hendak membalas, Robin mendahuluinya, "Sheila, buat apa kamu omong kosong kepadanya? Apa kamu nggak tahu dia sengaja mengubah topik pembicaraan?"Salah seorang dari temannya juga ikut menimpali, "Benar. Bukankah barusan bilang mau menelepon Tuan Winson? Jangan-jangan dia nggak bisa menelepon?""Pasti benar. Kalau nggak, dia nggak akan omong kosong seperti itu.""Bodoh sekali."Emosi Kristin seketika meluap-luap.Tobi menggelengkan kepalanya. Mengapa dia harus mengikuti perkataan mereka? Padahal, dia tidak ingin menelepon Tuan Winson sama sekali.Namun, dia tidak ingin Kristin dituduh seperti itu, jadi dia pun membalas mereka dengan tenang, "Bukankah hanya menelepon saja? Aku akan meneleponnya, tapi apa di antara kalian ada yang kenal Winson?""Beraninya kamu panggil nama Tuan Winson? Aku pasti akan melaporkannya, lihat bagaimana dia membereskanmu nanti."Robin mendengus dingin, "Aku kenal Tuan Winson, lantaran sebelumnya aku cukup beruntu
Bella juga tak kalah terkejutnya. Dia mencoba untuk menoleh ke arah Robin. Wajah pria itu tampak pucat dan bibirnya juga bergetar.Dia tampak sangat ketakutan.Ini?Tidak mungkin, 'kan?Orang dalam panggilan video itu benar-benar Tuan Winson yang asli!Astaga! Siapa sebenarnya pacar Kristin ini?Pantas saja, Kristin masih sangat menyukainya, padahal Tobi telah berkeluarga.Tubuh Tobi saat ini mendadak diselimuti aura berkilauan.Dia benar-benar berbeda dari sebelumnya, penuh dengan pesona unik yang membuat orang terpikat.Semua orang mulai menyadari perubahan raut wajah Robin yang terlihat tidak normal. Saking kagetnya, mulut mereka sampai ternganga, 'Jangan-jangan ini benar-benar Tuan Winson?'Terutama Sheila. Dia tidak mengenal Winson. Dia hanya bisa memandang Robin dengan tidak percaya, lalu berkata dengan gugup, "Kak Robin, Kak Robin ...."Barulah Robin terhenyak. Setelah itu, dia langsung menjatuhkan diri dan berlutut.Saking takutnya, kedua kakinya terkulai lemas."Tu ... Tuan To
Sebenarnya Winson tidak arogan seperti yang dipikirkan orang lain. Lagi pula, dia telah menemukan banyak aib yang dilakukan Naufan akhir-akhir ini dan kebetulan bersiap untuk membereskannya.Namun, di mata semua orang, mereka bisa merasakan sikap Tuan Winson yang menakutkan dan mendominasi.Satu per satu dari mereka dilanda ketakutan.Terutama Robin."Kamu dari Keluarga Anggoro, 'kan? Kuperingatkan, bersiap-siaplah karena dalam tiga hari, Keluarga Anggoro akan hancur. Percayalah, yang kukatakan ini bukan main-main," kata Winson dengan dingin.Ini juga termasuk penjelasan kepada Tobi. Lagi pula, Kak Tobi telah sengaja meneleponnya, jadi dia harus melakukan sesuatu untuknya."Sedangkan kamu, Robin, sebaiknya kamu memohon pengampunan kepada Kak Tobi.""Kalau nggak, hari ini akan menjadi hari kematianmu!"Semua orang terperangah mendengar kata-kata itu.Apa benar-benar akan melibatkan nyawa?Banyak di antara mereka yang wajahnya memucat dan ada juga yang gemetar.Berbeda halnya dengan Dian
Adegan ini benar-benar membuat Kristin simpati, apalagi kondisi Robin begitu memilukan. Ada bekas telapak tangan di pipinya dan noda darah di dahinya.Menyedihkan sekali.Semua orang merasa gugup sekaligus kaget dengan apa yang terjadi hari ini.Saat ini, satu per satu dari mereka memandang Kristin dengan tatapan iri, tidak ada lagi penghinaan dan ledekan seperti sebelumnya.Sebaliknya, mereka semua tidak berani menatap Tobi."Kristin, kumohon, tolonglah aku!"Seakan sadar dengan hati Kristin yang tergerak, Robin kembali memohon sambil bersujud berkali-kali.Kristin tidak tahan melihatnya lagi. Dia mengerutkan kening dan berkata, "Hentikan. Kamu nggak perlu bersujud dulu, bicaralah dengan benar.""Baik, baik, asalkan kamu melepaskanku, aku akan melakukan semuanya, sekalipun memintaku menjadi suruhanmu," ucap Robin buru-buru.Saat ini, dia tidak lagi arogan seperti dulu, apalagi sombong hingga tidak bisa melihat keberadaan orang lain."Tak perlu seperti itu. Aku mau tanya, apa yang terj
Keluarganya Robin memang menghasilkan sejumlah uang, tetapi hanya begitu saja. Mereka kesulitan untuk melangkah lebih jauh dan telah berada di luar batas kemampuan."Apa Keluarga Anggoro hanya punya uang sebanyak itu? Melihat betapa arogannya dirimu, kupikir keluargamu setidaknya punya lebih dari ratusan miliaran."Tobi menggelengkan kepalanya dan berkata dengan tenang, "Kamu nggak bisa lepas dari hukumanmu. Kamu harus menanggung kesalahan yang telah kamu perbuat.""Mengenai 2,4 miliar itu, kebetulan traktiranmu malam ini jumlahnya hampir sama, jadi aku yang bayar menggantikanmu," ujar Tobi dengan tenang."Ah ...."Robin tertegun sejenak, lalu berbisik pelan, "Tapi tagihan malam ini seharusnya nggak butuh uang sebanyak itu."Namun, setelah mengatakan itu, dia menundukkan kepalanya seakan berpikir sesaat, lalu berkata dengan cepat, "Oke, memang sebanyak itu. Barusan aku hanya sembarangan omong saja.""Sudahlah, kamu nggak perlu segugup itu, lagian aku juga nggak asal bicara.""Karena ka
Isander mengerutkan kening."Siapa peduli dengan taktik yang dia gunakan. Orang yang nggak tahu malu seperti ini kurang diberi pelajaran." Kinan segera berkata, "Kak Isander, jangan khawatir. Aku sudah menyusun rencana. Aku jamin kamu pasti akan memperlihatkan kehebatanmu.""Siapa tahu kamu bisa memikat hati para wanita cantik ini. Saat itu, kamu bisa menikmati dilayani oleh mereka, 'kan?"Mendengar itu, wajah Isander tampak penuh dengan ekspresi kegembiraan. Dua wanita cantik ini benar-benar menggiurkan. Jika dia bisa memiliki keduanya, bukankah dia akan menjadi pria paling bahagia di dunia ini?Kinan kemudian menatap adiknya, Miya, sambil berkata, "Aku serahkan kepadamu!"Meski Miya enggan, dia juga ingin bersama Isander. Namun, dia tahu dia tidak boleh ragu saat ini. Jika tidak, dia bahkan tidak akan punya kesempatan untuk mengikuti Isander lagi ke depannya.Dia buru-buru berkata, "Kak Isander, kamu tenang saja. Serahkan saja kepadaku!"Usai mengatakan itu, mereka pun kembali ke kab
Perkataan itu seketika membuat Yaldora gemetar tanpa alasan.Sebenarnya, sejak pertemuan pertama mereka, Yaldora telah memiliki kesan yang mendalam terhadap Tobi. Apalagi, itu adalah kesan yang sangat nyaman dan baik.Hanya saja, dia mengira mereka tidak mungkin punya kesempatan untuk bertemu lagi. Siapa sangka mereka akan bertemu lagi secepat ini. Apalagi, target dari misi yang diberikan gurunya juga pria itu.Jika bukan karena target kali ini adalah Tobi, Yaldora pasti akan langsung menolak 'jebakan wanita cantik' yang disarankan gurunya. Bahkan, lebih mustahil untuk turun gunung dengan tujuan seperti ini.Meski Yaldora berutang budi kepada gurunya, dia juga tidak bisa memenuhi permintaan seperti ini!Ekspresi wajah Yaldora kembali normal. Dia pun berkata dengan tenang, "Sudah kubilang, aku hanya fokus berkultivasi. Aku nggak tertarik dengan pria.""Aku nggak bisa memaksamu, tapi bukan hanya karena kamu nggak tertarik sama pria, kamu juga akan melarangku menyukaimu, 'kan?" kata Tobi
"Mempermainkanmu?"Tobi tertegun sejenak. Sebenarnya, itu hanya lelucon saja."Memangnya bukan?""Kalau kamu orang seperti itu, nggak ada lagi yang perlu kita bicarakan." Yaldora tampak kesal. Sebenarnya, dia menganggap Tobi sebagai orang baik.Jika tidak, mana mungkin dia akan mendatanginya dan masuk ke dalam untuk duduk.Namun, setelah dilihat sekarang, semua perkataan Tobi itu penuh dengan kebohongan. Dia tidak jujur seperti yang tampak dari tampangnya.Tanpa sadar, hal ini malah membuatnya marah. Dia bahkan melupakan tugas gurunya.Kali ini, Tobi benar-benar bingung. Padahal, dia hanya mengatakan yang sebenarnya. Sekalipun dia berbohong, Yaldora juga tidak perlu marah seperti itu, 'kan?Mungkinkah tebakannya salah?Gadis ini mendekatinya tanpa tujuan apa pun? Murni hanya karena memiliki kesan baik terhadap dirinya?Jika bukan demikian, kenapa masalah sepele seperti itu bisa membuatnya marah?Apalagi, dilihat dari ekspresinya, Yaldora tidak terlihat seperti sedang berakting. Tobi se
Yaldora menghampiri Tobi. Dia tidak langsung duduk, tetapi bertanya dengan dingin, "Kamu mencariku?""Ya, duduklah."Tobi mengangguk dan tersenyum. Lantaran Laurin telah mengundangnya kemari, dia tentu tidak akan menyia-nyiakan kesempatan ini.Yaldora melirik sekilas. Laurin duduk di bagian dalam, sedangkan Tobi tidak berniat berdiri untuk membiarkannya masuk. Setelah ragu-ragu sejenak, dia memutuskan untuk berjalan melewati tempat duduk Tobi, tetapi dengan bokong mengarah kepada pria itu.Karena gurunya telah berpesan kepadanya agar mendekati Tobi. Jika dia bahkan tidak bisa melakukan hal kecil seperti ini, bagaimana dia bisa menyelesaikan tugas gurunya dan mendapatkan liontin giok?Sosok anggun itu melewatinya, apalagi bokong indahnya menghadap ke arahnya. Terutama, Tobi dalam posisi duduk, sedangkan Yaldora berdiri. Dari ketinggian dan jarak seperti itu, sulit untuk tidak melihat langsung.Namun, Yaldora bergegas duduk dan memandang Tobi, seakan bertanya mengapa dia memintanya datan
Kemunculan Laurin langsung menarik perhatian banyak orang, terutama sekelompok anak muda, dua pria dan satu wanita. Pandangan kedua pria itu seakan tidak lepas dari Laurin sedetik pun.Tak lama kemudian, Yaldora dan Lastri juga muncul. Meski paras Lastri masih kalah dari Yaldora, dia juga termasuk wanita cantik. Saat keduanya muncul, juga mencuri perhatian banyak orang.Terutama dua pemuda yang mengenakan pakaian bermerek dan terlihat sombong itu.Saat melihat Tobi, Yaldora sepertinya tidak terkejut sama sekali. Rupanya, dia juga menyadari keberadaan Tobi barusan. Wanita itu pun mengangguk kepada Tobi.Tobi tertegun sejenak. Kemudian, balas mengangguk kepadanya.Namun, pemandangan itu membuat kedua pria tersebut cemburu, terutama pria bernama Isander. Pemuda yang satunya lagi bernama Kinan. Sedangkan, wanita di samping itu adalah adik perempuannya Kinan. Namanya Miya.Sebenarnya, Kinan selalu mengikuti Isander. Sedangkan adiknya, Miya, menyukai Isander. Kinan juga ingin adiknya bersama
Laurin tidak berani terlalu lancang karena takut perkataannya akan mencelakai dirinya sendiri. Dia tidak lagi berbicara sampai Tobi mengantarnya pulang dengan selamat.Dia tidak masuk ke dalam rumah. Meski dia bilang meninggalkan sebuah kamar untuk dirinya, dia tidak pernah tinggal di rumah itu sama sekali.Lantaran dia tahu Tuan Muda tidak ingin orang lain mengusik dunia milik berduanya dengan Kakak Ipar.Laurin memanggil Tobi dengan sebutan Tuan Muda, tetapi tidak memanggil Widia dengan sebutan Nyonya. Meski sebutan itu tidak terlalu tepat dan aneh, dia tidak peduli. Lantaran dia hanya punya satu Nyonya, yaitu Naura.Tobi kembali ke rumah. Dia sempat melakukan komunikasi yang lebih mendalam dengan Widia. Keesokan paginya, dia telah muncul di bandara.Widia juga datang. Meski pekerjaannya sangat sibuk, dia merasa perjalanan Tobi ke Jatra kali ini tidak biasa, jadi dia pun sengaja datang untuk mengantarnya.Begitu tiba di bandara dan menyadari semua ini, Laurin segera bersembunyi. Sete
Tobi berkata dengan jujur, "Apa kamu ingin membuat hati nuraniku merasa nggak tenang?""Bu ... bukan begitu!""Kalau begitu, sudah benar. Kalau kita memang berjodoh, pasti akan ada kesempatan." Selesai berbicara, Tobi memandang Shinta yang telah melepaskan rangkulan tangannya dan berdiri.Mendengar itu, Shinta tidak berani terus memaksakan keinginannya dan hanya berkata tak berdaya, "Baiklah. Aku dengar perkataan Kak Tobi saja."Setelah itu, Tobi buru-buru keluar dari kamar Shinta. Baru saja meninggalkan lobi hotel, siapa sangka ada mobil sport Ferrari yang berhenti di luar sana. Yang duduk di dalam mobil adalah seorang wanita cantik.Banyak pria yang terus memusatkan perhatian pada wanita itu. Karena gadis ini begitu cantik dan menawan. Mereka tidak bisa mengalihkan pandangan darinya. Andai mereka memiliki wanita seperti itu, mereka akan rela menanggung konsekuensi apa pun.Saat gadis itu melihat Tobi keluar, dia langsung berteriak, "Tuan Muda!"Tobi terkejut. Bukankah itu Laurin? Dia
Mendengar itu, Shinta diam-diam merasa sedih. Kak Tobi benar-benar orang yang baik. Dia pun berkata, "Terima kasih, Kak Tobi. Selain minta maaf, aku juga ingin berterima kasih untuk bantuanmu hari ini.""Kalau bukan berkat kamu, meski keluarga kami nggak akan berakhir, hidupku pasti sudah hancur."Membayangkan situasi barusan, jika bukan karena Kak Tobi, dia pasti harus mengikuti Steven dan menjadi wanitanya. Mengikuti orang seperti Steven, sudah pasti hidupnya akan hancur."Hmm, kita berteman. Sudah seharusnya kita saling membantu. Lagian, bukankah kamu juga membantuku sekarang?""Aku membantumu?" Shinta tidak paham."Kamu membantuku menangani Grup Bustan.""Itu namanya bukan membantumu. Kak Tobi-lah yang memberiku kesempatan. Membahas masalah ini, aku juga ingin mengucapkan terima kasih lagi kepada Kak Tobi," ucap Shinta dengan antusias."Oke, aku sudah menerima ucapan terima kasihmu. Kelak, jangan bahas masalah ini lagi," ucap Tobi tidak berdaya. Dia ingin segera mengakhiri obrolan
Padahal, Tobi telah menyusun rencana barusan, tetapi dia malah sulit untuk melakukannya. Sebenarnya, kelakuan ayahnya Shinta barusan sangat tidak sopan dan juga membuat orang merasa jijik.Namun, juga masih belum kelewat batas. Dia murni hanya ingin mencari aman dan menghindari masalah besar.Yang paling penting, Tobi bisa menyadari bahwa Shinta sangat menghormati ayahnya. Pasti karena ayahnya memperlakukannya dengan baik. Jika Tobi mengatakan ingin putus di saat ini juga, takutnya Shinta akan merasa tidak nyaman.Lupakan saja. Biarlah Shinta sendiri yang menjelaskan kepada ayahnya tentang mereka putus nantinya.Jika demikian, segalanya akan jauh lebih leluasa.Lagi pula, Tobi tidak punya waktu untuk datang ke sini dan berpura-pura menjadi pacar lagi.Lantaran masalah Steven telah terselesaikan, mereka sekeluarga pun makan dengan gembira. Apalagi, hidangan yang dipesan Tobi semuanya lezat-lezat. Tidak heran, harganya juga tidak biasa. Karena semuanya dibuat menggunakan bahan premium da