Keluarganya Robin memang menghasilkan sejumlah uang, tetapi hanya begitu saja. Mereka kesulitan untuk melangkah lebih jauh dan telah berada di luar batas kemampuan."Apa Keluarga Anggoro hanya punya uang sebanyak itu? Melihat betapa arogannya dirimu, kupikir keluargamu setidaknya punya lebih dari ratusan miliaran."Tobi menggelengkan kepalanya dan berkata dengan tenang, "Kamu nggak bisa lepas dari hukumanmu. Kamu harus menanggung kesalahan yang telah kamu perbuat.""Mengenai 2,4 miliar itu, kebetulan traktiranmu malam ini jumlahnya hampir sama, jadi aku yang bayar menggantikanmu," ujar Tobi dengan tenang."Ah ...."Robin tertegun sejenak, lalu berbisik pelan, "Tapi tagihan malam ini seharusnya nggak butuh uang sebanyak itu."Namun, setelah mengatakan itu, dia menundukkan kepalanya seakan berpikir sesaat, lalu berkata dengan cepat, "Oke, memang sebanyak itu. Barusan aku hanya sembarangan omong saja.""Sudahlah, kamu nggak perlu segugup itu, lagian aku juga nggak asal bicara.""Karena ka
Tatapan mata Sheila tampak kosong. Kejadian malam ini telah mengejutkannya berulang kali, tetapi yang diucapkan si manajer itu benar-benar di luar dugaannya.Sampai detik sebelumnya, dia mengira ini semua berkat koneksi Robin.Bella tersenyum kecut. Dugaannya benar. Tampaknya dia terlalu menyepelekan Tobi sebelumnya dan kerap merasa pria itu tidak berkemampuan.Bisa dikatakan, temperamen Tobi cukup baik. Padahal Bella telah mengucapkan begitu banyak kata-kata kasar, tetapi pria itu tidak membalasnya sama sekali.Namun, kalau dipikir-pikir, ini semua pasti demi Kristin.Jika bukan karena Kristin, dia mungkin tidak akan berbicara kepada Bella.Semua orang di ruangan itu menghela napas. Yang terjadi hari ini benar-benar di luar dugaan mereka. Namun, mereka tetap harus mengakui kehebatan Tobi.Sebaliknya, Robin yang awalnya dipuji-puji itu kini hanya bisa ditertawakan.Tobi tidak peduli dengan ekspresi semua orang, lalu berkata dengan tenang kepada Pak Yohan, "Kali ini dia yang bayar tagih
Bisa-bisanya Pak Damar memberi Tobi kartu hitam Lawana?Bagi mereka, kartu hitam Lawana hanyalah sebuah legenda.Jika Yohan tidak membahasnya, mereka bahkan tidak mengenali kartu itu.Siapa sebenarnya Tobi ini? Dalam waktu singkat, terungkap bahwa dirinya memiliki hubungan dekat dengan tiga dari empat keluarga besar di Kota Tawuna.Tiga keluarga besar itu termasuk Keluarga Sunaldi, Keluarga Yusnuwa dan Grup Transera, yang menggantikan Keluarga Hutama sebelumnya.Yohan memang sengaja melakukannya. "Baik, saya bantu Anda melunasi tagihannya. Saya akan kembali sebentar lagi."Jika Yohan yang mengurus tagihannya, dia pasti tidak akan menagih semuanya, tapi hanya setengah saja. Dia bahkan ingin bertanya kepada atasannya, perlukah mereka menggratiskan anggur mahal itu?Namun, atasannya menyuruhnya untuk tidak melakukannya, lantaran kartu hitam Lawana itu memang diperuntukkan Tobi. Lagi pula, Keluarga Yusnuwa yang akan membayarnya, jadi dia tidak perlu khawatir dengan tagihannya.Karena semua
Para wanita itu agak kaget ketika mendengar itu. Mereka pun menoleh untuk mencari si pemilik suara.Tampak seorang wanita muncul di hadapan mereka. Dia mengenakan gaun sifon berkelas yang memiliki potongan pas di badannya, hingga memperlihatkan lekuk tubuh indahnya.Wajahnya sangat mulus dan sempurna, bagaikan bidadari turun dari langit.Hanya saja, dia memasang ekspresi dingin dan terlihat sangat marah.Mendengar kata-kata Widia, Diana terperanjat. Sepertinya ada yang aneh.Bella agak kesal dan berkata dengan dingin, "Kami sedang membicarakan pacar teman kami. Apa hubungannya denganmu?""Pacar temanmu itu suamiku. Jadi, menurutmu ini bukan urusanku?" balas Widia dengan dingin.Entah apa yang terjadi dengan diri Widia. Dia hanya ingin mengungkapkan identitasnya di sini.Padahal mereka sudah sepakat untuk bercerai, jadi seharusnya dia tidak ikut campur dalam masalah ini.Namun, Widia sengaja ingin memperlihatkan statusnya.Bella tertegun sejenak. 'Nggak mungkin, jangan-jangan ini istrin
"Nggak apa-apa," ucap Tobi menggelengkan kepala."Apanya yang nggak apa-apa? Kulihat dia sangat sedih. Apa kamu nggak takut terjadi sesuatu kepadanya?" kata Kristin lagi."Nggak akan."Tobi sedikit ragu. Jika hanya Widia saja, dia seharusnya baik-baik saja, tetapi kalau ada Tania, maka belum tentu demikian.Kristin menarik tangan Tobi dan berkata, "Nggak akan apanya? Cepat susul dia."Meskipun Tobi mengucapkan kata-kata itu dengan santai, Kristin bisa merasakan Kak Tobi sangat menyukai istrinya, terlepas mereka hanya suami istri di atas kertas."Baiklah, aku pergi lihat sebentar," ujar Tobi.Melihat Tobi pergi, Kristin agak kecewa.Melihat adegan ini, Bella menggelengkan kepalanya dan berkata, "Kristin, lantaran mereka hanya suami istri di atas kertas dan kamu menyukai Tobi, bukankah lebih baik kalau mereka bercerai? Mengapa kamu malah membujuknya?""Nggak! Kak Tobi menyukainya dan aku juga nggak bisa melakukan hal yang membuat Kak Tobi nggak senang," balas Kristin segera."Benar-benar
Mendengar itu, Tania buru-buru memasang ekspresi kesulitan dan berkata, "Widia, kamu juga tahu kalau aku menentang kamu bersama Tobi dari awal. Kalau kamu tanya, aku pasti nggak mendukungnya.""Karena kita semua tahu kalau ini bukan pertama kalinya Tobi kedapatan bersama wanita lain. Kelak, dia pasti akan terlibat dengan wanita lainnya. Bisakah kamu menerimanya?"Berbicara tentang ini, gambaran Tobi bersama wanita lain mendadak muncul di benak Widia. Terbayang hal itu, hatinya makin terasa sesak."Selain itu, tahukah kamu kenapa begitu banyak orang yang menentang kalian bersama?""Karena kebanyakan orang pasti akan mencari pasangan yang status sosialnya setara. Mungkin saat ini kamu bisa melakukan apa saja demi cinta, tapi setelah menikah nanti, akan ada lebih banyak masalah lagi," kata Tania."Aku nggak peduli dengan semua itu, tapi aku nggak bisa menerima dia bersama wanita lain.""Ya, kamu memang nggak peduli, tapi bagaimana dengan orang tua dan kakekmu? Apa kamu ingin putus hubunga
"Gavin? Yang mana?" tanya Tania dengan ekspresi bingung, padahal hatinya sangat senang."Tuan muda dari Keluarga Gumilar, yang kemarin membantu kita menagih utang.""Tuan Gavin, yang kemarin Tobi pura-pura ambil jasanya itu.""Oh!""Dia kelihatan sopan, layaknya pria sejati. Latar belakang keluarganya juga luar biasa, apalagi aku juga belum pernah mendengar rumor buruk mengenai dirinya. Yang lainnya aku nggak tahu, tapi aku rasa dia sangat kuat."Tania bersikap layaknya tidak tahu."Oh.""Bagaimanapun juga, dia termasuk calon pewaris Keluarga Gumilar. Wanita yang bisa menikah dengannya pasti sangat beruntung. Entah wanita mana yang bernasib baik seperti itu.""Oh ya, kenapa kamu tiba-tiba menanyakan soal dia?""Bukan apa-apa!"Widia tidak banyak bicara, tapi jauh di lubuk hatinya dia mulai tertarik kepada Gavin.Setelah mobil melaju beberapa saat, kebetulan mereka melewati sebuah bar. Tania melirik ke samping dan berkata, "Widia, suasana hatimu lagi buruk, 'kan? Bagaimana kalau kita pe
Widia tampak berlinang air mata. Sepertinya dia sudah mabuk.Setelah melampiaskan emosinya, perasaannya kini jauh lebih baik dan lebih tenang. Dia mengambil tisu untuk menyeka air matanya."Widia, jangan terlalu sedih.""Karena dia nggak pantas, buat apa kamu terus menantikannya? Lagian, di luar sana ada begitu banyak pria hebat yang mengejarmu. Mengapa kamu harus sedih untuk pria tak tahu malu seperti itu?" hibur Tania.Widia mengangguk. Mungkin ini saatnya dia melepaskan pria itu. Hanya saja, teringat besok dia harus pergi ke kantor sipil, hatinya terasa sakit sekali.Pedih menyayat jiwa.Di saat Widia hendak berbicara, tiba-tiba sekelompok pria berpakaian tidak biasa melirik mereka dan berjalan mendekat, "Dua gadis cantik, lagi minum-minum? Tak adakah pria yang menemani kalian? Mau bergabung nggak?""Terutama gadis cantik ini, sepertinya kamu barusan nangis. Siapa yang berani mengganggumu? Katakan padaku, aku akan balas dendam untukmu."Melihat itu, Tania langsung berkata dengan din
Saat ini, semuanya juga seharusnya sudah berakhir.Setelah semua orang bubar, Vamil maju ke depan sambil tertawa, "Tobi, kamu benar-benar memberiku kejutan besar kali ini.""Awalnya, aku kira kamu setidaknya membutuhkan lima tahun untuk menandingi kekuatan mereka. Aku nggak menyangka kekuatannya akan meningkat secepat itu. Benar-benar di luar dugaanku.""Bolehkah kamu beri tahu aku sudah sampai mana kekuatanmu saat ini?"Vamil sangat penasaran.Tobi mengangkat bahu tak berdaya dan berkata, "Nggak ada lawan, jadi aku juga nggak begitu jelas.""Aku hanya tahu, kalau aku menyerang dengan seluruh kekuatanku, aku bisa menghancurkan kota dengan mudah.""...."Semua orang benar-benar tercengang, lalu berkata tak berdaya, "Luar biasa!"Vamil terdiam, lalu menggelengkan kepalanya. "Nak, kamu benar-benar mengejutkanku. Oh ya, kapan kalian akan menikah? Jangan terlalu lama. Aku nggak punya banyak waktu lagi."Jelas, dia sangat puas dengan Tobi dan berharap bisa menghadiri pernikahan mereka.Mende
Kata-kata dominan Tobi barusan membuat orang-orang Harlanda makin antusias. Saking bersemangatnya, mereka yang menonton siaran langsung dari rumah pun bersorak kegirangan.Mereka sangat gembira. Jadi, perlu mengekspresikan kegembiraan yang mereka rasakan.Hanya saja kalimat 'siapkan misil' yang diucapkan Tobi membingungkan mereka.Apa yang terjadi? Siapkan misil? Apa maksudnya? Tiba-tiba tanda tanya muncul memenuhi seluruh layar.Semua orang benar-benar tercengang mendengar kata-kata itu.Banyak orang mengungkapkan pertanyaan mereka.Di saat bersamaan, para petugas di pangkalan rudal itu juga tampak berkeringat dingin. Biasanya, dalam situasi apa pun, dia pasti akan melaksanakan perintah dengan tegas. Namun, dia jelas-jelas gugup saat ini dan kembali mengkonfirmasi.Radiya mengangguk. Untuk memastikan tidak terjadi kesalahan, dia bahkan turun tangan memperhatikan masalah ini.Jika bukan karena menyaksikan kekuatan Tobi yang melampaui orang biasa dengan matanya sendiri, dia benar-benar
Negara Harlanda seketika dibanjiri berbagai kata-kata pujian, sorak-sorai, dan kekaguman.Di mata mereka, Tobi sudah termasuk dewa pelindung Harlanda.Sebaliknya di mata dunia luar, mereka mulai takjub terhadap kekuatan Negara Harlanda. Bahkan, juga ada rasa takut.Tobi tidak peduli dengan masalah ini. Dia teringat bahwa selama periode ini, ada banyak orang yang membuat onar. Jadi, dia pun berkata, "Sejauh yang aku tahu, akhir-akhir ini, banyak wilayah yang meremehkan seni bela diri Negara Harlanda kita. Bisa-bisanya mereka memandang rendah seni bela diri kita.""Kalau begitu, aku akan perlihatkan pada mereka akan betapa hebatnya seni bela diri Negara Harlanda. Master-master hebat lainnya yang jarang menampakkan diri nggak perlu mengambil tindakan, cukup mereka yang ada di sini yang melakukannya saja.""Pandu, keluarlah!"Tobi tiba-tiba menyebut nama Pandu.Awalnya, Pandu sempat terkejut. Namun, reaksinya cukup cepat. Begitu menerima perintah Tobi, dia segera melompat keluar dan berkat
Tobi perlahan melambaikan tangan kanannya. Tubuh Hirawan seketika terhempas keluar dari lapangan dan mendarat tepat di samping orang-orang Melandia yang tengah membawa rekan mereka yang tak sadarkan diri tadi.Membiarkan mereka membawa Hirawan pergi.Selanjutnya, giliran Luniver.Semua orang yang hadir di sana kini memandang Tobi dengan tatapan penuh kekaguman dan keterkejutan.Vamil dan lainnya yang mendukung Tobi semuanya tampak antusias. Awalnya, mereka mengira krisis besar yang dihadapi kali ini akan mendatangkan ancaman bagi seni bela diri Harlanda. Siapa sangka, hal ini bisa dengan mudah diselesaikan oleh Tobi.Meski Luniver masih belum bertindak, berdasarkan kekuatan yang dimilikinya, sudah pasti tidak akan semudah mengendalikan Hirawan lagi."Luniver, giliranmu sekarang!" seru Tobi dengan nada datar.Begitu Tobi selesai berbicara, semua orang terkejut.Mereka sangat familier dengan kekuatan Luniver. Apalagi, setelah pertarungan kemarin, namanya kini sangatlah populer.Jelas sek
Wajah Hirawan berubah kusut. Hanya saja, lantaran sudah mengambil langkah pertama, bukankah pengorbanannya akan sia-sia jika dia menyerah sekarang?Jadi dia bangkit, lalu berlutut di depan Tobi lagi sambil berkata dengan suara keras, "Maaf, aku mengakui kesalahanku!"Plak, plak!Tamparan keras lainnya datang.Hirawan benar-benar terpana. Dia tampak kaget sekaligus marah."Suaramu terlalu keras. Aku nggak suka!" kata Tobi dengan nada datar.Semua orang tahu bahwa Tobi sengaja melakukan semua itu. Dia memang ingin mempermainkan Hirawan di hadapan semua orang.Hal ini membuat orang Melandia makin malu.Salah satu orang Melandia yang menyaksikan adegan itu langsung melompat dan berseru, "Hentikan, hentikan! Kamu sedang ....""Enyahlah!"Tobi mendengus dingin, lalu melambaikan tangan kanannya.Meski berada ratusan meter jauhnya, orang itu langsung merasakan sakit luar biasa di bagian dadanya. Tubuhnya terpental mundur puluhan meter dan langsung tak sadarkan diri.Kemudian, dia diseret pergi
Kata-kata yang diucapkan Tobi barusan penuh dengan kekuatan spiritual yang kuat. Namun, dia mengendalikannya dengan sangat baik dan hanya menargetkan Hirawan seorang."Nggak!"Hirawan menggertakkan gigi dan meraung. Kekuatan di sekitarnya berkumpul secara gila-gilaan, membentuk energi yang besar dan menakutkan. Dia jelas ingin melawan.Melihat adegan ini, semua orang langsung terkejut.Terutama, tornado besar terbentuk di atas kepala Hirawan. Kekuatan dahsyat itu meledak dan sekali lagi memperlihatkan energinya yang menakjubkan dan menakutkan.Semua orang dikejutkan oleh momentum yang luar biasa itu.Orang-orang Melandia sangat gembira saat melihat adegan itu. Mereka berkata dengan penuh semangat, "Sudah kuduga, Hirawan barusan sengaja mempermainkan mereka. Sekarang dia baru menunjukkan kekuatannya yang sesungguhnya.""Benar, sekarang akhirnya dia melawan. Pokoknya, harus beri pelajaran pada bocah itu.""...."Satu per satu dari mereka sangat bersemangat pada awalnya, tetapi setelah be
"Dia juga idolaku!""Aku juga!""Haha. Masih berpura-pura. Bukankah kalian sangat sombong dan bangga barusan? Ayo lanjutkan lagi.""...."Dalam sekejap, semua orang Harlanda bersorak kegirangan. Baik mereka yang menonton dari internet maupun mereka yang menyaksikan secara langsung. Terutama mereka yang mengenali Tobi dan hubungannya dekat dengannya. Semuanya sangat bersemangat.Sebaliknya, satu per satu dari wajah orang Melandia berubah muram. Mereka sepenuhnya tidak percaya dengan adegan yang terjadi di depan mereka.Di mata mereka, sosok Hirawan sangatlah kuat bagaikan dewa. Jadi, bagaimana Hirawan bisa ditaklukkan secara tiba-tiba. Bahkan, wajahnya bisa ditampar di depan umum?Apalagi, ini juga merupakan tamparan di wajah mereka. Tentu saja mereka sangat marah."Curang! Mereka pasti curang!""Manipulasi. Mereka pasti menggunakan manipulasi!""Hirawan, katakan sejujurnya, apakah kamu sengaja mengalah pada mereka? Kamu ingin mereka senang dulu, kemudian membuat mereka terpuruk nantiny
Melihat Tobi berjalan mendekatinya, Hirawan tampak mengerutkan keningnya. Karena dia menyadari bahwa dirinya tidak bisa merasakan kekuatan apa pun dari tubuh Tobi.Hanya ada dua kemungkinan untuk situasi seperti ini. Pertama, lawan jauh lebih kuat dari dirinya. Jadi, dia tidak bisa merasakan kekuatannya. Namun, Hirawan bahkan masih bisa merasakan kekuatan Vamil dan Luniver.Apa pun alasannya, mustahil kekuatan Tobi akan lebih tinggi dibandingkan mereka berdua, 'kan?Yang kedua, mungkin Tobi telah mempelajari teknik untuk menyembunyikan kekuatan.Jika penilaiannya tidak salah, pasti Tobi telah menyembunyikan kekuatannya.Berpura-pura terlibat hebat. Apa Tobi mengira bisa menakuti dirinya?Bibir Hirawan melengkung. Kemudian, dia berkata dengan nada menghina, "Tobi si pengecut, akhirnya kamu berani menampakkan dirimu? Kupikir kamu akan terus bersembunyi sampai akhir."Tobi tersenyum, tetapi senyumannya tampak sinis, lalu berkata dengan nada datar, "Bersembunyi? Mana mungkin aku bersembuny
"Tapi aku harap kalian bisa lebih kuat hari ini. Setidaknya, biarkan aku melakukan sedikit pemanasan.""Kalau nggak, bukankah akan sangat membosankan?""Selain itu, aku juga nggak akan bermurah hati lagi hari ini. Begitu naik ke atas, hanya ada dua pilihan di depan kalian. Kalau nggak hidup ya mati. Coba aku lihat apa masih ada orang Harlanda yang nggak takut mati?"Begitu kata-kata ini dilontarkan, sekali lagi kolom komentar dibanjiri banyak orang. Apalagi, banyak orang yang teringat dengan Tobi, yang disebut Hirawan sebelumnya itu, masih belum muncul juga.Perkataan Hirawan tentunya mengundang emosi banyak master Harlanda. Semuanya terlihat marah dan bersiap untuk naik ke atas panggung.Efendi juga mengambil langkah ke depan dan hendak naik ke atas panggung.Namun, di saat bersamaan, Tobi lebih dulu memimpin dan berjalan langsung ke atas panggung.Indira yang berada di sebelahnya tertegun sejenak. Bagaimanapun, dia juga termasuk master paling kuat di antara para Pelindung Harlanda. K